Anda di halaman 1dari 6

Rangkaian Peledakan merupakan bentuk atau susunan yang dilakukan agar peledakan yang

dilakukan dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan.


Ada tiga elemen dasar rangkaian peledakan:
1. Detonator listrik
Pada dasarnya detonator listrik terdiri dari sebuah metal shell yang di dalamnya
terdapat power

charge dan

sebuah electrical

ignition

element yang

dihubungkan

dengan insulated wires yang disebut leg wire. Dan pada garis besarnya detonator listrik dapat
di bagi menjadi dua macam yaitu :
Instantaneous detonator (detonator tanpa element delay).
Dellay detonator, dimana fungsi dari delay ini adalah :

Menentukan muka peledakan.

Mengatur fragmentasi.

Mengurangi getaran yang ditimbulkan

Gambar 1 : perbandingan antara Instantaneous detonator dan Dellay detonator

2. Kawat rangkaian
Ada beberapa kawat rangkaian yaitu :

Legwire yaitu 2 kawat yg menjadi satu dengan detonator

Connecting wire yaitu kawat yang mempunyai isolasi untuk menghubungkan legwire dengan
firing line

Firing line yaitu kawat yg digunakan untuk menghubungkan sumber tenaga listrik dengan
rangkaian detonator

Buswire yaitu perpanjangan dari firing line dimana masing-masing detonator (rangkaian seri
atau parallel) dihubungkan.

3. Sumber tenaga berupa blasting machine

Gambar 2 : salah satu bentuk blasting machine

Adapun beberapa tipe dari rangkaian listrik yaitu,


1. Rangkaian seri merupakan rangkaian yang sangat sederhana dengan arus minimum yang
disuplai Blasting Machine pada setiap detonator sekitar 1,5 Ampere untuk menjamin tiap
detonator tersebut meledak sempurna. Prinsip peledakan adalah menghubungkan Legwire
dari satu lubang ke lubang lain secara menerus, sehingga apabila sala satu detonator mati,
maka seluruh rangkaian terputus dan akan berakibat gagal ledak ( Miss fire). Pada sisitem
seri akan diperoleh arus ( ampere ) yang rendah dan tegangan atau voltage tinggi. Apabila
salasatu kawat ada yang putus, maka seluruh rangkaian tidak dapat berfungsi. Umunya
jumlah detonator pada system seri kurang dari 50 bijih degnan panjang Leg Wire ( Kabel
Utama ) tiap detonator 7 m.

Gambar 3 : rangkaian seri


Rumus tang digunakan

2. Rangkaian parallel merupakan suatu rangkaian di mana setiap detonator mempunyai alur
alternative dalam rangkaian tersebut, sehingga apabila sala satu atau beberapa detonator mati,
detonator yang lainnya masih dapat meledak. Oleh sebab itu pengujian rangkaian menyeluruh
secara langsung sangat riskan, apabila setiap detonator belum di uji. Untuk peledakan
rangkaian parallel, arus minimum yang diperlukan per detonator sekitar 0.5 ampere.

Gambar 4 : rangkaian paralel


Rumus yang digunakan

Tabel 1 : List of wire resistance

Tabel 2 : List of wire detonator


3. Rangkaian kombinasi merupakan Rangkaian ini terdiri dari sejumlah rangkaian seri yang di
hubungkan parallel. Umumnya rangkaian ini di terapkan apabila peledakan memerlukan lebih
dari 40 detonator dengan leg wire setipa detonator lebih dari 7 meter,serta dipetimbangan
bahwa apabilah seluruh lubang ledak dihubungkan secara seri memerlukan power yang besar.

Gambar 5 : Rangkaian Kombinasi


Adapun salah satu contoh perhitungan dalam rangkaian peledakan yaitu :
Hitunglah arus yang mengalir dalam rangkaian seri yang terdiri dari 40 detonator dengan
panjang leg wire tembaga 24 ft, Connecting Wire tembaga 20 AWG = 200ft dan Firing Line
Tembaga 14 AWG = 500ft.
Tahanan detonator ( Rd)
Tahanan setiap detonator menurut table 2 adalah 2,3 ohm,
Tahanan detonator dalam rangkaian = Rd = 40 x 2,3 ohm = 92 ohm
Tahanan firing line dan tahanan connecting wire ( Rc & Rf )
Tahanan firing line connecting wire 500 ft 14 AWG dan connecting wire 20 ft 20 AWG.

Dari tabel 1 tahanan kawat tembaga 14 AWG adalah 2,53 ohm / 1000 ft dan 20 AWG
adalah 10,15 ohm / 1000 ft.
Rf = 2500ft(2,53 ohm)/(1000 ft) = 2,53 ohm
Rc = 200 ft (10,15 ohm)/(1000 ft) =2,03 ohm
R T = RD + RC + RF
R T = 92 ohm + 2,53 ohm + 2,03 ohm = 96,56 ohm
Arus yang mengalir dalam rangkaian seri dari sumber tenaga 220 Volt Power Line
I = V/R
=(220 volt)/(96,56 ohm)
= 2,28 ampere

Anda mungkin juga menyukai