(RPP)
NAMA SEKOLAH
MATA PELAJARAN
: KOMPETENSI KEJURUAN
KELAS/ SEMESTER
: XI/ 1
STANDART KOMPETENSI
: MEMBUBUT (KOMPLEK)
KODE KOMPETENSI
: M7.21a
ALOKASI WAKTU
: 2 X 45
Kompetensi Inti
1.
2.
INDIKATOR
indicator, dll
I.
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Dengan menjelaskan kesiapan kerja maka siswa dapat:
1. Mengetahui persyaratan kerja di bengkel.
2. Memilih alat-alat keselamatan kerja tang sesuai
dengan jenis pekerjaan.
II.
MATERI AJAR
: Terlampir
III.
IV.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
1. Kegiatan Awal
Menjelaskan pentingnya keselamatan kerja.
Menyiapkan alat-alat keselamatan kerja.
2. Kegiatan Inti
Mendemonstrasikan penggunaan alat-alat keselamatan kerja.
3. Kegiatan Akhir
Melakukan praktek penggunaan alat-alat keselamatan kerja.
V.
VI.
VII.
PENILAIAN
: Tertulis
Pengamatan
BENTUK SOAL
: Pemberian Tugas
KESIAPAN KERJA
1. Persyaratan Kerja
2. Persiapan Kerja
3. Peralatan Keselamatan Kerja
1. PERSYARATAN KERJA
Untuk melakukan kegiatan atau aktivitas didalam bengkel khususnya, maka kita
diwajibkan untuk mentaati segala bentuk peraturan yang ada didalam bengkel. Hal ini sangat
ditekankan didalam undang-undang kes-kerja RI No I tahun 1970 yang dikeluarkan oleh :
Depnaker RI dimana dalam Bab IX pasal 13 dikatakan : Barang siapa yang akan memasuki
suatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alatalat pelindung diri yang diwajibkan.
a. Macam-macam Keselamatan Kerja
Keselamatan Pekerja
Keselamatan Mesin/ Alat
Keselamatan Lingkungan
b. Asal Kecelakaan
Udara/ Suara
Benda Tajam
Benda Berputar
Api
Listrik
dll
pengaman.
Alat-alat perlengkapan yang tajam dipegang dan digunakan tidak menurut
semestinya.
Tatal atau potongan-potongan kerja yang panas dan tajam.
BAHAYA TERGELINCIR
Bahaya tergelincir dapat terjadi didalam bengkel, hal ini dapat disebabkan karena:
Bahaya kelistrikan dapat saja terjadi didalam bengkel, hal ini dapat disebabkan karena:
2. PERSIAPAN KERJA
Tindakan pencegahan terhadap bahaya-bahaya keselamatan kerja
a. Siswa harus mempergunakan alat-alat keselamatan kerja yang telah
b.
c.
d.
e.
f.
g.
ditentukan.
Siswa jangan berlari di dalam bengkel.
Siswa harus membersihkan lantai sekitar tempat kerja (minyak, air, dll).
Siswa jangan menggunakan mesin yang bukan haknya (tidak disuruh).
Siswa jangan bercengkraman di dalam bengkel.
Jangan menghidupkan mesin apabila tidak disuruh.
Siswa jangan memegang barang dengan tangan telanjang.
diambil.
Peralatan yang berputar harus diberi perisai.
PAKAIAN KERJA
Hal yang harus diperhatikan untuk pakaian kerja adalah:
b.
SEPATU KERJA
Sepatu kerja dibengkel berbeda dengan sepatu santai (melancong).
Untuk sepatu kerja maka ujung sepatu harus keras.
c.
KACA MATA
Kaca mata diperlukan untuk melindungi mata. Untuk kaca mata bening
digunakan untuk membubut sedangkan untuk kaca mata yang hitam
digunakan untuk pekerjaan pengelasan.
d.
MATA PELAJARAN
: KOMPETENSI KEJURUAN
KELAS/ SEMESTER
: XII/ V
STANDART KOMPETENSI
: MEMBUBUT (KOMPLEK)
KODE KOMPETENSI
: M7.21a
ALOKASI WAKTU
: 2 X 45
INDIKATOR
I.
TUJUAN PEMBELAJARAN
:
Dengan menjelaskan topik tentang ulir/ theread maka
siswa dapat :
1. Mengetahui pengertian dan fungsi dari macammacam ulir.
2. Mengetahui metoda pebuatan ulir.
3. Menentukan roda pengganti.
4. Mengetahui cara pemotongan ulir pada mesin
bubut.
II.
MATERI AJAR
: Terlampir
III.
IV.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
1. Kegiatan Awal
Mempersiapkan materi dan bahan pelajaran.
Menjelaskan fungsi dan macam-macam.
2. Kegiatan Inti
Memperlihatkan contoh macam-macam ulir.
Mendemonstrasikan cara pembuatan ulir pada mesin bubut.
3. Kegiatan Akhir
Melakukan praktek pembuatan ulir.
V.
VI.
PENILAIAN
: Tertulis
Pengamatan
Produk
VII.
BENTUK SOAL
: Pemberian Tugas
ULIR THEREAD
Pengertian Ulir
Ulir adala sebuah alur yang malilit pada sebuah batang silinder yang masing-masing
Fungsi ulir :
Type Ulir
Ulir Tunggal
Ulir Ganda
b.
Jenis Ulir
c.
Bentuk Ulir
Fungsi lonceng ulir adalah : sebagai alat bantu pada proses pemotongan ulir dimesin bubut.
Keterangan
ULIR YANG AKAN DIBUAT
Jumlah langkah tiap inchi genap
Jumlah langkah tiap inchi ganjil
Jumlah langkah tiap inchi berakhir
Jumlah langkah tiap inchi berakhir
Jumlah langkah tiap inchi berakhir 1/8
PENEKANAN HANDLE
Tiap setengah garis skala
Tiap garis skala penuh
Garis skala yang bernomor genap
Garis skala yang dapat dibagi 4
Garis skala yang dapat dibagi 8
Keterangan
Uw
Z1
Z2
Pw
Pl
Metode ini secara umum dipakai untuk pemotongan ulir sekrup pengencang.
Tetapi ujung harus diperhatikan bahwa pahatnya harus dipasang tepat pada ketinggian senter
dan terhadap sumbu benda kerja.
Untuk pemotongan bahan yang chip (serupih) pendek, seperti besi tuang dan brons tidak
dapat kesukaran.
Namun untuk bahan yang chip (serupih) panjang, serupih-serupih dari kedua bidangpotong
akan bertabrakan dan kemungkinan kedua-duanya tidak dapat keluar.
2. Pemakanan bersudut
Dengan metoda pemakanan bersudut maka eretan atas diatur dengan sudut 29 0 sementara
pemakanannya satu sisi yaitu sisi kiri.
3. Pemakanan Zig-Zag
Dengan system zig-zag pemakanan benda kerja dilakukan dengan 2 sisi (eretan melintang
dan atas) dengan perbandingan 2 : 1 sehingga sudut pemakanannya sebesar 26034.
SOAL LATIHAN
1. HITUNGLAH Z1 DAN Z2
Apabila akan membuat ulir 12 gang tiap inchi dengan ulir transporter 4 gang tiap inchi.
2. Hitunglah roda gigi pengganti yangdibutuhkan apabila akan membuat ulir metrik dengan
besar 0,75 mm dengan ulir transportir mesin bubut 6 mm.
MATA PELAJARAN
: KOMPETENSI KEJURUAN
KELAS/ SEMESTER
: XII/ V
: M7.21a
: 2 X 45
INDIKATOR
Pembubutan
komplek
yang
dilaksanakan
meliputi
pemotongan ulir
dalam, bubut copy dan bubut kerucut dan sebagainya dapat
dilakukan.
I.TUJUAN PEMBELAJARAN
:
Dengan menjelaskan materi tentang tirus/ konis siswa dapat :
1. Mengetahui standart tirus dan penggunaan masingmasing standart tirus.
2. Membubut tirus dengan tiga macam cara.
II.
MATERI AJAR
: Terlampir
III.
IV.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
1. Kegiatan Awal
Menjelaskan kegunaan dari tirus.
Menjelaskan cara-cara pembubutan tirus.
2. Kegiatan Inti
Mendemonstrasikan cara pembubutan tirus.
3. Kegiatan Akhir
Melakukan persiapa untuk praktek membubut tirus.
V.
VI.
PENILAIAN
: Tertulis
Pengamatan
Produk
VII.
BENTUK SOAL
: Pemberian Tugas
TIRUS KONIS
Pengertian Tirus
Jika dua ujung suatu benda yang berbentuk silindris mempunyai ukuran yang berbeda,
maka benda ini kita sebut tirus/ konis.
Catatan
Ketirusan
:
K=
Kemiringan :
Dd 5030 20
=
=
=0,2=1 :5
t
100
100
H=
Dd 5030 20
=
=
=0,1=1 :10
2t
2 .100 200
1:X
MK 0
1 : 19,212
5,205
205854
102927
MK 1
MK 2
MK 3
MK 4
MK 5
MK 6
1 : 20,047
1 : 20,020
1 : 19,922
1 : 19,254
1 : 19,002
1 : 19,180
4,988
4,995
5,020
5,194
5,263
5,214
205126
205140
205232
205830
30052
205912
102543
102550
102616
102915
103026
102936
Tirus
MEMBUAT TIRUS
Untuk membuat tirus dapat dikerjakan pada mesin sekrap, frais dan bubut. Untuk
membuat tirus dengan bentuk benda persegi (bukan silindris) dibuat pada mesin sekrap dan
frais.
Sedangkan tirus dengan bentuk silindris dibuat dengan mesin bubut.
Pembuatan Tirus pada mesin bubut ada 3 cara :
1. Dengan penggeseran kepala lepas
Membuat tirus dengan cara ini dilakukan dengan mengatur/ menggeserkan kedudukan
kepala lepas dalam arah melintang menjauhi atau mendekati mm kepada tukang bubut.
Pada cara ini pemasangan benda kerja diantara dua center.
Kebaikan cara ini adalah :
a. Kita dapat membuat tirus secara otomatis.
b. Kita dapat membuat tirus yang lebih panjang.
Keburukan atau kelemahan cara ini adalah :
a. Hanya dapat membubut tirus luar.
b. Ketirusannya terbatas tidak boleh lebih dari 2 3 % dari panjang seluruh benda
kerja, karena kedudukan center tidak menguntungkan.
Untuk dapat menghitung penggeseran tail stock (kepala lepas) dari titik nol, maka harus
diketahui ukuran diameter besar, diameter kecil, panjang tirus dan panjang seluruh benda
kerja.
Rumus untuk penggeseran kepala lepas :
p=
x( Dd )
( empiris )
2t
mm
Keterangan :
p = penggeseran kepala lepas (mm)
= panjang benda kerja
D = diameter tirus yang besar (mm)
d = diameter tirus yang kecil (mm)
t = panjang tirus yang dibubut
atau
Dd
x
=x mm
p
2
Dd
2t
atau
c tg =
2t
Dd
Jika besar sudut telah diperoleh, maka pengaturan perlengkapan tirus adalah sebagai
berikut :
a. Aturlah kedudukan eretan lintang pada kedudukan bagian yang akan dibubut.
b. Ikatlah kedudukan blok penahan E pada alas mesin dengan mengeraskan baut F.
c. Longgarkan baut D dan aturlah batang pengantar A sehingga tanda panahnya
menunjukkan pada ukuran derajat yang telah ditentukan, kemudian baut D
dikeraskan kembali.
d. Pengikat G dikeraskan.
e. Putar eretan lintang ke kanan untuk mengambil tebal pemakanan, lalu lakukan proses
pengerjaan.
3. Dengan Mempergunakan Compound Rest (Eretan Atas)
Dengan cara ini kita juga harus menghitung besar sudut ketirusan yang akan dibuat.
Besar sudut ketirusan yang dapat dikerjakan max 890. Dalam hal ini pahat hanya
dapat digerakkan dengan memutar engkol Compound Rest dengan tangan. Benda kerja
diikat dengan mempergunakan plat cekam (chuck) dan pemasangan pahat harus setinggi
center.
Rumus untuk Compound Rest
tg =
Dd
2t
atau
c tg =
2t
Dd
Langkah Penyelesain
a. Gerakkan eretan atas kebelakang atau mundur sampai pada batas terakhir (jika benda
tersebut panjang).
b. Putarlah eretan lintang untuk menentukan tebal penyayatan.
c. Mesin dijalankan dan eretan atas diputar dengan kedua tangan hingga pahat
menyayat benda kerja.
d. Jika pemakanan pertama telah selesai, mundurkan kembali kedudukan pahat.
e. Tambahkan pemakanan pahat dengan memutar eretan lintang, dan selanjutnya
memutar eretan atas untuk penyayatan berikutnya.
SOAL LATIHAN
1. Hitunglah besar penggeseran kepala lepas untuk membuat tirus dengan data-data :
D = 100 mm
d = 85 mm
t = 100 mm
p = 150 mm
2. Hitunglah besar sudut penggeseran Tapper Attachment untuk membuat tirus dengan
data-data :
D = 120 mm
d = 90 mm
t = 130 mm
p = 150 mm
3. Hitunglah besar sudut posisi Compound Rest apabila akan membuat tirus dengan
data-data :
D = 32 mm
d = 25,712 mm
t = 120 mm
Nama
Bagian
:
Mata Pel :
Tingkat
KERJA BUBUT
UNTING-UNTING
Mulai tgl :
Selesai tgl :
Waktu
dicapai
:
standart
:12
KOMPONEN
METODA
HASIL
KETERAMPILA
N
SUB KOMPONEN
Langkah kerja
Sikap kerja
Penggunaan alat
Keselamatan kerja
0 22
Tirus 300
0 18 dengan R2
0 10 dengan R4
Posisi lubang 05
Panjang 100
Panjang 8
Panjang
Lubang 0 3
Kehalusan
NILAI
MAX yang dicapai
4
2
2
2
10
2
18
12
12
5
5
3
9
3
6
75
WAKTU
Tepat
Lebih cepat
Lambat
: 15
: 15
: 0
100
JUMLAH
BOBOT
NILAI AKHIR
WAKTU STANDARD
Jumlah yang dicapai x waktu standard
10
INSTRUKTOR
MATA PELAJARAN
: KOMPETENSI KEJURUAN
KELAS/ SEMESTER
: XII/ V
STANDART KOMPETENSI
: MEMBUBUT (KOMPLEK)
KODE KOMPETENSI
: M7.21a
ALOKASI WAKTU
: 2 X 45
INDIKATOR
I.TUJUAN PEMBELAJARAN
:
Dengan menjelaskan topik tentang membubut
excentrik siswa dapat :
1. Menandai exsentrik yang akan dibubut
2. Melakukan pembubutan exsentrik
II.
MATERI AJAR
III.
IV.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
1. Kegiatan Awal
Mempersiapkan peralatan untuk membubut exsentrik.
2. Kegiatan Inti
Memberi petunjuk cara menandai exsentrisitas.
3. Kegiatan Akhir
Melakukan pembubutan exsentrik.
ALAT/ BAHAN/ SUMBER BELAJAR
:
1. Benda Kerja.
2. Mesin Bubut.
3. Alat Penunjang Mesin Bubut.
V.
: Terlampir
4. PENILAIAN
: Tertulis
Pengamatan
Produk
5. BENTUK SOAL
: Pemberian Tugas
EXSENTRIK
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajari membubut eksentrik siswa dapat memahami :
Cara membubut benda bentuk eksentrik.
b. Uraian Materi
- Beberapa Cara Membuat Eksentrik
- Menandai Eksentrik Kecil
- Menandai Eksentrik Besar
- Kesalahan Eksentrik e dan Kesejajaran
- Membubut Eksentrik Dengan Pencekaman
c. Rangkuman
Membubut Eksentrik
Ada beberapa cara untuk membubut eksentrik diantaranya : bubut diantaranya senter,
pencekam 3 rahang, pencekam 4 rahang yang berdiri sendiri-sendiri.
Menandai Eksentrik Kecil
1. Klem proses itu pada blokvee.
2. Stel kongkol penggores pada sumbu proses dan goreskan pada kedua penampang.
goresan pertama dengan penyingkuh hingga tegak lurus, dan goreskan pada kedua
penampang.
4. Simpangkan pada kedua pemanpang poros dimesin bubut.dari sumbu poros sejauh e
dan goreskan pada kedua penampang. Titik perpotongan adalah sumbu eksentrik.
5. Dititik dengan hati-hati, dan dibuat senter dengan sudut 60 0 dimesin bor pada kedua
penampang.
6. Pasang benda kerja tersebut diantara senter pada mesin bubut.
A L1L2
=
2
2
Cara untuk mengoreksi adalah masing-masing bidang senter harus diserap
dengan pisau lamak segi tiga atau senter 600 ( counter sink ).
Ada kalanya bagian eksentrik dan konsentrik harus dibuat diantara senter. Tetapi
bila eksentrik tersebut kecil maka lubang senter akan saling berdekatan dan mengganggu.
Maka bila benda kerja yang tersedia lebih panjang dapat terhindar. Sesudah membuat
pertama kedua lubang senter pertama dapat dibuang/ dibubut muka hingga panjang akhir.
Sehingga senter kedua dbuat tanpa saling mengganggu.
Membubut Eksentrik Dengan Pencekaman.
Eksentrik itu dengan mudah dapat dibubut bila menggunakan 3 rahang yang sendirisendiri, yaitu dengan menyimpangkan kedudukan rahangnya keluar senter. Akan tetapi
bila tidak tersedia jenis pencekam seperti diatas, maka dapat juga menggunakan cekam
3 rahang biasa diberi pelat tambahan pada salah satu rahangnya dengan ketebalan e 1 dan
harus lebih tebal dari penyimpangan/ eksentriknya (e1 > e ).
Pencekaman empat rahang berdiri sendiri-sendiri adalah mudah dilakukan pada benda
kerja kubus, segi empat yang dibuat eksebtrik. Sebelum benda kerja dicekam, senter
eksentrik harus sudah dibuat dan dititik-titik lebih dahulu guna untuk pemasangan. Untuk
mencari senter tersebut pada benda kerja dapat langsung dipasang pada pencekam mesin
bubut dan distel dengan bantalan senter berputar atau senter tetap serta dial indikator.
PERINGATAN :
Untuk rahang lunak baru, siapkan satu bahan pembentuk yang diameternya sama
dengan benda kerja nantinya, kemudian cekam bahan pembantu tersebut pada rahang
besar. Selanjutnya bubut rahang lunak tersebut hingga berbentuk dan diantaranya
dama dengan benda kerja yang akan dicekam nanti. Sebelum dibubut penyetelan
rahang lunak diameternya lebih kecil dari diameter sesudah selesai dibubut, kira-kira
2 mm.
Untuk rahhang lunak yang telah pernah dibubut, carilah pembantu untuk posisi
pencekaman seperti langkah tersebut diatas kira-kira 2 mm lebih kecil dari diameter
selesai dibubut.
Pada waktu menggunakan rahang lunak pengendoran pencekam dilakukan sedikit
mungkin agar kepresisian pencekaman selalu tajam.
Cara ini tidak menggunakan bahan pembantu yang dicekam sebagai gantinya adalah
menggunakan ring pencekam untuk mengikat posisi rahang lunak. Dengan cara semacam
ini kelebihannya adalah dapat dipakai untuk membubut rahang lunak beberapa ukuran
(misalnya dari diameter 10 mm : 80 mm). Alat bantu terdiri dari sebuah ring dan tiga
pasang bibir pengikat dan baut pengikatnya. Bibir pengikat dialas pada ring dengan posisi
setiap 1200 terdapat titik pusat ring.
Jarak (a) bibir pengikat sedikit lebih besar dari ukuran tebal rahang lunak.
Pelaksanaan pencekaman dan pembubutan adalah sebagai berikut :
Rahang lunak dikendorkan posisi pencekamannya sedikit besar dari ukuran yang
duharapkannya.
Pasang ring pencekam dan dikencangkan sedikit bubut-bubut pengikatnya merata
besar akan tidak ada lagi pencekammya bila bidang pencekamannya telah aus).
Dengan bantuan ring pencekaman ini maka rahang tersebut dapat dipakai dengan
gerinda.
Catatan :
Jangan membuat rahang lunak tanpa alat bantu pengikat.
d. Tugas
Setelah mempelajari bubut eksentrik siswa dapat menyelesaikan latihan dibawah ini.
1. Berikan contoh beberapa benda berbentuk eksentrik ?
2. Jika dalam pembubutan menggunakan kecepatan tinggi hal-hal kemungkinan
apa yang terjadi, jelaskan ?
e. Test Formatif
1. Jelaskan beberapa cara untuk membubut eksentrik ?
2. Jelaskan untuk menandai eksentrik kecil ?
3. Buatlah langkah kerjanya untuk membubut keping eksentrik dari nol ?
f. Kunci Jawaban
1. Beberapa cara untuk membubut eksentrik adalah :
a. Bubut diantara senter
b. Pencekam 3 rahang, pencekam 4 rahang yang berdiri sendiri-sendiri.
2. Untuk menandai eksentrik kecil :
a. Klem poros pada blok vee.
b. Stel engkol penggores pada sumbu poros dan goreskan pada kedua
penampang.
c. Putar kedudukan poros (900) stel terhadap gores pertama dengan
pengikat hingga tegak lurus dan tegakkan lurus dan goreskan pada
kedua penampang.
d. Simpangkan pada sumbu poros sejajar e dan goreskan pada kedua
penapang. Titik pemotong adalah sumbu eksentrik.
e. Titik dengan hati-hati dan dibuat senter dengan sudut 600 dimesin bor
pada kedua penapang.
f. Pasang benda kerja tersebut diantara senter pada mesin bubut.
3. Langkah-langkah kerja membubut keping eksentrik dari nol. Alat/bahan-bahan
: macam-macam, paku peniti, pahat palat, mister baja, mister sorong, bor 3
mm, jangka tusuk.
Langkah Kerja :
Ambil bahan yang cukup untuk lingkaran eksentrik.
Tentukan titik tengahnya, kemudian lukis lingkarannya itu.
Tentukan pula jarak antara titik pusat untuk kedua kedudukan nol.
Bor dengan 3 mm lubang titik senter.
Buang bagian yang tidak perlu dengan pahat.
Ambil untuk bahan nol besar bulat x 12 mm.
Lakukan pembubutan.
g. Lembar Kerja
1. Alat dan bahan :
Papan tulis/white bord.
Gambar kerja/wall char.
2. Bahan-bahan :
Modul.
Mesin bubut.
Alat pelukis.Pahat.
Alat ukur.
3. Langkah kerja.
Siswa dapat melukis bahan untuk pembuatan/pembubutan eksentik.