Disusun Oleh:
Nama : Fenita Yosi Ariningurm (032300004)
Rekan Praktikan : Abinaya Nugraha (032200001)
Argo Zhafran P (032300002)
Fauzan Karim Harahap (032300003)
Dimas Ariawisnu Widodo(032300021)
Prodi/ Angkatan : Elektromekanika/2023
Tgl. Praktikum : Selasa, 7 Oktober 2023
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan
praktikum yang berjudul “Alat Ukur Lingkungan” dengan baik.
Laporan ini dibuat sebagai salah satu bentuk penugasan setelah
dilaksanakannya praktikum Alat Ukur dan Teknik Pengukuran (AUTP). Oleh
karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya
serta memberikan kesehatan kepada penulis dalam melaksanakan
pendidikan di Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir).
2. Kedua orang tua yang selama ini telah memberikan doa, semangat,
nasihat, motivasi dan dukungan baik moral maupun material dalam
penyiapan laporan.
3. Bapak Dr. Eng. Zainal Arief, S.T., M.T. selaku Direktur Poltek Nuklir.
4. Bapak Totok Dermawan, S.ST., M.Eng. selaku ketua program studi
Elektro Mekanika.
5. Bapak Hajar Nimpuno Adi, S.T., M.Eng., selaku dosen pengampu mata
kuliah Alat Ukur dan Teknik Pengukuran (AUTP).
6. Seluruh teman-teman ELMEK 2023 yang telah membantu hingga
terselesaikannya laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan dan saran yang
bersifat membangun demi kebaikan penulis nantinya.
Contents
KATA PENGANTAR..................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR....................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
3.2 Pembahasan...........................................................................................11
BAB IV PENUTUP...................................................................................14
LAMPIRAN................................................................................................16
......................................................................................................................16
DAFTAR GAMBAR
1
1.3 Manfaat Praktikum
2
BAB II
METODE PRAKTIKUM
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah:
1. Anemo meter
2. Lux meter
3. Sound level meter
4. Stopwatch
5. ATK
6. Handphone
Environment Tester atau alat ukur lingkungan adalah alat untuk mengukur
besaran yang ada pada sistem lingkungan. Lingkungan (sistem) adalah lingkungan
dari sistem fisik yang dapat berinteraksi dengan sistem dengan pertukaran massa,
energi, atau properti lainnya. Dalam ilmu dan rekayasa, sebuah sistem adalah
bagian dari alam semesta yang sedang dipelajari, sedangkan lingkungan
merupakan sisa dari alam semesta yang terletak di luar batas-batas sistem.
Hal ini juga dikenal sebagai lingkungan, dan termodinamika, sebagai
reservoir. Tergantung pada jenis sistem, mungkin berinteraksi dengan lingkungan
dengan bertukar massa , energi (termasuk panas dan kerja ), momentum linier ,
3
momentum sudut , muatan listrik , atau sifat dilestarikan lainnya
Environment meter adalah alat ukur yang dapat mengukur suhu,
kelembapan, intensitas bunyi dan cahaya dalam satu alat. Praktikum ini
membahas mengenai kelayakan suatu ruangan dalam bangunan atau indoor
menggunakan alat ukur tersebut. Standar kelayakan ini akan dibandingkan dengan
hasil ukur lapangan. Tujuan dibentuknya standar ini agar kumpulan orang menjadi
merasa nyaman di dalam suatu ruangan. Istilah nyaman ini harus terukur dan
memiliki referensi terdiri dari parameter – parameter ruangan.
Untuk jenis sensor yang digunakan alat ukur environment meter adalah sebagai
berikut :
1. Pengukuran Kecepatan Angin
Angin dapat disefinisikan sebagai massa udara yang bergerak.Angin dapat
bergerak secara vertical maupun horizontal dengan kecepatanyang bervariasi dan
berfruktuasi secara dinamis. Faktor pendorong bergeraknya massa udara adalah
perbedaan tekanan udara antara satutempat dengan tempat lain. Angin selalu
bertiup dari tempat dengan tekananudara tinggi ke tempat dengan tekanan udara
yang lebih rendah. Jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, maka angin akan
bergerak secara langsung dari udara bertekanan tinggi ke udara bertekanan
rendah. Akantetapi perputaran bumi pada sumbunya akan menimbulkan gaya
yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin.
Pengaruh perputaran bumi terhadaparah angin disebut pengaruh Coriolis
(coriolis effect). Pengaruh coriolis menyebabkan angin bergerak searah jarum jam
mengitari daerah bertekanan rendah di belahan bumi selatan dan sebaliknya
bergerak denganarah yang berlawanan dengan arah jarum jam mengitari daerah
bertekanrendah di belahan bumi utara.Menurut hukum Stevenson, “kekuatan
angin berbanding lurus dengan gradient barometriknya”.
Gradien Barometrik adalah angka yang menunjukkan perbedaan tekanan
udara dari dua isobar pada tiap jarak 15 meridian (111 km). Isobar adalah daerah
yang memiliki tekanan udara yang sama. Didalam peta biasanya daerah isobar
sering dilambangkan dengan garis yang menghubungkan tempat-tempat yang
sama tekanan udaranya.
Campbell (1986) menyebutkan ada 3 sifat angin yang dapatdirasakan secara
4
langsung oleh orang awam, yakni :
1) Angin meyebabkan tekanan terhadap permukaan yang menentang arah
angin tersebut,
2) Anginmempercepat pendinginan dari benda yang panas, dan
3) Kecepatan angin sangat beragam dari tempat ke tempat dan dari waktu ke
waktu. Anginmempunyai fungsi lain yang sangat penting (kebanyakan tidak
disadari olehorang awam) adalah mencampur lapisan udara, antara udara
panas danudara dingin, antara udara lembab dengan udara kering, antara
udara kaya karbon dioksida dengan udara yang karbon dioksida-nya lebih
rendah, dan seterusnya. Karena fungsi angin yang demikian, maka antara
lain siklus hidrologi dapat berlangsung dan keracunan karbon dioksida pada
pusat kota dan kawasan industri dapat dihindarkan.
5
Gambar 2. Tabel Tingkat Pencahayaan
6
pada setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai.
Jarak tertentu tersebut dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai
berikut:
1. Luas ruangan kurang dari 10 m2: titik potong garis horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter.
2. Luas ruangan antara 10 - 100 m2: titik potong garis horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3 (tiga) meter.
3. Luas ruangan lebih dari 100 m2: titik potong horizontal panjang dan
lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter.
3. Pengukuran Kebisingan
Bising dalam kesehatan kerja, diartikan sebagai suara yang dapat
menurunkan pendengaran baik secara kuantitatif (peningkatan ambang
pendengaran) maupun kwalitatif (penyempitan spektrum pendengaran),
berkaitan dengan faktor intensitas, frekuensi, durasi dan pola waktu.
Kebisingan diindentifikasikan sebagai suara yang tak dikehendaki
misalnya yang merintangi terdengarnya suara-suara, musik dsb, atau yang
menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak
dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan serta dapat
menimbulkan ketulian.
Sound Level Meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar suara bising mempengaruhi pekerja dalam melaksanakan
tugasnya. Alat ini digunakan untuk mengukur intensitas kebisingan antara 30-
130 dBA dan dari frekuensi 20-20.000 Hz. Aplikasi Sound Level Meter
biasanya dipakai di tempat kerja, untuk menganalisis kebisingan peralatan
misalnya pada bengkel, pabrik pupuk, alat yang berpotensi menimbulkan
kebisingan seperti turbin, compressor, condenser, pompa drum dan lain-lain.
7
2. Hidupkan sumber daya.
3. Pindah posisi alat untuk pengukuran kecepatan angin dengan menekan tombol
ANEMO.
4. Ubah skala pembacaan pada m/s dengan menekan tombol UNIT.
5. Ukurlah kecepatan angin sebanyak 10 kali dengan interval 2 menit setiap
pengukuran.
6. Catat hasil pengukuran dalam lembar dan data matikan alat .
7. Hitunglah kecepatan angin rata-rata yang saudara dapatkan.
8. Ulangi langkah diatas hingga didapatkan tiga (3) lokasi yang berbeda.
Pengukuran Kebisingan :
1. Siapkan alat environment multimeter (Mastech MS 6300).
2. Tentukan ruangan yang akan dilakukan pengukuran dan tentukan titik
pengukurannya.
3. Hidupkan sumber daya.
4. Pindah posisi alat untuk pengukuran kebisingan (sound level meter) dengan
menekan tombol dB.
5. Pastikan skala pembacaan pada dBA, dengan menekan tombol UNIT.
8
6. Hadapkan sensor ke arah bagian yang diukur secara tegak lurus.
7. Lakukan pengukuran untuk tiap ruang sebanyak 10 kali dengan interval 2
menit.
8. Catat hasil pengukuran dalam lembar dan data matikan alat .
9. Hitunglah kebisingan rata-rata yang saudara dapatkan.
10. Ulangi langkah diatas hingga didapatkan tiga (3) lokasi yang berbeda.
9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
R1. Depan 0.5 1.4 0.3 0.3 1.0 0.5 1.0 0.3 0.6 1.7
auditorium
R2 Parkiran 0.6 0.8 0.1 1.3 0.7 0.1 0.2 0.3 0.2 1.4
R3Jemba- 2.0 0.8 0.6 2.3 0.8 0.7 1.8 1.8 1.3 1.4
Tan Audit
Titik Suhu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Ukur (C° ¿
R: RK13 26.9 25 44 37 58 75 82 74 73 99 103 90 66
R2: RK12 26.4 114 90 107 61 66 88 101 79 77 130 100 96
R3: Lorong L4 28.6 63 450 1000 1572 914 207 493 1337 1138 68 48
1 2 1 4
5 6 7 8
9 10 11 12
10
Pengukuran kebisingan :
NNo 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
R1 : RK13 46 47 47 50 52 54 50 52 48 46
R2 : RK12 49 51 50 51 49 51 49 50 48 49
R3 : Lorong L4 49 47 50 48 49 50 48 49 47 50
3.2 Pembahasan
Praktikum Ukur dan Teknik Pengukuran kali ini menggunakan Alat Ukur
Lingkungan atay buasa disebut Environtment Multimeter. Pada praktikum ini
dilakukan pengukuran kecepatan angin, kuat cahaya, dan kebisingan. Pada
praktikum kali ini dilakukan dua kali pengukuran yaitu pengukuran lingkungan
indoor dan outdoor. Pada pengukuran indoor parameter yang diukur berupa
pengukuran kecepatan angin,, pengukuran kuat cahaya, dan pengukuran
kebisingan.
Untuk pengukuran kecepatan angin dilakukan di tiga tempat yang berbeda
yaitu di depan Auditorium, parkiran mobil depan Gedung 17, dan di jembatang
penghubung lantai 2 auditorium dan Gedung 17. Pengukuran kecepatan angin
dilakukan di 10 titik berbeda. Sedangkan pengukuran kuat cahaya dan kebisingan
dilakukan di ruang kelas 12, ruang kelas 13 dan Lorong di lantai 4. Pengukuran
kuat cahaya dilakukan di 12 titik berbeda karena luas ruangan dan lorong tersebut
¿ 10 meter, dan 10 titik berbeda untuk kebisingan.
Pada pengukuran kecepatan angin yang dilakukan diperoleh rata-rata
kecepatan :
1. Di Depan Auditorium:
v=
∑ data
10
11
v=
∑ data
10
v=
∑ data
10
x=
∑ data
12
12
kamar tidur hotel, memeriksa dan menghitung stok barang, membaca dan menulis
yang tidak terus menerus. Sehingga pencahayaan pada ruang kuliah 13 sebagai
tempat belajar memenuhi standar pencahayaan untuk ruang belajar. Dan untuk
pencahayaan pada ruang kuliah 12 sebesar 92,41 lux sebagai tempat belajar
belum memenuhi standar pencahayaan untuk ruang belajar Maka perlu adanya
tindaklanjut untuk meningkatkan pencahayaan di ruang kelas untuk meningkat
kenyamanan mahasiswa saat sedang melaksanakan praktikum di ruang tersebut.
Pada pengukuran kebisingan yang dilakukan diperoleh rata-rata
kebisingan:
1. Di RK 13 :
x=
∑ data
10
Sehingga jika dilihat dari ketiga rata rata tingkat kebisingan di ruang kuliah
12,13 dan lorong lantai 4 berada di zona aman tanpa pelindung.
13
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan dapat
disimpulkan bahwa:
Pengukuran lingkungan perlu dilakukan untuk mengetahui kesesuaian
antara hasil pengukuran dengan standar yang ada. Dari standar tersebut kesesuaian
bisa digunakan untuk bahan koreksi yang perlu ditindaklanjuti. Tiap tiap
pengukuran memiliki faktor yang mempengaruhi seperti ketinggian untuk angin,
daya lampu untuk intensitas cahaya, dan jarak untuk kebisingan.
Saran
Pahami dan taati prosedur untuk hasil yang maksimal. Pastikan alat-alat
praktikum yang digunakan dalam keadaan baik dan tidak rusak sebelum dan
sesudah digunakan. Perhatikan pemilihan tempat agar waktu praktikum tidak
terbuang. Gunakan tisu atau benda ringan dan tipis untuk memudahkan dalam
pengukuran kecepatan angin.
14
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Hajar Nimpuno. 2023. Praktikum Alat Ukur dan Teknik Pengukuran.
Yogyakarta : Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia
15
LAMPIRAN
16
17