Teknik Kimia
8.1 Pendahuluan
Terminologi alkilasi, apabila dipakai dalam pengertian yang tepat pada kimia
organik, akan berhubungan dengan penambahan suatu gugus radikal alkil ke dalam suatu
molekul. Kebanyakan reaksi-reaksi alkilasi dalam kimia organik mencakup reaksi antara
hidrokarbon olefin dengan hidrokarbon aromatik. Senyawa olefin-olefin tersebut akan
membentuk gugus alkil di dalam molekul aromatik.
Di dalam industri minyak bumi sejumlah reaksi-reaksi alkilasi ini berlangsung
secara komersil. Salah satu operasi dalam skala besar selama perang dunia adalah
pembuatan kumen atau isopropil benzena dengan katalis pada reaksi antara benzena dan
propilena. Produk ini merupakan komponen blending yang berharga untuk pembuatan
bensin pesawat terbang. Sejumlah reaksi alkilasi yang lain juga dilakukan lebih banyak
untuk membuat produk-produk dalam skala kecil seperti gasoline inhibitor, aditif minyak
pelumas dan deterjen sintetis. Referensi terhadap alkilasi di dalam industri minyak bumi
secara umum menyinggung tentang proses khusus dimana isobutana direaksikan dengan
olefin-olefin. Produk reaksi ini adalah suatu campuran yang terutama terdiri dari isomer
oktan yang disebut sebagai Alkilat. Produk alkilat ini adalah komponen pencampuran
(blending) penting yang mempunyai angka oktan tinggi, yang dipakai dalam pembuatan
bensin pesawat terbang. Tanpa menggunakan proses ini, maka pembuatan avgas dalam
skala besar selama Perang Dunia II sangat sulit dilakukan. Jadi tugas unit alkilasi adalah
memproduksi alkilat, yang dipakai sebagai komponen dasar untuk proses pencampuran
dalam pembuatan bensin pesawat terbang. Meskipun demikian alkilasi isobutana dengan
olefin secara teoritis lebih baik daripada polimerisasi, dalam arti mendaya-gunakan gas-gas
hasil perengkahan, karena alkilasi hanya mengkonsumsi satu molekul olefin yang berharga
untuk memproduksi suatu molekul gasoline. Butilena adalah olefin yang lebih disukai,
tetapi isobutilena dan propilena lebih baik karena dapat bereaksi semuanya membentuk
alkilat dari isobutana yang tersedia dalam kilang. Proses ini kadang-kadang dilengkapi
dengan polimerisasi pada suhu rendah dan space velocity yang tinggi untuk mengkonsumsi
lebih banyak propilena dan isobutilena. Hal ini juga akan menyebabkan isomerisasi butena-
1 menjadi butena-2..
Secara kimia reaksi alkilasi dapat dilakukan, baik secara termis maupun dengan
bantuan katalis. Reaksi termis memerlukan tekanan yang sangat tinggi (sekitar 200 – 300
kg/cm2) dan suhu relatif tinggi untuk konversi kebutuhan komersil. Proses alkilasi termis
yang komersil telah dibangun oleh Phillips Petroleum Co. Proses alkilasi termis ini tidak
diterima secara luas oleh industri minyak bumi karena :
● etilena adalah olefin yang paling sedikit tersedia dan
● prosesnya memerlukan tekanan yang lebih tinggi,
karena alasan tersebut proses alkilasi termis sudah ditinggalkan atau jarang dilakukan di
dalam industri minyak bumi modern.
Sebaliknya alkilasi katalis menawarkan kemungkinan-kemungkinan pelaksanaan reaksi
pada kondisi sedang dan dengan variasi olefin yang luas dibandingkan dengan alkilasi
termis. Suhu reaksi berkisar antara 30 – 105 oF dan tekanan 1 atm - 150 psig. Katalis yang
banyak digunakan secara komersil untuk proses alkilasi ini adalah aluminium khlorida
(AlCl3), asam sulfat (H2SO4) dan asam flluorida (HF). Keunggulan proses dengan katalis HF
dibandingkan dengan katalis-katalis yang lain adalah karena asam bekas dapat diregenerasi
secara ekonomis dan suhu reaksi dapat lebih tinggi dari pada proses asam sulfat.
Umpan butana-butilena (BB) yang berasal dari berbagai operasi perengkahan adalah suatu
campuran isobutilena, butilena-1, butilena-2, isobutana dan normal butana dengan sedikit
butadiena. Semua olefin-olefin ini masuk ke dalam reaksi akan menghasilkan alkilat. Alkilat
tersebut esensinya merupakan campuran 2,2,4 trimetil pentana ; 2,2,3 trimetil pentana
dan 2,3,4 trimetil pentana.
Diagram alir sederhana proses alkilasi asam sulfat dapat dilihat pada Gambar 8.1.
Reactor C3 C4 Alkilat
Refrigerasi
Soda
Umpan BB Pencuci
Chiller
Secara garis besar unit alkilasi tersebut terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Bagian Reaktor dan Treating
2. Bagian Pendinginan
3. Bagian Fraksionasi
Umpan masuk reaktor adalah fraksi isobutana yang konsentrasinya tinggi dengan
kemurnian 85 – 90 % (berat), dan stok olefin yang biasanya campuran fraksi BB dari
berbagai hasil operasi perengkahan dan reforming. Kedua jenis umpan tersebut bila
diperlukan dipanaskan dengan larutan soda untuk memisahkan H 2S dan merkaptan yang
terdapat dalam umpan. Kadar soda dalam larutan dicuci. Pencucian soda (soda settler)
dijaga 5 – 6 oBe atau 2 % NaOH. Untuk menekan terjadinya reaksi samping, terutama
reaksi polimerisasi, maka dipakai umpan isobutana dalam jumlah yang besar, sekitar 4 – 5
kali jumlah olefin. Di dalam reaktor terjadi daur-ulang antara isobutana dan asam sulfat
jenuh dengan isobutana yang akan menaikkan nisbah isobutana/olefin di dalam reaktor
menjadi 400 – 500.
Jika menggunakan asam sulfat sebagai katalis, maka reaksi harus terjadi pada suhu rendah
untuk menekan reaksi berkelanjutan atau polimerisasi. Suhu reaktor biasanya dijaga sekitar
7 oC atau 45 oF, dimana suhu operasi beragam antara 0 – 20 oC atau 32 – 68 oF. Operasi
pada suhu di bawah 0 oC tidak menarik karena dapat menaikkan viskositas emulsi
campuran asam/hidrokarbon dan memberi kemungkinan terjadinya pembekuan asam
sehingga menyulitkan dalam operasinya. Sebaliknya suhu di atas 20 oC juga tidak menarik
karena sangat cenderung mempercepat reaksi polimerisasi yang akan menyebabkan
kenaikan konsumsi asam dan menurunkan yield alkilat. Tekanan operasi tidak begitu
berpengaruh terhadap efisiensi alkilasi. Tekanan sistem harus tinggi untuk menjaga
hidrokarbon berada dalam fasa cairan dan perbedaan hidraulik cukup untuk mengatur
fluida mengalir dalam sistem reaktor. Untuk maksud tersebut biasanya reaktor beroperasi
pada tekanan sekitar 7 kg/cm2.
Katalis asam sulfat dengan konsentrasi 98 % (berat) dimasukkan secara terus
menerus atau dengan cara injeksi asam dari belakang. Nisbah asam dan hidrokarbon di
dalam reaktor adalah 1 : 1. Penambahan asam segar ke dalam reaktor dilakukan apabila
konsentrasinya kurang dari 88 % (berat). Kualitas alkilat, yield alkilat dan umur katalis
asam merupakan fungsi daripada komposisi umpan masuk dan kondisi operasi dalam
reaktor.
Tabel 8.1 memperlihatkan beberapa data yield yang diperoleh apabila alkilasi isobutana
dilaksanakan dengan berbagai olefin yang berbeda. Yield tersebut secara luas dipengaruhi
oleh kondisi operasi, tetapi mudah terlihat bahwa perbedaan yang sangat besar dalam
yield alkilat terjadi karena menggunakan umpan olefin yang berbeda. Umur katalis
dipertimbangkan dipengaruhi oleh umpan olefin. Berbagai umur katalis yang dapat
diharapkan terlihat pada Tabel 8.1. Pengaruh umpan olefin terhadap kualitas alkilat
dapat dilihat pada Tabel 8.2. Harga-harga hanya diberikan untuk propilena, butilena dan
amilena saja, karena produk yang diperoleh dari alkilasi polimer butilena adalah sama
dengan yang diperoleh langsung dari butilena.
Proses lain yang juga merupakan modifikasi proses alkilasi asam sulfat adalah
alkilasi keluaran refrigerasi (Effluent Refrigeration Alkylation) dimana dijaga nisbah umpan
yang tinggi antara isobutana dan olefin-olefin seperti propilena, butilena dan amilena
untuk mendapatkan alkilat yang lebih banyak untuk digunakan sebagai komponen avgas
dan bahan bakar motor. Proses ini dikembangkan oleh Stratford Engineering Corp.
Keluaran reaktor dipakai sebagai refrigeran untuk mengendalikan suhu reaktor (45 – 50 oF)
dan pada waktu yang sama memisahkan isobutana sebagai daur ulang.
Umpan i C4 Segar
i C4
Compressor Gasoline
Etana/Propana Pompa
Campuran Umpan
etana
propana
butana
Polimerisasi termis mengubah C4 dan gas-gas kilang yang lebih ringan menjadi produk-
produk cair hasil kondensasi. Proses ini dapat dipakai terutama untuk mengolah bensin
alam (natural gasoline) yang mengandung propena dan butena yang berlimpah ruah.
Olefin-olefin tersebut diperoleh dengan cara dekomposisi termis dan polimerisasi dengan
panas dan bertekanan. Umpan cair dengan tekanan 1200 – 2000 psig dipompakan ke
dalam dapur dan dipanaskan menjadi 975 – 1100 oF. Keluaran dari dapur didinginkan dan
distabilisasi, polimer gasolin dipisahkan dengan cara fraksionasi. Gas yang keluar dari
stabilizer dikembalikan ke pemisah uap untuk dipisahkan C 3 dan C4 sebagai daur ulang.
Diagram alir proses ini secara sederhana dapat dilihat pada Gambar 8.3.
Poligasoline
Recycle Gas Ringan
Poligasoline
Berat
Umpan
Olefin Stabilizer Fractionator
Dapur Polimerisasi
Quench
Polimer Berat
1. Polimerisasi UOP
Polimerisasi katalis proses UOP adalah proses polimerisasi tak selektif
menggunakan katalis asam posfat yang dijenuhkan di dalam kieselguhr dan berbentuk
pelet. Katalis ditempatkan di dalam tube, sedangkan air pendingin berada di dalam shell.
Diagram alir sederhana dari proses UOP ini dapat dilihat pada Gambar 8.4.
Proses polimerisasi UOP terdiri dari 3 seksi pengolahan yaitu :
a. Seksi pembersihan/pemurnian umpan.
Pada seksi ini kotoran yang terdapat dalam umpan dipisahkan dengan larutan so da dan
air karena merupakan racun bagi katalis. Kotoran utama yang harus dipisahkan adalah
senyawa-senyawa nitrogen asam ataupun basa, lalu senyawa-senyawa belerang dalam
bentuk gas/larutan H2S maupun merkaptan. Senyawa nitrogen yang bersifat asam
(HCN, HOCN dan sebagainya) bila dibiarkan dalam sistem akan berubah menjadi
amoniak dan kemudian amonium posfat yang akan merusak daya rangsang katalisator
(menurunkan aktifitas katalis) menurut reaksi berikut :
RCN + 2 H2O ───→ RCOOH + NH3
3 NH3 + H3PO4 ───→ (NH4)3PO4
Senyawa nitrogen asam ini dapat dihilangkan dengan larutan soda, sedangkan senyawa
nitrogen basa (NH3 dan amina-amina) dapat dihilangkan dengan mencucinya
menggunakan air.
Senyawa-senyawa sulfur (H 2S dan merkaptan-merkaptan) bila tidak dibuang akan
berubah menjadi senyawa-senyawa yang sulit dihilangkan dari polimer gasolin dan
akan menyebabkan turunnya angka oktan. Senyawa-senyawa sulfur ini bersifat asam
dan dapat dihilangkan dengan larutan soda.
b. Seksi reaktor.
Umpan hidrokarbon (campuran propilena/butilena) yang sudah dibersihkan dan
dipanaskan secukupnya direaksikan dalam reaktor. Tipe reaktor UOP ada 2
macam, yaitu tipe shell & tube heat exchanger dan chamber. Reaksi polimerisasi adalah
reaksi eksotermis sehingga diperlukan air untuk menyerap panas yang terjadi dan juga
berfungsi sebagai pengatur suhu reaktor yang dikendalikan oleh tekanan kukus (steam)
dari steam drum.
Variabel proses yang mempengaruhi reaksi di dalam reaktor adalah suhu sekitar 430 oF,
tekanan operasi 1000 – 1100 psig, kadar olefin di dalam umpan 35 – 45 % dan
kecepatan aliran olefin pada permukaan katalis (space velocity) dirancang 0,28 galon
umpan/jam per lb katalis.
Propana
Butana
Pencucian Air
Pencucian Soda
Umpan
C3/C4
Polimer
Reactor Depropanizer
Debutanizer
Polimerisasi Selektif
Polimerisasi selektif adalah proses polimerisasi yang menggunakan umpan hanya
fraksi C4 saja atau fraksi C3 saja yang berlangsung pada suhu yang lebih rendah
dibandingkan dengan polimerisasi tak selektif.
Make-up HCl
Make-up H2
Recycle Gas
Vent
Acid Stripper
Produk
Isoparafin
Recycle H2 H2 Segar
C4<
Umpan Vent
Segar
Degasser
Heater
Separator
Reactor
Recycle Product
1. Buat suatu reaksi proses alkilasi dengan menggunakan katalis dari suatu kilang
minyak !
2. Buat suatu reaksi sederhana alkilasi termis !
3. Buatlah suatu diagram alir sederhana proses polimerisasi katalis dari kilang minyak !
B. Berilah tanda huruf B apabila pernyataan di bawah ini benar dan berilah
tanda huruf S bila salah !