Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOTHERMAL

GEOFISIKA GEOTHERMAL

Disusun Oleh:

Arghajati Maulana

21100117130050

LABORATORIUM SUMBER DAYA MINERAL DAN


BATUBARA
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

NOVEMBER 2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Geothermal acara Geofisika Geothermal yang disusun


oleh praktikan bernama Arghajati Maulana telah disahkan pada:

hari :
tanggal :
pukul :

Sebagai tugas Laporan Praktikum Geothermal.

Semarang, 6 November 2019


Asisten Acara, Praktikan,

Fathoni Tri Kurniawan Arghajati Maulana


21100116140061 21100117130050

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
BAB I....................................................................................................................... 1
1.1 Maksud........................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................ 1
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan .................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
2.1 Eksplorasi Geothermal ................................................................................... 2
2.2 Metode Geofisika Geothermal ....................................................................... 3
BAB III .................................................................................................................... 7
2.1 Langkah Kerja................................................................................................ 7
BAB IV .................................................................................................................. 19
4.1 Jenis Fluida dan Data Geothermometer ....................................................... 19
4.2 Penampang MT ............................................................................................ 21
4.3 Titik Pengeboran Eksplorasi ........................................................................ 23
BAB V ................................................................................................................... 25
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 25
5.2 Saran ............................................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 26

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur mikroseismic ............................................................................... 5


Gambar 4.1 Zona upflow, outflow dan daerah prospek ........................................ 21
Gambar 4.2 Penampang MT berorientasi N – S ................................................... 22
Gambar 4.3 Penampang MT berorientasi W – E .................................................. 22
Gambar 4.4 Zona System Geothermal .................................................................. 23
Gambar 4.5 Titik Pengeboran ............................................................................... 24

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Alur eksplorasi Geothermal .................................................................... 2


Tabel 4.1 Data geokimia pada sample masing-masing sample ............................ 20
Tabel 4.2 Perhitungan menentukan jenis fluida .................................................... 20
Tabel 4.3 Data geothermometer ............................................................................ 20

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Maksud
• Mengetahui mengenai peran masing-masing metode geofisika dalam
eksplorasi panas bumi dan interpretasi dari hasil yang diperoleh dalam
aspek Geologi maupun Geothermal serta Pengolahan data Magnetotellurik
(MT) menggunakan Wingilink

1.2 Tujuan
• Dapat mengetahui dan memahami pentingnya geofisika dalam eksplorasi
panasbumi.

• Dapat menentukan metode yang tepat dalam eksplorasi panasbumi

• Mampu mengoperasikan pengolah data Wingilink serta mengetahui


menganalisis dan menginterpretasi system panasbumi berdasarkan
penampang 2D Magnetotellurik
• Dapat mengetahui struktur bawah permukaan bumi.
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
• Hari, tanggal : Selasa, 22 Oktober 2019
Waktu : 15.30 WIB - selesai
Tempat : Ruang 105 Gedung Pertamina Sukowati, Teknik Geologi
UNDIP Semarang

1
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Eksplorasi Geothermal


Tabel 2.1 Alur eksplorasi Geothermal

Penyelidikan pendahuluan
Sumberdaya spekulatif
Penyelidikan pendahuluan lanjutan Sumberdaya hipotetis
Penyelidikan rinci Cadangan terduga
Pemboran eksplorasi
Cadangan mungkin
Pre-feasibility study

Pemboran deliniasi Cadangan terbukti


Feasibility study (siap dikembangkan)

1. Pada masa eksplorasi (Pra-Pemboran)


• Desktop study
• Citra penginderaan jauh (indikasi prospek, strategi penelitian)
• Pemetaan geologi (regional, lokal, aspek volkanologi, sebaran
manifestasi, system hidrologi)
• Survei geokimia (tipe dan komposisi air dan gas, geotermometri
fluida, sistem hidrologi)
• Survei geofisika (air-borne magnetic & gravity, heat flow,
ground magnetic & gravity, micro-seismicity, resistivity,
magnetotelluric, landaian suhu)
2. Model tentatif sistem panasbumi pada masa eksplorasi (Pemboran/pasca
pemboran)
• Pengamatan dan analisis sampel batuan bawah permukaan
(core dan cutting)
• Pengambilan contoh fluida reservoar

2
• Pengukuran temperatur dan tekanan bawah permukaan
• Geophysical well logging
• Discharge test
3. Penelitian pada masa eksploitasi
• Monitoring lingkungan (karakteristik manifestasi, kualitas air
tanah, ground leveling, iklim mikro)
• Monitoring tekanan dan temperatur dan karakteristik fluida
reservoar
• Pemodelan dan simulasi reservoar (support geoscientific untuk
bidang reservoir engineering)
• Penelitian untuk pengembangan lapangan (penentuan lokasi
sumur-sumur pengembangan dan reinjeksi)

2.2 Metode Geofisika Geothermal


1. Metode Gravitasi
Metode yang memanfaatkan variasi densitas yang terdistribusi di
bawah permukaan dimana metode gayaberat dapat melihat struktur bawah
permukaannya dari nilai densitas yang berada di lapisan bawah
permukaan. Dalam metode gayaberat, pengukuran dlakukan terhadap nilai
komponen vertical dari percepatan gravitasi disuatu tempat. Namun pada
kenyataannya bentuk bumi tidak bulat sehingga terdapat variasi nilai
percepatan gravitasi pada masing - masing tempat.
2. Metode Magnetik
Metode yang memanfaatkan variasi medan magnetic yang
terdistribusi di bawah permukaan dimana metode magnetic dapat melihat
persebaran batuan teralterasi dari variasi nilai suseptibilitas yang berada
di lapisan bawah permukaan. Kemampuan suatu benda magnetik untuk
dimagnetisasi ditentukan oleh suseptibitas kemagnetan Berdasarkan harga
suseptibilitas k, benda-benda magnetik dapat dikategorikan sebagai
diamagnetik, paramagnetik, ferromagnetik.
a. Ferromagnetic : High Positive Suseptibility

3
b. Paramagnetic : Low Positive Suseptibility
c. Diamagnetic : Low Negative Suseptibility
3. Metode Microseismic
Mikroseismik atau mikrotremor merupakan salah satu metode
seismik pasif untuk merekam getaran yang dihasilkan oleh bumi seperti
aktivitas vulkanik, gelombang, kondisi regional meteorologi, aktivitas
manusia dan sebagainya (Utama, dkk. 2013) Energi panasbumi dapat
didefinisikan sebagai energi yang secara alami dihasilkan oleh bumi.
Gempabumi didaerah panasbumi dihubungkan terhadap gerakan patahan
sepanjang aliran fluida panasbumi tersebut. Magnitudo gempabumi yang
kurang dari 3, secara umum dikenal sebagai microearthquake atau gempa
mikro. Menurut Holland (2002), mempelajari gempa mikro pada lokasi
panasbumi dapat mengetahui saling berhubungannya sistem retakan yang
mengatur migrasinya fluida pada lapangan panasbumi. Salah satu metode
untuk mengetahui adanya crack di lapangan panasbumi adalah analisis
pergerakan partikel gempa mikro. Pergerakan partikel pada komponen
horisontal dan vertical untuk menentukan episenter dan hiposenter gempa
mikro.
Data hasil perekaman, yaitu North-South (NS), East-West (EW), Up-
Down (UD) dikonversi ke domain waktu dan kemudian di tranformasikan
ke domain frekuensi melalui Fast Fourier Transform (FFT). Analisis
spektrogram untuk mengetahui variasi frekuensi sinyal harmonik terhadap
waktu. Hal ini bertujuan untuk menentukan batas frekuensi yang akan
digunakan dalam proses pemfilteran.

4
Gambar 2.1 Alur mikroseismic

4. Metode Self Potential


Salah satu metode geofisika yang prinsip kerjanya adalah
mengukur tegangan statis alam (static natural voltage) yang berada di
kelompok titik-titik di permukaan tanah. Potensial diri umumnya
berhubungan dengan perlapisan tubuh mineral sulfida (weathering of
sulphide mineral body), perubahan dalam sifat-sifat batuan (kandungan
mineral) pada daerah kontak - kontak geologi, aktifitas bioelektrik dari
material organik, korosi, perbedaan suhu dan tekanan dalam fluida di
bawah permukaan dan fenomena-fenomena alam lainnya. Metode Self-
potential (SP) merupakan salah satu metode geofisika yang prinsip
kerjanya adalah mengukur tegangan statis alam (static natural voltage)
yang berada di kelompok titik-titik di permukaan tanah. Potensial diri
umumnya berhubungan dengan perlapisan tubuh mineral sulfida
(weathering of sulphide mineral body), perubahan dalam sifat-sifat batuan
(kandungan mineral) pada daerah kontak - kontak geologi, aktifitas
bioelektrik dari material organik, korosi, perbedaan suhu dan tekanan

5
dalam fluida di bawah permukaan dan fenomena-fenomena alam lainnya.
Dalam akuisisi data self potential di lapangan dapat dengan menggunakan
dua cara. Cara yang pertama adalah metode gradien potensial dan yang
kedua adalah metode amplitudo potensial. Zona anomali potensial paling
negatif mengindikasikan bahwa di zona tersebut kemungkinan terdapat
sumber aliran fluida panas bawah permukaan. Nilai SP relative sedang
menandakan sifat reservoir yang resistif

6
BAB III
PENGOLAHAN DATA

2.1 Langkah Kerja


1. Buka aplikasi WinGLink dan pilih create a new database

7
2. Klik Project new single, ubah nama dan isi data-data yang diminta

8
3. Klik File import external files, in an existing project, cari data praktikum
yang akan digunakan

4. Klik Maps, checklist elevation, klik continue without gridding. Apabila


sudah, klik profiles, view, dan ubah ke Geo. Coordinate. Ubah nilai latitude
dan longitude sesuai dengan data yang telah ada.

9
5. klik file, exit lalu yes. Kemudian klik gridding, new grid, lalu klik compute,
akan didapatkan hasil seperti 3 bentuk berbeda warna.

10
6. Buat sayatan /lintasan yang melewati 3 titik dari tiap-tiap bentukan. Ubah
nama pada add profile lalu klik oke.

11
7. Klik profile, goto station mode, kemudian garis lintasan akan berubah
menjadi merah. Setelah itu klik band selection dan Tarik garis lingkaran
sehingga titik-titik pada setiap bentukan berada di tengah dan berubah
menjadi warna merah.save dan exit.

12
8. Klik soundings, open station from list, lalu oke. Kemudian klik windows,
tile vertically.

9. Klik edit, kemudian klik smooth, checklist sutarno phase consistent, ubah
nilai numeric factor menjadi 10 lalu oke. Edit semua station dari MTP10
hingga MTP 12. Apabila sudah klik 10 model, apabila telah selesai maka
klik exit.

13
10. Klik 2D inversion, lalu klik oke dan yes

11. Klik view area, edit nilai

14
12. Klik add row dan add column, lalu buat row dan column sehingga space
tidak terlalu besar/ proposional

13. Lalu klik inversion, setting. Klik weighting enabled, lalu klik oke

14. Klik pan, run smooth inversion, ubah nilai max semakin tinggi semakin baik
(max 100) kemudian klik oke, maka akan didapatkan hasil seperti berikut.

15
15. Ubah niali max menjadi 100, dan min4 pada range bound setting.
Kemudian klik oke

16
16. Klik display,lalu klik section

17. Klik colour scale, kemudian set view area

17
18. Klik contours, klik contours range, ubah range menjadi 0.

18
BAB IV
PEMBAHASAN

Praktikum Geothermal acara Geofisika telah dilakukan praktikum


dilaksanakan pada hari Selasa, 23 Oktober 2019 di ruang GS 105 Departemen
Teknik Geologi Universitas Diponegoro. Praktikum ini dimaksudkan untuk
mengetahui mengenai peran masing-masing metode geofisika dalam eksplorasi
panas bumi dan interpretasi dari hasil yang diperoleh dalam aspek Geologi maupun
Geothermal serta Pengolahan data Magnetotellurik (MT) menggunakan Wingilink.

4.1 Jenis Fluida dan Data Geothermometer


Jenis fluida dapat ditentukan dari hasil persentase dari unsur klorida,
sulfat, dan bikarbonat. Dari hasil persentase tersebut yang memiliki persentase
paling besar adalah jenis fluida tersebut. Daerah yang memiliki prospek
manifestasi panasbumi yang baik adalah jenis fluida yang mengandung unsur
Cl yang tinggi karena fluidanya didominasi air magmatik. Dari hasil
pengolahan sampel pada hot springs 1, 2, 3, 4, dan 5 telah didapatkan unsur
unsur kimia pada fluidanya. Dari hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 bahwa
pada hot springs 1 memiliki jenis fluida klorida dan pada hot springs 2, 3, 4,
dan 5 memiliki jenis fluida sulfat. Kemudian dilihat dari data
geothermometernya dapat dilihat pada table 4.3 pada nilai Quartz adiabatic hot
springs 1 memiliki nilai yang paling tinggi dibanding hot springs lainnya. Hal
tersebut menunjukkan bahwa nilai yang tinggi dapat menjadi penciri reservoir
dikarenakan sifatnya yang jenuh silika. Jadi berdasarkan analisis geokimia
menentukan jenis fluida dan data geothermometer disimpulkan bahwa daerah
upflow adalah daerah fumarole 1 dan 2. Sedangkan hot springs 1, 2, 3, 4, dan
5 adalah daerah outflow. Kemudian daerah yang memiliki prospek panas bumi
berdasarkan jenis fluida dan data geotermometernya adalah hot springs 1,
dikarenakan jenis fluidanya adalah klorida. Daerah fumarole 1 dan 2 juga
memiliki prospek panas bumi dikarenakan jenis manifestasinya mengeluarkan
gas. Dari jenis fluida dapat diketahui bahwa secara umum hotspring pada
daerah ini berada di zona outflow, dapat dilihat dari jenis fluida yang dominan
berupa klorida dan sulfat

19
Tabel 4.1 Data geokimia pada sample masing-masing sample

Temp pH Li+ Na+ K+ Ca2+ Mg2+ SiO2 B Cl- F- SO42- HCO3- NH4+ As
Sample Name
(ºC) ppm
Hot Springs 5 83.1 7.9 0.5 256.0 10.6 38.1 0.1 101.0 4.8 114.0 0.5 474.0 40.1 0.3 0.2
Hot Springs 4 96.1 8.3 0.5 251.0 11.3 38.1 0.0 86.2 4.8 111.0 0.5 458.0 36.5 0.3 0.2
Hot Springs 2 59.0 7.6 1.5 249.0 24.4 15.1 1.1 98.1 16.6 9.1 0.4 24.1 21.8
Hot Springs 3 96.1 7.6 0.9 277.0 12.5 26.4 0.6 165.0 5.8 118.0 4.7 301.0 200.0 0.3 0.3
Hot Springs 1 95.0 8.5 5.3 727.0 71.0 34.0 0.4 231.0 44.0 1150.0 1.3 39.0 19.0 0.2 4.3

Tabel 4.2 Perhitungan menentukan jenis fluida

Hot springs 1 Hot springs 2 Hot springs 3 Hot springs 4 Hot springs 5

Cl mg/L 1150 9.1 118 111 114


SO4 mg/L 39 24.1 301 458 474
HCO3 mg/L 19 21.8 200 36.5 40.1
Total 1208 55 619 605.5 628.1
Persentase Cl 95.1986755 16.54545455 19.06300485 18.33195706 18.14997612
SO4 3.228476821 43.81818182 48.62681745 75.63996697 75.46569018
HCO3 1.572847682 39.63636364 32.31017771 6.02807597 6.384333705
Jenis fluida Klorida Sulfat Sulfat Sulfat Sulfat

Tabel 4.3 Data geothermometer

Manifestation Amorphous Chalcedony Quartz Quartz Na-K-


Silica cond cond adiabatic Ca

Hot springs 5 16,92 111,11 169,18 137,75 97,58

Hot springs 4 9,69 105,51 125,85 129,06 99,67

Hot springs 3 15,78 109,3 131,81 136,13 158,39

Hot springs 2 44,67 144,24 157,70 167,22 114,07

Hot springs 1 65,27 170,45 176,29 189,98 206,67

20
Sulfat
Sulfat

Klorida

Sulfat

Sulfat

LEGENDA
: Zona outflow
: Zona upflow
:Daerah Prospek

Gambar 4.1 Zona upflow, outflow dan daerah prospek

4.2 Penampang MT
Pada hasil survey yang sudah dilakukan telah didapatkan hasil
penampang MT. Berdasarkan penampang tersebut dapat ditentukan batas
system geothermal dengan cara menentukan Clay Cap, Reservoir, dan Heat
Source dengan melihat nilai resistivitasnya. Berdasarkan pada hasil penampang
MT dapat terlihat kondisi bawah permukaan dan nilai resistivitasnya. Dapat
dibedakan menjadi 3 bagian yaitu daerah berwarna merah, hijau, dan biru.
Daerah yang berwarna merah memiliki resistivitas sekitar 0-7 ohm, nilai
tersebut dianggap rendah sehingga dapat dikatakan bahwa daerah yang
berwarna merah tersebut adalah clay cap yang berguna untuk menjadi penutup
agar panas tersebut tidak dapat naik ke permukaan. Tetapi dapat terlihat pada
gambar 4.1 diatas clay cap terdapat fumarole 2, hal ini dapat diinterpretasikan
bahwa pada fumarole 2 ada disebabkan oleh adanya sesar, sehingga gasnya
dapat melewati clay cap tersebut. Pada bagian yang berwarna hijau dengan
nilai resistivitas 7-50 ohm, nilai tersebut menunjukkan bahwa pada bagian
tersebut adalah daerah reservoir yang berguna untuk mengantarkan panas atau
fluida. Dan pada bagian yang berwarna biru hingga keunguan ini memiliki nilai

21
50-500 ohm. Pada bagian berwarna biru ini memiliki nilai resistivitas yang
tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa yang berwarna biru tersebut
menunjukkan daerah heat source atau dapat juga dikatakan intrusi batuan beku
yang sudah tidak menghasilkan panas. Zona system geothermal memiliki 3
aspek clay cap, reservoir, dan heat source. Dari penampang MT dapat dilihat
zona system geothermal berada pada daerah hot spring.

Fumarole 2 Fumarole 1

Hot Springs

Clay cap

Reservoir

Heat source

Gambar 4.2 Penampang MT berorientasi N – S

Fumarole 2

Clay cap

Heat source Reservoir

Gambar 4.3 Penampang MT berorientasi W – E

22
LEGENDA
: Sistem geothermal

Gambar 4.4 Zona System Geothermal

4.3 Titik Pengeboran Eksplorasi


Titik pengeboran eksplorasi ditentukan berdasarakan hasil survey
geofisika dan analisis geokimia. Dari analisis geokimia menunjukkan bahwa
daerah yang prospek panasbumi adalah daerah hot springs 1 dikarenakan
memiliki jenis fluida klorida. Dan daerah prospek lainnya adalah daerah
fumarole 1 dan 2 dikarekan jenis manifestasinya yang berupa gas. Daerah
prospek juga ditentukan berdasarkan topografinya dan memiliki zona upflow.
Pada daerah dari fumarole 1 hingga hot springs 1 elevasinya menunjukkan
semakin rendah kearah hot springs 1. Selain itu titik pengeboran harus
memperhatikan adanya clay cap, agar fluida atau panasbumi yang berada pada
bawah permukaan dapat terseimpan di reservoir. Sehingga titik pengeboran
lebih baik dekat dengan fumarole 1 hingga hot springs 1.

23
Gambar 4.5 Titik Pengeboran

24
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
• Jenis fluida pada Hot springs 1 adalah klorida dan Hot springs 2, 3, 4, dan 5
adalah sulfat
• Zona outflow meliputi Hot springs 1, 2, 3, 4, dan 5 dan zona upflow meliputi
fumarole 1 dan fumarole 2.
• Daerah prospek pada daerah hot spring 1, fumarole 1, dan fumarole 2
• Pada penampang MT daerah yang berwarna merah memiliki resistivitas
sekitar 0-7 ohm, dapat dikatakan bahwa daerah yang berwarna merah
tersebut adalah clay cap, pada bagian yang berwarna hijau dengan nilai
resistivitas 7-50 ohm adalah daerah reservoir, pada bagian yang berwarna
biru hingga keunguan ini memiliki nilai 50-500 ohm menunjukkan daerah
heat source atau dapat juga dikatakan intrusi batuan beku yang sudah tidak
menghasilkan panas.
• Manifestasi fumarole 2 akibat adanya sesar.
• Titik pengeboran lebih baik dekat dengan fumarole 1 hingga hot springs 1.
5.2 Saran
• Diharapkan praktikan dapat mengikuti praktikum dengan lebih baik

25
DAFTAR PUSTAKA

Yudianto, Hari dan Setyawan, Agus. 2014. Interpretasi Struktur Bawah Permukaan
Daerah Manifestasi Panasbumi Gedong Songo Gunung Ungaran Dengan
Menggunakan Metode Magnetik. Semarang : Jurusan Fisika Fakultas Sains
dan Matematika Universitas Diponegoro
Utami, Ratih Rundri, dkk. 2016. Interpretasi Struktur Bawah Permukaan Data
Gayaberat Menggunakan Algoritma Jaringan Saraf Tiruan Studi Kasus
Daerah Panasbumi Ungaran Jawa Tengah. Semarang : Jurusan Fisika
Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro

26
LAMPIRAN

27

Anda mungkin juga menyukai