Anda di halaman 1dari 13

PERANAN PEKERJA PENGEMBANGAN MASYARAKAT

DI KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MIMOSA BANDAR LAMPUNG


(Tugas Responsi Pengembangan Masyarakat)

Oleh
Kelompok 4

Anwar Hanif 1414071013


Danang Rezki Nugraha 1414071021
Retno Ayu Kusuma W 1414071079
Sukron Mahmud 1414071093

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Peranan pekerja sosial sebagai pendukung, menyediakan dukungan untuk


masyarakat agar dapat terlibat dalam struktur dan aktivitas masyarakat. Untuk itu,
diperlukan kemampuan memahami nilai-nilai masyarakat dan makna dari
sumbangan anggota masyarakat, memberikan penguatan, dan siap sedia apabila
masyarakat membutuhkan dan menjadi tempat bertanya yang baik bagi
masyarakat.. Oleh karena itu, kami melakukan turun lapang ke KWT Mimosa
Bandar Lampung

I.2 Tujuan
Tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui program kerja dari KWT Mimosa Bandar Lampung
2) Mengetahui peranan seorang pekerja pengembangan masyarakat berdasarkan
fasilitas, pendidik, utusan atau wakil, dan teknikal di KWT Mimosa Bandar
Lampung

II. TINJAUAN PUSTAKA


II.1 Pengertian Peranan Pekerja

Peran pekerja pengembangan masyarakat adalah membantu masyarakat


dalam mengidentifikasi isu, masalah, dan kebutuhan sebagaimana apa yang dilihat
sendiri menurut referensi ilmiah serta memfaslitasi munculnya upaya pemecahan
bersama-sama terhadap isu, masalah, dan kebutuhan tersebut. Mereka tidak
bekerja sebagai patron atau orang luar, namun dibangun di atas prinsip saling
beremansipasi. Peranan seorang pekerja sosial dalam pengembangan masyarakat
kebanyakan dilakukan dalam kapasitasnya sebagai pendamping, bukan sebagai
problem solver (pihak yang memecahkan masalah). Kegiatan pendampingan
sosial ni berpusat pada tiga visi praktik pekerjaan sosial, yang dapat diringkas
sebagai 3P, yaitu: pemungkin (enabling), pendukung (supporting), dan pelindung
(protecting). Metode pendampingan diterapkan dalam mayoritas program sesuai
kondisi dan situasi kelompok sasaran yang dihadapi. Fungsi pendamping sangat
penting, terutama dalam membina dan mengarahkan kegiatan kelompok sasaran.
Pendamping bertugas mengarahkan proses pembentukan dan penyelengaraan
kelompok sebagai fasilitator, pendidik, utusan dan wakil, dan teknikal (Moeljarto,
1996).

Peranan Pekerja, peranan mereka ialah sebagai enabler atau organizer


atau educator yang artinya bergerak satu ke lainnya yang akhirnya memiliki
peranan ganda. Dan juga dalam peranan pekerja dan organisasi pengelolaan
pengembangan masyarakat terdapat empat peranan penting lainnya yang
disandang pekerja dan organisasi pengelolaan pengembangan masyarakat., yaitu
Facilitative Roles, Educational Roles, Representational Roles, dan
Technical Roles. Dengan mengklasifikasikan mereka ke dalam peranan tersebut
kita bisa mengetahui bidang apa yang sesuai dengan mereka sehingga lebih tepat
dalam penempatannya (Nasdian, 2006).

Peranan pekerja komunitas dalam pengembangan masyarakat dikategorikan


dalam empat peranan. Pertama peran fasilitator dimana orang yang berperan
sebagai fasilitator adalah orang yang membantu anggota komunitas agar mereka
berpartisipasi dalam program. Seorang fasilitator mampu mendengar, memahami
aspirasi, memberikan dukungan dan mampu membantu anggota komunitas untuk
mencari consensus yang dapat diterima oleh semua pihak. Fasilitator juga mampu
memberikan fasilitas dan mampu memanfaatkan sumberdaya dan keahlian yang
ada. Kedua peran pendidik dimana orang yang berperan sebagai pendidik mampu
menemukan kesadaran dan menyampaikan informasi kepada anggota komunitas.
Ketiga peran utusan atau wakil dimana orang yang berperan sebagai utusan atau
wakil yang akan berhubungan dengan lembaga luar. Keempat peran teknikal
dimana orang yang berperan sebagai teknikal mempunyai keahlian dan teknik-
teknik yang khusus (Sidik, 2005)

II.2 Peranan pekerja

Peran seorang pekerja pengembangan masyarakat dapat dikategorikan ke


dalam empat peran, yaitu : (1) peran fasilitator (Facilitative Roles), (2) peran
pendidik (Educational Roles), (3) peran utusan atau wakil (Representasional
Roles), (4) peran teknikal (Technical Roles). Peranan fasilitator yang dilakukan
oleh pekerja pengembangan masyarakat antara lain sebagai orang yang mampu
membantu masyarakat agar masyarakat mau berpartisipasi dalam kegiatan bertani,
orang yang mampu mendengar dan memahami aspirasi masyarakat, mampu
memberikan dukungan, mampu memberikan fasilitas kepada masyarakat. Seorang
penyuluh juga harus mampu dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat
tani. Memberikan proses belajar yang terus menerus agar menumbuhkan
kesadaran. Penyuluh juga memberikan informasi, dan memberikan pelatihan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Fungsi lain adalah untuk mengembangkan
masyarakat, penyuluhan berperan sebagai utusan atau wakil yang berkaitan
dengan interaksi pekerja pengembangan masyarakat melalui penggunaan media,
hubungan masyarakat, jaringan antara pekerja pengembangan masyarakat dan
pekerja yang relevan, dan berbagi pengalaman dan pengetahuan baik secara
formal maupun informal antara pekerja pengembangan masyarakat dan antara
masyarakat ( Tonny, 2003).

2.3 Usaha Peranan Pekerja Sebagai Agen Perubahan

Para aktivis sosial secara umum menjalani peran sebagai agen perubahan
(agent of change) di tengah-tengah masyarakat yang menjadi kelompok sasaran.
Upaya mereka sebagai agen perubahan adalah mendampingi dan mengarahkan
keinginan warga dalam proses pengambilan inovasi atau gagasan baru. Sebagai
agen perbahan, ia berusaha mengamankan proses pengambilan gagasan-gagasan
baru dan membuat proses penyebaran inovasi berjalan secara bertahap atau pelan-
pelan dan mencegah pengambilan gagasan baru yang di dalamnya membawa
pengaruh yang berlawanan dengan keinginan warga (Rogers,1995).

Usaha-usaha yang dilakukan para aktivis dalam mengorgansasikan kelompok-


kelompok sasaran program pembanguna masyarakat umumnya dilakukan melalui
beberapa cara. Adakalanya, dilakukan dengan mengintegrasikan kelompok
sasaran ke dalam berbagai kelompok informal yang sudah berkembang di tengah-
tengah masyarakat. Jadi, para pekerja sosial tinggal memanfaatkan atau
mendinamisasikan kelompok-kelompok yang sudah ada dengan memperkenalkan
kegiatan baru. Cara lain, adakalanya dilakukan dengan membentuk kelompok-
kelompok baru yang didasarkan atas kesamaan jenis kegiatan dan kepentingan di
atas mereka. Berkaitan dengan pengorganisasian kelompok sasaran ini,
tampaknya sangat dipengaruhi oleh dukungan positif dari tokoh-tokoh lokal. Para
pekerja sosial menggunakan pendekatan-pendekatan yang tepat untuk
mengorganisasikan, membantu, membangkitkan, dan memfasilitasi kelompok
sasaran agar tumbuh semangat kemandirian atau keswadayaannya. Salah satu
pendekatan utamanya adalah dengan menempatkan para kader di wilayah-wilayah
yang bersangkutan untuk melakukan pendampingan masyarakat ( Zubaedi, 2007).
III. PEMBAHASAN

3.1. Program

Program Kelompok Wanita Tani (KWT) Mimosa yang telah dijalankan yaitu
mengundang dinas pertanian untuk memberikan enyuluhan dan Pembinaan.
Program ini bertujuan agar para anggotanya aktif dan berpartisipasi dalam semua
kegiatan yang berkaitan dengan kelompok tersebut. Penyuluhan yang diberikan
berkaitan dengan sosialisasi mengenai cara perawatan tanaman hias, pemberian
pupuk, dan mengenalkan bahwa tanaman hias dapat menjadi sumber penghasilan
tambahan bagi kelompok ibu-ibu. Sehingga agar para ibu-ibu yang tergabung
dalam KWT mampu meningkatkan kesejahteraan hidup kelompoknya.

Dalam pemberian pupuk tanaman hias butuh pengetahuan tentang dosis maupun
cara-cara pengaplikasiannya karena kegiatan ini akan berpengaruh pada
pertumbuhan bunga tersebut. jika pemupukan dilakukan dengan asal-asalan dapat
menyebabkan kerusakan pada bunga itu sendiri. Setelah pembelian bunga dari
distributor sekitar 30% mengalami kerusakan sehingga butuh perawatan dan
perlunya sosialisasi mengenai perawatan bunga yang rusak tersebut hingga dapat
tumbuh subur dan tidak mengalami kerugian. Dengan perawatan yang baik dan
benar bunga akan berkembang sehingga akan meningkatkan nilai ekonomi bunga
tersebut. bunga dengan modal Rp. 30.000 setelah dirawat akan menghasilkan nilai
jual hingga Rp.100.000-300.000. Oleh karena itu penyuluhan ini sangat
bermanfaat bagi KWT ini.

3.2. Peranan Pekerja Pengembangan Masyarakat

Pengembangan Masyarakat dikenal merupakan pekerjaan yang berkaitan dengan


sosial yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui
pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada
prinsip partisipasi sosial. Peranan pekerja sosial atau CD dapat dikategorikan ke
dalam empat peranan, yaitu :
1. Facilitative Roles (fasilitator)
2. Educational Roles (pendidik)
3. Representational Roles (utusan atau wakil)
4. Techinical Roles (teknikal)

1. Sebagai Fasilitator
Ketua KWT Mimosa dapat dikatakan sebagai fasilitator. Karena telah
memberikan sarana prasarana untuk menunjang kegiatan penyuluhan tersebut
dengan mengundang dinas pertanian dan menjadi penyedia waktu lebih
penting untuk membantu masyarakat mengembangkan dirinya. Dengan
adanya ketua KWT dapat mempermudah proses perubahan para ibu-ibu
anggota kelompok tersebut.
2. Sebagai Pendidik
Dinas pertanian merupakan peranan pekerja sebagai pendidik karena
memberikan pengajaran dengan mengadakan sosialisasi tentang penmberian
dosis dan cara pengaplikasiannya, perawatan bunga hias yang rusak, dan
membudidayakan tanaman hias agar dapat meningkatkan nilai ekonomi KWT
ini. Dalam hal ini penyampaian informasi yang tepat dan cepat sangat
dibutuhkan tidak hanya memberikan pengetahuan dan ide-ide, tetapi dapat
juga menumbuhkan sikap positif agar berantusias untuk melakukan suatu
perubahan.
3. Sebagai Utusan
Ketua KWT merupakan utusan untuk menghubungkan masyarakat atau ibu-
ibu anggota kelompok dengan pihak-pihak terkait seperti pemerintah sepeti
dinas pertanian. Sehingga dapat membantu KWT Mimosa dalam pelaksanaan
kegiatan melalui penyuluhan tersebut ibu-ibu anggota KWT dapat bertanya
jawab mengenai hambatan dalam budidaya tanaman hias ini dengan
sasarandalam peningkatan nilai jual bunga hias dan dapat menambah
penghasilan kelompok tersebut. Dalam penyuluhan tersebut dinas pertanian
juga memberikan sarana ataupun wadah untuk masaran produk yang
dihasilkan kelompok petani sehingga dalam menjual bunga hias nya KWT ini
tidak perlu repot-repot mencari pelanggan karena sudah ada pihak pihak yang
bekerja sama untuk menerima dan membeli tanaman hias yang dihasilkan.
IV. KESIMPULAN
V.
VI.
VII. Adapun kesimpulan dari laporan ini:
1. Program kerja dari KWT Mimosa yaitu penyuluhan dengan sosialisai
pemberian pupuk dan pengaplikasiannya dan perawatan tanaman hias.
2. Peranan pekerja pengembangan masyarakat dapat dikatakan sebagai fasilitator,
sebagai pendidik, dan sebagai utusan.
VIII.
IX.
X.
XI.
XII.
XIII.
XIV.
XV.
XVI.
XVII.
XVIII.
XIX.
XX.
XXI.
XXII.
XXIII.
XXIV.
XXV.
XXVI.
XXVII.
XXVIII. DAFTAR PUSTAKA
XXIX.
XXX.
XXXI.
XXXII. Zubaedi. 2007. Wacana Pembangunan Alternatif: Ragam
Perspektif Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat. Jogjakarta. Ar-
Ruzz Media.
XXXIII.
XXXIV. Nasdian FT. 2006. Pengembangan Masyarakat (Community
Development).
XXXV. SKPM.
XXXVI.
XXXVII. Sidik MA. 2005.Peran Pekerja dalam Pengembangan Masyarakat.
Jakarta. CESS
XXXVIII. & JPIP.
XXXIX.
XL. Tonny, Fredian. 2003. Pengembangan Kelembagaan dan Modal
Sosial, Jurusan
XLI. Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi. Bogor. IPB
XLII.
XLIII. Moeljarto, Vidyandika. 1996. Pemberdayaan (Empowerment),
Pemberdayaan
XLIV. Konsep,Kebijakan dan Implementasi. Jakarta. CSIS
XLV.
XLVI. Zubaedi. 2007. Pendidikan Berbasis Masyarakat (Upaya Menawarkan
Solusi
XLVII. terhadap Berbagai Problem Sosial). Yogyakarta. Pustaka
Pelajar.
XLVIII.
XLIX.
L.
LI.
LII.
LIII.
LIV.
LV.
LVI.
LVII.
LVIII.
LIX.
LX.
LXI.
LXII.
LXIII.
LXIV.
LXV.
LXVI.
LXVII.
LXVIII.
LXIX.
LXX.
LXXI.
LXXII.
LXXIII.
LXXIV.
LXXV.
LXXVI.
LXXVII.
LXXVIII.
LXXIX.
LXXX.
LXXXI. LAMPIRAN
LXXXII.
LXXXIII.
LXXXIV.
LXXXV.
LXXXVI.
LXXXVII.
LXXXVIII.
LXXXIX.
XC.
XCI.
XCII.
XCIII.
XCIV.
XCV.
XCVI.
XCVII.
XCVIII.
XCIX.
C.
CI.
CII.
CIII.
CIV.
CV.
CVI.
CVII.
CVIII. Foto Bersama Ketua KWT Mimosa
CIX.
CX.

CXI.
CXII.
CXIII.

Anda mungkin juga menyukai