PENDAHULUAN
Batubara merupakan bahan galian yang strategis dan salah satu bahan baku energi
nasional yang mempunyai peran yang besar dalam pembangunan nasional. Informasi
mengenai sumberdaya dan cadangan batubara menjadi hal yang mendasar didalam
merencanakan strategi kebijakan energi nasional. Sejalan dengan kebijakan tersebut,
maka diharapkan batubara dapat berperan sebagai bahan bakar pengganti minyak bumi
yang cadangannya diperkirakan semakin menipis.
Pemanfaatan batubara secara garis besar dibagi dalam tiga jenis, yaitu sebagai bahan
bakar langsung, bahan bakar tak langsung, dan bukan bahan bakar seperti bahan baku
untuk industri. Pemakaian batubara sebagai bahan bakar langsung lebih difokuskan
untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), sebagai bahan bakar pada ketel uap,
bahan bakar pada pabrik semen, dan sebagai bahan bakar pada industri kecil (bata,
genteng, kapur, dan lain-lain). Hal ini disebabkan karena sebagian besar mutu batubara
Indonesia tergolong berperingkat rendah yang memang cocok sebagai bahan bakar
PLTU dan industri.
Untuk dapat dipergunakan sebagai bahan bakar maka sifat fisik dan kimia batubara
harus diperhatikan agar sesuai dengan spesifikasi dari industri yang menggunakannya.
Salah satu sifat fisik yang sangat dibutuhkan apabila batubara akan dimanfaatkan
sebagai bahan bakar halus adalah sifat penggerusan batubara yang dinyatakan dalam
suatu nilai Hardgrove Grindability Index (HGI). Sifat penggerusan tersebut dibutuhkan
baik oleh para perancang maupun untuk pemakai unit (peralatan) penggerusan batubara
karena kapasitas unit penggerusan berhubungan dengan kemudahan pengecilan ukuran
batubaranya. Batubara yang lunak relatif membutuhkan lebih sedikit energi dalam
penggerusan dibanding dengan batubara yang keras. Sehingga biaya operasional
1
keseluruhan pemanfaatan batubara sebagian ditentukan oleh sifat penggerusan batubara
yang tersedia.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dianalisis pengaruh pemanasan terhadap sifat
ketergerusan batubara dengan variasi suhu dan waktu. Sehingga dapat dikorelasikan
hubungan antara pemanasan dengan sifat ketergerusan batubara yang dinyatakan dalam
Hardgrove Grindability Index (HGI) batubara. Dengan demikian, penelitian ini dapat
digunakan sebagai dasar pertimbangan baik oleh perancang maupun pemakai unit
(peralatan) penggerusan batubara untuk memperkecil biaya operasional dalam proses
penggerusan batubara.
Merujuk pada latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahan
yang timbul dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh pemanasan terhadap
nilai Hardgrove Grindability Index (HGI) pada rank batubara.
2
1.4 Batasan Masalah
3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi penjelasan tentang konsep dan prinsip dasar yang diperlukan
untuk memecahkan masalah penelitian dan untuk merumuskan hipotesis
apabila diperlukan. Tinjauan pustaka dapat berupa uraian kualitatif, model
matematis, atau persamaan yang langsung berkaitan dengan masalah
penelitian.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi uraian bahan atau materi penelitian, perangkat penelitian,
variabel dan data yang dikaji dalam penelitian, teknik pengambilan data,
prosedur penelitian, serta cara konsep analisis yang akan dilakukan.
BAB IV : PEMBAHASAN
Bab ini berisi data hasil penelitian dan pembahasan analisis data hasil
penelitian yang sifatnya terpadu.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan berupa pernyataan singkat dan tepat yang
merangkum keseluruhan hasil analisis penelitian dan mengacu pada tujuan
penelitian itu sendiri. Bab ini juga berisi saran berupa pernyataan yang
mendukung kemungkinan adanya pengembangan penelitian sebagai
korelasi lanjutan dari penelitian yang telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi judul-judul buku dan jurnal yang dijadikan sebagai referensi atau
bahan acuan dalam penulisan skripsi.
LAMPIRAN
Berisi data-data tambahan yang dilampirkan dalam skripsi yang disertakan
sebagai penjelasan lebih lanjut mengenai hasil penelitian. Lampiran dapat
berupa teks, tabel, maupun gambar.