Anda di halaman 1dari 24

GETARAN BEBAS TAK TEREDAM

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH GETARAN MEKANIS
Dosen Pengampu Talifatim Machfuroh, S.Pd., M. T.

Disusun Oleh :
Abdul Wahab 1721201001
Navy Erdino 1721201013
Puji Setiawan 1721201014

UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG


PROGRAM SARJANA
PRODI TEKNIK MESIN
Oktober 2018
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt. Tuhan
Yang Maha Esa atas rahmat, karunia, serta hidayatnya kami diberi kesehatan
dan kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah getaran mekanik ini
dengan tepat waktu.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada ibu Talifatim Machfuroh
selaku dosen pengampu mata kuliah getaran mekanis yang telah membimbing
dan memberi kami kesempatan untuk belajar lebih mandiri dan
mengedepankan kolaborasi, rekan-rekan kelompok yang telah bekerja keras
membuat makalah dan tugas ini, teman-teman Teknik Mesin ’17, dan orang tua
kami yang senantiasa terus memanjatkan do’a untuk keselamatan dan
kelancaran kami dalam menimba ilmu.
Terlepas dari semua usaha dan jerih payah yang telah kami berikan
pada makalah ini, kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Maka kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar kedepannya
dapat lebih maksimal.
Akhir kata, penulis sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat
untuk kita semua.

Kepanjen, 22 Oktober 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................................... 3
D. Manfaat .................................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................. 4
LANDASAN TEORI ............................................................................................ 4
BAB III ................................................................................................................ 9
PEMBAHASAN .................................................................................................. 9
Getaran Bebas ................................................................................................ 9
Konsep Dasar Getaran Bebas Tak Teredam ................................................ 10
Contoh Pengaplikasian Getaran Bebas Tak Teredam .................................. 14
Konsep Dasar Getaran Teredam .................................................................. 17
Contoh pengaplikasian getaran bebas teredam............................................ 18
BAB IV.............................................................................................................. 20
PENUTUP ........................................................................................................ 20
A. Kesimpulan............................................................................................. 20
B. Saran ...................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hampir seluruh aspek kehidupan manusia dikelilingi oleh getaran.


Dimulai dari tubuh kita sendiri dipenuhi oleh fenomena-fenomena getaran, mulai
dari pita suara kita, gendang telinga, dan otot pada seluruh tubuh kita.
Pembahasan awal dalam getaran mekanik adalah memahami fenomena-
fenomena yang terjadi dan mengembangkan teori-teori matematis untuk
menggambarkan getaran pada sistem, dimana pada kasus ini adalah sistem
permesinan. Dengan ini kita dapat mengetahui masalah-masalah yang
ditimbulkan getaran pada suatu sistem baik berasal dari internal maupun
eksternal.

Masalah yang timbul akibat menggunakan mesin-mesin mekanis


adalah munculnya getaran yang dihasilkan dari mesin tersebut. Contohnya
pada mesin diesel pada mobil-mobil besar, ketidakseimbangan pada mesin
diesel dapat menghasilkan getaran pada tanah yang membuat
ketidaknyamanan khususnya pada perkotaan dan kawasan padat penduduk,
mesin pada kereta api, mesin gerinda, dan lain sebagainya.

Getaran ini menimbulkan efek yang tidak dikehendaki seperti,


ketidaknyamanan saat menggunakan mesin tersebut, rusaknya mesin atau
peralatan, dan dapat menyebabkan penyakit akibat kerja jika terpapar dalam
waktu yang lama. Getaran tersebut berasal dari dalam atau luar sistem.
Getaran mekanis ini juga dapat berimbas pada kinerja dan efektifitas daripada
mesin mekanis itu sendiri.

1
Dalam proses industri, banyak dijumpai adanya bermacam bentuk
serta ukuran mesin, yang selain kerjanya rumit juga bernilai mahal. Kerusakan
yang tejadi secara mendadak dari mesin-mesin yang sedang dioperasikan akan
berakibat terhentinya proses produksi, terbuangnya jam kerja karyawan serta
pengeluaran biaya perbaikan yang mahal.

Untuk mengatasi hal ini, diperlukan usaha perawatan serta


mengetahui kondisi-kondisi dan batas dari mesin yang dioperasikan, sehingga
tidakan penyelamatan dapat cepat diambil jika kondisi batas tersebut dicapai
dan kerusakan lebih parah dapat dihindari. Selain itu, memasang sistem
peredam pada peralatan yang menghasilkan getaran juga dapat menjai solusi
preventif untuk mengurangi getaran yang terjadi.

Dibalik kerugian-kerugian yang ditimbulkan getaran, getaran juga


memiliki manfaat yang tidak kalah pentingnya, salah satunya yaitu dapat
mendiagnosa kondisi suatu mesin. Sifat-sifat getaran yang ditimbulkan pada
suatu mesin dapat menggambarkan kondisi gerakan-gerakan yang tidak
diinginkan pada komponen-komponen mesin, sehingga pengukuran, dan
analisa getaran dapat dipergunakan untuk mendiagnosa kondisi suatu mesin,
sebagai contoh - adanya roda gigi yang telah aus akan menimbulkan getaran
dengan amplitude yang tinggi pada frekuensi sesuai dengan frekuensi
toothmesh (RPM kali jumlah gigi). Adanya unbalance (ketidakseimbangan)
putaran akan menimbulkan getaran dengan level tinggi pada frekuensi yang
sama dengan rpm poros itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar getaran bebas tak teredam?
2. Bagaimana konsep dasar getaran bebas teredam?
3. Bagaimana pengaplikasian getaran bebas tak teredam?
4. Bagaimana pengaplikasian getaran bebas teredam?

2
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar getaran bebas tak teredam.
2. Mengetahui konsep dasar getaran bebas teredam.
3. Mengetahui pengaplikasian getaran bebas tak teredam
4. Mengetahui pengaplikasian getaran bebas teredam.

D. Manfaat
1. Memenuhi tugas kelompok getaran mekanik.
2. Mengedepankan pembelajaran secara kolaborasi.
3. Melaksanakan sistem pembelajaran mandiri.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu


tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang
berhubungan dengan gerak tersebut. Semua benda yang mempunyai massa
dan elastisitas mampu bergetar, jadi kebanyakan mesin dan struktur rekayasa
(engineering) mengalami getaran sampai derajat tertentu dan rancangannya
biasanya memerlukan pertimbangan sifat osilasinya.

Bandul dan pegas sebagai contoh sederhana getaran.

4
Karakteristik utama dari getaran suatu benda berupa kuantitas dari
tiga sinyal pokok yaitu: frekuensi, amplitudo, dan sudut fasa yang dapat
dijelaskan beserta kuantitas lainnya sebagai berikut.

1. Amplitudo
Amplitudo adalah pengukuran skalar yang non-negatif dari besar
osilasi suatu gelombang. Amplitudo juga dapat didefinisikan sebagai
jarak atau simpangan terjauh dari titik kesetimbangan dalam gelombang
sinusoidal.

2. Frekuensi
Untuk menghitung frekuensi, seseorang menetapkan jarak waktu,
menghitung jumlah kejadian peristiwa, dan membagi hitungan ini dengan
panjang jarak waktu. Pada Sistem Satuan Internasional, hasil
perhitungan ini dinyatakan dalam satuan hertz (Hz) yaitu nama pakar
fisika Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan fenomena ini
pertama kali. Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang terjadi
satu kali per detik, yang terkadang digunakan juga satuan cps(cycle per
second) atau siklus per detik.

5
3. Sudut fase
Sudut fase mengacu pada hubungan antara dua gelombang sinus
yang tidak lulus melalui nol pada waktu yang sama. Mengingat satu siklus
penuh yang harus 360 derajat, sudut fase mengungkapkan seberapa
jauh kedua gelombang dalam hubungan satu sama lain dalam derajat.

4. Degree of freedom(derajat kebebasan)


Adalah jumlah kemungkinan gerakan osilasi dari suatu benda
kaku (rigid body ) atau non-rigid body (elastis atau plastis) didalam suatu
ruangan.

5. Periode
Periode adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali
getaran. Rumus untuk mencari periode adalah angka 1 dibagi jumlah
frekuensi dengan satuan detik atau sekon.

6
6. Frekuensi natural
Adalah frekuensi dari getaran bebas dari suatu benda yang bergetar
secara alamiah yang ditimbulkan oleh elastisitas pemegang benda dan
massa benda tersebut. Semakin besar elastisitas dari suatu pemegang
maka semakin besar pula natural frekuensinya dengan massa benda
yang sama. Tapi semakin besar massa benda dengan elastis yang sama
semakin kecil pula frekuensi naturalnya.

7. Displacement
Displacement atau perpindahan getaran merupakan jarak yang
ditempuh dari suatu puncak ke puncak yang lain. Perpindahan tersebut
umumnya dinyatakan dalam satuan mikron.

8. Velocity(kecepatan getaran)
Kecepatan getaran biasanya dinyatakan dalam satuan mm/detik.
Dimana titik puncaknya biasanya berada seperti pada titik 180 dan
kelipatannya.

7
9. Acceleration(percepatan getaran)
Secara teknis, percepatan adalah laju perubahan dari kecepatan.
Percepatan getaran biasanya dinyatakan dalam satuan ‘g’, dimana satu
‘g’ setara percepatan yang ditimbulkan oleh gaya gravitasi pada
permukaan bumi. Puncak percepatan biasanya terletak pada simpangan
terjauh positif pada grafik sinusoidal.

8
BAB III

PEMBAHASAN

Getaran Bebas

Sebelum kita membahas tentang getaran bebas teredam dan


getaran bebas tidak teredam, kita perlu terlebih dahulu mengetahui apa itu
getaran bebas. Getaran bebas adalah getaran yang terjadi jika sistem berosilasi
karena bekerjanya gaya yang ada dalam sistem itu sendiri yang timbul akibat
adanya harga awal tanpa pengaruh gaya luar. Semua sistem yang memiliki
massa dan elastisitas dapat mengalami getaran bebas.

Sistem massa-pegas

9
Konsep Dasar Getaran Bebas Tak Teredam

Analisis sistem dasar yang sederhana dalam pembahasan dinamika


struktur adalah sistem derajat kebebasan tunggal, dimana gaya geseran atau
redaman diabaikan, dan sebagai tambahan, akan ditinjau sistem yang bebas
dari gaya aksi gaya luar selama bergerak atau bergetar. Pada keadaan ini,
sistem tersebut hanya dikendalikan oleh pengaruh atau kondisi yang
dinamakan kondisi awal (initial conditions), yaitu perpindahan yang diberikan
dalam kecepatan pada saat t=0, pada saat pembahasan dimulai. Sistem derajat
kebebasan tunggal tak teredam sering dihubungkan dengan osilator sederhana
tak teredam (simple undamped oscillator) yang selalu disajikan seperti gambar
dibawah.

Bentuk alternatif model matematis sistem derajat kebebasan tunggal

Didasarkan pada cara analisanya, getaran bebas tanpa redaman


mengasumsikan tidak ada kerugian selama getaran berlangsung. Sedangkan
analisanya dititik beratkan untuk mendapatkan frekuensi naturalnya. Kita tinjau
suatu model massa-pegas seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah. Kita
asumsikan masa dari pegas diabaikan dan pegas memiliki kekakuan k N/m.

10
Gambar sistem massa-pegas

Dari gambar diatas terlihat bahwa pegas sebelum terkena massa m


tidak mengalami peregangan (posisi tanpa regangan), selanjutnya setelah
terkena massa m terjadi pertambahan panjang sebesar Δst ( posisi
kesetimbangan statik). Pada posisi kesetimbangan ini berlaku:

k Δst = W

k Δst = m

dimana: W adalah gaya gravitasi yang bekerja pada massa

m. g adalah percepatan gravitasi.

Dari posisi kesetimbangan statik ini, diberikan suatu simpangan awal


sebesar x (positif dalam arah kebawah) yang selanjutnya dilepaskan. Dengan
demikian besarnya simpangan setelah dilepaskan merupakan fungsi waktu t,
jadi pada saat t=0 simpangan x(t=0)=x.

11
Karena x(t) maka kecepatan = 𝑑𝑥(𝑡) = ẋ (positif dalam arah ke bawah)
𝑑𝑡
2𝑥(𝑡)
Dan percepatannya = 𝑑 = ẍ (positif dalam arah ke
bawah)
𝑑𝑡2

Gaya-gaya yang bekerja pada massa m adalah F = W – k{ k Δst + x(t) }

Persamaan differensial gerak didapatkan dari hukum newton ke dua, yaitu:

ma=ƩF (1.1)

dimana: m adalah massa yang bergerak

a adalah percepatan ẍ

Ʃ F adalah jumlah gaya yang bekerja pada massa

m. ƩF = W – k{ k Δst + x(t) }

Sehingga diperoleh:

m . ẍ = W – k{ Δst + x(t) }

Karena W = k Δst , maka:

m.ẍ=-kx (1.2)

12
Persamaan (1.2) menunjukkan persamaan differensial linear orde ke dua dari
sistem pada gambar sistem massa-pegas diatas. Persamaan (1.2) tersebut
juga dapat ditulis dalam bentuk:

ẍ=- 𝑘 x (1.3)
𝑚

Kalau kita perhatikan, persamaan (1.3) tersebut merupakan fungsi harmonik,


yang menyatakan bahwa: ẍ = - 𝜔2 x maka didapatkan:

𝑘
ωn 2 = atau ωn = √ (1.4)
𝑘 𝑚
𝑚

Dimana: ωn adalah frekuensi melingkar (rad/detik)

Karena ωn = 2 π fn maka didapatkan

fn = 𝑘 (1.5)
1 √
𝑚
2𝜋

dimana fn adalah frekuensi natural (Hz)

Dari persamaan (1.3) didapat persamaan diferensial order dua linier yang sering
disebut sebagai persamaan gerak, yakni:

m.ẍ+kx=0 (1.6)

13
Contoh Pengaplikasian Getaran Bebas Tak Teredam

Setelah kita mendapat rumus-rumus dan persamaan diatas, sekarang


kita dapat mengaplikasikannya melalu contoh soal seperti berikut:

1. Sebuah system massa-pegas seperti gambar diatas, dengan massa


0,5 kg dan kekakuannya 0,2533 N/mm. Tentukan :

a. Frekuensi naturalnya dalam siklus per detik


b. Simpangan statiknya
c. Persamaan

geraknya Solusi :

a. Kekakuan:
k = 0,2533 N/mm
= 253,3 N/m

Massa:
m = 0,5 kg

Jadi
1 𝑘
𝑓𝑛 = √
2𝜋 𝑚

1 253,3
= √
2𝜋 0,5

= 3583 𝑠𝑝𝑠

14
b. Simpangan statik

𝑘 ∆𝑠𝑡= 𝑚. 𝑔

∆𝑠𝑡 = 𝑚 𝑔
𝑘
0,5×9,81
=
253,3

= 0,019 𝑚

c. Persamaan gerak

𝑚 𝑥̈ + 𝑘𝑥 = 0
0,5 𝑥̈ + 253,3 𝑥 = 0

2. Tentukan frekuensi natural massa M yang diletakkan pada ujung


balok konsol (cantilever beam) yang massanya dapat diabaikan
seperti ditunjukkan pada gambar.

15
Solusi :

Dari pelajaran mekanika teknik, defleksi yang terjadi pada balok


konsol akibat gaya terpusat diujung balok adalah :

3
𝑥 = 𝑃𝑙
3𝐸𝐼
𝑎𝑡𝑎𝑢
3𝐸𝐼
𝑃 = 𝑙3 𝑥

Dimana E adalah modulus elastisitas


I adalah momen inersia
luasan EI adalah ketegaran
lentur
Dari problem kesetimbangan k x = F
3𝐸𝐼
maka : 𝑘 =
𝑙3
Jadi
: 𝑓𝑛 1
=
2 √3𝐸𝐼
𝜋 𝑀𝑙3

16
Konsep Dasar Getaran Teredam

Dalam suatu sistem, selain gaya inersia dan gaya kekakuan,


sebetulnya terdapat juga gaya dissipasi. Karena gaya dissipasi bersifat
meredam gaya luar, maka lebih sering dikenal dengan nama gaya redaman
(damping forces).

Gaya redaman tersebut timbul dari beberapa sumber, seperti


gesekan antar permukaan-permukaan kering, gesekan antar permukaan-
permukaan yang dilumasi, tahanan-tahanan fluida atau udara, dan lain-lainnya.

Bila peredaman diperhitungkan, berarti gaya peredam juga berlaku


pada massa selain gaya yang disebabkan oleh peregangan pegas. Bila
bergerak dalam fluida benda akan mendapatkan peredaman karena kekentalan
fluida. Gaya akibat kekentalan ini sebanding dengan kecepatan benda.
Konstanta akibat kekentalan (viskositas) c ini dinamakan koefisien peredam,
dengan satuan N s/m (SI)

Nilai koefisien redaman kritis yaitu:

cc = 2√𝑘 𝑚

Untuk mengkarakterisasi jumlah peredaman dalam sistem digunakan


rasio, yang dinamakan rasio redaman. Rasio ini adalah perbandingan antara
koefisien redaman terhadap nilai koefisien redaman yang diperlukan untuk
mencapai titik redaman kritis(cc). Rumus untuk rasio redaman (ζ) adalah

ζ= 𝑐
2√𝑘
𝑚

17
Sebagai contoh struktur logam akan memiliki rasio redaman lebih
kecil dari 0,05, sedangkan suspensi otomotif akan berada pada selang 0,2-
0,3.

Frekuensi dalam hal ini disebut frekuensi alamiah teredam, fd,


dan terhubung dengan frekuensi alamiah tak teredam lewat rumus berikut

fd = √1 − 𝜁2

Contoh pengaplikasian getaran bebas teredam

1. Sebuah sistem bergetar terdiri dari berat W = 44.5 N dan kekakuan


pegas k = 3504 N/m, dipengaruhi redaman liat (viscous damped)
sehingga dua amplitudo puncak secara berurutan adalah 1.00 sampai
0.85. Tentukan : (a). Frekuensi natural dari sistem tak teredam (b).
Pengurangan logaritmis (logarithmic decrement) (c). rasio redaman
(damping ratio) (d). koefisien redaman (e). frekuensi natural teredam

Penyelesaian:

(a). Frekuensi natural dari sistem tak teredam per detik adalah:

𝑘
ω=√
𝑊/𝑔

3504
=√
(44.5/9,
81)

= 27,79

rad/s atau

dalam Hz

18
f=𝜔
2𝜋
27,79
=
2𝜋
= 4,42 Hz

(b). Pengurangan logaritmis

δ = ln 𝑦1
𝑦2
1.00
= ln
0.85
= 0,163

(c). Rasio redaman

ζ=𝛿
2
𝜋
0,163
=
2𝜋
= 0,026

(d). Koefisien

redaman c = ζ cc

= 0,026 (2 x √3504 (44,5/9,81) )


= 6,55 N s/m

(e). Frekuensi natural teredam

ωD = ω √1 − 𝜁2

= 27,79 √1 − (0,026)2
= 27,78 rad/s

19
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Getaran bebas adalah getaran yang terjadi jika sistem berosilasi
karena bekerjanya gaya yang ada dala sistem itu sendiri yang timbul
akibat adanya harga awal tanpa pengaruh gaya luar. Getaran bebas
dibagi menjadi dua yaitu getaran bebas tak teredam dan getaran bebas
teredam. Getaran bebas tak teredam adalah getaran bebas dimana tidak
ada kerugian selama getaran tersebut berlangsung. Sedangkan getaran
bebas teredam adalah getaran bebas yang dipengaruhi gaya dissipasi
atau gaya redaman baik berupa kekentalan maupun tahanan lainnya.

B. Saran
1. Mahasiswa harus lebih mementingkan kolaborasi dalam
melaksanakan pembelajaran.
2. Mahasiswa harus lebih rajin mencari referensi yang lebih luas

20
DAFTAR PUSTAKA

Balachandran, Balakumar, Edward B. Magrab, Vibrations, 2nd ed.,

Cengage Learning, 2009.

Rao, S.S., Mechanical Vibrations, 4th ed., Pearson Education

International (Prentice Hall), 2004.

Thomson, W. T. 1986. Teori Getaran dengan Penerapan. Terjemahan

Lea Prasetyo. Jakarta: Erlangga.

Sugiyanto. 1995. Getaran Mekanis: Sistem Satu Derajat Kebebasan.

Diktat Kuliah. Universitas Diponegoro.

21

Anda mungkin juga menyukai