Anda di halaman 1dari 34

PETUNJUK PRAKTIKUM

MEKANISASI PERTANIAN
SEMESTER GASAL TA 2020/2021

LABORATORIUM ILMU TANAMAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS
PERTANIAN UPN VETERAN” YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunianya, dengan segala keterbatasan yang ada, untuk menunjang kelancaran
praktikum Mekanisasi Pertanian bagi mahasiswa Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian UPN "Veteran". penyusun dapat menyelesaikan Buku Pengantar
Praktikum.
Pengantar Praktikum ini yang sekaligus merupakan petunjuk teknis
mempersiapkan dan mengoperasikan peralatan pertanian ditujukan agar mahasiswa
pertanian mampu mengatasi tantangan untuk meningkatkan produksi pertanian
dengan teknologi modern. Materi yang diberikan berdasar pada pendekatan masalah
serta sistem yang digunakan dalam pengantar praktikum ini disesuaikan dengan teori
yang diberikan pada kuliah mekanisasi pertanian.
Penyusunan pengantar praktikum ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran serta kepada semua pihak yang terlibat atau
membantu dalam penyusunan dan terbitnya pengantar praktikum ini kami ucapkan
banyak terima kasih.

Yogyakarta, Oktober 2020

Lab. Ilmu Tanaman


TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikan adalah mahasiswa yang telah melakukan input praktikum.


2. Berpakaian sopan dan hadir tepat waktu, terlambat 5 menit tidak diperkenankan
mengikuti praktikum. Jika berhalangan segera lapor kepada penanggung jawab
praktikum dengan menyertakan surat/bukti yang dapat dipertanggung jawabkan
dan surat permohonan mengikuti praktikum susulan diminggu berikutnya. Dua
kali berturut-turut tidak hadir tanpa keterangan syah dianggap mengundurkan
diri.
3. Praktikan wajib mengikuti tes awal sesuai acara dan mengikuti prosedur
praktikum serta mengisi laporan sementara setiap acara yang disyahkan oleh
asisten pendamping.
4. Praktikan bertanggung jawab terhadap alat Hilangnya/rusaknya alat- alat menjadi
tanggung jawab sekelompok praktikan.
5. Nilai akhir praktikum berdasar atas:
@Nilai test awal alat praktikum : 30 %
@ Laporan praktikum : 20 %
@ Pendalaman materi : 30 %
@ Keaktifan : 20 %
6. Hal – hal lain yang belum ditetapkan kemudian.

Yogyakarta, Oktober 2020

Laboratorium Ilmu Tanaman


Seksi Mekanisasi Pertanian
ACARA I
IDENTIFIKASI DAN PEMILIHAN ALAT-ALAT/MESIN PERTANIAN

A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui spesifikasi suatu alat atau mesin dalam kaitannya untuk usaha
pemeliharaan (maintenance) dan perbaiakan (repair).
2. Memilih alat atau mesin yang sesuai dengan kebutuhan.

B. Alat dan Bahan


1. Traktor roda empat rotary
2. Traktor roda empat piring
3. Traktor mini roda empat rotary
4. Traktor roda dua singkal
5. Traktor roda dua rotary
6. Bajak singkal (rotary plow/rotary tiller)
7. Leveler (perata)
8. Ridger (penggulut)
9. Lembar Isian

C. Pengantar
Usaha identifikasi dimaksudkan untuk mengetahui tentang kualitas, kapasitas
kerja, cara Penggunaan, dan cara perawatan/perbaikan serta ciri dari suatu
alat/mesin, Usaha tersebut dapat ditempuh secara langsung dan tidak langsung.
1. Cara langsung, yaitu mengadakan pengamatan terhadap alat-alat/mesin yang
ada. Misalnya: merek perdagangan (trade mark) nama perdagangan (trade
name), model, tipe, dsb.
2. Cara tidak langsung, yaitu dengan membaca buku petunjuk atau brosur-
brosur yang tersedia
Merek perdagangan, merupakan tanda atau symbol khusus yang diletakkan
oleh produsen/pedagang/distributor terhadap suatu alat atau mesin yang
diproduksi/diinal/didistribusikan agar tidak mudah dipalsukan, karena merek
perdagangan ini dilindungi oleh undang-undang hak paten.
Nama perdagangan, merupakan nama yang diberikan oleh produsen untuk
menunjukkan bahwa alat/mesin tersebut adalah hasil produksinya.
Model umumnya digunakan untuk menunjukkan tipe mesin, dimensi, suatu
hasil perancangan baru, atau hasil perbaikan, suatu penggunaan khusus atau
kombinasi dari satu atau lebih dari hal-hal tersebut.
Untuk memilih peralatan yang sesuai dengan kebutuhan naka harus diketahui
faktor- faktor pembatas dalam hubungannya dengan penggunaan alat/mesin, yaitu
meliputi.
1. Faktor fisis wilayah, yaitu meliputi:
a. Topografi : wilayah dengan kemiringan yang besar tidak efektif lagi bila
menggunakan peralatan berat.
b. Bentuk petak : sangat berpengaruh terhadap efisiensi kerja alat/mesin
c. Sifat mekanis dan fisik tanah: kekerasan dan gaya tumpu tanah akan
mempengaruhi terhadap ukuran daya maupun berat alat/mesin yang
diperbolehkan, sedang sifat fisik tanah berhubungan dengan perubahan
sifat mekanisnya (pengaruh kadar lengasnya).
d. Bentik vegetasi tanah
e. Keadaan iklim wilayah
f. Pola dasar usaha tani, hal ini sangat erat dalam kaitannya dengan: bentuk,
volume dan penyebaran pekerjaan
2. Faktor sosial ekonomi, antara lain menyangkut masalah tenaga kerja
setempat (baik jumlah maupun angkatan kerja)
3. Faktor prasarana yang ada, antara lain:
a. Tersedianya tenaga operator
b. Modal
c. Penyediaan suku cadang (spare part)
d. Kesadaran berorganisasi masyarakatnya
e. Dan tersedianya atau dekatnya daerah tersebut dengan bengkel/unit
industri pembuatan bagian peralatan dari komponen alat/mesin.
Sedang faktor yang harus dipenuhi oleh peralatan untuk dapat
menyesuaikan dengan faktor pembatas terşebut adalah:
1. Faktor fungsional, antara lain berupa:
a. Mudah/tidaknya peralatan disetel
b. Mudah/tidaknya dilayani
c. Mudah/tidaknya menyesuaikan dengan bentuk pekerjaan
d. Mudah/tidaknya untuk perawatan/perbaikan
e. Keselamatan kerja, kelincahan gerak, kenikmatan kerja
f. Dimensi alat dan bentuk perancangan.
2. Faktor ketahanan (durability factor), meliputi:
a. Ketahanan terhadap kerusakan mekanis (patah, bengkok)
b. Ketahanan terhadap kerusakan kimiawi (korosi dsb)
c. Ketahanan terhadap kerusakan biologis.
3. Faktor bentuk, volume, macam dari pekerjaan dan keadaan lapangan di mana
peralatan akan digunakan.
4. Faktor ekonomis: secara ekonomi peralatan tersebut lebih menguntungkan
atau tidak bila dibandingkan dengan peralatan yang lain.
5. Faktor sosial: dapat diterimanya alat/mesin tersebut oleh masyarakat tanpa
menimbulkan masalah sosial.

D. Cara Kerja
1. Mengamati secara langsung peralatan yang ada, dengan membaca tulisan-
tulisan yang ada, serta mengukur bagian yang terpenting (lebar, tinggi, dan
panjang) dari alat mesin pertanian.
2. Menggambar dan mengisi borlist yang ada dalam lembar pengisian.
3. Melengkapi data pada borlist dengan jalan melihat atau membaca buku
petunjuk, buku panduan, dan brosurnya.
ACARA II
PENGENALAN TRAKTOR TANGAN (HAND TRACTOR) DAN RODA
EMPAT SEBAGAI SUMBER TENAGA, CARA MENYIAPKAN DAN CARA
MENGEMUDIKANNYA

A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui komponen, cara kerja, dan kegunaan dari traktor.
2. Mengetahui cara menyiapkan traktor untuk bekerja.
3. Mengetahui dasar-dasar melayani atau menguasai traktor.
4. Belajar mengemudikan traktor dan cara menggandengkan traktor dengan alat
atau mesin pertanian.

B. Alat dan Bahan


1. Traktor mini roda 4
2. Traktor roda dua singkal
3. Traktor roda dua rotary
4. Traktor besar roda 4 rotary
5. Alat tulis (boarlist + Pulpen)

C. Pengantar
Traktor sebagai sumber tenaga, penggunaan tenagą di bidang pertanian
umumnya terdiri dari dua macam pekerjaan yaitu, sebagai:
a. Tenaga penarik, misalnya untuk mengolah tanah, penanaman, penyiangan,
pemanenan, menarik trailer, dsb
b. Tenaga stasioner, misalnya untuk memompa air, pengolahan hasil, dsb
Sumber tenaganya dapat berasal dari: manusia, hewan, angin, air, listrik, dan
motor bakar. Khusus motor bakar (sebagai sumber tenaga): Berdasarkan cara
pembakarannya motor bakar digolongkan menjadi dua yaitu motor pembakaran
di dalam (internal combustion engine) dan motor pembakaran di luar (external
combustion engine). Yang banyak digunakan di bidang pertanian adalah motor
pembakaran di dalam karena dinilai lebih menguntungkan bila dibanding lainnya.
Keuntungannya antara lain:
a. Lebih efisien dan persentase panas yang dapat dirubah nenjadi tenaga lebih
banyak
b. Berat mesin lebih ringan
c. Tenaga operator relatif lebih sedikit.
Motor pembakaran di dalam dibedakan menjadi motor bensin dan motor
diesel, di mana masing-masing motor tersebut dapat berupa motor 2 tak atau
motor 4 tak. Salah satu contoh sumber tenaga dari jenis motor diesel 4 tak yaitu
Traktor Kubota B6100DR, Traktor Kabota K 120 dsb. Traktor sebagai sumber
tenaga penggerak dapat memberikan tenaganya untuk bermacam-macam
keperluan. Adapun cara penyadapan dayanya dapat melalui:
a. Drawbar/titik penggandeng: yaitu untuk menarik alat-alat pertanian
dibelakangnya
b. Tenaga hidraulik: yaitu untuk menaikkan/menurunkan alat pertanian
c. Pully: yaitu untuk menarik/memutar mesin-mesin lain
d. PTO (power take off), yaitu memindahkan tenaga kepada mesin-mesin lain,
misalnya daya putar melalui roda gigi/rantai dan lain sebagainya
1. Penyiapan dan Pemeliharaan Traktor
Usaha penyiapan dan pemeliharaan dari suatu alat/mesin pertanian sangat
diperlukan, hal ini dimaksudkan:
a. Agar umur pemakaian alat lebih lama
b. Diperoleh efisiensi kerja yang tinggi
c. Untuk menjaga keselamatan kerja dan menghindari terjadinya kecelakaan
sewaktu bekerja
Oleh karena itu sebelum traktor dipakai untuk bekerja, maka traktor tersebut
harus lebih dulu diperiksa/diteliti secara keseluruhan, antara lain:
a. Bahan bakar: Setiap kali mau menggunakan traktor periksalah keadaan bahan
bakarnya, hal ini dapat dilakukan dengan membuka tutupnya atau dapat
dilihat melalui volume indikator yang ada. Periksa pula tempat sedimen
bowlnya, bila ada kotoran harap dibersihkan. Apabila ingin menambah bahan
bakar jangan lupa memakai saringan, agar supaya kotoran yang mungkin ada
tidak ikut masuk dalam tangki bahan bakar.
b. Minyak pelumas: Periksalah volume minyak pelumas yang terdapat pada
mesin, sistim transmisi, kotak rotary, saringan udara, dan bagian lain yang
memerlukan pelumasan. Jumlah/ukurannya dapat dilihat melalui tuas
indikator (oil gauge) yang ada. Apabila kurang tambahkanlah jumlah minyak
ini sesuai dengan nomor SAE nya.
c. Sistem pendinginan: Periksalah permukaan air yang terdapat pada radiator-
atau-pada hopper. Apabila kurang tambahkanlah air yang bersih secukupnya.
Tapi janganlah mengisi air pendingin pada waktu mesin masih terlalu panas.
Periksa pula tegangan tali kipas dan dibuat sedemikian rupa hingga pada
waktu tali kipas ditekan masih dapat memberikan jarak sekitar 1-1,5 cm.
d. Battery: Periksalah jumlah elektrolit yang ada, apabila kurang maka
tambahlah sesuai dengan batas ukuran yang diperbolehkan (permukaan
larutan kira-kira 1 cm di atas cel battery). Periksa pula kabel penghubung
pool, bila terdapat kerak segera bersihkan dengan memakai air panas.
e. Tekanan angin ban: Tekanan angin ban, baik roda depan maupun roda
belakang tidak boleih terlalu keras ataupun terlalu lembek dari ketentuan
tekanan roda yang diharuskan. Tekanan roda yang umum dipakai pada
traktor:
1) Roda depan (semua ukuran) berkisar 20-36 pai
2) Roda belakang (semua ukuran) berkisar 12-16 psi
3) Kenaikan tekanan dara dalam ban waktu membajak kira-kira antara 0,8-
1,2 kg/em untuk roda depan
Tekanan udara ini diukur dengan memakai "pressure gauge" atau secara
visual dapoat diteliti kenampakan luarnya seperti pada gambar berikut:

a) Tekanan terlalu keras


b) Tekanan normal
c) Tekanan terlalu lembek

f. Rem traktor: Periksalah keadaan rem kaki dan rem tangan, apakah sudah
dapat bekerja dengan baik atau belum
g. Bagian-bagian lain dari traktor perlu juga diperiksa, apakah ada
mur/baut_yang belum kencang Dan jangan lupa sertakan kunci-kunci
perlatan pada tempat/kotak yang ada. Apabila dari seluruh bagian traktor
tersebut telah diperiksa dan semuanya sudah dalam keadaan baik, maka
traktor sudah siap untuk bekerja.
2. Mengetahui Dasar-Dasar Cara Melayani/Menguasai Traktor
a. Cara menghidupkan traktor
Apabila mesin penggerak traktor dari jenis motor diesel maka setelah
traktor diperiksa, langkah-langkah berikutnya adalah sebagai berikut:
1) Saluran bahan bakar dari tangki dibuka
2) Letakkan "handle versnelling" pada posisi netral
3) Tekan/injak pedal kopling hingga penuh
4) Handel/pedal gas (throttle) dibuka sedikit
5) Putarlah kunci kontak ke posisi "pre heat" beberapa detik, kemudian
kunci kontak diputar ke posisi “on"
6) Tekan kunci kontak ke posisi "start", untuk meringankan kerja dari
starter motor maka pada waktu penekanan tersebut handel dekompresi
supaya juga ditekan/ditarik, baru setelah poros mesin berputar beberapa
kali barulah handel dekompresi dikembalikan lagi sampai mesin hidup
7) Setelah motor hidup, motor diamkan dalam keadaan idling beberapa saat
(sebagai pemanasan), dan periksalah pada alat kontrol, apakah motor
berjalan normal (tekanan oli, pengisian battery, dsb).
Khusus pada traktor tangan yang menggunakan tenagk diesel setelah
langkah 1) - 4) seperti di atas, kemudian tekan handel dekompresi dan
putarlah poros engkol diesel tersebut dengan bantuan alat pengengkol,
ppabila putaran poros engkol dirasa cukup, bersamaan itu pula handel
dekompresi dilepaskan sehingga mesin hidup.
Apabila mesin penggerak traktor dari jenis notor bensin setelah traktor
diperiksa, langkah-langkah yang diambil dari 1) s/d 4) adalah sama seperti di
atas (motor diesel) kemudian:
5) Tariklah tombol choke (bila diperlukan). tapi harus diperhatikan waktu
menggunakan choke ini agar pada waktu starter bahan bakar tidak
sampai meluap
6) Kunci kontak diputar sampai posisi "on" g
7) Tombol starter ditekan sampai mesin hidup. Bila penekanan sampai ± 30
detik mesin belum juga hidup maka lepaskan dulu penekanan tombol
tersebut. Kemudian setelah starter motornya dingin baru tombol starter
ditekan lagi hingga motor hidup.
8) Setelah motor hidup dalam keadaan idling, periksalah pada alat kontrol,
apakah motor berjalan normal (tekanan oli, pengisian battery, dsb)
9) Choke dibuka kembali (apabila tadinya ditarik)
b. Cara menggerakkan/menjalankan/menghentikan traktor
Setelah mesin traktor hidup dan tidak ada kelainan-kelainan, maka
traktor tersebut dapat dijalankan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Untuk traktor mini roda empat
a) Injaklah/ tekan pedal kopling.sampai penuh
b) Masukkan handle versnelling sesuai dengan kecepatan yang
diinginkan
c) Setelah gigi versnelling masuk betul, gas dibesarkan sedikit demi
sedikit sampai kira-kira setengah penuh
d) Secara perlahan-lahan pedal kopling dilepaskan sampai terasa
adanya hubungan, kopling dikembalikan ke kedudukan semula dan
bersamaan dengan itu pula gas dapat dibesarkan sesuai dengan
kecepatan dan beban yang dikehendaki
e) Bila traktor ingin dihentikan maka kurangilah gas secara perlahan-
lahan sampai keadaan idling dan injaklah/tekan pedal kopling
sampai penuh
f) Setelah traktor berhenti, handle versnelling dikembalikan dalam
kedudukan netral
g) Setelah betul-betul netral kopling dilepas kembali
2) Untuk traktor tangan
Bila gigi versnelling dalam keadaan netral, tuas kopling utama pada
posisi "off" dan mesin hidup dalam keadaan gas idling maka:
a) Masukkan tuas versnelling sesuai dengan kecepatan yang diinginkan
b) Setelah masuk betul, pindahkan tuas kopling utama dari posisi "off"
ke posisi "on" secara perlahan-lahan
c) Setelah berjalan, tuas pas dapat dibesarkan sedikit demi sedikit
sesuai dengan beban dan kecepatan yang dikehendaki
d) Untuk keperluan membelok, pada traktor tangan ini ada dua buah.
tuas yang berfungsi untuk menghubungkan dan melepaskan
hubungan antara roda terhadap gigi versenelling yaitu tuas kanan
dan tuas kiri. Bila tuas kanan ditekan, maka hubungan anta roda
kanan dan gigi versnelling akan terlepas, roda kanan akan berhenti
berputar dan traktor akan berbelok ke kanan, Sebaliknya bila tuas
kiri ditekan, maka traktor akan berbelok ke kiri.
PERHATIAN: penggunaan tuas belok akan menyebabkan
perubahan arah yang tiba-tiba dan ini dapat membahayakan bila
mengendarai traktor pada jalan yang berbukit-bukit dan sempit atau
pula sedang menarik trailer, maka gunakan hanya stang utama untuk
berbelok pada situasi ini
e) Bila traktor ingin dihentikan maka kurangilah gasnya secara
perlahan-lahan sampai pada keadaan idling dan tariklah tuas kopling
utama dari posisi "on" ke posisi "off"
f) Setelah berhenti, kembalikan tuas versnelling pada kedudukan netral
c. Cara Menggandeng Traktor Dengan Alat/Mesin Pertanian
Faktor yang penting dalam pembajakan dengan traktor adalah
menggandeng suatu alat dengan tenaga penariknya (hitching). Tempat/titik
penggandeng dapat terdiri dari satu tempat, dua tempat, dan tiga tempat.
Cara penggandengan suatu alat yang bekerjanya ditarik oleh suatu
tenaga/traktor melalui suatu titik penggandeng disebut "trailing implement",
sedang yang melalui tiga titik penggandeng disebut "mounted implement"
Kesalahan pada waktu hitching dapat menyebabkan bila:
1) Hitching terlalu tinggi, maka pembalikan tanah tak sempurna
2) Hitching terlalu rendah, maka penetrasi alat bajak kurang sempurna
3) Kerangka bajak tak sejajar bagian furrow, maka pembalikan tanah
kurang sempurna
4) Hitching kurang betul, maka akan kesukaran mengendalikan traktor dan
bagian-bagian alatnya akan cepat aus/rusak
Selanjutnya dalam acara ini hanya akan dibahas cara penggandengan
dengan sisten mounted. Sistem penggandengan pada mounted plow
umumnya melalui tiga titik penggandeng di mana pada traktor tersebut
terdapat:
1) Dua lower link (kanan dan kiri)
2) Satu top link
Semua ujung dari titik penggandeng tersebut diberi ball joint yang dapat
bebas bergerak ke samping Cara-cara penggandengannya adalah sebagai
berikut:
1) Mundurkan traktor secara perlahan-lahan tegak lurus dengan cross bar
dari bajak dan dekatkan kedua tangkai lower link merapat denga masing-
masing ujung dari cros bar
2) Pasanglah dulu lower link yang tak ada pengaturnya (kiri) kemudian
pasanglah lower link yang lainnya dengan jalan menaik-turunkan dengan
pengatur yang ada. Pengatur pada lower link ini berfungsi untuk
membuat posisi bajak horizontal
3) Pasanglah top link dengan cara memanjang-pendekkan top link tersebut
dengan pengatur yang ada. Alat pengatur pada top link ini berfungsi
untuk mengatur masuknya bajak ke dalam tanah
4) Untuk menaik-turunkan bajak dilakukan, dengan handle sistem hidrolis
pada traktor (hydraulic control lever)
5) Sedang untuk melepaskan alat tersebut dari traktor dilakukan cara
sebaliknya dari cara penggandengan tadi.

CATATAN:
Untuk menggandeng atau melepaskan alat tersebut dari traktor harus
dilakukan di tempat yang datar.

D. Cara Kerja
1. Menganalisis bagian-bagian dalam mesin
2. Menulis dalam boarlist
ACARA III
PENGENALAN ALAT PENGOLAH TANAH DAN PENILAIAN UNJUK
KERJA LAPANGAN

A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui macam dan jenis alat pengolahan tanah
2. Mengetahui bagian-bagian dari alat pengolahan tanah dan kegunaannya
3. Mengetahui kemampuan kerja dari suatu alat atau mesin pertanian

B. Alat dan Bahan


1. Traktor roda 4 rotary
2. Traktor roda 2 rotary
3. Traktor roda 2 singkal
4. Roll Meter
5. Stop Watch
6. Patok kayu
7. Penggaris
8. Alat Tulis (Catatan dan Pulen)
9. Hand Counter

C. Pengantar
1. Macam, jenis, dan bagian-bagian dari alat pengolah tanah.
Tujuan pengolahan tanah dalam usaha pertanaman adalah menciptakan
keadaan tanah yang siap tanam. Kegiatan pengolahan tanah dibagi dua tahap,
yaitu:
a. Pengolahan tanah I: tanah dipotong dan dibalik agar sisa-sisa tanaman
yang ada di permukaan terbenam dan membusuk
b. Pengolahan tanah II: bertujuan menghancurkan bongkah-bongkah tanah
dan sisa-sisa tanaman akibat dari pengolahan tanah I menjadi lebih halus
dan merata
Sedang pengolahan tanah dibedakan menjadi dua macam, yaitu
pengolahan tanah yang dilakukan pada tanah dalam keadaan kering dan
pengolahan tanah yang dilakukan pada kondisi tanah basah (jenuh air).
Menurut tahap pengolahan tanah, maka ada dua golongan alat pengolah
tanah yaitu Alat Pengolah Tanah I dan Alat Pengolah Tanah II. Sedang
sumber tenaga penariknya dapat terdiri dari tenaga: manusia, hewan, dan
traktor (motor bakar).
a. Macam alat pengolah tanah I yang umum dipakai adalah:
1) Cangkul, garpu
2) Bajak singkal (moldboard plow)
3) Bajak piring (disk plow)
4) Bajak rotary (rotary plow/rotary tilier)
b. Macam alat pengolah tanah II yang umum dipakai adalah:
1) Cangkul
2) Garu sisir
3) Garu piring
4) Bajak rotary
5) Leveler (perata)
Yang akan diuraikan di sini hanya terbatas pada alat pengolah tanah yang
akan digunakan untuk praktikum, yaitu Bajak Singkal dan Bajak Rotary, yang
lain dapat dipelajari dari buku-buku pustaka.
a. Bajak Singkal (moldboard plow/luku):
Sumber tenaga penarik dalam penggunaan bajak singkal dapat
berupa kerbau, sapi, atau traktor. Tenaga penarik traktor umumnya
bertenaga antara (5-10) HP untuk traktor tangan roda dua dan (12,5-15)
HP untuk traktor mini roda empat, perta (25-80) HP untuk traktor besar
roda empat. Jumlah bajak yang ditarik traktor tangan biasanya hanya
satu bajak, traktor mini roda 4 biasanya 1-2 bajak, dan traktor besar roda
4 bervariasi dari 3-8 bajak. Bagian-bagian bajak singkal dan
kegunaannya
1) Mata bajak gunanya untuk menembus tanah di mukanya
2) Pisau bajak (share) berguna untuk memotong tanah. Oleh karena itu
mata bajak dan pisau bajak terbuat dari bahan logam (besi/baja)
yang tepinya tajam.
3) Singkal (moldboard): gunanya untuk membalik tanah yang dipotong
oleh pisau dan mata bajak. Mekanisme kerjanya adalah karena
gesekan maju dari bajak maka tanah yang terpotong oleh pisau tadi
akan bergerak ke atas, oleh karena bentuk singkal yang melengkung
maka potongan tanah tersebut akan terbalik mengikuti arah
kelengkungan singkalnya (ke kanan).
4) Landside: berguna untuk mempertahankan gerakan maju yang lurus.
Karena gerakan maju bajak akan menimbulkan gaya ke arah kiri
akibat pemotongan dan pembalikan tanah.
5) Kerangka/batang tarik/beam: berfungsi sebagai tempat
menempelnya bajak dan bagian-bagian pembantu lainnya, serta
untuk penarikan yang dihubungkan dengan tenaga penariknya
(hewan/traktor).
6) Roda pembantu: untuk mengatur keadalaman pembaiakan, ini dapat
dijumpai pada bajak singkal tradisional. Sedang bajak singkal yang
ditarik oleh traktor mini roda 4 kedalaman pembajakan diatur
dengan tenaga hidrolis dari mesin. Dan bajak singkal dari traktor
tangan roda 2 kedalamannya diatur dengan "penyetel kedalaman"
yang dapat diputar ke kanan dan ke kiri.
7) Kolter: berguna untuk meluruskan pemotongan bajak singkal.
b. Bajak Rotary (rotary plow rolory tiller)
Bajak rotary berbeda sekali dengan bajak singkal bajak dari segi
konstruksi maupun hasil pembajakannya. Hasil pembajakan dengan
rotary memberikan tanah olah yang langsung hancur dan merata karena
bajak rotary terdiri dari pisau-pisau rotary yang berputar menghancurkan
tanah. Gerakan pisau putar berasal dari penyadapan tenaga dari putaran
poros mesin traktor. Untuk traktor tangan roda 2 sistem penyaluran
tenaganya menggunakan rantai. Sedang pada traktor roda 4 penyadapan
tenaganya melalui PTO (power take off). Bagian-bagian utama bajak
rotary dan kegunaannya:
1) Pisau rotary: gunanya untuk menghancurkan tanah sembari bergerak
maju. Sedang besar dan jumlah pisau disesuaikan dengan tenaga
traktor (biasanya berjumlah antara 16-24 buah pisau)
2) Sumbu rotary: sebagai tempat dipasangnya pisau-pisau rotary dan
memutarnya. Panjang sumbu rotary disesuaikan dengan kemampuan
tenaga traktor dan merupakan batas dari lebar pembajakan
3) Roda pembantu: untuk mengatur kedalaman pembajakan yaitu
dengan jalan memutar handelnya
4) Penyalur tenaga putar: untuk menyalurkan tenaga dari mesin ke
sumbu rotary, sehingga dapat berputar dengan cepat
5) Tutup pelindung: untuk melindungi lemparan tanah yang terbajak,
sehingga diperoleh permukaan tanah yang rata, bagian ini juga
dibantu oleh lembaran karat yang tebal yang dipasang di bagian
belakang pisau.

2. Kapasitas Kerja Lapang


Yang dimaksud dengan kapasitas kerja lapang adalah kemampuan kerja
lapang suatu alat/mesin memberikan hasil (Ha) per satuan waktu. Sehingga
satuannya adalah Ha/jam atau Jam/Ha atau Ha/jam/HP.
Dalam pelaksanaan pekerjaan lapang harus dipertimbangkan faktor-
faktor yang menentukan aspek ekonomis penggunaan daya dan alat/mesin.
Faktor-faktor teknis ini antara lain kapasitas dan efisiensi kerja dari
alat/mesin yang besarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Keadaan traktor: lama atau baru
b. Kecocokan alat dengan macam pekerjaan
c. Keadaan dan jenis tanah: kering, basah, liat/lempung, keras.
d. Ukuran dan bentuk petakan
e. Topografi wilayah: datar, bergelombang, dsb
f. Keadaan vegetasi di permukaan tanah: alang-alang, semak belukar
g. Ketrampilan operator
h. Pola pengolahan tanah: pola alfa, polsa spiral, pola tengah, pola tepi.

Istilah-istilah:
Kemampuan kerja suatu alat/mesin sewaktu memenuhi fungsi, kerjanya
merupakan faktor penting yang menentukan efisiensi kerja dan ongkos kerja
alat/mesin
a. Efisiensi kerja lapang: adalah perbandingan antara kapasitas kerja lapang
efcktif terhadap kapasitas kerja lapang teoritis dinyatakan dalam persen
b. Kapasitas kerja lapang teoritis: adalah kemampuan kerja lapang yang
dicapai apabila alat/mesin tersebut memenuhi fungsinya untuk 100%
(baik waktu tersedia, kecepatan, dan lebar kerjanya)
c. Kapasitas kerja lapang efektif adalah kemampuan kerja lapang yang
dicapai oleh alat mesin secara nyata (aktuil)
d. Waktu lapang total adalah jumlah dari waktu produktif ditambah waktu
tidak produktif
e. Waktu produktif (waktu kerja efektif) adalah waktu yang digunakan oleh
suatu alat/mesin memenuhi fungsi kerjanya
f. Waktu tidak produktif (Waktu hilang) adalah waktu yang digunakan
oleh-suatu. alat/mesin antara lain untuk membelok di ujung lapangan,
kerusakan kecil/kemacetan, pengaturan dan pelumasan mesin, pengisian
bahan bakar isb. Sedang waktu pemasangan, servis harian, dan transport
dari dan ke lapangan tidak termasuk dalam perhitungan kapasitas dan
efisiensi kerja, tetap dihitung untuk penentuan ongkos kerja.

Secara matematis Kapasitas kerja lapang efektif dapat dihitung dengan


Rumus sebagai berikut:

Keterangan:
S : Kapasitas Kerja Lapang Efektif (Ha/Jam)
A : Luas Areal yang Dikerjakan (Ha)
Tp : Waktu Produktif (Jam)
T1 : Waktu Tidak Produktif (Jam)
Sedang efisiensi Kerja lapang (Er)
Kܽ eܽsܽtܽs keዘܽ lܽeܽNa eܽektܽܽ Kܽeܽsܽtܽs
Eዘ খ keዘܽ lܽeܽNa teoዘܽtܽs X 1tt%

We x Ve x Te X 1tt%
খ Wt x Vt x ( Te +
T1 )
Keterangan
:
Er : Efisiesi kerja lapang (%)
We : Lebar kerja efektif
Ve : Kecepatan operasi efektif
Wt : Lebar kerja teoritis
Vt : Kecepatan operasi teoriris

3. Daya Untuk Pembajakan


Besarnya gaya yang dipakai untuk membajak adalah luas potongan dari
tanah yang dibajak dikalikan tahanan tanah terhadap pembajakan (draftnya).
sehingga besaran daya yang dipakai untuk membajak dapat dirumuskan:

Daya (PS) Gaya (Kg) x Kecepatan (m/det)


= 75
a. Kebutuhan daya untuk bajak singkal (moldboard plow)

Dܽরܽ (PS) খ Ds x w x d x
75
Keterangan :
w : Lebar keja (cm)
d : Kedalaman kerja (m/det)
ds : draf spesifik (kg/cm2)
b. Kebutuhan daya untuk bajak rotary

ts x w x d x ዘ eh x E ዘ
dܽরܽ (PS) খ 75 x 6t
Keterangan :
Rpm : Rotarasi per menit dari rotary
Er : Efisiensi penerus daya, untuk yang menggunakan pto sekitar 63%
Ts : teori spesifik
harga ts ini dipengaruhi oleh jenis tanahnya, sehagai contoh untuk
tanah regosol: 0,0189-0,0244 sedang untuk tanah grumosol, alluvial:
0,0163-0,0179.
CATATAN:
1 HP = 33.000 0 Ib/menit 550 ft.lb/det.
1 PS = 75 kg m/det
1 HP = 1,014 PS- 0.7475 KW = 550 ft.lb/det

4. Cara Kerja Pengukuran Efesiensi/Kapasitas Kerja Lapang:


a. Traktor dan alat-alat disiapkan, dan catatlah spesifikasi alat yang
digunakan, serta catat kondisi lapang/daerah.
b. Tangki bahan bakar diisi penuh (untuk memudahkan pengukuran
pemakaian bahan bakar)
c. Ambil jarak di lapangan sepanjang 20 meter (jarak A-B),
d. Siapkan stopwatch dan dua orang pencatat waktu, seorang bertugas
mengamati waktu pembajakan sepanjang jarak A-B dan seorang lagi
mengamati waktu yang dipakai traktor untuk membelok dan bila perlu
seorang lagi untuk berjaga-jaga bila selama operasi terjadi kerusakan
atau kemacetan.
e. Berilah tanda pada roda belakang kanan dan kiri dan dua orang
pengamat, yang masing-masing bertugas menghitung jumlah putaran
roda tersebut sepanjang jarak A-B sewaktu traktor berjalan. Dan
sebelumnya ukurlah diameter rodanya.
f. Setelah semua siap, traktor mulai dijalankan berawal dari patok A ke
patok B.
g. Ketika bajak melewati patok A hidupkan stopwatch dan setelah bajak
sampai patok (bajak akan diangkat) stopwatch dimatikan. Catat
waktunya, dan catat pula jumlah putaran roda kanan dan kiri pada jarak
A-B.
h. Selanjutnya bila bajak mulai diangkat yaitu setelah melewati patok B
hidupkan stopwatch yang lain dan bajak setelah diturunkan/melewati
patok B pada jalur berikutnya (yaitu traktor dari arah B ke A) matikan
stopwatch dan catat waktu untuk bēlok tersebut.
i. Sebaliknya ketika bająk melewati patok B jalankan stopwatch lagi
hingga sampai pada patok A, demikian seterusnya sampai didapat data:
waktu pembajakan dari A ke B dan dari B ke A, waktu untuk belok, dan
jumlah putaran roda belakang kanan dan kiri, serta data lebar kerja
pembajakan pada masing-masing lintasan, dan data kedalaman
pembajakan pada masing-masing lintasan.
j. Setelah diperoleh data secukupnya, maka operasi dihentikan dan catat
pula data-data: pemakaian bahan bakar, luas lahan yang dikerjakan,
laman pengujian.
k. Masukkan semua data yang diperoleh dari hasil praktikum tersebut
dalam lembar data yang tersedia.

D. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengambil jarak dilapangan 15m x 10m, kemudaian memberi patok pada
setiap sisinya.
3. Menyiapkan stopwatch dan empat orang sebagai pencatatan waktu pada saat
jalan dari jarak A ke B, pada saat berbelok, total waktu keseluruhan dan satu
orang lagi diperlukan untuk melihat dimana alat tersebut jika mengalami
kemacetan.
4. Memberi tanda pada roda belakang kiri dan kanan, dua orang sebagai
pengamat pada saat pemutaran roda, dan mengukur diameter roda
5. Traktor di jalankan setelah semua siap.
6. Stopwatch di hidupkn ketika bajak melewati patok A dan setelah bajak
sampai titik B (implement akan diangkat) stopwatch dimatikan. Kemudaian
mencatat waktunya, dan mencatat roda yang berputar.
7. Bila implemet mulai diangkat yaitu setelah melewati garis B hidupkan
stopwatch yang lain dan bajak setelah melewati patok B matikan stopwatch,
dan mencatatnya.
8. Data yang dimati yaitu, waktu pembajakan dari A ke B, waktu pembajakan
dari B ke A, waktu untuk belok, jumlah putaran roda, pemakaian bahan bakar,
luas lahan yang dikerjakan, lama pengujian, data lebar kerja pembajakan
pada masing-masing lintasan, dan data kedalaman pembajakan pada masing-
masing lintasan.
ACARA IV
PENILAIAN UNJUK KERJA PERONTOK PADI (THRESER)

A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui klasifikasi dan spesifikasi teknik perontok padi (threser).
2. Mengetahui komponen, cara kerja, dan cara mengoperasikan alat perontok
padi (threser).
3. Mengetahui kemampuan kerja dari perontok padi (threser).

B. Alat dan Bahan


1. Perontok padi (threser)
2. Padi
3. Roll meter
4. Stopwatch
5. Timbangan
6. Karung
7. Tachometer
8. Moisture tester
9. Timbangan Analitik

C. Pengantar
1. Klasifikasi dan bagian-bagian utama dari threser
Usaha memotong gabah dari tangkai malai padi dapat dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain dengan cara: iles, banting, gebug/pukul, pedal
threser, power threser, dsb. Dari berbagai cara tersebut yang banyak
dikembangkan/digunakan saat ini adalah threser. Menurut sumber tenaga
penggeraknya, threser dibedakan atas
a. Pedal threser yaitu threser yang digerakkan oleh tenaga manusia
b. Power threser yaitu threser yang digerakkan oleh tenaga motor/mesin
Sedang ditinjau dari cara memasukkan bahan, threser dapat dibedakan
menjadi dua tipe, yaitu:
a. Tipe "hold on", dalam proses perontokannya hanya malai dan batang
bagian atas yang dimasukkan ke dalam threser
b. Tipe "thrown in" yaitu semua bahan (mulai dari batang padi) yang
dipanen dimasukkan ke dalam threser
Bagian-bagian utama dan fungsi dari power threser adalah sebagai
berikut:
a. Motor penggerak sebagai sumber tenaga (dapat berupa motor
bensin/diesel, motor listrik, kincir angin/air dsb.
b. Silinder/drum, sebagai tempat untuk memasang gigi paku/kawat dan
blower kawul. yang masing-masing berfungsi untuk merontok gabah dan
mengeluarkan jerami/kawul
c. Corong pemasukan (hopper), berfungsi untuk memasukkan bahan (padi)
d. Kipas udara (blower), untuk membersihkan gabah yang telah terontok
e. Soringan, untuk menyaring/memisahkan gabah dengan jerami yang
telab.terontcok oleh gigi paku/kawat
f. Corong pengeluaran utama (outlet), sebagai tempat keluarnya gabah
yang telan terontok
g. Body threser, sebagai kerangka utama tempat terpasangnya
bagian-bagian di atas
h. Dan masih ada bagian-bagian lain yang merupakan kelengkapan threser
yaitu pulley silindor V belt tutup silinder dsb.
2. Efisiensi dan kapasitas kerja threser
Dalam kegiatan lapang harus dipertimbangkan faktor-faktor teknis yang
menentukan aspek ekonomi penggunaan alat/mesin pertanian. Faktor teknis
ini antara lain menyangkut kapasitas dan efisiensi kerja.
Kapasitas kerja perontokan didefinisikan sebagai kemampuan kerja
threser dalam memberikan hasil (kg) per satuan waktu. Jadi kapasitas
perontokan (threshing capacity) yaitu jumlah berat gabah (kg) yang keluar
dari lubang pengeluaran utama yang dihitung dalam satuan waktu tertentu
Sedang efisiensi perontokan (threshing efficiency) yaitu presentase berat
gabah yang keluar dari semua lubang pengeluaran (outlet) terhadap total padi
yang dimasukkan selama perontokan. Faktor-faktor teknis tersebut besarnya
dipengaruhi oleh:
a. Keadaan thresher: lama/baru, tipe/model
b. Keadaan bahan (padi): varietas padi, kadar air gabah dan jerami, panjang
potongan batang jerami termasuk malai
c. Keterampilan operetor, dsb
3. Beberapa istilah penting yang perlu diketahui dalam menentukan
faktor-faktor teknis dari thresher
a. Gabah utuh yaitu gabah yang telah masak dan tidak patah.
b. Gabah rusak yaitu gabah yang sebagian/seluruhnya mengalami
kerusakan/kepatahan.
c. Jerami yaitu padi beserta tangkai malai yang keluar dari ruang perontog
dan telah mengalami perubahan bentuk aslinya.
d. Gabah yang tidak terontok yaitu gabah yang lekat dari tangkai malai
padi setelah melewati proses perontokan
e. Nisbah gabah yaitu perbandingan berat gabah dan berat
f. Gabah tercecer yaitu gabah yang bertebaran disekitar thresher
g. Gabah campuran yaitu campuran gabah utuh, gabah rusak, dan benda
asing lainnya yang keluar dari lubang pengeluaran utama (Outlte)
h. Kemurnian gabah yaitu presentase berat gabah terhadap gabah yang
masih kotor
i. Rendemen (threshing recovery) yaitu presentase berat gabah pada outlet
utama terhadap padi yang dimasukkan selama perontokan.
Secara matematis faktor teknis dalam perontokan dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
B
 Kapasitas Perontokan (Kp) =
Tp
 H
 Efesiensi Perontokan (Ep) = 1 x 100%
 
 A
B
 Rendemen (Tr) x 100%
A
= G
x 100%
A
 Presentase kehilangan hasil E
x100%
F
=

 Presentase gabah rusak

=
M
 Kemurnian gabah x =
100% F
H
 Persentase gabah tak terontok = x 100%
A
Keterangan :
A = Total berat padi yang dirontok per unit waktu tertentu (Kg)
B = Berat gabah (utuh dan rusak) yang diperoleh dari lubang
pengeluaran utama (Kg)
Tp = Total waktu selama perontokan (jam)
E = Berat gabah rusak dari sejumlah sample tertentu yang diambil dari
outlet utama dari gabah (Kg)
F = Jumlah betat total dari sejumlah sample tertentu yang diambil dari
outlet utama dari gabah (Kg)
G = Jumlah berat gabah (utuh dan rusak) dan gabah yang tidak terontok
yang keluar dari semua lubang outlet kecuali outlet utama gabah
(Kg)
H = Berat gabah yang tidak terontok dari semua lubang pengeluaran
per unit waktu tertentu
M = Berat gabah utuh yang diperoleh dari lubang pengeluaran utama
per unit waktu tertentu

D. Cara Kerja
1. Mengamati dan mencatat spesifikasi alat perontok padi
2. Menimbang dua karung yang berisi padi.
3. Menyiapkan, menghidupkan mesin, menempatkan bak penampung gabah di
lubang pengeluaran utama.
4. Melakukan perontokan menggunakan thresher dengan memasukkan padi
melalui inlet.
5. Mencatat waktu yang diperlukan untuk merontokkan padi.
6. Menampung, mengumpulkan dan menimbang seluruh hasil yang keluar dari
semua lubang pengeluaran.
7. Mengambil sejumlah sampel dari pengeluaran utama untuk di ukur
kandungan airnya menggunakan moisture tester.
8. Mengambil sampel dari setiap hasil yang keluar dari semua lubang
pengeluaran.
9. Menimbang dan memilah sejumlah sampel, masing-masing meliputi gabah
utuh, gabah rusak, gabah tidak terontok, dan jerami.
10. Menimbang hasil pilahan dan menghitung kemampuan kerja perontok padi
(threser) tersebut.
ACARA V
PENENTUAN UNJUK KERJA PERALATAN PENGENDALIAN HAMA DAN
PENYAKIT TANAMAN

A. Tujuan Praktikum
Menentukan spesifikasi kerja dari sprayer yang meliputi:
1. Lebar kerja efektif.
2. Besarnya debit.

B. Alat dan Bahan


1. Sprayer
2. Papan Penampung Beralur
3. Stopwatch
4. Gelas Ukur
5. Aqua Gelas
6. Roll Meter
7. Penggaris

C. Pengantar
Perlakuan/tindakan pemberantasan hama dan penyakit dapat dilakukan
dengan 3 cara, yaitu secara mekanis, biologis dan chemis. Yang banyak dipakai
adalah secara chemis karena dinilai relatif lebih efektif dari cara lainnya sedang
bahan yang dipakai dalam perlakuan secara chemis dapat berupa:
1. Cairan: alat/mesinnya disebut sprayer
2. Asap: alat/mesinnya disebut fumigater
3. Bubuk: alat/mesinnya disebut duster
Yang akan diuraikan di sini hanya terlatas pada alat/mesin yang akan
digunakan untuk praktikum yaitu sprayer.
1. Sprayer
Adalah suatu alat/mesin yang berguna untuk memecah suatu
cairan/larutan suspense menjadi butiran/tetesan droplets yang ukurannya
tertentu, sedang penyebarannya dapat dilakukan secara hidrolis, pneumatic,
atau grafimetris.
Berdasarkan ukuran butiran yang dihasilkan maka alat/mesin pengendali
hama dan penyakit yang menggunäkan bahan dari jenis cairan dibedakan:
 Mesin pengabut ukuran butiran (0,1 - 30) x 10-6 cm
 Mist sprayer: ukuran butiran (30 - 100) x 10-6 cm
 Sprayer: ukuran butiran (100 - 400) x 10-6 cm
2. Bagian-bagian Utama dari Sprayer dan Fungsinya:
a. Tangki : Sebagai tempat bahan cairan yang akan disemprotkap
b. Pompa tekan: Berfungsi untuk menghasilkan tekanan terhadap cairan
yang akan disemprotkan
c. Pengaduk/agigator: digunakan/disemprotkan
d. Slang: sebagai tempat pengaliran bahan kimia dari tangki ke nozzle
e. Nozzle: sebagai tempat pembentukan butiran cairan/pengabutan
f. Manometer: penunjuk tekanan cairan tangki
g. Klep penutup dan tali penyandang dsb bahan cairan akan untuk
mengaduk yang
3. Faktor-Fakor yang Mempengaruhi Efektifitas Penggunaan Sprayer
a. Faktor yang berasal dari alat:
1) Nozzle: besar kecilnya partikel yang dihasilkan sprayer tergantung
dari bentuk, ukuran, dan besarnya lobang nozzle. Bentuk nozzle
akan memberikan ciri tersendiri dalam pembentukan butiran/partikel.
Sedang lebar nozzle akan berpengaruh terhadap penyebaran dan
ukuran butiran, makin lebar nozzle untuk tipe yang sama maka
penyebaran ukuran makin tidak seragan dan ukurannya menjadi
lebih besar. Hal ini disebabkan pada waktu butiran keluar dari
nozzle akan mengalami hambatan sebanding dengan butiran cairan,
viskositas udara dan kecepatan awal butiran tersebut.
2) Tekanan: makin besar tekanan yang digunakan akan menyebabkan
proses penumbukan cairan pada nozzle makin besar, dan juga selisih
kecepatan htara udara yang meniup dengan cairan dalam tangki
makin besar.
b. Faktor cairan (bahan yang digunakan)
Nilai viskositas, kerapatan, dan tegangan muka sangat berpengaruh
terhadap bentuk ukuran butiran dan penyebarannya.
c. Faktor yang berasal dari luar:
1) Kecepatan angin: akan mempengaruhi ukuran penyebaran butiran
2) Suhu, lengas nisbi, dan kerapatan dari udara akan (mempengaruhi
terhadap penguapan dan tahanan jatuhnya partikel cairan
3) Faktor dari tanaman: kerapatan dan tingkat pertumbuhan tanaman
sangat berpengaruh terhadap penyebarannya.
4. Pengukuran Spesifik Kerja Sprayer:
Penentuan spesifikasi kerja dari sprayer dimaksudkan agar usaha-usaha
penyemprotan dapat efektif, dan efek sisa bahan kimia yang tertinggal
sekecil-kecilnya sehingga bahaya peracunan/pencemaran dapat dihindari.
Untuk maksud tersebut, maka sprayer sebelum digunakan perlu diadakan
kalibrasi (usaha untuk menentukan/memperbaiki pada ukuran yang sesuai),
sehingga penggunaan dari sprayer di lapangan nantinya dapat memenuhi
persyaratan teknis yang ditentukan, yaitu:
a. Penggunaan dosis bahan kimia yang tepat
b. Penyebarannya dapat seragam
c. Penetrasi bahan kimia yang tinggi
d. Bahan kimia dapat tahan melekat pada tanaman
Kebutuhan bahan kimia yang diperlukan dapat dihitung sebagai berikut:

V.B.N liter/menit
q    (SIMBOL KURANG
JELAS)x10x60
Di mana:
q = bahan kimia yang diperlukan (It/menit)
V = kecepatan kerja (km/jam)
B = lebar kerja (meter)
N = dosis bahan kimia (/ha)
= faktor penghasilan nozzle (0,50 -0,70)
Dalam praktikum hanya akan dikerjakan terbatas pada penentuan lebar
kerja efektif dan debitnya. Lebar kerja efektif yaitu lebar kerja penyemprotan
optimal yang menghasilkan sebaran melintang volume persatuan luas yang
paling seragam. Agar diperoleh lebar kerja yang efektif, maka pengambilan
jarak lintasan penyemprotan berikutnya dilakukan sedemikian rupa sehingga
terjadi overlapping antara penyemprotan dengan penyemprotan berikutnya.
Sehingga ketidak seragaman yang dihasilkan penyemprotan I ditutup
penyemprotan berikutnya, demikian seterusnya sampai pada lintasan
penyemprotan terakhir.
Cara penentuan lebar kerja efektif :
 Dicoba menyemprotkan sprayer di atas papan penampung beralur dalam
jangka waktu dan tekanan tertentu. Masing-masing tampang alur
dikumpulkan dan diukur volumenya (misalnya Vi, di mana i adalah
nomor urut alur dari kiri ke kanan atau sebaliknya), Sehingga diperoleh
poła penyebaran melintang dari harga-harga Vi dari i=1 sampai dengan
i=n, di mana n adalah nomor terakhir alur.
 Kemudian pola yang diperoleh tadi dianalisa untuk mendapatkan lebar
kerja efektifnya dengan dua cara yaitu secara grafis dan secara statistic.
 Secara grafis:
 Buatlah grafik dari pola penyebaran yang diperoleh tadi dengan
absis adalah i dan ordinat adalah Vi
 Dicoba suatu lebar kerja tertentu yaitu digambar lagi pola tadi di
sebelah kanan/kirinya dengan jalan menggeser selebar lebar kerja
yang dicobakan
 alur overlapping dari penyemprotan dengan lebar kerja yang dicoba
tadi didapat dari menjumlahkan harga V yang ada pada setiap titik,
dan hasilnya digambarkan
 kemerataan/keseragaman dilihat dari gambar hasil penjumlahan tadi
 dicoba lagi untuk lebar kerja yang lain, sehingga diperoleh gambar
grafik yang diperkirakan paling seragam/merata, dan itulah lebar
kerja efektifnya
 Secara statistik:
 Penentuan lebar kerja efektif didasarkan pada perkiraan gambar
seperti di atas dan juga didasarkan dengan hasil perhitungan suatu
besaran kuantitatif yaitu koefisien variasi (CV), di mana:

CV  Standar deviasi
Harga rata - rata
v
Harga rata rata   v
n
v = harga tampang setelah dijumlahkan terhadap tampang
lintasan sebelahnya
n = Banyaknya tampang selebar, lebar kerja yang diambil
pada selebar lebar kerja

(v  v)
Standar deviasi (SD)  n 1

 Harga CV yang diperoleh dibandingkan untuk berbagai lebar kerja


dengan membuat daftar lebar kerja dan CV
 Lebar kerja efektif dipilih dari lebar kerja dengan CV yang minimum
(paling merata)
 Lebar kerja = n x b di mana b = lebar 1 alur

D. Cara Kerja
1. Mengamati dan mencatat spesifikasi alat yang digunakan
2. Menyiapkan papan penampung beralur, susun botol secara berurutan dan
diberi nomor urut 1-40
3. Mengisi tangki sprayer dengan air dan pompa sampai penuh (sekala yang
dikehendaki)
4. Meletakan nozel secara tegak lurus diatas papan penampung beralur dengan
jarak tegak kurang lebih 40 cm
5. Setelah siap, maka bukalah krannya biar menyemprot dan bersamaan itu pula
stopwatch dinyalakan dan amati jarum petunjuk (manometer)
6. Setelah jarum petunjuk menunjukkan sekala tertentu maka tutuplah krannya
dan hentikan pula stopwatchnya
7. Mencatat waktu yang digunakan untuk menyemprot, dan mengukur volume
air yang tertampung pada masing-masing botol dengan tiga kali ulangan
8. Mengukur jarak alur, panjang alur, temperature udara di tempat percobaan
ACARA VI
PENENTUAN PRESTASI KERJA POMPA AIR UNTUK
PENGAIRAN

A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui spesifikasi teknis dari pompa air
2. Mengetahui bagian-bagian dari alat dan fungsinya serta cara pengoperasian
3. Menentukan prestasi kerja pompa air

B. Alat dan Bahan


1. Mesin pompa air
2. Roll meter
3. Stopwatch
4. Tachometer
5. Penampung air

C. Pengantar
Menurut sumber tenaga penggeraknya pompa air untuk pengairan dapat
digerakkan dengan tenaga manusia, motor dan tenaga alam lain. Saat ini yang
paling banyak dikembangkan adalah pompa air dengan tenaga motor. Pompa ini
ada beberapa tipe ya pompa sentrifugal, axial; torak; plunyer. Dari keempat tipe
tersebut yang banyak digunakan adalah tipe sentrifugal karena tenaga tekannya
cukup kuat sehingga dapat menaikkan air yang cukup tinggi
1. Bagian-bagian utama dari pompa sentrifugal dan fungsinya
a. Unit pompa, yang terdiri:
1) Rumah pompa, yaitu sebagai tempat impeller
2) Sudu-sudu, berfungsi untuk menghisap dan menekan air
3) Pipa hisap dan pipa tekan
b. Unit motor, sebagai sumber tenaga penggerak
2. Beberapa istilah penting yang digunakan untuk menentukan prestasi kerja
pompa
a. Base plane adalah suatu bidang datar yang melalui garis sentral poros
pompa
b. Tinggi hisap adalah jarak vertical antara "base plane" dengan sumber air
yang dihisap
c. Tinggi tekan adalah jarak vertical antara "base plane" dengan air yang
keluar dari pompa
d. Tinggi pemompaan, yaitu jumlah dari tinggi hisap ditambah tinggi tekan
e. Water horse power (WHP) adalah jumlah tenaga (Hp) secara teoritis
yang diperlukan untuk menaikkan air per satuan waktu pada tinggi
pemompaan (total head) tertentu
f. Brake horse power (BHP) adalah jumlah tenaga (Hp) yang secara nyata
diperlukan, untuk menaikkan air per satuan waktu pada tinggi
kehilangan tenaga karena adanya kebocoran, gesekan, dsb
g. Debit pompa, adalah outpun air yang dihasilkan pompa per satuan waktu
h. Efisiensi pompa adalah WHP dibagi BHP dikalikan 100%

Penentuan debit dan efisiensi pompa dapat dihitung sebagai berikut:


a. Debit pompa (Q) = output air yang dihasilkan pompa per satuan waktu
(/det atau m'/jam)

b. WHP Qxh
= 76
Di mana :
WHP = water horse power (Hp)
Q = debit pompa (L/det) atau (m/jam)
H = tinggi pemompaan (m)

c. BHP Qxh
 273 x n
Dimana :
N = rpm pompa
WHP
d. Ep = x100%
BHP
Dimana :
Ep = Efeseiensi Pompa (%)
Prinsip kerja pompa sentrifugal :
1. Air mengalir karena perbedaan tekanan, air naik karena adanya
tambahan pada air tersebut, sehingga mampu melawan tenaga potensial
air pada suatu titik
2. Pada bagian pengisapan (pipa isap), karena putaran impeller (propeller
yang mempunyai sudu-sudu menyebabkan udara pada pusat impeller
terbuang keluar karena gaya sentrifugal, sehingga pada pusat impeller
terjadi penurunan tekanan yang mendekati hampa. Sehingga terjadi
perbedaan tekanan antara udara di sekitar rumah pompa dengan muka air
bebas. Hal ini dapat terjadi bila pipa penghisap harus betul-betul rapat
3. Karena terjadi perbedaan tekanan tersebut di atas, maka air bebas
tersebut akan naik sampai di rumah pompa (pusat impeller). Secara
teoritis perbedaan tekananannya sebesar 1 atm, maka tinggi hisap secara
teoritis adalah satu atmosfir (1 atm 10 meter kolom air), tetapi
prakteknya hanya mampu mencapai sekitar 8 meter
4. Setelah air sampai di pusat impeller, air tersebut akan ditekan keluar oleh
adanya gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh sudu-sudu yang berada
dalam rumah pompa tersebut, sehingga air akan keiuar melalui pipa
tekan. Sedang tinggi tekan tergantung dari besarnya gaya sentrifugal dan
dalam hal ini tergantung pula besarnya tenaga dari motor penggeraknya.

D. Cara Kerja
Mengamati dan mencatat spesifikasi alat/mesin yang digunakan untuk praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonym, Test Codes and Procedure for Farm Machinery Partl, Part 2, Part 11,
Part 12,
2. Hunt, Donnel, 1973, Farm Power and Machinery Management Published by Mc
Graw Hill Part 15, RNAM. Co.
3. Husain, D.,D, 1978, Performance Studies of Country Plough in Bangladesh.
4. Jones, 1963, Farm Gas Enginesaand Tractors, McGraw Hill Book Company,
New York
5. Stone Gulvin, (thn?), Tractors and Their Power Unit, John Willey and Sons, Inc,
New York

Anda mungkin juga menyukai