Oleh
Kelompok 4
I.2 Tujuan
Tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui program kerja dari KWT Mimosa Bandar Lampung
2) Mengetahui peranan seorang pekerja pengembangan masyarakat berdasarkan
fasilitas, pendidik, utusan atau wakil, dan teknikal di KWT Mimosa Bandar
Lampung
Para aktivis sosial secara umum menjalani peran sebagai agen perubahan
(agent of change) di tengah-tengah masyarakat yang menjadi kelompok sasaran.
Upaya mereka sebagai agen perubahan adalah mendampingi dan mengarahkan
keinginan warga dalam proses pengambilan inovasi atau gagasan baru. Sebagai
agen perbahan, ia berusaha mengamankan proses pengambilan gagasan-gagasan
baru dan membuat proses penyebaran inovasi berjalan secara bertahap atau pelan-
pelan dan mencegah pengambilan gagasan baru yang di dalamnya membawa
pengaruh yang berlawanan dengan keinginan warga (Rogers,1995).
3.1. Program
Program Kelompok Wanita Tani (KWT) Mimosa yang telah dijalankan yaitu
mengundang dinas pertanian untuk memberikan enyuluhan dan Pembinaan.
Program ini bertujuan agar para anggotanya aktif dan berpartisipasi dalam semua
kegiatan yang berkaitan dengan kelompok tersebut. Penyuluhan yang diberikan
berkaitan dengan sosialisasi mengenai cara perawatan tanaman hias, pemberian
pupuk, dan mengenalkan bahwa tanaman hias dapat menjadi sumber penghasilan
tambahan bagi kelompok ibu-ibu. Sehingga agar para ibu-ibu yang tergabung
dalam KWT mampu meningkatkan kesejahteraan hidup kelompoknya.
Dalam pemberian pupuk tanaman hias butuh pengetahuan tentang dosis maupun
cara-cara pengaplikasiannya karena kegiatan ini akan berpengaruh pada
pertumbuhan bunga tersebut. jika pemupukan dilakukan dengan asal-asalan dapat
menyebabkan kerusakan pada bunga itu sendiri. Setelah pembelian bunga dari
distributor sekitar 30% mengalami kerusakan sehingga butuh perawatan dan
perlunya sosialisasi mengenai perawatan bunga yang rusak tersebut hingga dapat
tumbuh subur dan tidak mengalami kerugian. Dengan perawatan yang baik dan
benar bunga akan berkembang sehingga akan meningkatkan nilai ekonomi bunga
tersebut. bunga dengan modal Rp. 30.000 setelah dirawat akan menghasilkan nilai
jual hingga Rp.100.000-300.000. Oleh karena itu penyuluhan ini sangat
bermanfaat bagi KWT ini.
1. Sebagai Fasilitator
Ketua KWT Mimosa dapat dikatakan sebagai fasilitator. Karena telah
memberikan sarana prasarana untuk menunjang kegiatan penyuluhan tersebut
dengan mengundang dinas pertanian dan menjadi penyedia waktu lebih
penting untuk membantu masyarakat mengembangkan dirinya. Dengan
adanya ketua KWT dapat mempermudah proses perubahan para ibu-ibu
anggota kelompok tersebut.
2. Sebagai Pendidik
Dinas pertanian merupakan peranan pekerja sebagai pendidik karena
memberikan pengajaran dengan mengadakan sosialisasi tentang penmberian
dosis dan cara pengaplikasiannya, perawatan bunga hias yang rusak, dan
membudidayakan tanaman hias agar dapat meningkatkan nilai ekonomi KWT
ini. Dalam hal ini penyampaian informasi yang tepat dan cepat sangat
dibutuhkan tidak hanya memberikan pengetahuan dan ide-ide, tetapi dapat
juga menumbuhkan sikap positif agar berantusias untuk melakukan suatu
perubahan.
3. Sebagai Utusan
Ketua KWT merupakan utusan untuk menghubungkan masyarakat atau ibu-
ibu anggota kelompok dengan pihak-pihak terkait seperti pemerintah sepeti
dinas pertanian. Sehingga dapat membantu KWT Mimosa dalam pelaksanaan
kegiatan melalui penyuluhan tersebut ibu-ibu anggota KWT dapat bertanya
jawab mengenai hambatan dalam budidaya tanaman hias ini dengan
sasarandalam peningkatan nilai jual bunga hias dan dapat menambah
penghasilan kelompok tersebut. Dalam penyuluhan tersebut dinas pertanian
juga memberikan sarana ataupun wadah untuk masaran produk yang
dihasilkan kelompok petani sehingga dalam menjual bunga hias nya KWT ini
tidak perlu repot-repot mencari pelanggan karena sudah ada pihak pihak yang
bekerja sama untuk menerima dan membeli tanaman hias yang dihasilkan.
IV. KESIMPULAN
V.
VI.
VII. Adapun kesimpulan dari laporan ini:
1. Program kerja dari KWT Mimosa yaitu penyuluhan dengan sosialisai
pemberian pupuk dan pengaplikasiannya dan perawatan tanaman hias.
2. Peranan pekerja pengembangan masyarakat dapat dikatakan sebagai fasilitator,
sebagai pendidik, dan sebagai utusan.
VIII.
IX.
X.
XI.
XII.
XIII.
XIV.
XV.
XVI.
XVII.
XVIII.
XIX.
XX.
XXI.
XXII.
XXIII.
XXIV.
XXV.
XXVI.
XXVII.
XXVIII. DAFTAR PUSTAKA
XXIX.
XXX.
XXXI.
XXXII. Zubaedi. 2007. Wacana Pembangunan Alternatif: Ragam
Perspektif Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat. Jogjakarta. Ar-
Ruzz Media.
XXXIII.
XXXIV. Nasdian FT. 2006. Pengembangan Masyarakat (Community
Development).
XXXV. SKPM.
XXXVI.
XXXVII. Sidik MA. 2005.Peran Pekerja dalam Pengembangan Masyarakat.
Jakarta. CESS
XXXVIII. & JPIP.
XXXIX.
XL. Tonny, Fredian. 2003. Pengembangan Kelembagaan dan Modal
Sosial, Jurusan
XLI. Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi. Bogor. IPB
XLII.
XLIII. Moeljarto, Vidyandika. 1996. Pemberdayaan (Empowerment),
Pemberdayaan
XLIV. Konsep,Kebijakan dan Implementasi. Jakarta. CSIS
XLV.
XLVI. Zubaedi. 2007. Pendidikan Berbasis Masyarakat (Upaya Menawarkan
Solusi
XLVII. terhadap Berbagai Problem Sosial). Yogyakarta. Pustaka
Pelajar.
XLVIII.
XLIX.
L.
LI.
LII.
LIII.
LIV.
LV.
LVI.
LVII.
LVIII.
LIX.
LX.
LXI.
LXII.
LXIII.
LXIV.
LXV.
LXVI.
LXVII.
LXVIII.
LXIX.
LXX.
LXXI.
LXXII.
LXXIII.
LXXIV.
LXXV.
LXXVI.
LXXVII.
LXXVIII.
LXXIX.
LXXX.
LXXXI. LAMPIRAN
LXXXII.
LXXXIII.
LXXXIV.
LXXXV.
LXXXVI.
LXXXVII.
LXXXVIII.
LXXXIX.
XC.
XCI.
XCII.
XCIII.
XCIV.
XCV.
XCVI.
XCVII.
XCVIII.
XCIX.
C.
CI.
CII.
CIII.
CIV.
CV.
CVI.
CVII.
CVIII. Foto Bersama Ketua KWT Mimosa
CIX.
CX.
CXI.
CXII.
CXIII.