gelombang
seismik.
Tujuan
peledakan
umumnya
untuk
(shear
wave)
adalah
gelombang
yang
melintang
SD
V =H
SD=
.................................. (4.1.)
D
0,5
W
.................................
(4.2.)
dimana:
= Kecepatan partikel
= Konstanta proporsionalitas
= Konstanta (1,6)
SD = Scaled Distance
3. Peak Particle Velocity (PPV)
Peak particle velocity (PPV) merupakan kecepatan maksimum yang
digunakan untuk menghitung besarnya getaran pada suatu lokasi yang
tergantung pada jarak lokasi tersebut dari pusat peledakan dan dari jumlah
bahan peledak yang dipakai per periode (delay). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan dalam usaha menentukan besarnya kecepatan partikel puncak (PPV)
yang dihasilkan dalam sebuah peledakan, maka dapat ditentukan persamaan
seperti pada persamaan 3.9.
PPV =k
D
W
( )
..............................(4.3.)
Dimana :
PPV
k, n
= Konstanta
yang
harganya
tergantung
dari
kondisi
lokal
dan
kondisi peledakan.
4. Pengukuran Tingkat Ground Vibration
Untuk mengetahui besar getaran dan kebisingan (air blast) akibat
peledakan, maka harus diukur dengan alat ukur getaran (seismograf).
Sedangkan untuk mengetahui pengaruh getaran peledakan terhadap lingkungan
maka hasil pengukuran dibandingkan dengan baku tingkat getaran yang berlaku.
Seismograf yang digunakan adalah Blastmate III buatan Instantel Kanada yang
terdiri dari sebuah geophone dan sebuah level meter (microphone).
Mekanisme pengukuran getaran (Gambar 4.1.) adalah:
a. Blasmate III dipersiapkan untuk pengukuran. Geophone (ditanamkan ke
permukaan tanah) dan microphone dipasang menghadap arah titik peledakan.
b. Getaran dan kebisingan peledakan (getaran mekanis) direkam oleh geophone
dan microphone, diubah menjadi getaran elektris lalu disimpan di memori
yang terdapat di dalam Blasmate III.
Rambatan
Suara
Blasting
Rambatan
Getaran
Geophone
Komputer
( Software
Blastware)
Gambar 4.1.
Mekanisme Pengukuran Kebisingan dan Getaran
Getaran tanah yang dihasilkan dalam proses peledakan umumnya
dinyatakan dalam peak vector sum (PVS) serta biasanya menggunakan satuan
mm/sec. Menurut arah gerakan partikel, komponen ground vibration hasil
kegiatan peledakan digolongkan menjadi 3 jenis (Gambar 4.2.), yaitu :
a. Gerakan Longitudinal (radial) adalah gerakan partikel maju dan mundur
sesuai dengan arah rambatan gelombang yang biasanya bergerak dari
sumber ledak ke arah alat perekam.
b. Gerakan Transverse (tangensial) adalah gerakan partikel tanah atau batuan
ke kiri dan kanan dan tegak lurus arah rambatan gelombang.
c. Gerakan Vertikal adalah gerakan partikel naik turun.
Gambar 4.2.
Variasi Pergerakan Partikel Karena Bentuk Gelombang Getaran
(a) Tekan-Longitudinal (b) Geser-Transversal (c) Rayleigh-mewakili vertikal
5. Metode untuk Mengurangi Tingkat Ground Vibration
Desain peledakan merupakan kunci dasar untuk mengurangi tingkat
getaran tanah akibat kegiatan peledakan. Adapun beberapa cara yang dapat
diterapkan untuk mengurangi tingkat getaran, antara lain:
a.
tunda. Secara teoritis, lubang yang meledak dalam satu waktu dibandingkan
lubang yang meledak menggunakan waktu tunda dengan perbandingan
jumlah/berat lubang yang sama dan jumlah bahan peledak yang sama akan
menghasilkan tingkat getaran yang berbeda. Pada peledakan waktu tunda,
jumlah/berat bahan peledak yang meledak akan dibagi-bagi sesuai dengan
penggolongan waktu tundanya. Hal tersebut membuat daya ledak akan terbagi
oleh waktu tunda, sehingga tingkat getaran yang dihasilkan kecil jika
dibandingkan dengan peledakan tanpa waktu tunda.
Ada dua jenis tipe peledakan waktu tunda, yaitu:
1) Hole by hole yaitu Peledakan dengan waktu tunda yang didesain untuk
meledak lubang per lubang.
2) Row by row yaitu dengan waktu tunda yang didesain untuk meledak baris per
baris.
b.
Benching
Benching merupakan cara lain yang digunakan untuk mengurangi tingkat
Gambar 4.3.
Benching
d.
Decking
Decking juga salah satu cara untuk mengurangi tingkat getaran hasil
kegiatan peledakan. Decking dilakukan dengan cara membagi total kolom isian
dengan menempatkan stemming di dalam kolom isian sehingga kolom isian
terbagi menjadi beberapa segmen. Masing-masing bagian di dalam kolom isian
dipisah dengan waktu tunda, sehingga membuat bahan peledak tidak meledak
pada waktu yang sama. Hal tersebut menyebabkan penuruan tingkat getaran
yang dihasilkan.
e.
Line Drilling
Merupakan cara untuk mengurangi tingkat getaran dengan membuat
baris lubang yang berdiameter kecil (tidak lebih dari 3 inchi), dengan spasi yang
cenderung rapat dan tidak diisi bahan peledak. Biasanya untuk meredam tingkat
getaran pada massa batuan yang tidak stabil (gambar 4.4.).
Gambar 4.4.
Line Drilling
6. Standar Tingkat Ground Vibration
Agar diketahui pengaruh getaran peledakan terhadap lingkungan sekitar
lokasi peledakan, maka hasil pengukuran dibandingkan dengan baku tingkat
getaran nasional sesuai dengan kondisi lingkungan dan bangunan yang ada di
Indonesia.
Di Indonesia, parameter khusus yang digunakan untuk kontrol tingkat
getaran hasil peledakan, diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI)
7571:2010. Adapun standar baku tingkat tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1.
dan Tabel 4.2.
Tabel 4.1.
Jenis Bangunan
Peak Vector
Sum (mm/detik)
Tahun 1992).
Bangunan dengan pondasi,
pasangan bata dan adukan semen
2
7-20
12-40
Tabel 4.2.
Jenis Kelas, Frekuensi Maksimum dan PPV Maksimum
Kelas
1
2
3
4
5
Frekuensi
0-5
5-20
20-100
0-5
5-20
20-100
0-5
5-20
20-100
0-5
5-20
20-100
0-5
5-20
20-100
PPV (mm/s)
2
3
5
3
5
7
5
7
12
7
12
20
12
24
40
DAFTAR PUSTAKA
2001,
Rancangan
Peledakan
Batuan
(Design
of
Rock
Mineral,
Universitas
Pembangunan
Nasional
Veteran,