GEOTHERMAL
GEOFISIKA GEOTHERMAL
Disusun Oleh:
Arghajati Maulana
21100117130050
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
NOVEMBER 2019
LEMBAR PENGESAHAN
hari :
tanggal :
pukul :
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Maksud
• Mengetahui mengenai peran masing-masing metode geofisika dalam
eksplorasi panas bumi dan interpretasi dari hasil yang diperoleh dalam
aspek Geologi maupun Geothermal serta Pengolahan data Magnetotellurik
(MT) menggunakan Wingilink
1.2 Tujuan
• Dapat mengetahui dan memahami pentingnya geofisika dalam eksplorasi
panasbumi.
1
BAB II
DASAR TEORI
Penyelidikan pendahuluan
Sumberdaya spekulatif
Penyelidikan pendahuluan lanjutan Sumberdaya hipotetis
Penyelidikan rinci Cadangan terduga
Pemboran eksplorasi
Cadangan mungkin
Pre-feasibility study
2
• Pengukuran temperatur dan tekanan bawah permukaan
• Geophysical well logging
• Discharge test
3. Penelitian pada masa eksploitasi
• Monitoring lingkungan (karakteristik manifestasi, kualitas air
tanah, ground leveling, iklim mikro)
• Monitoring tekanan dan temperatur dan karakteristik fluida
reservoar
• Pemodelan dan simulasi reservoar (support geoscientific untuk
bidang reservoir engineering)
• Penelitian untuk pengembangan lapangan (penentuan lokasi
sumur-sumur pengembangan dan reinjeksi)
3
b. Paramagnetic : Low Positive Suseptibility
c. Diamagnetic : Low Negative Suseptibility
3. Metode Microseismic
Mikroseismik atau mikrotremor merupakan salah satu metode
seismik pasif untuk merekam getaran yang dihasilkan oleh bumi seperti
aktivitas vulkanik, gelombang, kondisi regional meteorologi, aktivitas
manusia dan sebagainya (Utama, dkk. 2013) Energi panasbumi dapat
didefinisikan sebagai energi yang secara alami dihasilkan oleh bumi.
Gempabumi didaerah panasbumi dihubungkan terhadap gerakan patahan
sepanjang aliran fluida panasbumi tersebut. Magnitudo gempabumi yang
kurang dari 3, secara umum dikenal sebagai microearthquake atau gempa
mikro. Menurut Holland (2002), mempelajari gempa mikro pada lokasi
panasbumi dapat mengetahui saling berhubungannya sistem retakan yang
mengatur migrasinya fluida pada lapangan panasbumi. Salah satu metode
untuk mengetahui adanya crack di lapangan panasbumi adalah analisis
pergerakan partikel gempa mikro. Pergerakan partikel pada komponen
horisontal dan vertical untuk menentukan episenter dan hiposenter gempa
mikro.
Data hasil perekaman, yaitu North-South (NS), East-West (EW), Up-
Down (UD) dikonversi ke domain waktu dan kemudian di tranformasikan
ke domain frekuensi melalui Fast Fourier Transform (FFT). Analisis
spektrogram untuk mengetahui variasi frekuensi sinyal harmonik terhadap
waktu. Hal ini bertujuan untuk menentukan batas frekuensi yang akan
digunakan dalam proses pemfilteran.
4
Gambar 2.1 Alur mikroseismic
5
dalam fluida di bawah permukaan dan fenomena-fenomena alam lainnya.
Dalam akuisisi data self potential di lapangan dapat dengan menggunakan
dua cara. Cara yang pertama adalah metode gradien potensial dan yang
kedua adalah metode amplitudo potensial. Zona anomali potensial paling
negatif mengindikasikan bahwa di zona tersebut kemungkinan terdapat
sumber aliran fluida panas bawah permukaan. Nilai SP relative sedang
menandakan sifat reservoir yang resistif
6
BAB III
PENGOLAHAN DATA
7
2. Klik Project new single, ubah nama dan isi data-data yang diminta
8
3. Klik File import external files, in an existing project, cari data praktikum
yang akan digunakan
9
5. klik file, exit lalu yes. Kemudian klik gridding, new grid, lalu klik compute,
akan didapatkan hasil seperti 3 bentuk berbeda warna.
10
6. Buat sayatan /lintasan yang melewati 3 titik dari tiap-tiap bentukan. Ubah
nama pada add profile lalu klik oke.
11
7. Klik profile, goto station mode, kemudian garis lintasan akan berubah
menjadi merah. Setelah itu klik band selection dan Tarik garis lingkaran
sehingga titik-titik pada setiap bentukan berada di tengah dan berubah
menjadi warna merah.save dan exit.
12
8. Klik soundings, open station from list, lalu oke. Kemudian klik windows,
tile vertically.
9. Klik edit, kemudian klik smooth, checklist sutarno phase consistent, ubah
nilai numeric factor menjadi 10 lalu oke. Edit semua station dari MTP10
hingga MTP 12. Apabila sudah klik 10 model, apabila telah selesai maka
klik exit.
13
10. Klik 2D inversion, lalu klik oke dan yes
14
12. Klik add row dan add column, lalu buat row dan column sehingga space
tidak terlalu besar/ proposional
13. Lalu klik inversion, setting. Klik weighting enabled, lalu klik oke
14. Klik pan, run smooth inversion, ubah nilai max semakin tinggi semakin baik
(max 100) kemudian klik oke, maka akan didapatkan hasil seperti berikut.
15
15. Ubah niali max menjadi 100, dan min4 pada range bound setting.
Kemudian klik oke
16
16. Klik display,lalu klik section
17
18. Klik contours, klik contours range, ubah range menjadi 0.
18
BAB IV
PEMBAHASAN
19
Tabel 4.1 Data geokimia pada sample masing-masing sample
Temp pH Li+ Na+ K+ Ca2+ Mg2+ SiO2 B Cl- F- SO42- HCO3- NH4+ As
Sample Name
(ºC) ppm
Hot Springs 5 83.1 7.9 0.5 256.0 10.6 38.1 0.1 101.0 4.8 114.0 0.5 474.0 40.1 0.3 0.2
Hot Springs 4 96.1 8.3 0.5 251.0 11.3 38.1 0.0 86.2 4.8 111.0 0.5 458.0 36.5 0.3 0.2
Hot Springs 2 59.0 7.6 1.5 249.0 24.4 15.1 1.1 98.1 16.6 9.1 0.4 24.1 21.8
Hot Springs 3 96.1 7.6 0.9 277.0 12.5 26.4 0.6 165.0 5.8 118.0 4.7 301.0 200.0 0.3 0.3
Hot Springs 1 95.0 8.5 5.3 727.0 71.0 34.0 0.4 231.0 44.0 1150.0 1.3 39.0 19.0 0.2 4.3
Hot springs 1 Hot springs 2 Hot springs 3 Hot springs 4 Hot springs 5
20
Sulfat
Sulfat
Klorida
Sulfat
Sulfat
LEGENDA
: Zona outflow
: Zona upflow
:Daerah Prospek
4.2 Penampang MT
Pada hasil survey yang sudah dilakukan telah didapatkan hasil
penampang MT. Berdasarkan penampang tersebut dapat ditentukan batas
system geothermal dengan cara menentukan Clay Cap, Reservoir, dan Heat
Source dengan melihat nilai resistivitasnya. Berdasarkan pada hasil penampang
MT dapat terlihat kondisi bawah permukaan dan nilai resistivitasnya. Dapat
dibedakan menjadi 3 bagian yaitu daerah berwarna merah, hijau, dan biru.
Daerah yang berwarna merah memiliki resistivitas sekitar 0-7 ohm, nilai
tersebut dianggap rendah sehingga dapat dikatakan bahwa daerah yang
berwarna merah tersebut adalah clay cap yang berguna untuk menjadi penutup
agar panas tersebut tidak dapat naik ke permukaan. Tetapi dapat terlihat pada
gambar 4.1 diatas clay cap terdapat fumarole 2, hal ini dapat diinterpretasikan
bahwa pada fumarole 2 ada disebabkan oleh adanya sesar, sehingga gasnya
dapat melewati clay cap tersebut. Pada bagian yang berwarna hijau dengan
nilai resistivitas 7-50 ohm, nilai tersebut menunjukkan bahwa pada bagian
tersebut adalah daerah reservoir yang berguna untuk mengantarkan panas atau
fluida. Dan pada bagian yang berwarna biru hingga keunguan ini memiliki nilai
21
50-500 ohm. Pada bagian berwarna biru ini memiliki nilai resistivitas yang
tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa yang berwarna biru tersebut
menunjukkan daerah heat source atau dapat juga dikatakan intrusi batuan beku
yang sudah tidak menghasilkan panas. Zona system geothermal memiliki 3
aspek clay cap, reservoir, dan heat source. Dari penampang MT dapat dilihat
zona system geothermal berada pada daerah hot spring.
Fumarole 2 Fumarole 1
Hot Springs
Clay cap
Reservoir
Heat source
Fumarole 2
Clay cap
22
LEGENDA
: Sistem geothermal
23
Gambar 4.5 Titik Pengeboran
24
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
• Jenis fluida pada Hot springs 1 adalah klorida dan Hot springs 2, 3, 4, dan 5
adalah sulfat
• Zona outflow meliputi Hot springs 1, 2, 3, 4, dan 5 dan zona upflow meliputi
fumarole 1 dan fumarole 2.
• Daerah prospek pada daerah hot spring 1, fumarole 1, dan fumarole 2
• Pada penampang MT daerah yang berwarna merah memiliki resistivitas
sekitar 0-7 ohm, dapat dikatakan bahwa daerah yang berwarna merah
tersebut adalah clay cap, pada bagian yang berwarna hijau dengan nilai
resistivitas 7-50 ohm adalah daerah reservoir, pada bagian yang berwarna
biru hingga keunguan ini memiliki nilai 50-500 ohm menunjukkan daerah
heat source atau dapat juga dikatakan intrusi batuan beku yang sudah tidak
menghasilkan panas.
• Manifestasi fumarole 2 akibat adanya sesar.
• Titik pengeboran lebih baik dekat dengan fumarole 1 hingga hot springs 1.
5.2 Saran
• Diharapkan praktikan dapat mengikuti praktikum dengan lebih baik
25
DAFTAR PUSTAKA
Yudianto, Hari dan Setyawan, Agus. 2014. Interpretasi Struktur Bawah Permukaan
Daerah Manifestasi Panasbumi Gedong Songo Gunung Ungaran Dengan
Menggunakan Metode Magnetik. Semarang : Jurusan Fisika Fakultas Sains
dan Matematika Universitas Diponegoro
Utami, Ratih Rundri, dkk. 2016. Interpretasi Struktur Bawah Permukaan Data
Gayaberat Menggunakan Algoritma Jaringan Saraf Tiruan Studi Kasus
Daerah Panasbumi Ungaran Jawa Tengah. Semarang : Jurusan Fisika
Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro
26
LAMPIRAN
27