Anda di halaman 1dari 31

RENCANA PELASANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)
NAMA SEKOLAH

: SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM

MATA PELAJARAN

: KOMPETENSI KEJURUAN

KELAS/ SEMESTER

: XI/ 1

STANDART KOMPETENSI

: MEMBUBUT (KOMPLEK)

KODE KOMPETENSI

: M7.21a

ALOKASI WAKTU

: 2 X 45

Kompetensi Inti
1.
2.

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami,menerapkan
dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung

1.1Menyadari sempurnanya konsep Tuhan tentang benda-benda


dengan
fenomenanya untuk dipergunakan sebagai aturan dalam menggunakan
teknik pemesinan bubut
1.2Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama sebagai tuntunan dalam menggunakan
teknik pemesinan bubut
1.3

INDIKATOR

: Pekerjaan yang disiapkan sesuai tingkat ketelitian


yang dipersyaratkan
Menggunakan peralatan presisi seperti dial test

indicator, dll
I.

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Dengan menjelaskan kesiapan kerja maka siswa dapat:
1. Mengetahui persyaratan kerja di bengkel.
2. Memilih alat-alat keselamatan kerja tang sesuai
dengan jenis pekerjaan.

II.

MATERI AJAR

: Terlampir

III.

METODE PEMBELAJARAN : Ceramah


Tanya Jawab
Diskusi

IV.

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
1. Kegiatan Awal
Menjelaskan pentingnya keselamatan kerja.
Menyiapkan alat-alat keselamatan kerja.
2. Kegiatan Inti
Mendemonstrasikan penggunaan alat-alat keselamatan kerja.
3. Kegiatan Akhir
Melakukan praktek penggunaan alat-alat keselamatan kerja.

V.

ALAT/ BAHAN/ SUMBER BELAJAR :


Praktek kerja mesin bubut

VI.
VII.

PENILAIAN

: Tertulis
Pengamatan

BENTUK SOAL

: Pemberian Tugas

KESIAPAN KERJA
1. Persyaratan Kerja
2. Persiapan Kerja
3. Peralatan Keselamatan Kerja
1. PERSYARATAN KERJA
Untuk melakukan kegiatan atau aktivitas didalam bengkel khususnya, maka kita
diwajibkan untuk mentaati segala bentuk peraturan yang ada didalam bengkel. Hal ini sangat
ditekankan didalam undang-undang kes-kerja RI No I tahun 1970 yang dikeluarkan oleh :
Depnaker RI dimana dalam Bab IX pasal 13 dikatakan : Barang siapa yang akan memasuki
suatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alatalat pelindung diri yang diwajibkan.
a. Macam-macam Keselamatan Kerja
Keselamatan Pekerja
Keselamatan Mesin/ Alat
Keselamatan Lingkungan
b. Asal Kecelakaan
Udara/ Suara
Benda Tajam
Benda Berputar
Api
Listrik
dll

c. Bahaya-bahaya didalam Bengkel/ Workshop


Bahaya Terluka
Hal ini terjadi karena peralatan kerja diletakkan tidak menurut semestinya.
Bagian-bagian peralatan yang bergerak tidak dilengkapi dengan alat

pengaman.
Alat-alat perlengkapan yang tajam dipegang dan digunakan tidak menurut

semestinya.
Tatal atau potongan-potongan kerja yang panas dan tajam.

BAHAYA TERGELINCIR
Bahaya tergelincir dapat terjadi didalam bengkel, hal ini dapat disebabkan karena:

Zat cair yang membasahi sekitar lantai tempat kerja.


Alat-alat yang diletakkan dilantai secara berserakan.
BAHAYA KELISTRIKAN

Bahaya kelistrikan dapat saja terjadi didalam bengkel, hal ini dapat disebabkan karena:

Memegang peralatan listrik sewaktu tangan dalam keadaan basah.


Kawat-kawat listrik yang tidak terbungkus.
Sambungan-sambungan kawat listrikyang tidak di isolasi.
dll

2. PERSIAPAN KERJA
Tindakan pencegahan terhadap bahaya-bahaya keselamatan kerja
a. Siswa harus mempergunakan alat-alat keselamatan kerja yang telah
b.
c.
d.
e.
f.
g.

ditentukan.
Siswa jangan berlari di dalam bengkel.
Siswa harus membersihkan lantai sekitar tempat kerja (minyak, air, dll).
Siswa jangan menggunakan mesin yang bukan haknya (tidak disuruh).
Siswa jangan bercengkraman di dalam bengkel.
Jangan menghidupkan mesin apabila tidak disuruh.
Siswa jangan memegang barang dengan tangan telanjang.

Alat-alat dan mesin kerja


a. Alat-alat kerja harus disusun secara teratur dan rapi.
b.
Alat-alat kerja yang sudah digunakan disusun pada tempat yang mudah
c.

diambil.
Peralatan yang berputar harus diberi perisai.

3. PERALATAN KESELAMATAN KERJA


Alat-alat keselamatan kerja
Alat-alat keselamatan kerja adalah sangat penting untuk diketahui oleh siswa
diantaranya:
a.

PAKAIAN KERJA
Hal yang harus diperhatikan untuk pakaian kerja adalah:

b.

Kondisi pakaian kerja.


Lengan dan kakinya.
Setiap kancingnya.
Jumlah kantong yang dibutuhkan.

SEPATU KERJA
Sepatu kerja dibengkel berbeda dengan sepatu santai (melancong).
Untuk sepatu kerja maka ujung sepatu harus keras.

c.

KACA MATA
Kaca mata diperlukan untuk melindungi mata. Untuk kaca mata bening
digunakan untuk membubut sedangkan untuk kaca mata yang hitam
digunakan untuk pekerjaan pengelasan.

d.

PERISAI PENGAMAN MESIN


Hal-hal yang perlu diberi pengaman perisai adalah:
Sabuk atau ban yang berputar/bergerak.
Roda-roda gigi yang berputar.
Alat-alat perlengkapan yang bergerak dan berputar.

RENCANA PELASANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
NAMA SEKOLAH

: SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM

MATA PELAJARAN

: KOMPETENSI KEJURUAN

KELAS/ SEMESTER

: XII/ V

STANDART KOMPETENSI

: MEMBUBUT (KOMPLEK)

KODE KOMPETENSI

: M7.21a

ALOKASI WAKTU

: 2 X 45

INDIKATOR

: Pembubutan komplek yang dilaksanakan meliputi


pemotongan ulir tunggal dan mejemuk pemotongan
ulir dalam, exsentrik, bubut copy dan bubut kerucut
dan sebagainya dapat dilakukan.

I.

TUJUAN PEMBELAJARAN
:
Dengan menjelaskan topik tentang ulir/ theread maka
siswa dapat :
1. Mengetahui pengertian dan fungsi dari macammacam ulir.
2. Mengetahui metoda pebuatan ulir.
3. Menentukan roda pengganti.
4. Mengetahui cara pemotongan ulir pada mesin
bubut.

II.

MATERI AJAR

: Terlampir

III.

METODE PEMBELAJARAN : Ceramah


Tanya Jawab
Diskusi
Praktek

IV.

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
1. Kegiatan Awal
Mempersiapkan materi dan bahan pelajaran.
Menjelaskan fungsi dan macam-macam.
2. Kegiatan Inti
Memperlihatkan contoh macam-macam ulir.
Mendemonstrasikan cara pembuatan ulir pada mesin bubut.
3. Kegiatan Akhir
Melakukan praktek pembuatan ulir.

V.

ALAT/ BAHAN/ SUMBER BELAJAR :


1. Benda Kerja.
2. Mesin Bubut.
3. Peralatan penunjang pembuatan ulir

VI.

PENILAIAN

: Tertulis
Pengamatan
Produk

VII.

BENTUK SOAL

: Pemberian Tugas

ULIR THEREAD

Pengertian Ulir
Ulir adala sebuah alur yang malilit pada sebuah batang silinder yang masing-masing

ujungnya tidak bertemu.

Fungsi ulir :

Sebagai pengikat (baut mesin)


Sebagai transportir (penerus gerak)
Sebagai penyambung (penahan tiang listrik)
Sebagai penerus daya (dongkrak)

Sebagai alat ukur (micrometer)


Macam-macam ulir :
a.

Type Ulir
Ulir Tunggal
Ulir Ganda

b.

Jenis Ulir

c.

Bentuk Ulir

Metoda Pembuatan Ulir


Ulir dapat dihasilkan dengan proses pembuatan sbb:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Dengan tap dan snei


Dengan mesin bubut
Dengan mesin frais
Dengan mesin gerinda
Dengan dituang (cor)
Dengan pengerolan

Pembuatan Ulir Pada Mesin Bubut


Lonceng ulir/ jam pemotong ulir pada mesin bubut.

Fungsi lonceng ulir adalah : sebagai alat bantu pada proses pemotongan ulir dimesin bubut.

Keterangan
ULIR YANG AKAN DIBUAT
Jumlah langkah tiap inchi genap
Jumlah langkah tiap inchi ganjil
Jumlah langkah tiap inchi berakhir
Jumlah langkah tiap inchi berakhir
Jumlah langkah tiap inchi berakhir 1/8

PENEKANAN HANDLE
Tiap setengah garis skala
Tiap garis skala penuh
Garis skala yang bernomor genap
Garis skala yang dapat dibagi 4
Garis skala yang dapat dibagi 8

PERHITUNGAN RODA PENGGANTI

Keterangan

Uw

: perbandingan roda gigi dari roda-roda pengganti

Z1

: jumlah gigi roda penggerak

Z2

: jumlah gigi roda yang digerakkan

Pw

: kisar benda kerja dalam mm

Pl

: kisar ulir transporter dalam mm

Cara Pemotongan Ulir Pada Mesin Bubut


1. Pemakanan

sumbu benda kerja

Metode ini secara umum dipakai untuk pemotongan ulir sekrup pengencang.
Tetapi ujung harus diperhatikan bahwa pahatnya harus dipasang tepat pada ketinggian senter
dan terhadap sumbu benda kerja.
Untuk pemotongan bahan yang chip (serupih) pendek, seperti besi tuang dan brons tidak
dapat kesukaran.
Namun untuk bahan yang chip (serupih) panjang, serupih-serupih dari kedua bidangpotong
akan bertabrakan dan kemungkinan kedua-duanya tidak dapat keluar.

2. Pemakanan bersudut

Dengan metoda pemakanan bersudut maka eretan atas diatur dengan sudut 29 0 sementara
pemakanannya satu sisi yaitu sisi kiri.
3. Pemakanan Zig-Zag

Dengan system zig-zag pemakanan benda kerja dilakukan dengan 2 sisi (eretan melintang
dan atas) dengan perbandingan 2 : 1 sehingga sudut pemakanannya sebesar 26034.

SOAL LATIHAN
1. HITUNGLAH Z1 DAN Z2
Apabila akan membuat ulir 12 gang tiap inchi dengan ulir transporter 4 gang tiap inchi.
2. Hitunglah roda gigi pengganti yangdibutuhkan apabila akan membuat ulir metrik dengan
besar 0,75 mm dengan ulir transportir mesin bubut 6 mm.

RENCANA PELASANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
NAMA SEKOLAH

: SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM

MATA PELAJARAN

: KOMPETENSI KEJURUAN

KELAS/ SEMESTER

: XII/ V

STANDART KOMPETENSI : MEMBUBUT (KOMPLEK)


KODE KOMPETENSI
ALOKASI WAKTU

: M7.21a
: 2 X 45

INDIKATOR

Pembubutan

komplek

yang

dilaksanakan

meliputi

pemotongan ulir
dalam, bubut copy dan bubut kerucut dan sebagainya dapat
dilakukan.
I.TUJUAN PEMBELAJARAN

:
Dengan menjelaskan materi tentang tirus/ konis siswa dapat :
1. Mengetahui standart tirus dan penggunaan masingmasing standart tirus.
2. Membubut tirus dengan tiga macam cara.

II.

MATERI AJAR

: Terlampir

III.

METODE PEMBELAJARAN : Ceramah


Tanya Jawab
Demonstrasi

IV.

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
1. Kegiatan Awal
Menjelaskan kegunaan dari tirus.
Menjelaskan cara-cara pembubutan tirus.
2. Kegiatan Inti
Mendemonstrasikan cara pembubutan tirus.
3. Kegiatan Akhir
Melakukan persiapa untuk praktek membubut tirus.

V.

ALAT/ BAHAN/ SUMBER BELAJAR


:
1. Mesin Bubut dan Perlengkapannya.
2. Benda Kerja.
3. Peralatan Kunci Penunjang Mesin Bubut.

VI.

PENILAIAN

: Tertulis
Pengamatan
Produk

VII.

BENTUK SOAL

: Pemberian Tugas

TIRUS KONIS

Pengertian Tirus

Jika dua ujung suatu benda yang berbentuk silindris mempunyai ukuran yang berbeda,
maka benda ini kita sebut tirus/ konis.

Catatan
Ketirusan

:
K=

Kemiringan :

Dd 5030 20
=
=
=0,2=1 :5
t
100
100

H=

Dd 5030 20
=
=
=0,1=1 :10
2t
2 .100 200

Standart Tirus Menurut Normalisasi Internasional


1. Standart tirus morce (ketirusan 0,60235 tiap kali)
Pemakaiannya
a. Tangkai mata bor yang besar.
b. Lubang poros mesin bubut.
c. Senter mesin bubut/ lubang kepala lepasmesin bubut.
d. Untuk sleve (sarung) mata bor dan bubut, dll.

Tabel Tirus Morce (MK/ MT)


Nomor

1:X

MK 0

1 : 19,212

5,205

205854

102927

MK 1
MK 2
MK 3
MK 4
MK 5
MK 6

1 : 20,047
1 : 20,020
1 : 19,922
1 : 19,254
1 : 19,002
1 : 19,180

4,988
4,995
5,020
5,194
5,263
5,214

205126
205140
205232
205830
30052
205912

102543
102550
102616
102915
103026
102936

Tirus

2. Standart Tirus Nrown & Sharp (ketirusan 0,5 tiap kali)


Pemakaiannya :
a. Untuk peralatan mesin frais (arbor)
b. dll
3. Standart Tirus Yarno (ketirusan 0,6 tiap kali)
Pemakaiannya :
a. Untuk peralatan mesin mobil (bensin, diesel)
4. Standart Tirus Pin (ketirusan 0,25 tiap kali)
Pemakaiannya :
a. Untuk pasak dan spie (khusus)
Bentuk dari beberapa ketirusan di atas berfungsi sebagai pengunci disamping itu ada
juga yang berfungsi sebagai variasi.

MEMBUAT TIRUS
Untuk membuat tirus dapat dikerjakan pada mesin sekrap, frais dan bubut. Untuk
membuat tirus dengan bentuk benda persegi (bukan silindris) dibuat pada mesin sekrap dan
frais.
Sedangkan tirus dengan bentuk silindris dibuat dengan mesin bubut.
Pembuatan Tirus pada mesin bubut ada 3 cara :
1. Dengan penggeseran kepala lepas
Membuat tirus dengan cara ini dilakukan dengan mengatur/ menggeserkan kedudukan
kepala lepas dalam arah melintang menjauhi atau mendekati mm kepada tukang bubut.
Pada cara ini pemasangan benda kerja diantara dua center.
Kebaikan cara ini adalah :
a. Kita dapat membuat tirus secara otomatis.
b. Kita dapat membuat tirus yang lebih panjang.
Keburukan atau kelemahan cara ini adalah :
a. Hanya dapat membubut tirus luar.
b. Ketirusannya terbatas tidak boleh lebih dari 2 3 % dari panjang seluruh benda
kerja, karena kedudukan center tidak menguntungkan.
Untuk dapat menghitung penggeseran tail stock (kepala lepas) dari titik nol, maka harus
diketahui ukuran diameter besar, diameter kecil, panjang tirus dan panjang seluruh benda
kerja.
Rumus untuk penggeseran kepala lepas :
p=

x( Dd )
( empiris )
2t

mm

Keterangan :
p = penggeseran kepala lepas (mm)
= panjang benda kerja
D = diameter tirus yang besar (mm)
d = diameter tirus yang kecil (mm)
t = panjang tirus yang dibubut

atau

Dd
x
=x mm
p
2

Penyetelan Kepala Lepas Dengan Mistar Baja


Kepala lepas sebelum digeser

Kepala lepas setelah digeser

Penyetelan Kepala Lepas dengan Dial Indicator

Penyetelan Kepala Lepas dengan Eretan Atas

2. Dengan Penggeseran Tapper Attachment


Membuat tirus dengan cara ini terlebih dahulu kita harus menghitung besar sudut
ketirusan yang akan dibuat, setelah besar sudut didapat maka skala derajat yang pada
pesawat attachment diatur sesuai dengan besar perhitungan yang didapat.
Cara ini adalah salah satu cara yang sangat baik di dalam pengerjaan pembubutan
tirus yang panjang, hanya sudut nya terbatas besarnya yaitu max 100.
Kebaikan membuat tirus dengan penggeseran Tapper Attachment :
a. Pekerjaannya sangat teliti dibanding dengan cara lain.
b. Dapat membubut tirus bagian luar dan dalam dengan cara otomatis
c. Benda kerja dapat dipasang dengan chuck atau dengan center yang kedudukannya
sepusat.
d. Pembubutannya dilaksanakan seperti membubut lurus dengan mengunci alat penirus
Tapper Attachment.
e. Dapat membubut tirus dengan ketirusan yang panjang.
Rumus untuk Tapper Attachment :
tg =

Dd
2t

atau

c tg =

2t
Dd

Jika besar sudut telah diperoleh, maka pengaturan perlengkapan tirus adalah sebagai
berikut :
a. Aturlah kedudukan eretan lintang pada kedudukan bagian yang akan dibubut.

b. Ikatlah kedudukan blok penahan E pada alas mesin dengan mengeraskan baut F.
c. Longgarkan baut D dan aturlah batang pengantar A sehingga tanda panahnya
menunjukkan pada ukuran derajat yang telah ditentukan, kemudian baut D
dikeraskan kembali.
d. Pengikat G dikeraskan.
e. Putar eretan lintang ke kanan untuk mengambil tebal pemakanan, lalu lakukan proses
pengerjaan.
3. Dengan Mempergunakan Compound Rest (Eretan Atas)
Dengan cara ini kita juga harus menghitung besar sudut ketirusan yang akan dibuat.
Besar sudut ketirusan yang dapat dikerjakan max 890. Dalam hal ini pahat hanya
dapat digerakkan dengan memutar engkol Compound Rest dengan tangan. Benda kerja
diikat dengan mempergunakan plat cekam (chuck) dan pemasangan pahat harus setinggi
center.
Rumus untuk Compound Rest
tg =

Dd
2t

atau

c tg =

2t
Dd

Langkah Penyelesain
a. Gerakkan eretan atas kebelakang atau mundur sampai pada batas terakhir (jika benda
tersebut panjang).
b. Putarlah eretan lintang untuk menentukan tebal penyayatan.
c. Mesin dijalankan dan eretan atas diputar dengan kedua tangan hingga pahat
menyayat benda kerja.
d. Jika pemakanan pertama telah selesai, mundurkan kembali kedudukan pahat.
e. Tambahkan pemakanan pahat dengan memutar eretan lintang, dan selanjutnya
memutar eretan atas untuk penyayatan berikutnya.

SOAL LATIHAN
1. Hitunglah besar penggeseran kepala lepas untuk membuat tirus dengan data-data :
D = 100 mm
d = 85 mm
t = 100 mm
p = 150 mm
2. Hitunglah besar sudut penggeseran Tapper Attachment untuk membuat tirus dengan
data-data :
D = 120 mm
d = 90 mm
t = 130 mm
p = 150 mm
3. Hitunglah besar sudut posisi Compound Rest apabila akan membuat tirus dengan
data-data :
D = 32 mm
d = 25,712 mm
t = 120 mm

Nama
Bagian
:
Mata Pel :
Tingkat

KERJA BUBUT
UNTING-UNTING

Mulai tgl :
Selesai tgl :
Waktu

dicapai
:
standart
:12

KOMPONEN

METODA

HASIL
KETERAMPILA
N

SUB KOMPONEN
Langkah kerja
Sikap kerja
Penggunaan alat
Keselamatan kerja
0 22
Tirus 300
0 18 dengan R2
0 10 dengan R4
Posisi lubang 05
Panjang 100
Panjang 8
Panjang
Lubang 0 3
Kehalusan

NILAI
MAX yang dicapai
4
2
2
2
10
2
18
12
12
5
5
3
9
3
6

75
WAKTU

Tepat
Lebih cepat
Lambat

: 15
: 15
: 0
100

JUMLAH
BOBOT
NILAI AKHIR

WAKTU STANDARD
Jumlah yang dicapai x waktu standard
10

INSTRUKTOR

RENCANA PELASANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
NAMA SEKOLAH

: SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM

MATA PELAJARAN

: KOMPETENSI KEJURUAN

KELAS/ SEMESTER

: XII/ V

STANDART KOMPETENSI

: MEMBUBUT (KOMPLEK)

KODE KOMPETENSI

: M7.21a

ALOKASI WAKTU

: 2 X 45

INDIKATOR

: Pembubutan komplek yang dilaksanakan meliputi


pemotongan ulir dalam, exsentrik, bubut copy dan
bubut kerucut dan sebagainya dapat dilakukan.

I.TUJUAN PEMBELAJARAN

:
Dengan menjelaskan topik tentang membubut
excentrik siswa dapat :
1. Menandai exsentrik yang akan dibubut
2. Melakukan pembubutan exsentrik

II.

MATERI AJAR

III.

METODE PEMBELAJARAN : Ceramah


Tanya Jawab
Diskusi
Praktek

IV.

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
1. Kegiatan Awal
Mempersiapkan peralatan untuk membubut exsentrik.
2. Kegiatan Inti
Memberi petunjuk cara menandai exsentrisitas.
3. Kegiatan Akhir
Melakukan pembubutan exsentrik.
ALAT/ BAHAN/ SUMBER BELAJAR
:
1. Benda Kerja.
2. Mesin Bubut.
3. Alat Penunjang Mesin Bubut.

V.

: Terlampir

4. PENILAIAN

: Tertulis
Pengamatan
Produk

5. BENTUK SOAL

: Pemberian Tugas

EXSENTRIK
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajari membubut eksentrik siswa dapat memahami :
Cara membubut benda bentuk eksentrik.
b. Uraian Materi
- Beberapa Cara Membuat Eksentrik
- Menandai Eksentrik Kecil
- Menandai Eksentrik Besar
- Kesalahan Eksentrik e dan Kesejajaran
- Membubut Eksentrik Dengan Pencekaman
c. Rangkuman
Membubut Eksentrik
Ada beberapa cara untuk membubut eksentrik diantaranya : bubut diantaranya senter,
pencekam 3 rahang, pencekam 4 rahang yang berdiri sendiri-sendiri.
Menandai Eksentrik Kecil
1. Klem proses itu pada blokvee.
2. Stel kongkol penggores pada sumbu proses dan goreskan pada kedua penampang.

3. Putar kedudukan poros (bila mungkin bersama-sama blok vee )

900 stel terhadap

goresan pertama dengan penyingkuh hingga tegak lurus, dan goreskan pada kedua
penampang.
4. Simpangkan pada kedua pemanpang poros dimesin bubut.dari sumbu poros sejauh e
dan goreskan pada kedua penampang. Titik perpotongan adalah sumbu eksentrik.
5. Dititik dengan hati-hati, dan dibuat senter dengan sudut 60 0 dimesin bor pada kedua
penampang.
6. Pasang benda kerja tersebut diantara senter pada mesin bubut.

Menandai Eksentrik Besar

1. Buat senter pada kedua pemanpang poros dimesin bubut.


2. Simpangkan dari sumbu sejauh e dengan menggunakan jangka, pada kedua
penampang.
3. Klem blok vee dan goreskan pemotong sumbu poros dan simpangkan e pada
kedua penampang.
4. Dititik pada perpotongan lingkaran dan garis potong pada kedua penampang
dan selanjutnya seperti urutan pekerjaan di atas.

Kesalahan Eksentrisitas e dan Kesejajaran.

Kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperiksa pada pemeriksaan antara sneter,


atau pada mesin bubut itu sendiri dengan engkol penggores atau dengan dial indikator.
Kesejajaran
Pasang benda kerja pada sumbu konsentris, dan periksa sepanjang diameter
bagian eksentrik, baik pada kedudukan terendah atau tertinggi pada suatu posisis. Atau
dapat juga dengan dial indikator. Putar 900 dan periksa dengan cara yang sama.
Eksentrisitas
Putar benda kerja diantara senter dan periksa dua ukuran pada posisi tertinggi dan
terendah, dengan dial indikator atau engkol penggores, setelah dari selisih kedua ukuran
yang terbaca adalah eksentriknya e.
A=L1 L2
C=

A L1L2
=
2
2
Cara untuk mengoreksi adalah masing-masing bidang senter harus diserap

dengan pisau lamak segi tiga atau senter 600 ( counter sink ).

Senter Pada Bagian Eksentrik

Ada kalanya bagian eksentrik dan konsentrik harus dibuat diantara senter. Tetapi
bila eksentrik tersebut kecil maka lubang senter akan saling berdekatan dan mengganggu.
Maka bila benda kerja yang tersedia lebih panjang dapat terhindar. Sesudah membuat
pertama kedua lubang senter pertama dapat dibuang/ dibubut muka hingga panjang akhir.
Sehingga senter kedua dbuat tanpa saling mengganggu.
Membubut Eksentrik Dengan Pencekaman.

Eksentrik itu dengan mudah dapat dibubut bila menggunakan 3 rahang yang sendirisendiri, yaitu dengan menyimpangkan kedudukan rahangnya keluar senter. Akan tetapi
bila tidak tersedia jenis pencekam seperti diatas, maka dapat juga menggunakan cekam
3 rahang biasa diberi pelat tambahan pada salah satu rahangnya dengan ketebalan e 1 dan
harus lebih tebal dari penyimpangan/ eksentriknya (e1 > e ).
Pencekaman empat rahang berdiri sendiri-sendiri adalah mudah dilakukan pada benda
kerja kubus, segi empat yang dibuat eksebtrik. Sebelum benda kerja dicekam, senter
eksentrik harus sudah dibuat dan dititik-titik lebih dahulu guna untuk pemasangan. Untuk
mencari senter tersebut pada benda kerja dapat langsung dipasang pada pencekam mesin
bubut dan distel dengan bantalan senter berputar atau senter tetap serta dial indikator.

PERINGATAN :

Penyetelan pahat untuk pemakanan mula-mula bagian eksentrik, harus pada


penyimpangan putaran terbesar. Dicoba diputar dengan tangan, satu putaran penuh dalam
keadaan benda kerja tercekam. Ada beberapa macam jenis pencekaman tiga rahang
universal, yang dilengkapi pada rahang-rahang lunak yang dipasang dan diikat dengan
baut kepala benam pada rahang dasar. Rahang lunak digunakan untuk mencekam bendabenda yang telah dibuat atau benda bubutan yang permukaannya telah baik agar aman
dan presisi, terutama bila mendapatkan kesulitan. Pencekaman pada rahang biasa, atau
dibutuhkan pencekaman khusus.

Proses Pembubutan Dengan Rahang Lunak.

Untuk rahang lunak baru, siapkan satu bahan pembentuk yang diameternya sama
dengan benda kerja nantinya, kemudian cekam bahan pembantu tersebut pada rahang

besar. Selanjutnya bubut rahang lunak tersebut hingga berbentuk dan diantaranya
dama dengan benda kerja yang akan dicekam nanti. Sebelum dibubut penyetelan
rahang lunak diameternya lebih kecil dari diameter sesudah selesai dibubut, kira-kira
2 mm.
Untuk rahhang lunak yang telah pernah dibubut, carilah pembantu untuk posisi
pencekaman seperti langkah tersebut diatas kira-kira 2 mm lebih kecil dari diameter
selesai dibubut.
Pada waktu menggunakan rahang lunak pengendoran pencekam dilakukan sedikit
mungkin agar kepresisian pencekaman selalu tajam.

Pembubutan Rahang Lunak Dengan Bantuan Ring Pencekam

Cara ini tidak menggunakan bahan pembantu yang dicekam sebagai gantinya adalah
menggunakan ring pencekam untuk mengikat posisi rahang lunak. Dengan cara semacam
ini kelebihannya adalah dapat dipakai untuk membubut rahang lunak beberapa ukuran
(misalnya dari diameter 10 mm : 80 mm). Alat bantu terdiri dari sebuah ring dan tiga
pasang bibir pengikat dan baut pengikatnya. Bibir pengikat dialas pada ring dengan posisi
setiap 1200 terdapat titik pusat ring.
Jarak (a) bibir pengikat sedikit lebih besar dari ukuran tebal rahang lunak.
Pelaksanaan pencekaman dan pembubutan adalah sebagai berikut :

Rahang lunak dikendorkan posisi pencekamannya sedikit besar dari ukuran yang

duharapkannya.
Pasang ring pencekam dan dikencangkan sedikit bubut-bubut pengikatnya merata

pada ketiga pasang.


Pencekam posisi rahang lunak tersebut hingga sedikit lebih kecil (2 mm 3 mm)

dari ukuran selesai dibubut.


Kencangkan penuh masing-masing baut pengikat pada ring pengikat.
Selanjutnya bubut hingga ukurannya dikehendaki. Pencekam 3 rahang (rahang

besar akan tidak ada lagi pencekammya bila bidang pencekamannya telah aus).
Dengan bantuan ring pencekaman ini maka rahang tersebut dapat dipakai dengan
gerinda.
Catatan :
Jangan membuat rahang lunak tanpa alat bantu pengikat.

d. Tugas
Setelah mempelajari bubut eksentrik siswa dapat menyelesaikan latihan dibawah ini.
1. Berikan contoh beberapa benda berbentuk eksentrik ?
2. Jika dalam pembubutan menggunakan kecepatan tinggi hal-hal kemungkinan
apa yang terjadi, jelaskan ?
e. Test Formatif
1. Jelaskan beberapa cara untuk membubut eksentrik ?
2. Jelaskan untuk menandai eksentrik kecil ?
3. Buatlah langkah kerjanya untuk membubut keping eksentrik dari nol ?
f. Kunci Jawaban
1. Beberapa cara untuk membubut eksentrik adalah :
a. Bubut diantara senter
b. Pencekam 3 rahang, pencekam 4 rahang yang berdiri sendiri-sendiri.
2. Untuk menandai eksentrik kecil :
a. Klem poros pada blok vee.
b. Stel engkol penggores pada sumbu poros dan goreskan pada kedua
penampang.
c. Putar kedudukan poros (900) stel terhadap gores pertama dengan
pengikat hingga tegak lurus dan tegakkan lurus dan goreskan pada
kedua penampang.
d. Simpangkan pada sumbu poros sejajar e dan goreskan pada kedua
penapang. Titik pemotong adalah sumbu eksentrik.
e. Titik dengan hati-hati dan dibuat senter dengan sudut 600 dimesin bor
pada kedua penapang.
f. Pasang benda kerja tersebut diantara senter pada mesin bubut.
3. Langkah-langkah kerja membubut keping eksentrik dari nol. Alat/bahan-bahan
: macam-macam, paku peniti, pahat palat, mister baja, mister sorong, bor 3
mm, jangka tusuk.

Langkah Kerja :
Ambil bahan yang cukup untuk lingkaran eksentrik.
Tentukan titik tengahnya, kemudian lukis lingkarannya itu.
Tentukan pula jarak antara titik pusat untuk kedua kedudukan nol.
Bor dengan 3 mm lubang titik senter.
Buang bagian yang tidak perlu dengan pahat.
Ambil untuk bahan nol besar bulat x 12 mm.
Lakukan pembubutan.
g. Lembar Kerja
1. Alat dan bahan :
Papan tulis/white bord.
Gambar kerja/wall char.
2. Bahan-bahan :
Modul.
Mesin bubut.
Alat pelukis.Pahat.
Alat ukur.
3. Langkah kerja.
Siswa dapat melukis bahan untuk pembuatan/pembubutan eksentik.

Anda mungkin juga menyukai