BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2
3
BAB II
LANDASAN TEORI
3
4
dengan suatu kawat yang apabila kawat tersebut dilewati oleh arus listrik maka
akan menghasilkan pijar. Sehingga kawat halus ini akan membakar bahan
peledak kemudian akan mengenai bahan peledak primer sehingga akan memicu
menimbulkan ledakan dan merupakan tujuan dari peledakan tersebut yaitu
menghancurkan material.
4
5
a. Delay detonator
Delay ini membuat delay elemen tersebut dan api tersebut akan
menyebar sepanjang delay elemen. Jika pada detonator intaneus ketika
dialirkan maka langsung meledak namun pada delay detonator
membutuhkan beberapa waktuk untuk dapat meledakan bahan peledak.
pada detonator ini kebalikan dari detonator intaneus. Ketika arus dialirkan
dan kemudia mengalir pada sumber arus listriknya, maka kawat halus
dari detonator akan berpijar dan membakar.
b. Intaneus detonator
Berbeda dari delay detonator, untuk intaneus detonator pada saat arus
listrik mengalir dan sumber arus listrik pada alat blasting machine dan
pada saat itu pula detonator langsung meledak, atau dapat diartikan
ketika arus mengalis dari alat peledak maka detonator pun langsung ikut
meledak. Karena tidak memilik delay dan kecepatan rambat arus yang
sangat tinggi maka hampir ketika itu pula kawat alus yang terdapat dalam
bahan peledak berpijar sehingga langsung membakar bahan peledak
primer sehingga menghasilkan suatu ledakan yang dapat menghancurkan
material batuan atau bahan galian tersebut. Namun, untuk detonator ini
biasanya digunakan untuk sistem peledakan yang meggunakan pola
peledakan satu baris dan jumlah bahan peledak yang dipakai hanya satu
bahan atau jenis peledak primer.
5
6
6
7
Sumber : Prada
Foto 2.4
Detonator Biasa (TNT)
Selain itu terdapat kerugian dari detonator ini diantaranya adalah jika
basah alat ini tidak dapat menghantarkan api sehingga bahan peledak tidak akan
meledak. Dan mudah terbakar sehingga dalam penyimpananan alat detonator ini
harus di tempat yang jauh dari api. Selain itu biasanya bahan isian dari bahan
peledak yang menggunakan delay biasa ini menggunakan PETN ( Pente
Everythonatel Tetra Nitrat) dan TNT (Try Nitrat Tuwena)
7
8
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN
3.1 Tugas
1. Gambarkan dan jelaskan dari tiap-tiap jenis detonator, beserta
keterangannya. Dan jelaskan pula komponen-kompenen pada setiap
jenis detonator.
2. Buatlah diagram alir atau proses terjadinya ledakan dari tiap jenis
detonator.
3.2 Pembahasan
1. Detonator Biasa
Gambar 3.1
Detonator Biasa
Kompenen-kompenen :
a. Base charge, berfungsi menerima gelombang kejut dan meledak
dengan kekuatan besarnya dan bergantung pada berat isian dasar
tersebut.
b. Tabung silinder, berfungsi untuk menahan dari adanya goresan akibat
gesekan dan perlindungan dari sinar ultraviolet dan mudah rusak
apabila terkena ledakan.
c. Safety fuse, digunakan untuk meledakkan bahan galian.
d. Ignition mixture, digunakan untuk meneruskan api dari sumbu bakar.
8
9
Gambar 3.2
Detonator Nonel
Kompenen-kompenen :
a. Tabung alumunium, berfungsi untuk ketahanan terhadap goresan dan
perlindungan sinar ultraviolet.
b. Isian dasar, untuk meledakkan bahan peledak peka detonator sebagai
primer. Kandungan isian dasar bisa PETN atau TNT.
c. Isian utama, bahan peledak kuat dengan kepekaan tinggi, akan
meledak dan menimbulkan gelombang kejut.
d. Pelapis baja, untuk daya regang dan ketahanan terhadap zat-zat.
e. Elemen transisi, digunakan untuk menjaga panas agar stabil.
f. Elemen tunda, untuk penentuan waktu tunda detonator.
9
10
Gambar 3.3
Detonator Listik (Instaneous)
Gambar 3.4
Detonator Listrik (Delay)
Kompenen-kompenen :
a. Fuse head, untuk menimbulkan energi panas dalam detonator.
b. Penyumbat, seagai penutup dan merekat kabel dengan tabung
silinder.
c. Plastik selubung karet, berfungsi sebagai pelindung agar mencegah
terjadinya misfire.
10
11
Gambar 3.5
Detonator Elektronik
Kompenen-kompenen :
a. Base Charge, sebagai meledakkan bahan peledak peka detonator
sebagai primer.
b. Primary charge, sebagai penerima efek panas dan sangat cepat
sehingga menimbulkan gelombang kejut.
c. Fuse head, sebagai menimbulkan energi panas dalam detonator.
d. Integrated circuit, sebagai pengontrol.
11
12
12
13
BAB IV
ANALISA
13
14
BAB V
KESIMPULAN
14
15
DAFTAR PUSTAKA
15