Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

ALAT UKUR DAN TEKNIK PENGUKURAN


ALAT UKUR LINGKUNGAN

Disusun Oleh:
Nama : Fenita Yosi Ariningurm (032300004)
Rekan Praktikan : Abinaya Nugraha (032200001)
Argo Zhafran P (032300002)
Fauzan Karim Harahap (032300003)
Dimas Ariawisnu Widodo(032300021)
Prodi/ Angkatan : Elektromekanika/2023
Tgl. Praktikum : Selasa, 7 Oktober 2023

Dosen Pengampu : Hajar Nimpuno Adi, S.T, M.Eng.

PROGRAM STUDI ELEKTRO MEKANIKA


POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
YOGYAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan
praktikum yang berjudul “Alat Ukur Lingkungan” dengan baik.
Laporan ini dibuat sebagai salah satu bentuk penugasan setelah
dilaksanakannya praktikum Alat Ukur dan Teknik Pengukuran (AUTP). Oleh
karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya
serta memberikan kesehatan kepada penulis dalam melaksanakan
pendidikan di Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir).
2. Kedua orang tua yang selama ini telah memberikan doa, semangat,
nasihat, motivasi dan dukungan baik moral maupun material dalam
penyiapan laporan.
3. Bapak Dr. Eng. Zainal Arief, S.T., M.T. selaku Direktur Poltek Nuklir.
4. Bapak Totok Dermawan, S.ST., M.Eng. selaku ketua program studi
Elektro Mekanika.
5. Bapak Hajar Nimpuno Adi, S.T., M.Eng., selaku dosen pengampu mata
kuliah Alat Ukur dan Teknik Pengukuran (AUTP).
6. Seluruh teman-teman ELMEK 2023 yang telah membantu hingga
terselesaikannya laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan dan saran yang
bersifat membangun demi kebaikan penulis nantinya.

Yogyakarta, 12 November 2023


DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................2

DAFTAR GAMBAR....................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.2 Tujuan Praktikum..............................................................................................1

1.3 Manfaat Praktikum............................................................................................2

BAB II METODE PRAKTIKUM.............................................................3

2.1 Alat dan Bahan..................................................................................................3

2.2 Dasar Teori.........................................................................................................3

2.3 Langkah Kerja....................................................................................................7

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................10

3.1 Hasil Praktikum...............................................................................................10

3.2 Pembahasan...........................................................................................11

BAB IV PENUTUP...................................................................................14

LAMPIRAN................................................................................................16

......................................................................................................................16
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Environtment Multimeter...................................................................................3


Gambar 2. Tabel Tingkat Pencahayaan...............................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengukuran merupakan aktivitas membandingkan suatu besaran yang


diukur menggunakan sebuah alat ukur guna membantu manusia dalam proses
penentuan parameter. Berbagai jenis alat ukur telah banyak diciptakan oleh
masyarakat untuk mempermudah melakukan pengukuran. Pada umumnya suatu
alat ukur hanya dapat mengukur satu parameter. Hasil pengukuran biasanya
didapatkan dari melihat hasil tampilan pada alat ukur dan mencatat setiap hasil
pengukuran secara manual. Untuk mengukur banyak parameter, pengukuran harus
dilakukan secara bergantian dengan menggunakan alat ukur sesuai jenis parameter
yang ingin diukur. Hal ini dapat mengakibatkan lamanya proses pengukuran
untuk mengukur banyak parameter, kesalahan data pengukuran karena salah
mencatat hasil pengukuran (human error). Oleh karena itu perlu adanya sebuah
alat ukur yang dapat mengukur dengan banyak parameter dan mempunyai hasil
yang tepat atau presisi.
Environment Tester adalah alat pengukur yang mempunyai kegunaan dapat
mengukur keadaan lingkungan sekeliling. Perangkat ini menggabungkan beberapa
fungsi parameter pengukuran yaitu suhu, kelembaban, cahaya, kecepatan angin,
sirkulasi udara dan tingkat kebisingan/suara.
Biasanya alat ini digunakan oleh BMKG (Badan Meteorologi, klimatologi
dan Geofisika) untuk melakukan pemantauan lingkungan. Bentuk yang portable
dan ringan tentu akan memudahkan pengguna saat menggunakan alat di luar
ruangan. Saat tidak digunakan selang beberapa waktu, perangkat akan secara
otomatis mematikan daya untuk menghemat daya baterai.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:


1. Melakukan pengukuran kecepatan angin
2. Melakukan pengukuran kuat cahaya
3. Melakukan pengukuran kebisingan

1
1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:


1. Dapat melakukan pengukuran parameter lingkungan dengan menggunakan
environment tester.
2. Dapat menentukan titik pengukuran sesuai dengan standar.
3. Dapat memahami cara kerja alat-alat untuk pengukuran lingkungan.

2
BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah:
1. Anemo meter
2. Lux meter
3. Sound level meter
4. Stopwatch
5. ATK
6. Handphone

2.2 Dasar Teori

Gambar 1. Environtment Multimeter

Environment Tester atau alat ukur lingkungan adalah alat untuk mengukur
besaran yang ada pada sistem lingkungan. Lingkungan (sistem) adalah lingkungan
dari sistem fisik yang dapat berinteraksi dengan sistem dengan pertukaran massa,
energi, atau properti lainnya. Dalam ilmu dan rekayasa, sebuah sistem adalah
bagian dari alam semesta yang sedang dipelajari, sedangkan lingkungan
merupakan sisa dari alam semesta yang terletak di luar batas-batas sistem.
Hal ini juga dikenal sebagai lingkungan, dan termodinamika, sebagai
reservoir. Tergantung pada jenis sistem, mungkin berinteraksi dengan lingkungan
dengan bertukar massa , energi (termasuk panas dan kerja ), momentum linier ,

3
momentum sudut , muatan listrik , atau sifat dilestarikan lainnya
Environment meter adalah alat ukur yang dapat mengukur suhu,
kelembapan, intensitas bunyi dan cahaya dalam satu alat. Praktikum ini
membahas mengenai kelayakan suatu ruangan dalam bangunan atau indoor
menggunakan alat ukur tersebut. Standar kelayakan ini akan dibandingkan dengan
hasil ukur lapangan. Tujuan dibentuknya standar ini agar kumpulan orang menjadi
merasa nyaman di dalam suatu ruangan. Istilah nyaman ini harus terukur dan
memiliki referensi terdiri dari parameter – parameter ruangan.
Untuk jenis sensor yang digunakan alat ukur environment meter adalah sebagai
berikut :
1. Pengukuran Kecepatan Angin
Angin dapat disefinisikan sebagai massa udara yang bergerak.Angin dapat
bergerak secara vertical maupun horizontal dengan kecepatanyang bervariasi dan
berfruktuasi secara dinamis. Faktor pendorong bergeraknya massa udara adalah
perbedaan tekanan udara antara satutempat dengan tempat lain. Angin selalu
bertiup dari tempat dengan tekananudara tinggi ke tempat dengan tekanan udara
yang lebih rendah. Jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, maka angin akan
bergerak secara langsung dari udara bertekanan tinggi ke udara bertekanan
rendah. Akantetapi perputaran bumi pada sumbunya akan menimbulkan gaya
yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin.
Pengaruh perputaran bumi terhadaparah angin disebut pengaruh Coriolis
(coriolis effect). Pengaruh coriolis menyebabkan angin bergerak searah jarum jam
mengitari daerah bertekanan rendah di belahan bumi selatan dan sebaliknya
bergerak denganarah yang berlawanan dengan arah jarum jam mengitari daerah
bertekanrendah di belahan bumi utara.Menurut hukum Stevenson, “kekuatan
angin berbanding lurus dengan gradient barometriknya”.
Gradien Barometrik adalah angka yang menunjukkan perbedaan tekanan
udara dari dua isobar pada tiap jarak 15 meridian (111 km). Isobar adalah daerah
yang memiliki tekanan udara yang sama. Didalam peta biasanya daerah isobar
sering dilambangkan dengan garis yang menghubungkan tempat-tempat yang
sama tekanan udaranya.
Campbell (1986) menyebutkan ada 3 sifat angin yang dapatdirasakan secara

4
langsung oleh orang awam, yakni :
1) Angin meyebabkan tekanan terhadap permukaan yang menentang arah
angin tersebut,
2) Anginmempercepat pendinginan dari benda yang panas, dan
3) Kecepatan angin sangat beragam dari tempat ke tempat dan dari waktu ke
waktu. Anginmempunyai fungsi lain yang sangat penting (kebanyakan tidak
disadari olehorang awam) adalah mencampur lapisan udara, antara udara
panas danudara dingin, antara udara lembab dengan udara kering, antara
udara kaya karbon dioksida dengan udara yang karbon dioksida-nya lebih
rendah, dan seterusnya. Karena fungsi angin yang demikian, maka antara
lain siklus hidrologi dapat berlangsung dan keracunan karbon dioksida pada
pusat kota dan kawasan industri dapat dihindarkan.

2. Pengukuran Kuat Cahaya


Intensitas penerangan di tempat kerja dimaksudkan untuk menberikan
penerangan kepada benda-benda yang merupakan obyek kerja, peralatan atau
mesin dan proses produksi serta lingkungan kerja. Untuk itu diperlukan intensitas
penerangan yang optimal. Selain menerangi obyek kerja, penerangan juga
diharapkan cukup memadai menerangi keadaan sekelilingnya. Standar ini memuat
prosedur, penentuan titik dan peralatan pengukuran intensitas penerangan
yang digunakan. Intensitas penerangan merupakan aspek penting di tempat kerja,
karena berbagai masalah akan timbul ketika kualitas intensitas penerangan di
tempat kerja tidak memenuhi standar yang ditetapkan.
Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 7 Tahun 1964 tentang Syarat-Syarat
Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja, telah menetapkan
ketentuan penting intensitas penerangan menurut sifat pekerjaan. Terbaru diikuti
dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :1405/Menkes/SK/XI/2002 Tanggal
: 19 Nopember 2002 tentang : PERSYARATAN DAN TATA CARA
PENYELENGGARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA
PERKANTORAN, menetapkan batas minimal pencahayaan di ruang kerja.

5
Gambar 2. Tabel Tingkat Pencahayaan

Kualitas penerangan yang tidak memadai berefek buruk bagi fungsi


penglihatan, juga untuk lingkungan sekeliling tempat kerja, maupun aspek
psikologis, yang dapat dirasakan sebagai kelelahan, rasa kurang nyaman, kurang
kewaspadaan sampai kepada pengaruh yang terberat seperti kecelakaan.
Untuk pengukuran intensitas penerangan di tempat kerja menggunakan
luxmeter. Lux satuan intensitas penerangan per meter persegi yang dijatuhi arus
cahaya 1 lumen. Luxmeter alat yang digunakan untuk mengukur intensitas
penerangan dalam satuan lux. Pengukuran penerangan setempat adalah
penerangan di tempat obyek kerja, baik berupa meja kerja maupun peralatan.
Sedangkan penerangan umum adalah penerangan di seluruh area tempat kerja.
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat
langsung dibaca. Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik,
kemudian energi listrik dalam bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum
skala. Untuk alat digital, energi listrik diubah menjadi angka yang dapat dibaca
pada layar monitor.
Untuk Penentuan titik pengukuran dilakukan dengan syarat :
1. Penerangan setempat: obyek kerja, berupa meja kerja maupun peralatan. Bila
merupakan meja kerja, pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada.
2. Penerangan umum: titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan

6
pada setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai.
Jarak tertentu tersebut dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai
berikut:
1. Luas ruangan kurang dari 10 m2: titik potong garis horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter.
2. Luas ruangan antara 10 - 100 m2: titik potong garis horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3 (tiga) meter.
3. Luas ruangan lebih dari 100 m2: titik potong horizontal panjang dan
lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter.

3. Pengukuran Kebisingan
Bising dalam kesehatan kerja, diartikan sebagai suara yang dapat
menurunkan pendengaran baik secara kuantitatif (peningkatan ambang
pendengaran) maupun kwalitatif (penyempitan spektrum pendengaran),
berkaitan dengan faktor intensitas, frekuensi, durasi dan pola waktu.
Kebisingan diindentifikasikan sebagai suara yang tak dikehendaki
misalnya yang merintangi terdengarnya suara-suara, musik dsb, atau yang
menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak
dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan serta dapat
menimbulkan ketulian.
Sound Level Meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar suara bising mempengaruhi pekerja dalam melaksanakan
tugasnya. Alat ini digunakan untuk mengukur intensitas kebisingan antara 30-
130 dBA dan dari frekuensi 20-20.000 Hz. Aplikasi Sound Level Meter
biasanya dipakai di tempat kerja, untuk menganalisis kebisingan peralatan
misalnya pada bengkel, pabrik pupuk, alat yang berpotensi menimbulkan
kebisingan seperti turbin, compressor, condenser, pompa drum dan lain-lain.

2.3 Langkah Kerja


Pengukuran Kecepatan Angin :
1. Siapkan alat environment multimeter (Mastech MS 6300).

7
2. Hidupkan sumber daya.
3. Pindah posisi alat untuk pengukuran kecepatan angin dengan menekan tombol
ANEMO.
4. Ubah skala pembacaan pada m/s dengan menekan tombol UNIT.
5. Ukurlah kecepatan angin sebanyak 10 kali dengan interval 2 menit setiap
pengukuran.
6. Catat hasil pengukuran dalam lembar dan data matikan alat .
7. Hitunglah kecepatan angin rata-rata yang saudara dapatkan.
8. Ulangi langkah diatas hingga didapatkan tiga (3) lokasi yang berbeda.

Pengukuran Kuat Cahaya :


1. Siapkan alat environment multimeter (Mastech MS 6300).
2. Buatlah peta ruangan yang akan dilakukan pengukuran, tentukan titik
pengukuran yang akan
dilakukan.
3. Hidupkan alat.
4. Pindah posisi alat untuk pengukuran kuat Cahaya dengan menekan tombol
LUX.
5. Lakukan pengukuran untuk tiap titik pengukuran.
6. Catat hasil pengukuran (termasuk suhu ruangan dicatat) dalam lembar data dan
matikan alat .
7. Hitunglah kuat cahaya rata-rata yang saudara dapatkan.
8. Ulangi langkah diatas hingga didapatkan tiga (3) lokasi yang berbeda.

Pengukuran Kebisingan :
1. Siapkan alat environment multimeter (Mastech MS 6300).
2. Tentukan ruangan yang akan dilakukan pengukuran dan tentukan titik
pengukurannya.
3. Hidupkan sumber daya.
4. Pindah posisi alat untuk pengukuran kebisingan (sound level meter) dengan
menekan tombol dB.
5. Pastikan skala pembacaan pada dBA, dengan menekan tombol UNIT.

8
6. Hadapkan sensor ke arah bagian yang diukur secara tegak lurus.
7. Lakukan pengukuran untuk tiap ruang sebanyak 10 kali dengan interval 2
menit.
8. Catat hasil pengukuran dalam lembar dan data matikan alat .
9. Hitunglah kebisingan rata-rata yang saudara dapatkan.
10. Ulangi langkah diatas hingga didapatkan tiga (3) lokasi yang berbeda.

9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Praktikum


Pengukuran kecepatan angin :

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
R1. Depan 0.5 1.4 0.3 0.3 1.0 0.5 1.0 0.3 0.6 1.7
auditorium
R2 Parkiran 0.6 0.8 0.1 1.3 0.7 0.1 0.2 0.3 0.2 1.4
R3Jemba- 2.0 0.8 0.6 2.3 0.8 0.7 1.8 1.8 1.3 1.4
Tan Audit

Pengukuran kuat cahaya

Titik Suhu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Ukur (C° ¿
R: RK13 26.9 25 44 37 58 75 82 74 73 99 103 90 66
R2: RK12 26.4 114 90 107 61 66 88 101 79 77 130 100 96
R3: Lorong L4 28.6 63 450 1000 1572 914 207 493 1337 1138 68 48

Denah titik pengukuran :

1 2 1 4
5 6 7 8
9 10 11 12

10
Pengukuran kebisingan :

NNo 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
R1 : RK13 46 47 47 50 52 54 50 52 48 46
R2 : RK12 49 51 50 51 49 51 49 50 48 49
R3 : Lorong L4 49 47 50 48 49 50 48 49 47 50

3.2 Pembahasan

Praktikum Ukur dan Teknik Pengukuran kali ini menggunakan Alat Ukur
Lingkungan atay buasa disebut Environtment Multimeter. Pada praktikum ini
dilakukan pengukuran kecepatan angin, kuat cahaya, dan kebisingan. Pada
praktikum kali ini dilakukan dua kali pengukuran yaitu pengukuran lingkungan
indoor dan outdoor. Pada pengukuran indoor parameter yang diukur berupa
pengukuran kecepatan angin,, pengukuran kuat cahaya, dan pengukuran
kebisingan.
Untuk pengukuran kecepatan angin dilakukan di tiga tempat yang berbeda
yaitu di depan Auditorium, parkiran mobil depan Gedung 17, dan di jembatang
penghubung lantai 2 auditorium dan Gedung 17. Pengukuran kecepatan angin
dilakukan di 10 titik berbeda. Sedangkan pengukuran kuat cahaya dan kebisingan
dilakukan di ruang kelas 12, ruang kelas 13 dan Lorong di lantai 4. Pengukuran
kuat cahaya dilakukan di 12 titik berbeda karena luas ruangan dan lorong tersebut
¿ 10 meter, dan 10 titik berbeda untuk kebisingan.
Pada pengukuran kecepatan angin yang dilakukan diperoleh rata-rata
kecepatan :
1. Di Depan Auditorium:

v=
∑ data
10

0 ,5+1 , 4 +0 , 3+0 , 3+1 , 0+0 , 5+1 ,0+ 0 ,3+ 0 , 6+0 , 7


v=
10
v=¿ 0,81 m/s
2. Di Parkiran Mobil depan Gedung 17:

11
v=
∑ data
10

0 , ,6+ 0 , 8=0 , 1+1 ,3+ 0 ,7 +0 , 1+ 0 ,2+ 0 ,3+ 0 ,2+1 , 4


v=
10
v=¿ 0,57 m/s
3. Di Depan Auditorium:

v=
∑ data
10

2, 0+ 0 ,8+ 0 ,6 +2 ,3+ 0 , 8+0 , 7+1 , 8+1 ,8+1 , 3+1 , 3


v=
10
v=¿ 1,34 m/s

Pada pengukuran kuat cahaya yang dilakukan diperoleh rata-rata


pencahayaan :
4. Di RK 13 :

x=
∑ data
12

25+44 +44 +37+58+75+ 82+74+73+ 99+103+90+ 66


x̅ =
12
x ̅ =¿ 118,84 lux
5. Di RK 12
114+ 90+107+61+ 66+88+101+79+77+ 130+100+96
x̅ =
12
x ̅ =¿ 92,41 lux
6. Di Lorong Lantai 4 :
63+79+ 450+1000+1572+914+ 207+ 493+1337+1138+48
x̅ =
12
x ̅ =¿ 614,08 lux

Sementara menurut Standar Nasional Indonesia, kuat pencahayaan buatan


untuk 118 , 84 lux digunakan untuk macam pekerjaan di dalam ruangan contohnya

12
kamar tidur hotel, memeriksa dan menghitung stok barang, membaca dan menulis
yang tidak terus menerus. Sehingga pencahayaan pada ruang kuliah 13 sebagai
tempat belajar memenuhi standar pencahayaan untuk ruang belajar. Dan untuk
pencahayaan pada ruang kuliah 12 sebesar 92,41 lux sebagai tempat belajar
belum memenuhi standar pencahayaan untuk ruang belajar Maka perlu adanya
tindaklanjut untuk meningkatkan pencahayaan di ruang kelas untuk meningkat
kenyamanan mahasiswa saat sedang melaksanakan praktikum di ruang tersebut.
Pada pengukuran kebisingan yang dilakukan diperoleh rata-rata
kebisingan:
1. Di RK 13 :

x=
∑ data
10

46+ 47+ 47+50+52+54 +50+52+48+ 46


x̅ =
10
x=49 ,5 dB
2. Di RK 12
49+51+50+51+ 49+51+49+50 +48+ 49
x̅ =
10
x ̅ =¿ 49,7 dB
3. Di Lorong Lantai 4
49+ 47+50+ 48+49+ 50+48+ 49+47 +50
x̅ =
10
x ̅ =¿ 48,7 dB
Berdasarkan keputusan Menteri tenaga Kerja No. KEP/51/MEN/19999
Zona Kebisingan dibedakan atas tiga bagian yaitu :
1. Zona aman tanpa pelindung : ¿85 dBA
2. Zona dengan pelindung ear plug : 85-95 dBA
3. Zona dengan pelindung ear muff : ¿95 dBA

Sehingga jika dilihat dari ketiga rata rata tingkat kebisingan di ruang kuliah
12,13 dan lorong lantai 4 berada di zona aman tanpa pelindung.

13
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan dapat
disimpulkan bahwa:
Pengukuran lingkungan perlu dilakukan untuk mengetahui kesesuaian
antara hasil pengukuran dengan standar yang ada. Dari standar tersebut kesesuaian
bisa digunakan untuk bahan koreksi yang perlu ditindaklanjuti. Tiap tiap
pengukuran memiliki faktor yang mempengaruhi seperti ketinggian untuk angin,
daya lampu untuk intensitas cahaya, dan jarak untuk kebisingan.

Saran
Pahami dan taati prosedur untuk hasil yang maksimal. Pastikan alat-alat
praktikum yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak rusak sebelum dan
sesudah digunakan. Perhatikan pemilihan tempat agar waktu praktikum tidak
terbuang. Gunakan tisu atau benda ringan dan tipis untuk memudahkan dalam
pengukuran kecepatan angin.

14
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Hajar Nimpuno. 2023. Praktikum Alat Ukur dan Teknik Pengukuran.
Yogyakarta : Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia

15
LAMPIRAN

16
17

Anda mungkin juga menyukai