Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kegiatan peledakan, persiapan peralatan dan perlengkapan sangat
penting dilakukan. Hal pertama yang dilakukan adalah penentuan atau pemilihan
peralatan dan perlengkapan tersebut yang disesuaikan dengan keadaan area
yang akan diledakan. Pemilihan peralatan dan perlengkapan peledakan sangat
berpengaruh terhadap hasil ledakan. Detonator merupakan salah satu
perlengkapan peledakan yang sangat penting. Maka dari itu, pembahasan
mengenai detonator perlu dipahami guna kepentingan peledakan agar kegiatan
peledakan berjalah baik dan benar.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum teknik peledakan mengenai “Detonator” agar
praktikan mengetahui segala sesuatu tentang detonator yang digunakan dalam
kegiatan peledakan.
1.2.2 Tujuan
1. Mengetahui alat bantu atau perlengkapan peledakan (detonator) dan
mengetahui jenis-jenis detonator dalam peledakan
2. Mengetahui keuntungan dan kerugian pemakaian detonator
3. Mengetahui cara membuat primer

1
2

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Detonator


Detonator merupakan salah satu perlengkapan kegiatan peledakan, yang
digunakan sebagai pemicu awal yang dapat menimbulkan inisiasi dalam bentuk
letupan sebagai aksi yang dapat mengejutkan bahan peledak peka detonator.

2.2 Jenis-jenis Detonator


Dalam kegiatan peledakan, detonator mempunyai jenis yang banyak.
Berikut merupakan jenis-jenis detonator menurut cara penyalaan dan
kegunaannya:
2.2.1 Detonator Biasa
Detonator biasa merupakan detonator yang jenis penyalaannya
menggunakan sumbu bakar sebagai penghantar api atau panas. Dalam
penggunaan detonator jenis ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Pastikan tidakada benda yang menyumbat tabung
2. Ujung sumbu bakar diperiksa terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke
tabung
3. Tidak boleh memadatkan isi tabung detonator
4. Pastikan ujung sumbu bakar telah kontak dengan permukaan ramuan
pembakar dalam tabung.
5. Pastikan ujung tabung terjepit (±1cm ujung lubang) dengan kuat tanpa
merusak sumbu bakar, biasanya digunakan tang (cripper) yang
khusus.
6. Detonator dalamkotak tidak boleh dikeluarkan sebelum sumbu bakar
siap dimasukkan
7. Pastikan tabung detonator tidak kemasukkan air.
Elemen-elemen penyusun detonator biasa terdiri dari campuran
pembakar (berguna untuk meneruskan nyala api dari sumbu bakar), isian utama
(menghasilkan gelombang sentakan ketika bersentuhan dengan panas), dan
isian dasar (menghentakan primer). Isian dasar biasanya dibuat dari bahan

2
3

peledak yang peka. Detonator biasa sering digunakan atau cocok digunakan di
stope tambang bawah tanah.
2.2.2 Detonator Listrik
Detonator listrik merupakan jenis detonator yang penyalaannya
menggunakan arus listrik (dihantarkan dengan kabel khusus). Prinsip detonator
ini sama dengan prinsip detonator biasa.

Sumber : tracefireandsafety.com
Gambar 2.1
Struktur detonator listrik

Berdasarkan kecepatan peledakannya, detonator listrikdibagi menjadi


dua yaitu:
1. Instantaneous Detonator, peledakan terjadi secara langsung ketika
arus listrik mengalir ke detonator
2. Delay Detonator, ada jeda waktu ledak karena adanya delay element.
Delay detonator dibagi menjadi tiga, yaitu: half second deay, quarter
second delay, dan millisecond delay.
Dalam pemakaian detonator listrik, hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah:
 Detonator listrik yang digunakan sudah lulus uji
 Detonator yang digunakan harus memiliki panjang leg wire sedikit lebih
panjang dari kedalaman lubang ledak
 Keadaan pembungkus leg wire harus diperiksa terlebih dahulu

3
4

 Leg wire jangan sampai terkelupas


 Hindarkan detonator dari benturan atau pukulan benda keras, serta
panas yang tinggi
 Hindarkan sambungan leg wire dan kabel pembantu dari kontak
dengan tanah
Jika dibandingkan dengan detonator biasa, detonator listrik beberapa
memiliki keuntungan antara lain: jumlah lubang yang dapat diledakan banyak,
pola peledakan menjadi lebih bervariasi, arah fragmentasi dapat diatur,
penanganannya lebih praktis. Namun jika dilihat dari aspek keselamatan,
detonator biasa lebih baik dibandingkan detonator listrik.
2.2.3 Detonator Non Eletric (Nonel)
Detonator non electric atau yang sering disebut nonel, merupakan salah
satu jenis detonator yang nyala apabila ada gelombang detonasi yang
dihantarkan melalui pipa plastik dengan diameter 3mm yang didalamnya ada
bahan yang mudah bereaksi yang dapat menghantarkan gelombang detonasi
sampai 2000m/s yang bersumber dari sumbu ledak.

Sumber : maxam.com.
Foto 2.1
Contoh Detonator Nonel

Pemakaian detonator nonel ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu:


aman terhadap kilat, terhadap pengaruh listrik maupun gelombang radio, pia
plastik yang lentur dan kuat terhadap benturan atau pukulan benda keras, waktu
delay yang lebih akurat dibandingkan waktu delay detonator listrik. Namun
penggunaan detonator nonel ini mempunyai kerugian yaitu biaya
penggunaannya yang cukup mahal.

4
5

2.2.4 Detonator Elektronik


Detonator elektronik merupakan jenis detonator paling baru yang dapat
memaksimalkan proses kinerja peledakan. Alat yang menunjang detonator ini
dibagi kedalam dua bagian, yaitu perangkat lunak dan perangkat keras
(mencakup Bench Box, Base Station, RI Antene, Tagger)

Sumber : maxam.com.
Foto 2.2
Contoh Detonator Elektronik

2.3 Penggalak Utama (Primer atau Booster)


Penggalak utama atau Primer merupakan alat yang dihentakkan oleh
detonator atau sumbu ledak yang berguna untuk menghentakkan blasting agent
misalnya ANFO. Primer dapat dibuat sendiri dari dinamit yang disesuaikan
dengan diameter lubang ledak. Berikut cara pembuatan primer :
1. Dengan menggunakan sumbu bakar: primer dapat dibuat dengan
melubangi salah satu ujung dodol (sedalam 5-7,5cm); dengan
menggunakan tongkat kayu (berukuran sama dengan detonator) maka
detonator didorong ke dalam lubang sampai masuk penuh; kemudian
dengan menggunakan benang, sumbu diikatkan ke dodol.
2. Dengan menggunakan sumbu ledak: sumbu ledak diikatkan ke dodol
menggunakan benang atau pita perekat.
3. Dengan menggunakan detonator listrik: detonator harus dimasukkan dan
bersentuhan langsung deengan isi dodol dinamit; kemudian dengan
menggunakan leg wire dilakukan pengikatan.

5
6

BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
3.1.1 Gambarkan sketsa dari setiap jenis detonator
3.1.2 Buat diagram alir proses terjadinya ledakan pada setiap detonator

3.2 Pembahasan
3.2.1 Sketsa Detonator
1. Detonator Biasa

Sumber : Data Praktikum


Gambar 3.1
Detonator Biasa
Dimana :
a. Isian dasar : biasanya terbuat dari jenis bahan peledak yang peka seperti
PETN atau TNT, disebut juga isian sekunder adalah bahan peledak kuat
dengan VoD tinggi. Fungsinya adalah menerima gelombang kejut dan
meledak dengan kekuatan besarnya tergantung pada berat isian dasar
tersebut.
b. Isian Utama : berupa bahan peledak kuat yang peka (sensitif). Fungsinya
adalah menerima efek panas dengan sangat cepat dan
meledak menimbulkan gelombang kejut.
c. Ramuan Pembakar : suatu bahan peledak yang bertugas untuk
meneruskan panas ke isian utama

6
7

d. Tabung silinder : menampung isian detonator


e. Ruang kosong : di sediakan untuk sumbu dtonator

2. Detonator Listrik

Sumber : Data Praktikum


Gambar 3.2
Detonator Listrik
Dimana :
a. Kabel listrik/leg wire : berfungsi sebagai menghantarkan arus listrik.
b. Fuse head : berisikan kawat halus yang memijar untuk mengubah energi
listrik ke energi panas.
c. Element waktu tunda : untuk mengatur delay
d. Isian dasar : : biasanya terbuat dari jenis bahan peledak yang peka
seperti PETN atau TNT, disebut juga isian sekunder adalah bahan
peledak kuat dengan VoD tinggi. Fungsinya adalah menerima gelombang
kejut dan meledak dengan kekuatan besarnya tergantung pada berat
isian dasar tersebut.
e. Isian Utama : berupa bahan peledak kuat yang peka (sensitif). Fungsinya
adalah menerima efek panas dengan sangat cepat dan
meledak menimbulkan gelombang kejut.
f. Tabung Silinder : Untuk menampung isian detonator.

7
8

3. Detonator Nonel

Sumber : Data Praktikum


Gambar 3.3
Detonator Nonel
Dimana :
a. Tabung alumunium : untuk melindungi isian detonator
b. Isian dasar : biasanya terbuat dari jenis bahan peledak yang peka seperti
PETN atau TNT, disebut juga isian sekunder adalah bahan peledak kuat
dengan VoD tinggi. Fungsinya adalah menerima gelombang kejut dan
meledak dengan kekuatan besarnya tergantung pada berat isian dasar
tersebut
c. Isian utama : berupa bahan peledak kuat yang peka (sensitif). Fungsinya
adalah menerima efek panas dengan sangat cepat dan
meledak menimbulkan gelombang kejut.
d. Elemen transisi : untuk meneruskan gelombang detonasi menjadi energi
panas
e. Penyumbat anti statis
f. Plug penutup : untuk melindungi detonator dari air
g. Sumbu nonel : untuk meneruskan energi detonasi

8
9

4. Detonator Elektronik

Sumber : Data Praktikum


Gambar 3.4
Detonator Elektronik

3.2.2 Diagram Alir Meledaknya Detonator


Berikut diagram mengenai proses meledaknya suatu detonator

9
10

BAB IV
ANALISA

Berdasarkan praktikum peledakan mengenai detonator dapat dianalisa


bahwa setiap detonator memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing.
Misalnya jika membandingkan antara detonator biasa dengan detonator listrik,
dengan menggunakan detonator listrik maka lubang ledak yang dapat diledakan
sekaligus relatif banyak, adanya waktu delay memungkinnya adanya pola
peledakan yang bervariasi sehingga arah fragmentasi dapat diatur, dan apabila
dibandingkan dengan detonator biasa, detonator listrik lebih praktis dan efisien.
Namun, jika dilihat dari segi keselamatan detonator biasa lebih aman
dibandingkan detonator listrik.Kerugian yang dapat terjadi akibat menggunakan
detonator listrik yaitu tidak dapat digunakan pada cuaca buruk (karena dapat
memicu peledakan prematur).
Jika membandingkan antara detonator listrik dengan detonator nonel,
diketahui bahwa detonator nonel lebih baik dibandingkan detonator listrik.
Dimana detonator nonel dapat digunakan dalam keadaan cuaca buruk (karena
tidak terpengaruh oleh petir atau kilat) dan tidak terpengaruh oleh gelombang
radio, serta waktu delaynya lebih akurat. Namun jika dilihat dari segi biaya,
penggunaan detonator nonel lebih mengeluarkan biaya yang besar dibandingkan
penggunaan detonator listrik.
Detonator yang lebih baik adalah detonator elektronik, karena detonator
ini merupakan detonator terbarui. Dimana hasil peledakannya lebih halus,
dengan waktu delay yang cepat. Namun detonator jenis ini masih jarang
digunakan digunakan karena biayannya yang sangat maha dibandingkan
penggunaan detonator nonel. Di Indonesia, detonator yang sering digunakan
adalah detonator nonel. Pemilihan detonator disesuaikan dengan kebutuhan dan
efisiensi peledakan.

10
11

BAB V
KESIMPULAN

 Detonator merupakan salah satu perlengkapan dalam kegiatan peledakan


yang dapat memicu ledakan. Detonator dapat dikelompokkan berdasarkan cara
penyalaannya yaitu : detonator biasa, detonator listrik, detonator non elektrik,
(nonel) dan detonator elektronik.
 Setiap jenis-jenis detnnator tersebut mempunyai kelebihan dan
kekurangan, misalnya detonator memiliki keuntungan yaitu lebih praktis
digunakan, waktu delay yang akurat, dan lain sebagainya. Namun mempunyai
kekurangan, yaitu biaya penggunaannya yang cukup besar.
 Penggalak utama atau Primer merupakan alat yang berguna untuk
menghentakkan blasting agent yang dapat dibuat sendiri. Pembuatan primer
dapat dilakukan dengan menggunakan sumbu bakar, menggunakan sumbu
ledak, maupun dengan menggunakan detonator listrik.

11
12

DAFTAR PUSTAKA

1. Ansyari, Isya, “Dasar Teknik Peledakan”. http://learnmine.blogspot.co.id/


2014/12/dasar-teknik-peledakan-mine-blasting_81.html. Diakses pada
tanggal 18 Oktober 2018. (online)

2. Radudi, 2014, “Pemboran Metode Peledakan”,http://dapurtambang.blogspot.


co.id/2014/06/metode-peledakan-dengan-cara-non.html. Diakses pada
tanggal 18 Oktober 2018. (online)

3. Tim Asisten, 2015, “Modul Praktikum Teknik Peledakan”, Laboratorium


Tambang, Universitas Islam Bandung.

12

Anda mungkin juga menyukai