Anda di halaman 1dari 67

Didefinisikan sebagai perangkat pembantu peledakan

yang dapat dipakai berulang kali

DIKELOMPOKKAN MENJADI:
1. Peralatan yang langsung berhubungan
dengan teknik peledakan
2. Peralatan pendukung peledakan
OHT 1
PERALATAN YG BERHUBUNGAN
LANGSUNG DGN PELEDAKAN
 Alat pemicu ledak:
 Pada peledakan listrik (Blasting Machine)
 Pada peledakan nonel (Shot gun/ Shot firer)
 Alat bantu peledakan listrik:
 Blasting Ohmmeter (BOM)
 Pengukur kebocoran arus listrik
 Multimeter peledakan
 Pengukur kekuatan blasting machine
 Pelacak kilat (lightning detector)
 Alat bantu peledakan lain:
 Kabel listrik utama (lead wire) atau sumbu nonel utama (lead-in line)
 Cramper (penjepit sambungan sumbu api dengan det.biasa)
 Meteran (50 m) dan tongkat bambu (± 7 m) diberi skala
 Alat pencampur dan pengisi

OHT 2
 Disebut Blasting Machine (BM) atau Exploder
 FUNGSI : untuk menyuplai energi listrik yang
cukup pada sistem peledakan listrik
 CIRI-CIRIkhusus / bagian-bagian penting:
terdapat dua slot kutub listrik, terdapat
engkol atau kunci kontak, dan lampu
indikator

OHT 3
TIPE GENERATOR Untuk mengumpulkan energi listrik
menggunakan gerakan mekanis dengan cara memutar engkol
(handle) yang telah disediakan. Putaran engkol dihentikan
setelah lampu indikator menyala yang menandakan arus sudah
maksimum dan siap dilepaskan. Saat ini tipe generator sudah
jarang digunakan.
TIPE BATERAI Pengumpulan energi listrik melalui baterai,
yaitu dengan cara mengontakkan kunci kearah “starter” dan
setelah lampu indikator menyala berarti kapasitor penuh dan
arus sudah maksimal serta siap dilepaskan
Untuk pengamanan engkol dan kunci harus bisa dilepas
dan hanya dipegang oleh Juru Ledak

OHT 4
 Pengumpulan atau penyimpanan arus listrik pada kapasitor
menggunakan engkol (pemutar) atau arus listrik baterai
 Lampu indikator akan menyala apabila energi listrik sudah penuh
 Pelepasan energi listrik dari BM ke rangkaian peledakan
menggunakan tombol atau kunci kontak, shg rangkaian lubang
ledak meledak

a b c
BEETHOVEN MK II A NISSAN F-3 REO BM175-10ST

OHT 5
a b c
BEETHOVEN MK II A NISSAN F-3 REO BM175-10ST

 Total kapasitas detonator : 600 detonator


 Volttage Condensor : 900 volt
 Amper Out dari Condensor : 3 Amp
 Banyak putaran dari engkol, bisa berpengaruh pada volt dan
amper condensor

OHT 5
Disebut dengan shot gun atau shot firer atau nonel
starter
FUNGSI : sebagai penyuplai gelombang kejut pada
detonator nonel melalui sumbu nonel (nonel tube)
TIPE : didasarkan atas pemicunya, digerakkan secara
mekanis atau oleh baterai untuk membentuk
gelombang kejut terhadap HMX yang terdapat di
dalam sumbu nonel
CIRI-CIRI khusus : untuk tipe yang digerakkan secara
mekanis dilengkapi Shot Shell Primer, sedangkan
yang menggunakan baterai dapat menimbulkan
percikan api bertekanan tinggi
OHT 6
Striker, sebagai penutup nonel starter sekaligus media yang
apabila dipukul atau diinjak kaki akan menggerakkan per di dalam
barrel yang akan memberi efek impact terhadap Shot Shell
Primer.
Barrel, adalah badan nonel starter sebagai penampung Shot Shell
Primer dan sumbu nonel yang disisipkan kedalamnya
Striker

Barrel

OHT 7
Setiap pabrik pembuat nonel starter akan menerbitkan buku
petunjuk (manual) tentang prosedur penggunaannya. Namun
prinsipnya seperti di bawah ini.
Yang digerakkan secara mekanis, terlebih dahulu masukkan
shot shell primer ke lubang yang disediakan.
Kemudian STRIKER dipasang atau ditutupkan pada barrel
dan alat pun siap dipakai
Striker dipukul tangan atau diinjak kaki (tergantung
modelnya).
Cara kerja nonel starter yaitu setelah striker dipukul, maka
akan terjadi konsentrasi impact dari shot shell primer thd
sumbu nonel menggunakan pegas bertekanan tinggi,
sehingga menghasilkan gelombang kejut thd HMX di dlm
sumbu nonel yang menghasilkan reaksi dengan kecepatan
2000 m/s .
OHT 8
TUGAS 1
1. Ambil potongan kawat legwire (tanpa detonator)
sepanjang 20 cm, hubungkan masing-masing
ujungnya dengan kedua kutub pada blasting
machine, kemudian lakukan prosedur seperti akan
melakukan peledakan. Apa yang terjadi dgn kawat
setelah diledakkan? Apa warna percikan api dari
kawat tersebut?
2. Potonglah 1 m sumbu nonel, kemudian bakarlah
menggunakan korek api atau penyulut lainnya.
Apa yang terjadi?
3. Peragakan cara menginisiasi sistem peledakan
listrik dan peledakan nonel menggunakan alat
pemicu masing-masing

1. MENGGUNAKAN RHEOSTAT
 Isilah blasting machine (BM) sesuai prosedur hingga penuh
 Ukur jumlah detonator listrik yang mampu diledakkan oleh BM sesuai prosedur penggunaan
Rheostat dari pabrik pembuatnya
 Apabila jumlahnya turun (drop)  20% dari spesifikasinya (kemampuan maksimum hanya tinggal
80%) , disarankan BM tidak digunakan lagi.
2. MENGGUNAKAN BLASTING MULTIMETER
 Isilah BM hingga penuh sesuai prosedur
 Ukurlah voltage BM menggunakan multimeter peledakan sesuai prosedur penggunaan Blasting
Multimeter
 Ukurlah voltage beberapa buah detonator menggunakan Blasting Multimeter dan rata-ratakan
hasil ukur voltagenya
 Bagilah voltage BM dengan voltage rata-rata detonator yang hasilnya menunjukkan jumlah
detonator listrik yang mampu diledakkan BM tersebut
 Apabila kemampuan BM turun (drop)  20% dari spesifikasinya (kemampuannya tinggal 80%)
disarankan untuk tidak digunakan lagi
OHT 9
 Setiap nonel starter memiliki batas maksimum pemakaian, misalnya
maksimum 1000 kali tembak (shots) dengan menerapkan persyaratan
normal sesuai standar baku dari pembuat alat. Setelah itu harus diganti
dengan yang baru.
 Penurunan kualitas operasi biasanya terjadi karena kekuatan tekanan
pegas terhadap Shot Shell Primer di dalam barrel kian hari kian
melemah, sehingga impact yang dihasilkan tidak cukup untuk
menginisiasi HMX di dalam sumbu nonel.
 Untuk nonel starter dengan pemicu baterai, penurunan kualitas operasi
bisa terjadi akibat baterai atau kapasitor di dalam alat tidak lagi berfungsi
maksimal menyimpan arus, sehingga percikan api yang dihasilkan lemah.
 Disarankan, apabila tidak ada nonel starter GUNAKAN DETONATOR
LISTRIK dengan BLASTING MACHINE

OHT 10
TUGAS 2
1. PERAGAKAN CARA MENGUJI KEMAMPUAN RIIL
BLASTING MACHINE MENGGUNAKAN:
a. RHEOSTAT
b. MULTIMETER PELEDAKAN
2. MENURUT SAUDARA MENGAPA MULTIMETER
YANG UMUM DIGUNAKAN OPERATOR LISTRIK
DILARANG DIGUNAKAN PADA PELEDAKAN
3. BAGAIMANA ANDA MEMASTIKAN BAHWA
NONEL STARTER SUDAH TIDAK DAPAT
DIGUNAKAN LAGI
4. APA YANG HARUS ANDA LAKUKAN TERHADAP
NONEL STARTER YANG SUDAH RUSAK
 FUNGSI: Untuk membantu kelancaran sistem
peledakan listrik agar tidak terjadi gagal ledak
 JENIS:
 pengukur tahanan (blastohmeter)
 pengukur kebocoran arus (earth leakage tester )
 penguji kapasitas BM (rheostat dan fussion tester)
 multimeter peledakan (blasting multimeter)
 detektor kilat (lightning detector), dan
 kawat utama (lead wire atau lead lines atau firing line).

OHT 11
• FUNGSI: Mengukur tahanan kawat detonator (leg
wire), kawat penyambung, dan kabel utama (lead
wire)
• CARA PENGOPERASIAN:
– Atur jarum tepat pada posisi nol. Untuk model digital,
harus nampak angka nol
– Sisipkan dan kuatkan salah satu ujung kabel ke salah
satu kutub yang terdapat pada BOM
– Ujung kawat lainnya dapat hanya disentuhkan atau
dikuatkan ke kutub lainnya, maka jarum atau angka
digit pada BOM akan menunjukkan angka tertentu
OHT 12
Blastometer digital model 104
buatan Thomas Instruments, Inc.
Diproteksi oleh bahan yang tidak
mudah pecah. Ukuran 76 x 76 x
38 mm, berat 340 gr

Blastometer 80 buatan ICI Explosives


dapat mengukur tahanan antara 0–30
ohms dan 0 – 300 ohms. Diproteksi oleh
plastik yg dicetak dan kokoh. Ukuran 95
x 140 x 60 mm, berat 500 gr.
OHT 13
ALAT PENGUKUR KEBOCORAN ARUS DAN
MULTIMETER PELEDAKAN

PENGUKUR KEBOCORAN LISTRIK MULTIMETER PELEDAKAN MULTI METER PELEDAKAN BUATAN


THOMAS INSTRUMENT, INC.

OHT 14
PENGUKUR KEKUATAN
BLASTING MACHINE

A. RHEOSTAT BUATAN ICI EXPLOSIVES B. FUSION TESTER UNTUK MENGUJI BM


BEETHOVEN
OHT 15
DETEKTOR KILAT
(LIGHTNING DETECTOR)

A. THOR LIGHTNING SENTRY, ICI EXPLOSIVE B. MODEL 350, THOMAS INSTRUMENTS, INC

OHT 16
• PERAGAKAN CARA MENGUKUR DAN CATAT
HASILNYA:
– TAHANAN KAWAT MENGGUNAKAN BOM
– ARUS LISTRIK MENGGUNAKAN BLASTING
MULTIMETER
• PERAGAKAN CARA MENGUKUR DAN CATAT
HASILNYA:
– TAHANAN KAWAT MENGGUNAKAN BOM
– ARUS LISTRIK MENGGUNAKAN BLASTING
MULTIMETER
• Jarum atau angka (untuk model digital) masih
bisa diatur menuju nol
• Jarum atau angka bergerak stabil/normal.
Cara mengujinya: gunakan kawat legwire
15 cm dan perhatikan gerakan jarum atau
angka digitalnya.
• Hasil penunjukan nilai tahanan tidak jauh
berbeda dengan perhitungan. Umumnya
akan menunjukkan angka lebih besar
sedikit dari perhitungan.

OHT 17
1. PERAGAKAN CARA MENGUJI
KELAYAKAN BLASTOHMETER DAN
SIMPULKAN APAKAH BOM SAUDARA
MASIH BAIK !!
2. APABILA BOM TIDAK LAYAK PAKAI
APAKAH TINDAKAN SAUDARA.
 Panjang kabel utama ditetapkan berdasarkan ukuran jarak
paling aman antara lokasi peledakan dengan tempat
berlindung agar terhindar dari kemungkinan lemparan batu
 Kabel utama ditarik ke arah berlawanan atau samping kiri
atau kanan dari arah lemparan hasil peledakan
 Ukuran kabel (kawat) yang cocok sebagai lead wire:
 untuk peledakan pada kondisi normal adalah kawat tembaga
ganda berukuran 23/0,076 yang diisolasi dengan plastik PVC
dengan tahanan 5,8 ohms per 100 m atau dapat pula
digunakan kawat tembaga ganda berukuran 24/0,20 mm
dengan tahanan 4,6 ohms per 100 m
 untuk peledakan yang berat (heavy duty) dipakai kawat
tembaga berukuran 70/0,76 mm dengan isolasi plastik PVC
mempunyai tahanan 1,8 ohms/100 m atau dapat dipakai kawat
tembaga 50/0,25 mm dengan tahanan 1,4 ohms/100 m.

OHT 18
CONTOH KABEL UTAMA PADA
PELEDAKAN LISTRIK

a. Untuk kondisi normal b. Untuk peledakan berat

OHT 19
 BAGAIMANA SAUDARA MENYAMBUNG
YANG AMAN KABEL UTAMA DENGAN KABEL
DARI RANGKAIAN PELEDAKAN
 KEARAH MANA DAN BAGAIMANA
SEHARUSNYA SAUDARA MENARIK KABEL
UTAMA
 PADA PELEDAKAN NORMAL, SAUDARA
MENETAPKAN PANJANG KABEL UTAMA 600
M, BERAPA TAHANAN KABEL TERSEBUT
 Bila isolator/pembungkus kawatnya rusak,
tetapi kawatnya tida putus, maka segera
diisolasi
 Sebelum dihubungkan dengan kabel dari
rangkaian peledakan kabel utama diperiksa
menggunakan BOM atau multimeter
peledakan utk mengecek kontinuitas arusnya
 Bila kabel ternyata putus, segera disambung
kembali, namun apabila terdapat banyak
cacat sepanjang kabel, maka harus diganti

OHT 20
 PERAGAKAN CARA MENYAMBUNG KABEL
UTAMA DENGAN KABEL DARI RANGKAIAN
PELEDAKAN
 PERAGAKAN CARA MENYAMBUNG KABEL
UTAMA YANG PUTUS
 Sumbu nonel tergolong pada “perlengkapan peledakan” karena
hanya dapat dipakai satu kali. Tidak seperti kabel utama pada
peledakan listrik yang dapat digunakan berulang kali.
 Panjang sumbu nonel sudah ditetapkan oleh pabrik pembuatnya,
yaitu antara 500 – 3000 m per gulung (rol). Dimensi rol sekitar
tinggi 30 cm dan diameter 40 cm.
 Recomendasi penyambungan yang diberikan Dyno Nonel sbb:

OHT 21
CONTOH SUMBU NONEL UTAMA
BUATAN DYNO NOBEL

OHT 22
 PERAGAKAN CARA PENYAMBUNGAN SUMBU
NONEL DARI RANGKAIAN KE EXTENDALINE
MENGGUNAKAN PENGHUBUNG KHUSUS
UNTUK ITU (TUBE JOINERS)
 BAGAIMANA SAUDARA MENGHINDARI
KEMUNGKINAN ADANYA PENGOTOR PADA
SAMBUNGAN DI ATAS YANG DAPAT
MEMPENGARUHI KONTINUITAS GELOMBANG
KEJUT
 Alat khusus yang digunakan untuk menjepit atau
mengikat kuat detonator biasa dengan sumbu api
 Sumbu api dikatagorikan juga sebagai sumbu non-
electric
 CARA PENGGUNAAN:
 Masukkan sumbu api ke dalam detonator biasa.
Persyaratan pemotongan sumbu api harus dipenuhi
sebelum dimasukkan ke dalam detonator biasa.
 Yakinkan bahwa sumbu api benar-benar telah menyentuh
sumbu pembakar dalam detonator biasa.
 Posisikan cramper pada ujung detonator biasa, kemudian
jepit detonatornya. Saudara bisa melakukan penjepitan
lebih dari satu kali untuk meyakinkan sambungan cukup
kuat

OHT 23
Cramper

a b c

OHT 24
 PERAGAKAN CARA MENGGUNAKAN
CRAMPER PADA DETONATOR BIASA DAN
SUMBU API
 GUNAKAN TANG BIASA (TANG OPERATOR
LISTRIK) UNTUK MENGIKAT / MENJEPIT
SUMBU API DENGAN DETONATOR.
BAGAIMANA HASILNYA?
 Umumnya menggunakan meteran berbentuk rol dengan panjang ±
50 m
 Meteran terbuat dari plastik atau bahan yang tahan terhadap air
dan tahan terhadap tarikan
 Fungsi meteran pada peledakan:
 mengukur kedalaman lubang ledak
 mengukur burden dan spasi, serta
 ketinggian jenjang
 Cara pemakaian meteran untuk mengukur kedlm’an lubang ledak :
 Gunakan pemberat yang diikat kuat pada ujung meteran berskala nol
 Turunkan perlahan-lahan ke dalam lubang sampai ke dasar lubang
 Apabila penurunan pemberat tidak lancar, maka perlu di tekan
menggunakan tongkat bambu secara perlahan. Kuncinya selalu
diupayakan kondisi lubang ledak sebagaimana mestinya
 Catat kedalaman lubang ledak tersebut

OHT 25
 PERAGAKAN CARA MENGUKUR
KEDALAMAN LUBANG MENGGUNAKAN
METERAN
 APA YANG HARUS SAUDARA LAKUKAN
APABILA LUBANG TERLALU DALAM
ATAU TERLALU DANGKAL (TIDAK
SESUAI DENGAN RANCANGAN)
 Nama lain adalah TEMPER
 Disarankan tongkat terbuat dari bambu atau
sejenisnya
 Bila menggunakan logam, pakailah bahan alumunium.
Tidak diperkenankan menggunakan tongkat besi yang
dapat menghantar listrik
 Panjang tongkat antara 5 – 7 m
 Bahan peledak (khususnya ANFO) tidak boleh
ditumbuk, cukup dengan hanya menekan perlahan-
lahan agar butirannya tidak hancur. Penekanan
dimaksudkan agar butiran menyebar kedinding
lubang (COUPLING)
 Stemming perlu ditumbuk hingga butirannya saling
mengunci, karena fungsi stemming sebagai
penyumbat agar energi ledak tidak mengarah keatas
OHT 26
1. PERAGAKAN CARA MENEKAN BAHAN
PELEDAK (ANFO) DI DALAM LUBANG
2. BAGAIMANA CARA PENEKANAN TERHADAP
BAHAN PELEDAK EMULSI ATAU WATERGEL
(PERLU ATAU TIDAK)
3. BILA STEMMING TERBUAT DARI CUTTING
PEMBORAN KAPAN SAUDARA SELESAI
MEMADATKANNYA
4. BILA STEMMING TERBUAT DARI BATU
KECIL (SPLIT) KAPAN SAUDARA SELESAI
MEMADATKANNYA
1. Alat pencampur bahan peledak harus memenuhi
beberapa persyaratan, sebab hasilnya berupa
bahan peledak kuat yang berbahaya bagi
keselamatan kerja. Persyaratan tersebut yaitu:
• Bahan yang kontak dengan AN terbuat dari stainless-steel atau
diberi lapisan epoxy.
• Pada waktu bekerja tidak menimbulkan panas yang berlebih
atau listrik statis.
2. Pengisian lubang ledak dapat dilakukan secara
manual atau menggunakan alat bantu
mekanis. Cara pengisian dibedakan
berdasarkan diameter lubang ledak dan untuk
alasan tersebut lubang ledak dikelompokkan
menjadi:
• Diameter “Kecil” : < 50 mm (2”)
• Diameter “Sedang” : 50 – 100 mm (2” – 4”)
• Diameter “Besar” : > 100 mm (4”)

OHT 27
ALAT PENCAMPUR DAN PENGISI ANFO
Poros tempat engkol
bila alat dioperasikan
tangan

Corong untuk
butiran AN

Pipa saluran pengeluaran


ANFO (extruder) sistem auger

Inlet untuk
Fuel Oil

Pencampur ANFO
“COXAN” (ICI Expl.)

ANFO loader

ALAT PENGISI
LUBANG KECIL
Pneumatic cartridge
charger (blow loader) OHT 28
PENGISIAN BAHAN PELEDAK PADA
PENGGALIAN BAWAH TANAH

Cartridge

Tongkat pendorong
dan pemadat

Primer

Pengisian manual lubang ledak


pada pembuatan terowongan

Tongkat
pendorong

Pengisian manual lubang ledak pada


penambangan batubara bawah tanah

OHT 29
PENGISIAN MANUAL LUBANG LEDAK
PADA TAMBANG TERBUKA

ANFO diproteksi selubung plastik


dicurah langsung ke lubang ledak
basah setelah dihitung beratnya
(Quarry Batugamping PT Semen Bosowa)

Seseorang meme- ANFO dituang Hose pengukur keda-


gang legwire ke lubang ledak laman bahan peledak

ANFO dicurah langsung ke lubang


ledak setelah dihitung beratnya
(Quarry Andesit PT Trumix Beton)

Selubung plastik
ANFO dicurah dari
kantongnya

OHT 30
PENGISIAN LUBANG LEDAK
SECARA MEKANIS

Pengisian bahan peledak menggunakan


MMU pada bukaan bawah tanah
(Ireco, Amerika Utara)

Pengisian bahan peledak menggunakan


Mobile Mixing/Manufacturing Unit
pada lubang ledak besar dan produksi
besar di tambang terbuka
(PT Dahana Indonesia)

OHT 31
TIPIKAL MOBILE MIXING /
MANUFACTURING UNIT (MMU)

OHT 32
a. alat pendukung utama, berhubungan
dengan aspek keselamatan dan keamanan
kerja, serta lingkungan, misalnya alat
pengangkut dan alat pengaman
b. alat pendukung tambahan, terfokus pada
penelitian peledakan yang tidak selalu
dipakai pada peledakan rutin, misalnya alat
pengukur kecepatan detonasi, pengukur
getaran, dan pengukur kebisingan.

OHT 33
ALAT PENDUKUNG AKTIFITAS
PELEDAKAN
1. PENGANGKUT BAHAN PELEDAK
 Alat atau kendaraan tidak digerakkan oleh listrik
 Tempat atau penampung bahan peledak dapat ditutup
 Bahan peledak kuat dan detonator sebaiknya diangkut dalam
kendaraan terpisah. Apabila tidak memungkinkan, boleh
diangkut dalam kendaraan yang sama dan kedua bahan
peledak tersebut harus berada dalam tempat atau
penampung yang terpisah.
 Bagian kendaraan yang kontak dengan bahan peledak
terbuat dari kayu atau bahan lain yang bersifat isolator,
misalnya dilapisi belt conveyor bekas.
 Terdapat alat pemadam kebakaran dan tanda “dilarang
merokok”.
 Pada bagian luar terdapat tanda peringatan “bahan peledak”
atau “Explosive” yang dapat terbaca dengan jelas atau
membawa bendera merah.

OHT 34
2. ALAT PENGAMANAN PELEDAKAN
 Detektor kilat (lightning detector), dipergunakan untuk
memantau kemungkinan adanya petir (lihat Gambar 1.6).
Peralatan ini hanya dipakai untuk operasi peledakan dengan
sistem peledakan listrik dan untuk daerah-daerah dengan
intensitas petir tinggi.
 Radio komunikasi portable atau handy-talky (HT)
 Sirine dengan tenaga listrik AC atau DC.
 Bendera merah atau pita pembatas area yang akan
diledakkan dan rambu-rambu di lokasi yang diperkirakan
terkena dampak negatif langsung akibat peledakan

Faktor keselamatan dan keamanan kerja harus menjadi


pertimbangan utama dalam melaksanakan operasi peledakan

OHT 35
3. ALAT PEMANTAU PELEDAKAN
 Pemantau getaran (vibration)
 Pemantau kebisingan suara (noise level indicator)

OHT 36
4. ALAT UNTUK TUJUAN PENELITIAN PELEDAKAN
DAN KINERJA BAHAN PELEDAK
• VOD meter
• Video camera kecepatan tinggi

OHT 37
a b c
BEETHOVEN MK II A NISSAN F-3 REO BM175-10ST

 Total kapasitas detonator : 200 detonator


 Volttage Baterai : 400 volt
 Amper Out dari Baterai: 1,5 Amp
 Batu-baterai ukuran AA 4x (4 biji) : 6 volt/suplay

OHT 5

Anda mungkin juga menyukai