Anda di halaman 1dari 21

PENGUKURAN TOTAL VOLATILE SOLIDS (TVS) DAN TOTAL FIXED

SOLIDS (TFS)
( Laporan Praktikum Mata Kuliah Rekayasa Pengolahan Limbah)

Oleh:
Retno Ayu Kusuma Wardani
1414071079

LABORATORIUM REKAYASA SUMBER DAYA AIR DAN LAHAN


JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016

I.

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat terlepas dari limbah rumah
tangga maupun industri. Oleh karena itu banyak terjadi pencemaran. Kandungan
dari limbah tersebut kebanyakan dalam bentuk padatan. Zat padat terlarut adalah
jumlah nilai mineral, garam, logam, kation dan anion yang terlarut dalam air yang
dinyatakan dalam mg/l. Zat padat tersuspensi bila berlebih akan meningkatkan
kekeruhan air, sehingga menghambat penetrasi sinar matahari ke dalam air dan
mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis. Dari total solid yang terkandung
di air limbah tentunya masih ada kandungan lain. Kandungan tersebut adalah
Total Volatile Solid dan Total Fixed Solids. Kandungan tersebut sangat
berpengaruh pada kandungan bahan organik dalam limbah tersebut
Total solid ( TS ) terdiri dari total volatile solids ( TVS ) dan total fixed solids
( TFS). TVS merupakan karakteristik air limbah yang penting, karena TVS
mencerminkan porsi kandungan bahan organik di dalam air limbah. Porsi TVS
dapat digunakan sebagai indicator tingkat biodegradability air limbah, dan
digunakan untuk memprediksi ketebalan sedimen. Semakin tinggi kandungan
bahan organik, maka biasanya semakin tinggi juga kadar TVS nya, dan
endapannya lebih sulit memadat. TFS merupakan kadar padatan permanen atau
sering disebut kadar abu. Semakin tingggi kadar abu suatu air limbah, tingkat
pemadatan endapannya akan lebih mudah. Dengan demikian kadar TVS dan TFS
dapat digunakan sebagai petunjuk tingkat kemudahan memadatkan endapan atau
sludge.

I.2. Tujuan
I.3. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kadar Total
Volatile Solid (TVS) dan Total Fixed Solid (TFS) limbah yang diamati yaitu
limbah tempe dan limbah kolam.
I.4.
I.5.
I.6.
I.7.
I.8.
I.9.
I.10.
I.11.
I.12.
I.13.
I.14.
I.15.
I.16.
I.17.
I.18.
I.19.
I.20.
I.21.
I.22.
I.23.
I.24.
I.25.
I.26.
I.27.
I.28.
I.29.
I.30.
I.31.
I.32.
I.33.
I.34.
I.35.
I.36.
I.37.
I.38.
I.39.
I.40.
I.41.
I.42.
I.43.
I.44.

I.45.
I.46.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

III.
IV.
V.
VI.
VI.1.Limbah
VII.

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi


baik industri maupun domestik(rumah tangga), yang lebih dikenal
sebagai sampah, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai
ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan
kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi
dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif
terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu
dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan
yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik
limbah (anonim,2014).

VIII.
VIII.1.
IX.
X.

Total Volatile Solids (TVS) dan Total Fixed Solids (TFS)


Total solids adalah zat sisa sebagai residu dari hasil penguapan dan
pengeringan pada suhu 103 oC-105 oC. Metode yang digunakan untuk
mengukur kadar solid adalah gravimetric. Total solid dalam sampel
cair terdiri dari total dissolved solid dan total suspended solid. Zat
padat yang dievaporasi dan dilakukan pengeringan pada suhu 103- 105
o

C, hal ini dilakukan karena pada suhu inilah material organik

terlepas/terbebas dari air. Meskipun pada nantinya untuk mengetahui


lebih spesifik mengenai kandungan zat padat (suspended solid,
dissolved solid atau volatile solid) cara pengukurannya akan

disesuaikan. Total Solids (TS) atau padatan total merupakan total dari
zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi, baik yang bersifat organik
maupun anorganik. Zat padat terlarut adalah jumlah nilai mineral,
garam, logam, kation dan anion yang terlarut dalam air yang
dinyatakan

XI.

dalam mg/l. zat padat tersuspensi bila berlebih akan meningkatkan


kekeruhan air, sehingga menghambat penetrasi sinar matahari ke
dalam air dan mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis. Oleh
karena itu, perlu dilakukan pengolahan limbah, dalam hal ini untuk
menurunkan kadar TS dari limbah buangannya.(Rachman, 1999).

XII.
XIII.

Total Volatile Solid digunakan untuk mengetahuikandungan bahan


organik pada suatu limbah atau bahan. Bahan organik ialah sisa bahan
atau limbah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi.
Total solid merupakan jumlah padatan kering dari sample atau limbah
yang telah mengalami proses pengovenan / pengeringan dalam jangka
waktu yang telah ditentukan. Sedangkan volatile solid merupakan
hasildariprosespembakarankandungan padatan kering (TS), volatile
solid merupakan salah satu parameter penting yang digunakan untuk
menghitung produktivitas biogas pada bahan atau limbah.Kandungan
TVS dipengaruhi oleh jumlah bahan organik yang terkandung di dalam
bahan masukan. Semakin banyak bahan organik yang terkandung di
dalamnya, maka semakin tinggi pula VFA yang diproduksi. VFA yang
terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai pH. Apabila pH terganggu,
maka dapat menghambat aktivitas bakteri pembentuk metana (Gerardi,
2003).

XIV.
XV.

Volatile Suspended Solid Adalah jumlah padatan yang menguap dari


Total Suspended solid yang telah dipanaskan pada suhu 550 C.
Sedangkan Settleable Diskrit (Partikel Diskrit) Adalah Solid yang akan
mengendap secara gravitasi bahkan pada kondisi yang tenang,
contohnya

adalah

lumpur.

Total

Volatile

Solidss

(TVS) yaitu

mencerminkan kandungan bahan organik limbah peternakan.Total


volatile

solidss merupakan

komponen-komponen

yang

harus

distabilkan selama pengolahan limbah peternakan. Stabilitas limbah


peternakan telah tercapai bila kandungan total volatil solidsturun dari
80% menjadi 50% Pada limbah cair ternak TVS juga dapat
dikelompokkan menjadi padatan tersuspensi (SVS) dan padatan
terlarut (SVS) dengan ukuran 2 sampai 3% (Triatmojo, 2004).

XVI.
XVII. Total fixed solidss (TFS) tersusun dari bahan anorganik terutama N, P,
K, Ca, Cu, Zn, Fe dan sebagainya. TFS limbah ternak lebih kecil dari
20 % TTS kecuali pada ayam sekitar 27,2 %. TFS dapat dihitung dari
TTS dikurangi TVS. TFS dapat tersuspensi ataupun terlarut
(Triatmojo,

2004).Total

Fixed

Solids ditentukan

dengan

cara

pengabuan sampel yang telah diuapkan kandungan airnya, selanjutnya


diabukan di dalam muffle furnace pada suhu 600C selama 6 sampai 8
jam atau sampai sempurna (abu putih). Setelah dingin dimasukkan ke
dalam desikator dan ditimbang. TFS dihitung dengan cara rumus (C/A)
X 100%, dimana A adalah berat awal sampel sebelum diuapkan airnya
dan C adalah berat bahan anorganik/mineral setelah diabukan
(Triatmojo et al., 2008). Fixed Solids tersusun dari bahan anorganik
yaitu: N, P, K, serta Ca, Cu, Zn, Fe. Total Fixed Solids juga dapat
tersuspensi

ataupun

terlarut,

TFS

limbah

ternak

konsentrasi yang lebih kecil dari 20% TTS (Bicudo, 2001).


XVIII.
XIX.
XX.
XXI.
XXII.
XXIII.
XXIV.
XXV.
XXVI.
XXVII.
XXVIII.
XXIX.
XXX.
XXXI.
XXXII.
XXXIII.
XXXIV.
XXXV.
XXXVI.
XXXVII.
XXXVIII.
XXXIX.
XL.
XLI.
XLII.

mempunyai

XLIII.
XLIV.
XLV.
XLVI.

XLVII.

METODOLOGI PERCOBAAN

XLVIII.
XLIX.
L.
L.1.

Waktu dan Tempat

LI.

Praktikum ini dilakukan pada hari Kamis, 6 Oktober 2016 pukul


10.00-12.00 WIB di Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air dan
Lahan, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung.

LI.1. Alat dan Bahan


LII.

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah 3 cawan, termometer,


oven, tanur/muffle, desikator, dan timbangan analitik. Adapun bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah limbah air tempe dan
limbah air kolam.

LII.1. Diagram Alir


LIII.

Ditimbang ketiga cawan dengan menggunakan timbangan analitik


LIV.

LV.

Dimasukkan limbah tempe dan limbah kolam kedalam masing-masing cawan


LVI.

LVII.

I.

Dioven cawan yang berisi limbah selama kurang lebih 24 jam pada
suhu 105oC.
LVIII.
LIX.
LX.

Dihitung berat cawan yang telah dioven dengan menggunakan timbangan analitik

LXI.
LXII. Cawan+residu dimasukkan kedalam tanur/muffle, dibakar pada suhu
550oC selama kurang lebih 15menit
LXIII.
LXIV.
Dikeluarkan cawan+abu dari tanur/muffle dan didinginkan didalam
desikator selama kurang lebih 10menit
LXV.

II.

LXVI.
III.

Ditimbang cawan+abu dengan menggunakan neraca analitik dan


dicatat beratnya

IV.

LXIX.
LXX.

Hasil

LXVII.
LXVIII.

LXXI.
LXXII.
LXXIII.
LXXIV.
LXXV.
LXXVI.
LXXVII.
LXXVIII.
LXXIX.
LXXX.
LXXXI.
LXXXII.
LXXXIII.
LXXXIV.
LXXXV.
LXXXVI.
LXXXVII.
LXXXVIII.
LXXXIX.
XC.
XCI.
XCII.
XCIII.
XCIV.
XCV.
XCVI.
XCVII.
XCVIII.
XCIX.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN


V.

VI.
VII.
VIII.
VIII.1. Hasil
IX.

Adapun hasil dari praktikum yang telah dilakukan adalah dalam tabel
berikut.

X.
No

XI.

L
i
m
b
a
h

XV.
1

XVI. L
i
m
b
a
h
T
e
m
p
e

XII.

B
er
at
C
a
w
a
n
K
o
s
o
n
g
(
W
1)
XVII. 2,
5
8
1
1
gr
a
m

XIII.

Bera
t
cawa
n+re
sidu
(W2
)

XVIII. 3,40
76
gram

XIV.

Be
rat
Ca
wa
n+
Ab
u
(W
3)

XIX. 3,2
91
4
gra
m

XX.
2

(
T
3
)
XXI. L
i
m
b
a
h
K
o
l
a
m

XXII. 3,
3
9
4
8
gr
a
m

XXIII. 3,16
13
gram

(
K
3
)
XXV.
XXVI.
XXVII.
XXVIII.

Perhitungan :

XXIX. TFS Limbah Tempe =

(W 3W 1)
Vol . Sampel

XXX.
=

(3291,42581,1)
0, 02

XXXIII.

710,3
0,02

XXXIV.
XXXV.
XXXVI.

= 35515 mg/L

XXXI.
XXXII.

XXIV. 2,7
55
8
gra
m

XXXVII.

TFS Limbah Kolam =

(W 3W 1)
Vol . Sampel

XXXVIII.
XXXIX.

(2755,83394,8)
0,02

XL.
XLI.

639
= 0,02

XLII.
XLIII.
XLIV.

= -31950 mg/L

XLV. TVS Limbah Tempe =

(W 2W 3)
Vol . Sampel

XLVI.
XLVII.
XLVIII.
XLIX.

(3407,63291,4)
0,02

L.

LI.
LII.
LIII.
LIV.

116,2
0,02
= 5810 mg/L

TVS Limbah Kolam =

(W 2W 3)
Vol . Sampel

LV.
LVI.

(3161,32755,8)
0,020

405,5
0,02

LVII.
LVIII.
LIX.
LX.
LXI.
LXII.

= 20275 mg/L

LXIII. TS Limbah Tempe

(W 2W 1)
= Vol . Sampel

= TFS +

TVS
LXIV.
LXV.

(3407,62581,1)
0,02

35515

826,5
0,02

41325

+ 5810
LXVI.
LXVII.
mg/L
LXVIII.
LXIX.
LXX.
LXXI. TS Limbah Kolam

= 41325 mg/L
=

(W 2W 1)
Vol . Sampel

= TFS +

TVS
LXXII.
LXXIII.

-31950 + 20275
LXXIV.
LXXV.

23 3,5
0,02

(3161,33394,8)
0,02

= -11675 mg/L

LXXVI.
LXXVII.
LXXVIII.
LXXIX.
LXXIX.1.
Pembahasan

= -11675 mg/L

LXXX.
LXXXI.

Setelah dilakukan pengukuran dan perhintungan Total Solids

(TS) terdiri dari total volatile solid (TVS) dan total fixed solid (TFS).
Total solid sendiri berasal dari kedua unsur tersebut. Setelah
dilakukan praktikum diperoleh nilai TFS limbah tempe dan TVS
limbah tempe sebesar 35515 mg/L dan 5810 mg/L. Dari nilai tersebut
jika dijumlahkan akan menjadi nilai Total Solids yang terkandung
dalam limbah tempe yaitu 41325 mg/L. Adapula nilai TFS limbah
kolam dan TVS limbah kolam yaitu -11765 mg/L dan 20275 mg/L.
Dan jika Dari nilai tersebut jika dijumlahkan akan menjadi nilai Total
Solids yang terkandung dalam limbah kolam yaitu -11675 mg/L. Total
Volatile Solid sendiri sebagai indikator tingkat biodegradibility suatu
limbah, dan digunakan untuk memprediksi ketebalan sedimen. Total
vilatil solid ini adalah kandungan paling kering dari total solid, karena
telah melalui dua fase pengeringan yaitu pengovenan dan
pembakaran. TVS didapat dari cawan yang dioven dikurangi cawan
yang dibakar. Didapat hasil TVS limbah tempe sebesar mg/L dan
TVS pada limbah kolam sebesar 41325 mg/L dan 20275 mg/L. Suatu
air limbah tempe dan limbah kolam kali ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi TVS maka semakin sulit memadat atau mengendap air
limbah.
LXXXII.

Pada pengukuran nilai TFS terlebih dahulu harus melalui

proses pembakaran untuk mendapatkan abu yang dapat disebut


dengan Total Fixed Solids atau TFS. Hasil ini didapat dari
mengurangi cawan yang telah dibakar dengan berat cawan awal atau
berat cawan kosong. Setelah itu akan didapat abu yang dinamakan
Total Fixed Solids. Pada perhitungan kali ini didapat nilai TFS limbah
tempe 35515 mg/L dan TFS limbah kolam sebanyak -31950 mg/L.

Biasanya semakin banyak abu yang mengendap maka akan lebih


mudah untuk proses pemadatan endapan.
LXXXIII.
LXXXIV.
LXXXV.
LXXXVI.
LXXXVII.
LXXXVIII.
LXXXIX.
XC.
XCI.
XCII.
XCIII.
XCIV.
XCV.
XCVI.
XCVII.
XCVIII.
XCIX.
C.
CI.
CII.
CIII.
CIV.
CV.
CVI.
CVII.
CVIII.
CIX.
CX.
CXI.
CXII.
CXIII.
CXIV.
CXV.
CXVI.

CXVII.

KESIMPULAN

CXVIII.
CXIX.
CXX.
CXXI. Adapun kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan yaitu
sebagai berikut.
1. Nilai TFS limbah tempe sebesar 35515 mg/L, nilai TVS limbah tempe sebesar
5810 mg/L. Dan didapat nilai TS yaitu sebesar 41325 mg/L
2. Nilai TFS limbah kolam sebesar -31950 mg/L, nilai TVS limbah kolam sebesar
20275 mg/L. Dan didapat nilai TS yaitu sebesar -11675 mg/L.
CXXII.
CXXIII.
CXXIV.
CXXV.
CXXVI.
CXXVII.
CXXVIII.
CXXIX.
CXXX.
CXXXI.
CXXXII.
CXXXIII.
CXXXIV.
CXXXV.
CXXXVI.
CXXXVII.
CXXXVIII.
CXXXIX.
CXL.
CXLI.
CXLII.
CXLIII.
CXLIV.

CXLIX.

Anonim,

CXLV. DAFTAR PUSTAKA


CXLVI.
CXLVII.
CXLVIII.
2014. Waste water Treatment.

Diakses

http://www.wikipedia.org/wiki/settling. Rabu 13 Oktober 2016

melalui

CL.

Bicudo, J. R. 2001. Diagram of Settled Sollids With A Liquid Layer. Natural


Resource, Agriculture, And Engineering Service. Rochester: New York.

CLI.

Gerardi, R. 2003. Total Pengolahan Limbah Lanjutan. Universitas Trisakti:


Jakarta.

CLII. Triatmojo, S. 2004. Penanganan Limbah Peternakan. Jurusan Teknologi Hasil


Ternak Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.
CLIII.
CLIV.
CLV.
CLVI.
CLVII.
CLVIII.
CLIX.
CLX.
CLXI.
CLXII.
CLXIII.
CLXIV.
CLXV.
CLXVI.
CLXVII.
CLXVIII.
CLXIX.
CLXX.
CLXXI.
CLXXII.
CLXXIII.
CLXXIV.
CLXXV.
CLXXVI.
CLXXVII.
CLXXVIII. LAMPIRAN
CLXXIX.
CLXXX.
CLXXXI.
CLXXXII.
CLXXXIII.
CLXXXIV.

CLXXXV.
CLXXXVI.
CLXXXVII.
CLXXXVIII.
CLXXXIX.
CXC.
CXCI.
CXCII.
CXCIII.
CXCIV.
CXCV.
CXCVI.
CXCVII.
CXCVIII.
CXCIX.
CC.
CCI.
CCII.
CCIII.
CCIV.
CCV.

Anda mungkin juga menyukai