Anda di halaman 1dari 10

BAB I

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Dalam bidang otomotif keselamatan dan keamanan dalam bekerja sangat diperlukan. Baik dalam hal perawatan maupun perbaikan
kendaraan. Namun sebenarnya apa sih keselamatan dan kesehatan kerja dalam bidang otomotif itu?

Pengertian Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Bedasarkan Mangkunegara (2002) mengenai keselamatan dan kesehatan kerja merupakan pemikiran serta upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan jasmaniah maupun rohaniah secara khusus untuk tenaga kerja, dan umumnya untuk manusia, dan
merupakan hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

Pengetahuan Dasar Keselamatan dan Kesehatan kerja

Dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di lapangan, perlu diketahui bahwa tujuan diterapkan K3 adalah untuk
menghindari terjadinya kecelakaan kerja. Adapun beberapa istilah yang terkait dengan kecelakaan kerja yaitu :
1. Bahaya (Hazard) adalah segala sesuatu keadaan atau tindakan yang berpotensi untuk menyebabkan kecelakaan (cidera pada
manusia, kerusakan pada alat/proses/lingkungan sekitar), cidera atau kerusakan tidak akan terjadi apabila tidak ada kontak langsung.
2. Resiko (Risk) adalah kemungkinan kecelakaan yang dapat terjadi karena suatu bahaya, kemudian bisa memicu suatu insiden.
3. Insiden (Incident) adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan yang dapat mengakibatkan cedera pada manusia atau kerusakan
pada alat/proses/lingkungan sekitar (hampir celaka).
4. Kecelakaan (Accident) adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan, tidak terduga yang dapat menimbulkan kerugian material,
disfungsi atau kerusakan alat/bahan, cidera, korban jiwa, kekacauan produksi. Kecelakaan tidak harus selalu ada korban manusia
atau kekacauan, yang jelas dampak dari kecelakaan akan menimbulkan kerugian. Setiap kecelakaan yang terjadi dikarenakan faktor
penyebab sebagai berikut :
a) Unsafe Condition (Kondisi yang tidak aman) Beberapa contoh kondisi yang tidak aman antara lain;
 Peralatan kerja yang sudah tidak layak dipakai
 Peralatan kerja yang tidak ergonomis
 Tempat kerja yang tidak bersih dan tidak rapi
 Mesin yang memiliki roda tidak dipasang penutup
 Kurangnya sarana pengaman di tempat kerja
b) Unsafe Action (Kelalaian/Tindakan yang tidak aman) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk bertindak kurang
aman dalam melakukan pekerjaan, antara lain :
 Tenaga kerja tidak tahu tentang : (a) Bahaya-bahaya di tempat kerja (b) Prosedur kerja aman (c) Peraturan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) (d) Instruksi Kerja
 Kurang berkompetensi yaitu dalam : (a) Mengoperasikan mesin-mesin (b) Memakai alat-alat kerja yang sesuai (c) Jenis
pekerjaan yang sedang dikerjakan
 Penyimpangan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yaitu : (a) Menempatkan tenaga kerja yang tidak
sesuai dengan bidang pekerjaannya (b) Penegakan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang lemah (c) Paradigma
dan komitmen keselamatan dan kesehatan kerja yang tidak mendukung (d) Tanggung jawab keselamatan dan kesehatan
kerja yang tidak jelas (e) Anggaran yang tidak mendukung (f) Tidak ada audit keselamatan dan kesehatan kerja
Konsep pencegahan kecelakaan pada penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dapat menggunakan pendekatan 4-E yaitu :
1. Education (Pendidikan) Tenaga Kerja harus mendapatkan bekal pendidikan & Pelatihan dalam usaha pencegahan
Kecelakaan. Pelatihan K3 harus diberikan kepada seseorang sesuai dengan beban dan tanggung jawabnya dan dilakukan
secara terus menerus. Contoh : pelatihan dasar keselamatan dan kesehatan untuk karyawan baru,pelatihan keselamatan
dan kesehatan kerja supervisor, pelatihan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Engineering (Merekayasa/Pengaman) Rekayasa dan Riset dalam bidang Teknologi dan Keteknikan dapat dilakukan untuk
mencegah suatu kecelakaan. Contoh : pemasangan encinerator pada tangki bahan kimia,pemasangan safety valve pada
bejana tekan, pemasangan alat Pemadam otomatis , memberdayakan robot , dan lain-lain.
3. Enforcement (Penegakan peraturan) Penegakan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja dan pembinaan berupa
pemberian sanksi yang harus dilaksanakan secara tegas terhadap pelanggar peraturan keselamatan dan kesehatan kerja.
Penerapannya harus konsisten dan konsekuen.
4. Emergency Response (Penanganan Darurat) yang berarti orang lain yang memasuki tempat kerja yang memiliki potensi
bahaya besar harus memahami langkah – langkah penyelamatan bila terjadi keadaan darurat. Contoh : kebocoran tangki
bahan kimia, kebakaran, bencana alam, dan lain-lain
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dalam Bidang Otomotif

Berikut merupakan macam-macam keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 dalam bidang otomotif:

a) Kondisi Lingkungan Bengkel Otomotif. Dalam penerapan konsep keselamatan kerja, satu hal yang harus diperhatikan adalah
bagaimana lingkungan kerjanya. Sanga penting untuk memahami lingkungan kerja sebelum menerapkan keselamatan kerja sebab di
lingkungan kerja itulah proses bekerja terjadi dan, bengkel otomotif merupakan lingkungan kerja dengan spesifikasi kondisi yang
khusus. Di bengkel otomotif ini, banyak kondisi yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Dan, aspek inilah yang seharusnya
diperhatikan. Hal-hal yang harus diperhatikan pada bengkel otomotif meliputi:
 Lebar Ruangan Lebar Ruangan yang dibutuhkan untuk memerlukan servis tidak membutuhkan ruangan yang sangat besar,
dengan ukuran 2x2 m sudah cukup untuk melaksanakan kegiatan servis. Ruangan yang terlalu besar ataupun yang sempit
tidak baik untuk praktek servis, pada ruangan yang terlalu besar montir akan kesulitan untuk mencari dan merapikan alat-alat
yang tercecer sehingga akan membuang waktu sedangkan pada ruangan yang sempit akan membatasi pergerakan pada
saat melakukan kegiatan servis.
 Penerangan Ruangan Penerangan yang dibutuhkan di dalam bengkel adalah penerangan dari tempat terbuka yaitu dari
cahaya matahari, namun apabila bengkel yang besar tidak selalu cahaya matahari dapat menerangi seluruh ruangan
sehingga apabila ruangan bengkel yang besar perlu ditambahkan penerangan dari lampu, bengkel yang redup dapat
merusak mata dari montir.
 Ventilasi Pada bengkel otomotif apabila tidak dilakukan pada ruangan yang terbuka maka perlu sebaiknya dibuat ventilasi
udara, karena apabila ada hasil pembakaran dari motor yang kurang baik dapat menghasilkan gas-gas yang berbahaya bagi
manusia
 Penempatan alat-alat Di sebuah bengkel otomotif, kita akan menjumpai beberapa hal, misalnya bahan yang mudah terbakar,
bahan yang licin, tajam, alat-alat ukur, dan alat-alat servis. Agar tidak menimbulkan bahaya yang tidak diharapkan, alat-alat
tersebut perlu ditempatkan dengan rapi dan baik. Penempatan alat-alat dapat disimpan ke dalam lemari sehingga pada saat
digunakan dapat dicari dengan mudah.
 Rambu-Rambu K3 Untuk mengingatkan mengenai resiko bahaya pada saat melakukan pekerjaan di bengkel otomotif,
Rambu-rambu K3 perlu ditempatkan pada tempat-tempat mudah dilihat. Dengan adanya rambu-rambu K3, pekerja akan lebih
mengerti resiko dari bahaya yang ditimbulkan pada saat melakukan suatu pekerjaan sehingga hasil kerja dapat sesuai
dengan yang diharapkan.
 Rambu-Rambu K3 Untuk mengingatkan mengenai resiko bahaya pada saat melakukan pekerjaan di bengkel otomotif,
Rambu-rambu K3 perlu ditempatkan pada tempat-tempat mudah dilihat. Dengan adanya rambu-rambu K3, pekerja akan lebih
mengerti resiko dari bahaya yang ditimbulkan pada saat melakukan suatu pekerjaan sehingga hasil kerja dapat sesuai
dengan yang diharapkan.
b) Alat Keselamatan Kerja di Bengkel Otomotif. Untuk menunjang tercapainya keselamatan kerja di bengkel otomotif, maka kita perlu
mempersiapkan beberapa alat dan bahan yang dibutuhkan dalam program ini. Alat dan bahan tersebut harus kita sediakan di bengkel
otomotif sehingga pada saat diperlukan dapat kita pergunakan sebaik-baiknya. Alat dan bahan yang kita maksudkan meliputi:
 Tabung Pemadam Kebakaran Ini merupakan alat pemadam kebakaran standar. Dengan alat ini, maka kita dapat
memadamkan api yang mungkin tercipta di bengkel otomotif kita. Hal ini mengingat bahwa beberapa bahan yang kita
pergunakan di bengkel otomotif bersifat mudah terbakar.
 Pasir Pasir yang kita maksudkan dalam hal ini adalah pasir kering. Pasir ini kita gunakan sebagai penutup lantai yang
tergenang air atu minyak pelumas yang tumpah. Dengan pasir ini, maka tumpahan minyak kita tutupi sehingga tidak
menyebabkan kecelakaan saat ada orang yang menginjaknya.
 Kain Majun Kain majun merupakan berbagai kain bekas atau potongan sisa kaos atau baju yang bisa didapatkan dari
penjahit. Kain ini digunakan sebagai lap atau lebih dikenal dengan majun sehingga kebersihan terjaga.
 Serbuk Kayu Gergaji Serbuk kayu gergaji adalah serbuk yang dihasilkan dari proses penggergajian kayu. Serbuk ini kita
gunakan untuk menutup genangan air atau terutama minyak pelumas di lantai bengkel. Prinsipnya sama dengan pasir, tetapi
dengan menggunakan serbuk kayu ini, lebih bersih dan mudah dibersihkan. Adapun alat-alat yang dibutuhkan pada saat
melakukan servis antara lain berupa alat-alat ukur, kunci pas, kunci sok, tang, kikir, sikat, dan oli. Adapun cara pengendalian
ancaman bahaya kesehatan kerja adalah : (a) Pengendalian teknik: mengganti prosedur kerja, menutup mengisolasi bahan
berbahaya, menggunakan otomatisasi pekerjaan, menggunakan cara kerja basah dan ventilasi pergantian udara.(b)
Pengendalian administrasi : mengurangi waktu pajanan, menyusun peraturan kesehatan dan keselamatan kerja, memakai
alat pelindung, memasang tanda-tanda peringatan, membuat daftar data bahan-bahan yang aman, melakukan pelatihan
sistem penangganan darurat.
c. Kondisi manusia di bengkel otomotif,
pekerja yang akan melakukan kegiatan servis perlu memiliki dasar-dasar pengetahuan mengenai kenderaan bermotor karena dengan
adanya pengetahuan yang cukup, selain untuk efisiensi waktu juga untuk menghindarkan kesalahankesalahan penggunaan alat kerja
ketika melakukan servis sehingga dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Pekerja bengkel juga perlu menjaga kesehatan karena
dengan kondisi badan yang kurang sehat dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja. Selain itu perlu diadakan pemeriksaan
kesehatan berkala terhadap pekerja bengkel sehingga dapat mengurangi resiko penyakit yang berbahaya seperti keracunan gas. Oleh
sebab itu untuk mengutamakan K3 pada saat bekerja di bengkel servis kenderaan bermotor, manusia sebagai pelaku kegiatan perlu
memiliki kemampuan tentang servis, menjaga kesehatan dan juga perlu mematuhi aturan-aturan K3 yang ada di bengkel otomotif
sehingga dapat meningkatkan hasil kerja. .

BAB II
Mesin Konversi Energi

Pengertian Mesin Konversi Energi


Mesin merupakan pesawat yang dapat menghasilkan suatu gerak atau kerja. Dari hal tersebut maka mesin konversi energi yaitu suatu
pesawat yang dapat mengubah suatu energi menjadi energi lain sehingga menghasilkan suatu kerja atau gerakan yang dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Berikut macam-macam mesin konversi energi.
Macam-Macam Mesin Konversi Energi
1. Motor Bakar merupakan suatu pesawat kerja yang mengubah energi kimia yaitu campuran bahan bakar menjadi gerak
translasi pada piston. Dilihat dari segi pembakaran atau energi thermal, motor bakar dapat dibedakan menjadi dua yaitu motor
pembakaran dalam, dan motor pembakaran luar. Motor pembakaran dalam yaitu proses pembakaran terjadi didalam mesin
sehingga panas hasil pembakaran dapat diubah menjadi tenaga langsung didalam mesin tersebut, sebagai contoh yaitu turbin
gas, motor bakar torak, dan mesin propulansi pancar gas. Mesin pembakaran luar, proses pembakaran terjadi diluar mesin
sehingga membutuhkan mesin untuk pembakaran, baru hasil panas pembakaran dialirkan ke mesin untuk diubah menjadi
tenaga atau usaha, sebagai contoh yaitu ketel uap dan turbin uap.

2. Turbin Gas merupakan suatu pesawat kerja yang memanfaatan gas untuk memutar turbin dengan pembakaran internal.
Didalam turbin gas, energi kinetik diubah menjadi energi mekanik melalui udara bertekanan yang mampu memutarkan turbin
sehingga dapat menghasilkan usaha. Udara masuk melalui kompresor melalui inlet turbin. Gas yang bertekanan dan
bertemperatur tinggi ini kemudian dibakar diruang bakar. Hasil pembakaran gas panas dan bertekanan tinggi dialirkan ke roda
turbin untuk mendapatkan usaha. Kemudian udara panas yang telah melewati roda turbin dibuang melalui exhaust.

3. Motor Listrik merupakan sebuah perangkat elektormagnet yang merubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik
ini yang digunakan atau dimanfaatkan ke media lain seperti mixer, pompa air, dan lain sebagainya.

4. Sell Bahan Bakar (Fuel Cell) pada dasarnya sama seperti baterai. Fuel cell merupakan pesawat kerja yang menggunakan
reaksi kimia untuk menghasilkan listrik. Perbedaan fuel cell dengan baterai yaitu apabila baterai membutuhkan pengisian dan
pengosongan kimia, maka fuel cell membutuhkan pengisian bahan bakar untuk menghasilkan listrik. Bahan bakar dielektrolisis
untuk menghasilkan elektron. Salah satu bahan bakar yang digunakan pada fuel cell yaitu hidrogen.
5. Solar Cell merupakan pesawat kerja yang mampu mengubah energi panas matahari menjadi energi listrik. Secara sederhana,
solar cell terdiri dari persambungan bahan semi konduktor p dan n sehingga ketika terkena panas terdapat atau terjadi aliran
elektron atau aliran listrik.

Beberapa mesin atau pesawat kerja diatas merupakan mesin konversi energi yang banyak digunakan terutama dalam bidang otomotif.

BAB III
Kerja Mesin 2 Langkah dan Mesin 4 Langkah

Pada motor bakar dikenal dengan istilah motor 2 langkah atau motor 2 tak dan motor 4 langkah atau motor 4 tak. Keduanya
sebenarnya sama yaitu motor bakar tipe internal combustion atau pembakaran dalam. Sesuai dengan penamaannya prinsip kerja
motor 2 langkah atau motor 2 tak yaitu dalam penyelesaian satu siklus pembakaran hanya dibutuhkan 2 langkah saja atau 2 kali
gerakan piston. Sementara itu prinsip kerja motor 4 langkah atau 4 tak yaitu penyelesaian satu siklus pembakaran membutuhkan 4
kali langkah piston.

Satu siklus pembakaran terdiri dari 4 langkah utama yaitu langkah hisap, langkah kompresi, langkah usaha, dan langkah buang.
Keempat langkah ini harus dilalui agar motor dapat bekerja sebagaimana mestinya. Apabila satu langkah membutuhkan satu
pergerakan piston maka dalam satu siklus pembakaran seharusnya membutuhkan 4 kali langkah atau pergerakan piston. Pergerakan
piston ini dimulai dari titik mati bawah ke titik mati atas atau sebaliknya.

Pada motor 2 langkah atau motor 2 tak membutuhkan dua langkah atau pergerakan piston saja untuk menyelesaikan satu siklus
pembakaran. Artinya satu kali langkah piston akan terjadi dua langkah dalam siklus pembakaran. Sebagai contoh saja saat
pergerakan piston dari TMA ke TMB maka terjadi langakh usaha dan langkah hisap.

Pada motor 4 langkah atau motor 4 tak membutuhkan empat langkah atau empat kali pergerakan piston untuk menyelesaikan satu
siklus pembakaran. Artinya satu kali langkah piston terjadi satu langkah dalam siklus pembakaran.

Setiap jenis motor memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Baik kelebihan dan kekurangan motor 2 langkah atau motor 2
tak, serta kelebihan dan kekurangan motor 4 langkah atau motor 4 tak. Mengingat hal ini merupakan dasar dalam dunia otomotif,
maka harus dipelajari berbagai hal tersebut. Apa pengertian motor 4 langkah atau motor 4 tak? Bagaimana cara kerja motor 4 langkah
atau motor 4 tak? Apa saja kelebihan dan kekurangan motor 4 langkah atau motor 4 tak? Apa pengertian motor 2 langkah atau motor
2 tak? Bagaimana cara kerja motor 2 langkah atau motor 2 tak? Apa saja kelebihan dan kekurangan motor 2 langkah atau motor 2
tak?

Motor Bakar 2 Langkah atau Motor 2 Tak


Pengertian Motor 2 Langkah atau Motor 2 Tak
Motor dua tak atau dua langkah sesuai dengan yang sudah dibahas sebelumnya merupakan mesin pembakaran dalam yang satu
siklus pembakaran diselesaikan dalam dua langkah piston. Artinya untuk mendapatkan 1 kali tenaga, maka diperlukan dua kali
pergerakan piston yaitu dari TMA ke TMB dan dari TMB ke TMA. Dengan begitu, motor 2 langkah atau motor 2 tak hanya
membutuhkan satu kali putaran pada poros engkol.

Pada motor 2 langkah atau motor 2 tak, dalam satu langkah piston terjadi dua langkah dalam siklus pembakaran. Pada saat piston
bergerak dari TMA ke TMB terjadi langkah hisap dan usaha. Sementara itu pada saat piston bergerak dari TMB ke TMA terjadi
langkah kompresi dan buang.
Cara Kerja Motor Bakar 2 Langkah atau 2 Tak
Sebenarnya prinsip kerja dari motor 2 langkah atau motor 2 tak sudah dibahas diatas. Namun untuk lebih jelasnya berikut merupakan
cara kerja motor 2 langkah atau motor 2 tak.

Langkah Kesatu, Langkah Hisap Dan Langkah Kompresi

Piston bergerak dari titik mati bawah ke titik mati atas.


 Pada saat ini, campuran bahan bakar dan udara serta pelumas akan terhisap keruang bilas (langkah bilas).
 Setelah melalui lubang hisap dan lubang pembuangan, maka campuran bahan bakar dan udara akan terkompresi diruang
bakar. (langkah kompresi).
 Piston akan bergerak sampai titik mati atas. Beberapa derajat sebelum titik mati atas, busi akan menyala untuk melakukan
proses pembakaran.
 Saat lubang hisap terbuka maka, bahan bakar dan udara dari ruang bilas akan terhisap keruang bakar. (langkah hisap).

Langkah Kedua, Langkah Buang Dan Langkah Usaha

Piston bergerak dari titik mati atas ke titik mati bawah


 Akibat proses pembakaran maka piston terdorong bergerak dari titik mati atas ke titik mati bawah (langkah usaha). Gerakan
poros piston ini akan diteruskan ke poros engkol agar diubah menjadi gerakan putar kemudian diteruskan ke sistem
pemindah tenaga.
 Setelah lubang hisap tertutup dan lubang pembuangan terbuka, maka gas hasil pembakaran akan terdorong keluar oleh
campuran bahan bakar dan udara dari ruang bilas ke saluran buang (langkah buang).
 Selain itu campuran bahan bakar pada ruang bilas akan tertekan oleh gerakan poros engkol.

Kelebihan dan Kekurangan Mesin 2 Langkah atau Mesin 2 Tak


Pada setiap tipe motor bakar tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal ini termasuk motor 2 langkah atau motor 2 tak. Berikut
merupakan kelebihan dari motor 2 langkah atau motor 2 tak.

 Tenaga yang dihasilkan jauh lebih besar dibanding 4 tak


 Konstruksi mesin lebih kecil dan ringan
 Harga produksi mesin 2 tak yang lebih murah
Dari berbagai kelebihan diatas, tentunya motor 2 langkah atau motor 2 tak memiliki beberapa kelemahan atau kekurangan. Berikut
merupakan kekurangan motor 2 langkah atau motor 2 tak.

 Efisiensi mesin dua kali lebih rendah dibanding mesin 4 langkah


 Mesin dua langkah memerlukan oli samping sehingga menambah pembiayaan
 Mesin dua langkah menghasilkan polusi yang cukup tinggi
 Umur mesin yang kurang awet karena pelumasan yang tidak sempurna
Motor Bakar 4 Langkah

Pengertian Motor 4 Langkah atau Motor 4 Tak


Motor empat langkah atau empat tak merupakan motor pembakaran dalam dimana dalam satu siklus pembakaran membutuhkan 4
kali gerakan piston atau 2 kali putaran pada poros engkol. Satu siklus tersebut terdapat empat kali langkah yaitu langkah hisap,
langkah kompresi, langkah usaha, dan langkah buang. Artinya satu langkah siklus pembakaran bekerja pada satu kali gerakan piston.
Cara Kerja Motor 4 Langkah Atau Motor 4 Tak
Sebenarnya prinsip kerja motor 4 langkah atau motor 4 tak sudah dibahas diatas. Namun untuk lebih jelasnya berikut merupakan cara
kerja motor 4 langkah atau motor 4 tak.

Langkah Kesatu, Langkah Hisap

Katup hisap terbuka dan katup buang tertutup. Piston bergerak kebawah dan menghisap campuran bahan bakar dan udara masuk
kedalam ruang bakar melalui katub masuk. Untuk mesin injeksi yang dihisap hanya udara saja, sedangkan bahan bakar diinjeksika
melalui injektor.

Langkah Kedua, Langkah kompresi


Katup hisap dan katup buang keduanya tertutup. Piston bergerak keatas dan menekan campuran bahan bakar dan udara didalam
ruang bakar. Penekanan atau pengkompresian campuran bahan bakar dan udara agar tekanan dan temperatur naik sehingga bahan
bakar dapat terbakar secara sempurna.

Langkah Ketiga, Langkah usaha

Kedua katup masih tertutup. Campuran bahan bakar dan udara yang bertekanan tinggi dinyalakan oleh api busi. Piston bergerak
cepat kebawah akibat dorongan hasil pembakaran. Beberapa derajat sebelum titik mati atas, busi memercikan bunga api untuk proses
pembakaran campuran bahan bakar dan udara. Ketika terjadi ledakan akibat pembakaran, maka piston akan terdorong kebawah dan
diubah menjadi gerak putar oleh poros engkol.

Langkah Keempat, Langkah buang

Katup hisap tertutup dan katup buang terbuka. Piston bergerak keatas mendorong gas sisa pembakaran keluar melalui katup buang.
Dengan begitu ruang bakar siap diisi kembali dengan campuran bahan bakar dan udara untuk siklus selanjutnya.
Kelebihan dan Kekurangan Mesin 4 Langkah atau Mesin 4 Tak
Pada motor bakar 4 langkah atau motor 4 tak merupakan salah satu perkembangan pada motor bakar tipe internal combustion.
Meskipun begitu, pada motor 4 langkah atau motor 4 tak tentunya mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Berikut
merupakan kelebihan motor 4 langkah atau motor 4 tak.

 Efisiensi mesin lebih besar


 Polusi yang lebih rendah
 Umur mesin yang lebih awet atau tahan lama
Dari berbagai kelebihan diatas, motor 4 langkah atau motor 4 tak juga memiliki beberapa kekurangan. Berikut merupakan kekurangan
motor 4 langkah atau motor 4 tak.
 Kurang bertenaga dibanding mesin dua tak
 Konstruksi lebih besar dan rumit
 Harga produksi lebih mahal
 Getaran lebih besar dibanding mesin dua langkah

Overlaping
Dalam istilah lain pada mesin 4 langkah terdapat overlaping. Overlaping merupakan kondisi dimana kedua klep atau katub baik intake
maupun ekhaust dalam posisi sedikit terbuka mulai akhir langkah buang sampai awal langkah hisap. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi pembakaran dalam. Derajat overlaping disesuaikan dengan desain mesin. Berikut fungsi overlaping:
 Pembilasan ruang bakar
 Pendinginan suhu diruang bakar
 Memaksimalkan pembuangan gas sisa hasil pembakaran
 Memaksimalkan pemasukan campuan bahan bakar dan udara.

Perbedaan Mesin 4 Langkah Dan 2 Langkah

Perbedaan mesin 4 langkah dengan mesin 2 langkah sebagai berikut:


 Pada mesin 2 langkah satu kali putaran poros engkol terjadi satu kali siklus pembakaran, sementara mesin 4 langkah satu
kali siklus pembakaran diselesaikan dalam dua kali putaran poros engkol.
 Pada mesin 4 langkah membutuhkan mekanisme katup buang dan hisap, sedangkan mesin 2 langkah mekanisme katup
dilakukan oleh piston ring yang menutup saluran buang dan saluran hisap.
 Mekanisme katup untuk mesin 4 langkah ada di head silinder sedangkan pada mesin dua langkah berada di dinding silinder.

BAB IV
Pengertian Voltage Drop atau Tegangan Jatuh
Pengertian voltage drop atau tegangan jatuh. Voltage drop adalah selisih antara tegangan awal yang menuju beban dan tegangan
setelah beban. Apabila tegangan mengalir dalam sebuah sirkuit kelistrikan yang memiliki beban tentunya akan menyebabkan terjadi
penurunan teganan atau yang dikenal dengan voltage drop. Hal ini terjadi karena pada sebuah beban terdapat tahanan yang
menyebabkan tegangan yang mengalir akan menurun.

Selain itu, pada sirkuit kelistrikan semisal kelistrikan lampu kepala tentunya membutuhkan kabel penghubung. Kabel ini akan
menghubungkan antara komponen satu dengan komponen lain pada sirkuit kelistrikan lampu kepala. Penghantar ini juga memiliki
tahanan jenis sehingga menyebabkan tegangan output atau tegangan setelah beban menurun atau mengalami voltage drop.

Pada sebuah beban kelistrikan akan bekerja pada voltase dan toleransi voltase tertentu. Namun adanya berbagai hal menyebabkan
tegangan yang mengalir ke beban akan turun atau mengalami voltage drop. Padahal dengan adanya voltage drop dapat berpotensi
untuk merusak beban kelistrikan yang ada. Oleh karena itu masalah voltage drop harus diatasi dengan mengetahui penyebab
terjadinya voltage drop.

Mengingat voltage drop atau penurunan tegangan dapat menyebabkan terjadinya masalah pada sirkuit kelistrikan, maka perlu
dipelajari berbagai hal mengenai voltage drop. Apa pengertian voltage drop? Apa saja penyebab voltage drop? Bagaimana cara
mengatasi voltage drop? Bagaimana cara menghitung voltage drop? Semua hal tersebut akan dibahas pada artikel berikut ini.

Pengertian Voltage Drop


Pengertian voltage drop adalah penyimpangan atau penurunan tegangan awal dan tengangan akhir sesudah melewati beban.
Penurunan tegangan atau voltage drop ini disebabkan dari berbagai hal. Dengan kata lain tegangan yang direncanakan lebih tinggi
daripada tegangan yang diharapkan atau tegangan yang digunakan untuk menyalakan beban kelistrikan. Pada setiap rangkaian
kelistrikan akan terjadi voltage drop entah besar atau kecil ukuran voltage drop.
Penyebab Terjadinya Voltage Drop
Terjadinya voltage drop atau penurunan tegangan diakibatkan berbagai hal. Berbagai hal tersebut mulai dari kabel, besarnya beban,
kemampuan sumber kelistrikan, dan lain sebagainya. Berikut merupakan penyebab terjadinya voltage drop atau penurunan tegangan.
1. Panjang kabel, semakin panjang kabel pada rangkaian kelistrikan maka voltage drop yang terjadi juga semakin besar.
2. Ukuran diameter dan luas penampang pada kabel, semakin kecil diameter maka voltage drop yang terjadi juga semakin
besar atau dengan kata lain semakin besar diameter kabel maka voltage drop semakin kecil.
3. Tahanan jenis kabel, semakin jelek kabel yang digunakan maka tahanan jenis kabel juga semakin besar. Hal ini
menyebabkan bertambah besar voltage drop yang terjadi.
4. Besarnya arus yang mengalir, semakin besar arus mengalir maka semakin besar juga voltage drop yang terjadi.
5. Pemasangan sambungan dan kondisi sambungan yang jelek semisal karat atau sambungan kurang kuat sehingga
menyebabkan tahanan yang terjadi semakin besar. Tahanan yang semakin besar juga menyebabkan voltage drop yang
terjadi semakin besar.
Cara Mengatasi Voltage Drop
Hampir semua rangkaian kelistrikan terutama pada kendaraan mengalami voltage drop atau penurunan tegangan. Perbedaannya
hanya terletak pada besar kecilnya voltage drop yang terjadi. Oleh karena itu perlu dilakukan cara untuk mengatasi terjadinya voltage
drop. Voltage drop dapat menyebabkan terjadinya berbagai masalah sepertin lampu redup, klakson kurang keras, dan lain
sebagainya. Berikut merupakan cara mengatasi voltage drop atau penurunan tegangan.
1. Memperpendek rangkaian kelistrikan yang ada. Hal ini akan menyebabkan panjang kabel yang digunakan akan dihemat
seefisien mungkin. Dengan begitu maka voltage drop yang terjadi dapat dikurangi.
2. Memperbesar diameter kabel yang dipakai. Diameter kabel yang besar akan menyebabkan voltage drop yang terjadi akan
semakin kecil karena tahanan kabel yang berkurang.
3. Memakai kabel dengan kualitas yang baik. Dengan begitu tahanan jenis kabel juga akan kecil sehingga voltage drop yang
terjadi kecil.
4. Memasang soket dan menggunakan soket anti karat. Hal ini akan mengurangi timbulnya tahanan sehingga memperkecil
voltage drop yang terjadi.
Cara Menghitung Voltage Drop
Sebenarnya secara sederhana voltage drop dapat dihitung dengan mengurangi tegangan awal sebelum beban dihidupkan dengan
tegangan akhir sesudah beban dihidupkan. Semisal mengukur voltage drop lampu kepala, maka voltage drop adalah pengurangan
tegangan baterai saat lampu mati dengan tegangan baterai pada saat lampu kepala dinyalakan. Secara sederhana voltage drop dapat
dihitung seperti itu.

Namun dalam aplikasi pada kelistrikan, maka kabel yang digunakan, panjang kabel, beban yang digunakan juga menyebabkan besar
kecilnya voltage drop yang terjadi. Oleh karena itu diperlukan perhitungan yang lebih teliti untuk mendapatkan perhitungan voltage
drop yang akurat.

Untuk menghitung besarnya voltage drop atau penurunan tegangan maka perlu menghitung terlebih dahulu tegangan akhir atau
tegangan yang melewati beban. Untuk menghitung voltage drop tersebut dapat menggunakan rumus ohm yaitu

V=I x R

Keterangan:
V = Tegangan
I = Arus
R = Hambatan

Untuk melengkapi dengan kabel dan ukuran maka dapat menghitung terlebih dahulu hambatan kabel yang digunakan. Rumus
menghitung tahanan kabel sebagai berikut:
R= p x l/A

Keterangan:
R= Tahanan
p = Tahanan Jenis Kabel
l =Panjang Kabel (m)
A=Luas Penampang Kabel (m2)

Untuk lebih jelasnya berikut merupakan contoh perhitungan voltage drop pada sebuah rangkaian kelistrikan.

Diketahui sebuah kabel mempunyai panjang 6 m, luas penampang 20 m2, tahanan jenis kabel 20 ohm meter, tahanan beban sebesar
10 ohm, dan tegangan awal 220 volt. Berapa voltage drop yang terjadi?

Dari data diatas maka hitung terlebih dahulu tahanan kabel yang digunakan yaitu:
R= 20 x 6/20 maka tahanan sebesar 6 ohm.

Karena tahanan kabel dan tahanan beban dirangkai secara seri maka keduanya dijumlahkan untuk mendapatkan tahanan total.
Tahanan total pada rangkaian tersebut adalah 6 + 10=16 ohm.

Arus yang mengalir sebesar I=V/R atau I=12/16 yaitu sebesar 0,75 Ampere

Maka voltage drop setelah kabel yang terjadi sebesar, V1 = IxR= 0,75 x 6= 4.5 volt
Sementara itu voltage drop setelah beban yang terjadi yaitu sebesar V2= Ix R= 0,75 x 10=7,5 volt.

Anda mungkin juga menyukai