Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENGEMBANGAN RISET INTERDISPLIN

PENDIDIKAN FISIKA
“Teori - Teori Fisika dalam bidang Teknik”
Dosen Pengampu : Rajo Hasim Lubis S.Pd M.Pd

Disusun Oleh :
KELOMPOK II

1. Cristina Panggabean ( 420332101 9)


2. Putri Aprillia ( 4202421002 )
3. Wanda Susana Tampubolon ( 4203121069 )

KELAS B

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, atas berkat karunia-Nya penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini tanpa halangan yang berarti dan selesai tepat pada waktunya. Dalam
penyusun makalah ini, tidak lupa berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Pengembangan Riset Interdisplin Ilmu yaitu Bapak Rajo Hasim Lubis, S.Pd.,M.Pd yang telah
memberikan tugas makalah ini sehingga penyusun dapat lebih memahami lebih materi yang
dibahas. Oleh karena itu penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik.
Dalam proses penyusunannya, tak lepas dari bantuan, arahan, dan masukan dari berbagai pihak.
Untuk itu, kami ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam menyelesaikan
makalah ini. Penyusun sadar makalah ini mungkin masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
penyusun berharap saran dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini. Penyusun
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan seluruh pembaca pada
umumnya. Akhir kata penyusun ucapkan terimakasih.

Medan, 3 Mei 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 4
b. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4
c. Tujuan ...................................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 5
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 14
a. Kesimpulan ........................................................................................................................ 14
b. Saran .................................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang fenomena yang
terjadi pada alam. Pemahaman terhadap konsep dari ilmu fisika diperlukan untuk mempelajari
fenomena alam tersebut. Pembelajaran pada fisika tidak hanya dari segi matematis, namun seluruh
hakikat ilmu fisika yang terdiri dari fakta, konsep, prinsip, rumus, dan teori yang berkaitan dengan
fenomenal alam. (Ulfa, 2018). Penerapan ilmu fisika dapat dilakukan di berbagai bidang, salah
satunya dalam bidang teknik sipil. Pada bidang teknik sipil, ilmu fisika merupakan salah satu
pondasi dalam mempelajari sifat dari berbagai bangunan struktur yang direncanakan Teori fisika
merupakan dasar dari banyak bidang teknik, termasuk teknik mesin, teknik elektro, teknik sipil,
dan banyak lagi. Teori fisika memberikan dasar yang kuat untuk memahami prinsip-prinsip dasar
yang terlibat dalam desain dan pengembangan berbagai teknologi, mulai dari komponen kecil
seperti transistor hingga struktur besar seperti gedung tinggi. Beberapa teori fisika penting dalam
bidang teknik meliputi: Hukum Newton tentang gerak ; Hukum termodinamika; Teori kelistrikan
dan magnetisme; Teori gelombang dan optika ; Teori mekanika fluida.

B. Rumusan Masalah
 bagaimana teori fisika dalam mekanika ?
 bagaimana hteori fisika dalam elektrodimanika ?
 bagaiamana teori fisika dalam optic ?

C. Tujuan
 Teori fisika dalam mekanika.
 Teori fisika dalam elektrodinamika .
 Teori fisika dalam optic .

4
BAB II
PEMBAHASAN
Teori fisika dalam mekanika
Mekanika

Lingkaran Mohr, bahan untuk mempelajari tegangan pada elemen mekanik. Mekanika adalah
bidang ilmu yang mempelajari gaya dan efeknya pada suatu benda. Secara khusus, mekanika
digunakan untuk menganalisis dan memprediksi akselerasi dan deformasi (keduanya elastis dan
plastis) dari suatu benda. Subdisiplin dari ilmu mekanika diantaranya:

 Statis, ilmu yang mempelajari benda diam, bagaimana suatu gaya mempengaruhi benda
diam.
 Dinamis (atau kinetis), ilmu yang mempelajari pengaruh gaya terhadap benda bergerak.
 Mekanika material, ilmu yang mempelajari bagaimana material yang berbeda berubah
bentuk terhadap berbagai macam tipe tekanan/tegangan.
 Mekanika fluida, ilmu yang mempelajari bagaimana fluida bereaksi terhadap gaya
 Mekanika continuum, sebuah metode aplikasi mekanika yang mengasumsikan kalau suatu
objek adalah berkesinambungan/terus menerus.

Para insinyur teknik mesin menggunakan ilmu mekanika pada tahap mendesain atau
menganalisis. Misalnya, jika proyeknya adalah desain dari sebuah kendaraan, maka ilmu statis
dapat dipakai untuk mendesain bodi kendaraan, untuk mengukur seberapa maksimum
tegangan yang dapat diberikan. Ilmu dinamis dapat digunakan untuk mendesain mesin mobil,
melihat gaya yang bekerja pada piston dan cam sebagai siklus sebuah mesin. Mekanika
material dapat digunakan untuk memilih bahan apa yang cocok untuk bodi mobil sekaligus
mesinnya. Mekanika fluida dapat digunakan untuk mendesain sistem ventilasi kendaraan (lihat
HVAC), atau juga bisa untuk mendesain sistem masukan (intake) pada mesin.

Kinematika

Kinematika adalah ilmu yang mempelajai pergerakan dari suatu benda dan sistem, tanpa
mempedulikan gaya yang menyebabkan pergerakan itu. Osilasi dari piston dalam mesin adalah
salah satu contoh sistem kinematika sederhana. Para insinyur teknik mesin menggunakan
kinematika untuk mendesain dan menganalisis mekanisme. Kinematika dapat digunakan untuk

5
menemukan suatu jangkauan pergerakan yang mungkin untuk suatu mekanisme yang diberikan
atau kebalikannya, untuk mendesain sebuah mekanisme yang bekerja sesuai dengan jangkauan
pergerakan yang diinginkan.

Mekatronika dan robotika

Mekatronika adalah cabang antarilmudisiplin yang menggabungkan teknik mesin, teknik


listrik, dan rekayasa perangkat lunak. Dalam hal ini, mesinnya beroperasi secara otomatis melalui
penggunaan motor elektrik, servo-mekanisme, dan perangkat eletrikal lainnya dengan penggunaan
software khusus. Contoh sistem mekatronika yang paling umum adalah CD-ROM drive. Sistem
mekanikal membuka dan menutup drive-nya, memutar CD dan memindah-mindahkan posisi laser,
dengan sistem optik membaca data yang ada di CD dan mengubahnya ke bit. Perangkat lunak
terintegrasi mengontrol proses tersebut, dan menghubungkan isi dari CD ke komputer.

Robotika adalah aplikasi dari ilmu mekatronika untuk menciptakan sebuah robot, yang
biasanya sudah sering digunakan untuk melakukan tugas-tugas berbahaya, tidak menyenangkan,
atau juga tugas yang diulang-ulang. Robot ini dapat dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran,
semuanya sudah diprogram terlebih dahulu. Seorang insinyur biasanya akan memakai ilmu
kinematika dan mekanika dalam menciptakan sebuah robot. Robot juga digunakan luas dalam
teknik industri. Penggunaan robot akan menghemat pengeluaran gaji pegawai, dapat melakukan
tugas yang sulit/berbahaya, dan juga untuk menjamin kualitas tetap. Banyak perusahaan, terutama
dalam industri otomotif, telah menggunakan robot, sehingga terkadang saking canggihnya, robot
itu bisa menjalankan proses produksi itu sendiri sepenuhnya (tidak memerlukan manusia lagi).
Untuk penggunaan di luar pabrik, robot digunakan dalam pembuangan bom, penjelajahan angkasa,
dan banyak bidang lainnya.

Analisis struktural

Analisis struktural merupakan cabang dari ilmu teknik mesin (dan juga teknik sipil) yang
digunakan untuk melihat mengapa dan bagaimana suatu objek mengalami kegagalan. Kegagalan
struktural dapat dilihat dengan 2 tipe utama: kegagalan statis (static failure) dan kegagalan
kelelahan (fatigue failure). Kegagalan struktural statis muncul ketika suatu benda mendapatkan
gaya yang terlalu besar, lalu mengalami deformasi plastis. Kegagalan kelelahan muncul ketika
suatu benda mengalami kegagalan (kerusakan) setelah menerima suatu gaya terus-menerus secara

6
berulang-ulang. Suatu objek yang mengalami kegagalan kelelahan biasanya dimulai dengan
adanya pecahan mikroskopis pada permukaan objek itu. Seiring berjalannya waktu, pecahan itu
akan semakin besar, sampai pada suatu saat “pecahan” itu telah cukup besar untuk menyebabkan
suatu kerusakan pada objek tersebut. Kegagalan pada teknik tidak serta merta didefiniskan ketika
suatu benda rusak saja, tapi juga termasuk ketika mereka tidak dapat beroperasi sebagaimana
mestinya. Analisis struktural digunakan oleh para insinyur teknik mesin setelah munculnya suatu
“kegagalan”, atau digunakan untuk mendesain benda agar terhindari dari “kegagalan” itu.

Termodinamika dan ilmu-panas

Termodinamika adalah ilmu yang digunakan di beberapa ilmu teknik, termasuk tenik
mesin dan teknik kimia. Termodinamika mempelajari energi, penggunaannya, dan cara
mengubahnya melalui sistem. Lebih spesifik, termodinamika di dalam teknik lebih
mengedepankan bagaimana mengubah energi yang satu ke energi lainnya. Contohnya, mesin
mobil mengubah energi kimia yang ada dalam bahan bakar menjadi energi panas, dan kemudian
diubah lagi menjadi energi gerak yang akan menggerakkan roda mobil. Prinsip-prinsip
termodinamika digunakan oleh para insinyur teknik mesin di bagian transfer panas, termofluida,
dan konversi energi. Mereka menggunakannya untuk mendesain mesin, pembangkit listrik, panas,
ventilasi, sistem HVAC, penukar panas, pembuang panas, radiator, kulkas, insulasi, dan lainnya.

Teori fisika dalam elektromagnetisme

 Elektromagnetisme
Elektromagnetisme adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari hubungan antara medan listrik
dan medan magnet di dalam rangkaian listrik yang menghasilkan gaya gerak listrik dan medan
elektromagnetik. Konsep utama dalam elektromagnetisme adalah induksi elektromagnetik yang
didasari oleh hukum induksi Faraday. Prinsip elektromagnetisme diterapkan pada sistem kerja
transformator, induktor, motor listrik, generator listrik dan solenoid.André-Marie Ampère
merupakan seorang fisikawan, matematikawan dan kimiawan berkebangsaan Prancis. Ampère
menemukan beberapa kaidah penting tentang listrik dan magnet yang kemudian dijadikan sebagai
konsep dasar elektrodinamika dan elektromagnetisme. Ia juga membuat hukum Ampere yang
berkaitan dengan prinsip electromagnet .Penemuan hukum elektrodinamika merupakan hasil dari
tindak lanjut dari Ampère terhadap percobaan pengaliran arus di dekat kompas yang dilakukan

7
oleh Hans Christian Ørsted pada tahun 1820. Ørsted menemukan bahwa jarum kompas bergerak
jika berada di dekat kawat yang dialiri oleh arus listrik. Ampère menemukan bahwa kumparan
bersifat sebagai magnet batang ketika dilewati oleh arus listrik. Selain itu, ia menemukan bahwa
pengaliran arus listrik membuat besi lunak dalam kumparan berubah menjadi magnet yang kuat
dan munculnya gaya pada dua penghantar yang berdekatan. Ampère kemudian membuat hukum
elektrodinamika dengan menggunakan persamaan matematika. Selain itu, Ampère juga membuat
galvanometer yang kemudian digunakan untuk mengukur arus listrik.

Konsep Elektrodinamika
Elektrodinamika membahas kaitan antara elektromagnetisme dengan mekanika.
Pemusatan konsep elektrodinamika terletak pada efek yang ditimbulkan oleh medan
elektromagnetik terhadap sifat mekanika dari partikel yang bermuatan listrik. Elektrodinamika
menjadi prinsip dasar pada peralatan dengan frekuensi sangat rendah serta pada alat
magnetotelurik dan radar penembus tanah.

Induksi elektromagnetik

Induksi elektromagnetik merupakan gejala timbulnya arus listrik pada penghantar listrik
akibat dari adanya perubahan medan magnet di sekeliling penghantar. Konsep induksi
elektromagnetik didasarkan pada penemuan Michael Faraday dan Joseph Henry pada tahun 1831.
Perubahan medan magnetik menghasilkan beda potensial yang disebut gaya gerak listrik induksi
dan arus listrik yang ditimbulkannya disebut arus listrik induksi.

Arus bolak-balik

Arus bolak balik adalah arus llistrik yang arahnya berubah-ubah secara periodik. Kurva
arus bolak-balik digambarkan dengan bentuk sinusoida. Prinsip induksi elektromagnetik
digunakan sebagai dasar pembentukan arus bolak-balik.

Hukum induksi Faraday

Hukum induksi Faraday menyatakan bahwa suatu rangkaian listrik memiliki gaya gerak
listrik induksi yang nilainya berbanding lurus dengan kecepatan perubahan fluks magnetik yang
dilingkupinya. Garis gaya magnet yang dilingkupi oleh luas daerah tertentu dalam arah tegak lurus
ditetapkan sebagai fluks magnet.

8
Fenomena alam Bremsstrahlung
Di dalam teori elektrodinamika klasik, percepatan atau perlambatan gerakan pada partikel
yang bermuatan listrik akan menghasilkan pancaran gelombang elektromagnetik. Fenomena ini
disebut bremsstrahlung. Fenomena bremsstrahlung teramati pada percepatan elektron dengan
memberikan tegangan listrik hingga beberapa puluh ribu volt. Tumbukan elektron pada permukaan
logam akan mengurangi kecepatan dari pergerakan elektron secara drastis. Perlambatan yang
sangat besar mengakibatkan elektron memancarkan gelombang elektromagnetik.

Elasitisitas zat padat

Zat padat tertentu dapat berubah jika diberikan gaya tertentu dan kembali ke keadaan
semula saat gaya dihilangkan. Sifat ini disebut elastisitas zat padat. Zat padat memiliki batas
elastisitas. Jika gaya yang diberikan sangat besar dan melampaui batas elasitisas, bentuk zat padat
tidak dapat kembali seperti semula. Elastisitas zat padat ditentukan oleh partikel-partikel
penyuunnya dan sangat dipengaruhi oleh gaya elektromagnetik. Elastisitas zat padat dapat diamati
pada lembaran tipis yang dapat diubah menjadi sebuah kawat melalui penarikan.. Elastisitas
antarpartikel pada zat padat diamati pada pegas. Energi potensial dan energi kinetik akan
meningkat ketika zat padat mengalami pemanasan. Gaya antarpartikel tidak mampu
mempertahankan partikel-partikel pada tempat yang tetap karena adanya kebebasan gerak.
Partikel-partikel ini kemudian dapat saling melewati dan mengubah bentuk benda dari padat
menjadi cair saat mencapai titik lebur.

Aurora
Medan magnet Bumi terdiri dari kutub utara yang berada di kutub selatan Bumi, dan kutub
selatan yang berada di kutub utara Bumi. Arah medan berasal dari kutub uttara Bumi dan menuju
ke arah kutub selatan Bumi. Pada sudut tertentu, terdapat partikel bermuatan dari luar angkasa
yang masuk ke Bumi. Partikel ini akan bergerak dalam lintasan spiral menuju ke arah kutub magnet
Bumi. Partikel mengalami percepatan selama bergerak dalam lintasan spiral sehingga gelombang
elektromagnetik dipancarkan. Pemusatan partikel sangat besar saat mendekati kutub magnetik
Bumi, sehingga intensitas pancaran gelombang elektromagnetik sangat tinggi dan dapat diamati
dengan mata. Fenomena tampaknya gelombang elektromagnetik oleh mata disebut sebagai aurora.

9
Kemunculan aurora yang hanya terjadi di sekitar kutub merupakan bentuk nyata dari
elektromagnetisme.

Penerapan
 Televisi
Penggunaan prinsip elektromagnetisme untuk pembuatan televisi pertama kali dilakukan
oleh John Logie Baird pada tahun 1923. Baird memanfaatkan prinsip dari gelombang
elektromagnetik untuk mengirimkan sinyal tanpa memerlukan kabel. Televisi yang dibuat oleh
Baird mampu menghasilkan suara dan gambar. Pengiriman sinyal televisi pada awalnya hanya
mencapai beberapa meter. Pada 1927, Baird melakukan pengiriman sinyal televisi dari London ke
Glasgow. Pada tahun1928, pengiriman sinyal televisi diperluas jangkauan mulai dari London ke
New York. Televisi pertama terdiri dari cakram pemindai dengan resolusi 30 piksel yang berasal
dari lensa dengan spiral ganda. Tampilan awal televisi hanya mampu memperlihatkan wajah
manusia.

 Generator listrik
Generator listrik adalah mesin yang mengubah energi kinetik menjadi energi listrik. Prinsip kerja
dari generator listrik didasarkan pada hukum induksi Faraday. Generator listrik dapat
menghasilkan dua jenis arus listrik yaitu arus searah dan arus bolak-balik. Generator listrik yang
menghasilkan arus searah disebut generator arus searah, sedangkan generator yang menghasilkan
arus bolak-balik disebut generator arus bolak-balik dan generator arus searah. Jumlah cincin luncur
di dalam generator listrik menjadi penentu jenis arus listrik yang dihasilkannya. Generator arus
bolak balik memiliki dua cincin luncur, sedangkan generator arus searah hanya tmemiliki satu
cincin luncur.[15]

 Motor listrik

Motor listrik adalah mesin yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanis. Prinsip kerja
dari motor listrik dilandasi oleh elektromagnetisme dan listrik dinamis. Energi mekanis diperoleh
dari elektromagnet yang mengubah energi listrik menjadi magnet. Gerak dihasilkan melalui gaya
tolak-menolak dan gaya tarik-menarik antara kutub-kutub magnet yang sejenis dan yang tidak
sejenis. Perubahan jenis energi hanya terjadi jika magnet diletakkan pada sebuah poros yang dapat

10
berputar. Energi mekanik ini digunakan untuk keperluan industri dan rumah tangga. Industri
umumnya menggunakan motor listrik pada pompa, kipas angin, kompresor, dan
konveyor.Sedangkan pada rumah tangga, motor listrik digunakan pada mikser, bor, dan kipas
angin.

Teori fisika dalam optica

Optika (serapan dari bahasa Belanda: optica) adalah cabang fisika yang menggambarkan
perilaku dan sifat cahaya dan interaksi cahaya dengan materi. Optika menerangkan dan diwarnai
oleh gejala optis. Kata optik berasal dari bahasa Latin ὀπτική, yang berarti tampilan. Bidang optika
biasanya menggambarkan sifat cahaya tampak, inframerah dan ultraviolet; tetapi karena cahaya
adalah gelombang elektromagnetik, gejala yang sama juga terjadi di sinar-X, gelombang mikro,
gelombang radio, dan bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan juga gejala serupa seperti pada
sorotan partikel muatan (charged beam). Optik secara umum dapat dianggap sebagai bagian dari
keelektromagnetan. Beberapa gejala optis bergantung pada sifat kuantum cahaya yang terkait
dengan beberapa bidang optika hingga mekanika kuantum. Dalam praktiknya, kebanyakan dari
gejala optis dapat dihitung dengan menggunakan sifat elektromagnetik dari cahaya, seperti yang
dijelaskan oleh persamaan Maxwell. Bidang optika memiliki identitas, masyarakat, dan
konferensinya sendiri. Aspek keilmuannya sering disebut ilmu optik atau fisika optik. Ilmu optik
terapan sering disebut rekayasa optik. Aplikasi dari rekayasa optik yang terkait khusus dengan
sistem iluminasi (iluminasi) disebut rekayasa pencahayaan. Setiap disiplin cenderung sedikit
berbeda dalam aplikasi, keterampilan teknis, fokus, dan afiliasi profesionalnya. Inovasi lebih baru
dalam rekayasa optik sering dikategorikan sebagai fotonika atau optoelektronika. Batas-batas
antara bidang ini dan "optik" sering tidak jelas, dan istilah yang digunakan berbeda di berbagai
belahan dunia dan dalam berbagai bidang industri. Karena aplikasi yang luas dari ilmu "cahaya"
untuk aplikasi dunia nyata, bidang ilmu optika dan rekayasa optik cenderung sangat lintas disiplin.
Ilmu optika merupakan bagian dari berbagai disiplin terkait termasuk elektro, fisika, psikologi,
kedokteran (khususnya optalmologi dan optometri), dan lain-lain. Selain itu, penjelasan yang
paling lengkap tentang perilaku optis, seperti dijelaskan dalam fisika, tidak selalu rumit untuk
kebanyakan masalah, jadi model sederhana dapat digunakan. Model sederhana ini cukup untuk
menjelaskan sebagian gejala optis serta mengabaikan perilaku yang tidak relevan dan / atau tidak
terdeteksi pada suatu sistem. Di ruang bebas suatu gelombang berjalan pada kecepatan c = 3×108

11
meter/detik. Ketika memasuki medium tertentu (dielectric atau nonconducting) gelombang
berjalan dengan suatu kecepatan v, yang mana adalah karakteristik dari bahan dan kurang dari
besarnya kecepatan cahaya itu sendiri (c). Perbandingan kecepatan cahaya di dalam ruang hampa
dengan kecepatan cahaya di medium adalah indeks bias n bahan sebagai berikut: n = c⁄v

Optika klasik

Sebelum optika kuantum menjadi penting, asarnya terdiri dari aplikasi elektromagnetik
klasik dan pendekatan frekuensi tinggi untuk cahaya. Optik klasik terbagi menjadi dua cabang
utama: optika geometris dan optika fisis.

Optika Geometris

Optika geometris, atau optika sinar, menjelaskan propagasi cahaya dalam bentuk "sinar".
Sinar dibelokkan di antarmuka antara dua medium yang berbeda, dan dapat berbentuk kurva di
dalam medium yang mana indeks-refraksinya merupakan fungsi dari posisi. "Sinar" dalam optik
geometris merupakan objek abstrak, atau "instrumen", yang sejajar dengan muka gelombang dari
gelombang optis sebenarnya. Optik geometris menyediakan aturan untuk penyebaran sinar ini
melalui sistem optis, yang menunjukkan bagaimana sebenarnya muka gelombang akan menyebar.
Ini adalah penyederhanaan optik yang signifikan, dan gagal untuk memperhitungkan banyak efek
optis penting seperti difraksi dan polarisasi. Namun hal ini merupakan pendekatan yang baik, jika
panjang gelombang cahaya tersebut sangat kecil dibandingkan dengan ukuran struktur yang
berinteraksi dengannya. Optik geometris dapat digunakan untuk menjelaskan aspek geometris dari
penggambaran cahaya (imaging), termasuk aberasi optis. Optika geometris sering disederhanakan
lebih lanjut oleh pendekatan paraksial, atau "pendekatan sudut kecil." Perilaku matematika yang
kemudian menjadi linear, memungkinkan komponen dan sistem optis dijelaskan dalam bentuk
matrik sederhana. Ini mengarah kepada teknik optik Gauss dan penelusuran sinar paraksial, yang
digunakan untui order pertama dari sistem optis, misalnya memperkirakan posisi dan magnifikasi
dari gambar dan objek. Propagasi sorotan Gauss merupakan perluasan dari optik paraksial yang
menyediakan model lebih akurat dari radiasi koheren seperti sorotan laser. Walaupun masih
menggunakan pendekatan paraksial, teknik ini memperhitungkan difraksi, dan memungkinkan
perhitungan pembesaran sinar laser yang sebanding dengan jarak, serta ukuran minimum sorotan
yang dapat terfokus. Propagasi sorotan Gauss menjembatani kesenjangan antara optik geometris
dan fisik.

12
Optika Fisis

Optika fisis atau optika gelombang membentuk prinsip Huygens dan memodelkan
propagasi dari muka gelombang kompleks melalui sistem optis, termasuk amplitudo dan fase dari
gelombang. Teknik ini, yang biasanya diterapkan secara numerik pada komputer, dapat
menghitung efek difraksi, interferensi, polarisasi, serta efek kompleks lain. Akan tetapi pada
umumnya aproksimasi masih digunakan, sehingga tidak secara lengkap memodelkan teori
gelombang elektromagnetik dari propagasi cahaya. Model lengkap tersebut jauh lebih menuntut
komputasi, akan tetapi dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan kecil yang memerlukan
pemecahan lebih akurat.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerapan teori fisika dalam bidang teknik sangat penting dan krusial dalam mengembangkan
teknologi modern. Teori fisika menyediakan kerangka kerja yang diperlukan untuk memahami
fenomena alamiah dan prinsip-prinsip dasar yang mengatur perilaku sistem fisika. Dalam teknik,
teori fisika diterapkan untuk merancang, mengembangkan, dan memperbaiki berbagai macam
sistem dan perangkat teknologi, termasuk kendaraan, pesawat, bangunan, mesin, dan komputer.

Beberapa contoh penerapan teori fisika dalam teknik meliputi:

 Mekanika untuk merancang kendaraan dan pesawat yang efisien dan aman
 Termodinamika untuk merancang sistem pemanas, pendingin, dan mesin
 Elektromagnetik untuk merancang komunikasi nirkabel dan perangkat elektronik lainnya
 Optik untuk merancang kamera, lensa, dan perangkat optik lainnya
 Fisika material untuk mempelajari sifat-sifat material dan merancang material baru dengan
sifat-sifat yang diinginkan
 Fisika inti untuk mengembangkan teknologi nuklir dan memahami sifat-sifat inti atom.

Dengan menerapkan teori fisika dalam bidang teknik, kita dapat memperoleh pemahaman yang
lebih baik tentang sistem fisika, dan menghasilkan teknologi yang lebih canggih dan efisien.

B. Saran
Makalah ini memang belum sempurna dan perlu ditingkatkan untuk aplikasi fisika pada bidang
Teknik yaitu dengan menggunakan metode yang digunakan bersifat konseptualisasi.

14
DAFTAR PUSTAKA
Bahauddin, A. F., Sudjimat, D. A., & Romlie, M. (2022). Eksplorasi penguasaan konsep fisika dan
scientific literacy siswa dalam pembelajaran dasar-dasar teknik mesin elemen pokok
pengetahuan bahan dan dasar sistem mekanik. Jurnal Teknik Mesin dan Pembelajaran,
5(2), 113-123.
Giancoli, D. C. (2014). Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics. New Jersey:
Pearson Education, Inc.
Halliday, D., Resnick, R., and Walker, J. (2014). Fundamentals of Physics. New York: John
Wiley & Sons, Inc.
Serway, R. A., Jewett Jr., J. W., and Vuille, C. (2018). College Physics. Australia: Cengage
Learning.
Tipler, P. A. and Mosca, G. (2017). Physics for Scientists and Engineers. United States: W. H.
Freeman
Young, H. D., Freedman, R. A., and Ford, A. L. (2016). Sears and Zemansky's University
Physics with Modern Physics. Boston: Addison-Wesley.

15

Anda mungkin juga menyukai