Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

ENDAPAN MINERAL

MINERAL LOGAM

Disusun Oleh:
Arghajati Maulana
21100117130050

LABORATORIUM SUMBERDAYA MINERAL DAN BATUBARA


DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
SEPTEMBER 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Maksud
 Melakukan pengamtan pada batuan yang memiliki mineral logam secara
megaskopis.
 Melakukan determinasi sifat fisik mineral logam.
 Melakukan interpretasi genesa mineral logam

1.2 Tujuan
 Dapat mengetahui kenampakan mineral logam
 Dapat mengetahui sifat fisik
 Dapat mengetahui genesa mineral logam

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


 Hari, tanggal : Selasa, 17 September 2019
Waktu : 18.30 WIB - selesai
Tempat : Ruang 202 Gedung Pertamina Sukowati, Teknik Geologi
UNDIP Semarang
 Hari, tanggal : Selasa, 24 September 2019
Waktu : 18.30 WIB - selesai
Tempat : Ruang 202 Gedung Pertamina Sukowati, Teknik Geologi
UNDIP Semarang

2
BAB II
HASIL DESKRIPSI
2.1 Kode ML-1 A

P = 10cm, L = 7cm, T
= 8cm

1. Warna : Kuning keemasan


2. Kilap : Logam
3. Kekerasan : 6 SM
4. Gores : Hitam
5. Belahan / Pecahan : Tidak jelas / even
6. Tenasity : Brittle
7. Berat Jenis : 5,0 – 5,2 gr /cm3
8. Kemagnetan : Paramagnetik
9. Transparansi : Opaq
10. Sifat Khas : Berwarna keemasan dan memiliki
bentuk mineral isometrik
11. Nama Mineral / Rumus Kimia : Pyrite / FeS2

3
PEMBAHASAN :
Batuan ini memiliki dimensi panjang 10 cm, lebar 7 cm dan tinggi
8 cm. Batuan kode ML-1 memiliki mineral dengan kenampakan berwarna
kuning keemasan dengan kilap logam. Ketika mineral pada batuan ini diuji
kekerasannya menggunakan paku baja, mineral ini sudah dapat terscerat
sehingga kekerasan mineral pada batuan ini adalah 6 SM. Saat dicerat
menggunakan paku baja mineral ini memiliki gores berwarna hitam.
Mineral ini memiliki belahan yang tidak jelas. Pecahan pada mineral ini
adalah even. Tenasity pada mineral ini adalah brittle. Mineral ini memiliki
berat jenis 5,0 – 5,2 gr / cm3. Mineral ini saat diuji kemagmetannnya
menggunakan magnet terjadi reaksi menarik magnet, sehingga
kemagnetan pada mineral ini adalah paramagnetik. Saat diberi cahaya
mineral ini tidak menembuskan cahaya, sehingga mineral ini memiliki
transparansi berupa opaq. Sifat khas pada mineral ini adalah berwarna
keemasan dan memiliki bentuk mineral isometrik. Nama mineral ini
adalah pirit dengan rumus kimianya adalah FeS2.
Berdasarkan kenampakan pirit pada batuan ini ini diinterpretasikan
terbentuk pada hasil endapan epithermal low sulfidation yang membentuk
urat karena uratnya cenderung memebentuk perlapisan pada batuan dan
bagian atas dengan bagian bawah rekahan batuan, piritnya tidak
bersentuhan, sehingga diinterpretasikan pada low sulfidation. Pada proses
epithermal low sulfidation didominasi oleh fluida meteoric dengan kondisi
pH mendekati netral dan biasanya terbentuk pada temperatur fluida 200 –
300 C

4
2.2 Kode ML-1 B

P = 10cm, L = 7cm, T
= 8cm
1. Warna : Kuning keemasan
2. Kilap : Logam
3. Kekerasan : 5 SM
4. Gores : Hitam
5. Belahan / Pecahan : Tidak jelas / uneven
6. Tenasity : Brittle
7. Berat Jenis : 4,28 gr /cm3
8. Kemagnetan : Paramagnetik
9. Transparansi : Opaq
10. Sifat Khas : Berasosiasi dengan pirit dan bentuk
nya disbanding pirit lebih tidak
berbentuk isometric.
11. Nama Mineral / Rumus Kimia : Kalkopyrite / CuFeS2

5
PEMBAHASAN :
Batuan ini memiliki dimensi panjang 10 cm, lebar 7 cm dan tinggi
8 cm. Batuan kode ML-1 memiliki mineral dengan kenampakan berwarna
kuning keemasan dengan kilap logam. Ketika mineral pada batuan ini diuji
kekerasannya menggunakan kaca, mineral ini sudah dapat terscerat
sehingga kekerasan mineral pada batuan ini adalah 5 SM. Saat dicerat
menggunakan kaca mineral ini memiliki gores berwarna hitam. Mineral ini
memiliki belahan yang tidak jelas. Pecahan pada mineral ini adalah
uneven. Tenasity pada mineral ini adalah brittle. Mineral ini memiliki
berat jenis 4,28 gr /cm3. Mineral ini saat diuji kemagmetannnya
menggunakan magnet terjadi reaksi menarik magnet, sehingga
kemagnetan pada mineral ini adalah paramagnetik. Saat diberi cahaya
mineral ini tidak menembuskan cahaya, sehingga mineral ini memiliki
transparansi berupa opaq. Sifat khas pada mineral ini adalah berwarna
keemasan, berasosiasi dengan pirit dan bentuknya disbanding pirit lebih
tidak berbentuk isometric.. Nama mineral ini adalah pirit dengan rumus
kimianya adalah CuFeS2.
Berdasarkan kenampakan pirit pada batuan ini ini diinterpretasikan
terbentuk pada hasil endapan epithermal low sulfidation yang membentuk
urat karena uratnya cenderung memebentuk perlapisan pada batuan dan
bagian atas dengan bagian bawah rekahan batuan, piritnya tidak
bersentuhan, sehingga diinterpretasikan pada low sulfidation. Pada proses
epithermal low sulfidation didominasi oleh fluida meteoric dengan kondisi
pH mendekati netral dan biasanya terbentuk pada temperatur fluida 200 –
300 C

6
2.3 Kode ML-16

P = 8cm, L = 8cm, T =
3cm
1. Warna : Hitam keabuan
2. Kilap : Metalik
3. Kekerasan : 5 SM
4. Gores : Hitam
5. Belahan / Pecahan : Sempurna / uneven
6. Tenasity : Brittle
7. Berat Jenis : 5,26 gr /cm3
8. Kemagnetan : Diamagnetik
9. Transparansi : Opaq
10. Sifat Khas : Berwarna hitam dengan kilap
metalik dan memiliki kekerasan 5
SM
11. Nama Mineral / Rumus Kimia : Hematit / Fe2O3

7
PEMBAHASAN :
Batuan ini memiliki dimensi panjang 8 cm, lebar 8 cm dan tinggi 3
cm. Batuan kode ML-16 memiliki mineral dengan kenampakan berwarna
hitam keabuan dengan kilap metalik. Ketika mineral pada batuan ini diuji
kekerasannya menggunakan kaca, mineral ini sudah dapat terscerat
sehingga kekerasan mineral pada batuan ini adalah 5 SM. Saat dicerat
menggunakan kaca mineral ini memiliki gores berwarna hitam. Mineral ini
memiliki belahan yang sempurna. Pecahan pada mineral ini adalah
uneven. Tenasity pada mineral ini adalah brittle. Mineral ini memiliki
berat jenis 5,26 gr /cm3. Mineral ini saat diuji kemagmetannnya
menggunakan magnet tidak terjadi reaksi, sehingga kemagnetan pada
mineral ini adalah diamagnetik. Saat diberi cahaya mineral ini tidak
menembuskan cahaya, sehingga mineral ini memiliki transparansi berupa
opaq. Sifat khas pada mineral ini adalah berwarna hitam dengan kilap
metalik dan memiliki kekerasan 5 SM. Nama mineral ini adalah hematit
dengan rumus kimianya adalah Fe2O3.
Mineral hematit terbentuk sebagai endapan mineral hasil dari
endapan jenis Volcanogenic Massive Sulfides (VMS). Mineral hematit
terbentuk dari pelapukan kristal-kristal batuan yang kayak kandungan
unsur Fe dan Mg. Kemudian unsur besinya berasosiasi dengan oksida yang
menjadikan oksida besi pada mineral hematit. Proses asosiasi Fe dan Mg
dengan oksida yaitu proses sublimasi. Sublimasi terjadi karena kandungan
logam yang sangat tinggi dan dipengaruhi gaya gravitasi bumi sehingga
persenyawaannya mengalami perpindahan.

8
2.4 Kode ML-9

P = 8cm, L = 4cm, T =
7cm
1. Warna : Hijau muda
2. Kilap : Tanah
3. Kekerasan : 3 SM
4. Gores : Hijau
5. Belahan / Pecahan :-
6. Tenasity : Brittle
7. Berat Jenis : 2,5 – 2,8 gr /cm3
8. Kemagnetan : Paramagnetik
9. Transparansi : Translucent
10. Sifat Khas : Berwarna hijau muda dengan kilap
Tanah dan memiliki kekerasan 3 SM
11. Nama Mineral / Rumus Kimia : Krisopras / CuSiO2NH2O

9
PEMBAHASAN :
Batuan ini memiliki dimensi panjang 8 cm, lebar 4 cm dan tinggi 7
cm. Batuan kode ML-9 memiliki mineral dengan kenampakan berwarna
hitam keabuan dengan kilap tanah. Ketika mineral pada batuan ini diuji
kekerasannya menggunakan koin tembaga, mineral ini sudah dapat
terscerat sehingga kekerasan mineral pada batuan ini adalah 3 SM. Saat
dicerat menggunakan koin tembaga mineral ini memiliki gores berwarna
hijau. Mineral ini tidak memiliki belahan dan pecahan. Tenasity pada
mineral ini adalah brittle. Mineral ini memiliki berat jenis 2,5 – 2,8 gr /cm3
. Mineral ini saat diuji kemagmetannnya menggunakan magnet terjadi
reaksi menarik magnet, sehingga kemagnetan pada mineral ini adalah
paramagnetik. Saat diberi cahaya mineral ini menembuskan cahaya,
sehingga mineral ini memiliki transparansi berupa tranlucent. Sifat khas
pada mineral ini adalah berwarna hijau muda, kekerasan 3 SM dan
memiliki sifat kemagnetan paramagnetik. Nama mineral ini adalah
krisopras dengan rumus kimianya adalah CuSiO2NH2O.
Mineral krisopras terbentuk dari hasil proses endapan batuan
ultrabasa yang kemudian mengalami proses leaching. Proses leaching
menyebabkan mineral krisopras memiliki kandungan silika dan warna dari
mineral krisopras ini menjadi translucent. Warna hijau dari krisopras ini
berasal dari kandungan Ninya. Kemudian mengalami proses lateritisasi
hingga menjadi endapan residual.

10
2.5 Kode ML-8

P = 8cm, L = 5cm, T =
3cm
1. Warna : Hijau
2. Kilap : Sutra
3. Kekerasan : 2,5 SM
4. Gores : Putih
5. Belahan / Pecahan : - / rata
6. Tenasity : Brittle
7. Berat Jenis : 2,54 gr /cm3
8. Kemagnetan : Diamagnetik
9. Transparansi : Opaq
10. Sifat Khas : Berwarna hijau dengan kilap sutra
dan memiliki kekerasa 2,5 SM
11. Nama Mineral / Rumus Kimia : Garnierit / (Ni, Mg)3 Si2O5(OH)4

11
PEMBAHASAN :
Batuan ini memiliki dimensi panjang 8 cm, lebar 5 cm dan tinggi 3
cm. Batuan kode ML-8 memiliki mineral dengan kenampakan berwarna
hijau dengan kilap sutera. Ketika mineral pada batuan ini diuji
kekerasannya menggunakan kuku, mineral ini sudah dapat terscerat
sehingga kekerasan mineral pada batuan ini adalah 2,5 SM. Saat dicerat
menggunakan kaca mineral ini memiliki gores berwarna putih. Mineral ini
tidak memiliki belahan. Pecahan pada mineral ini adalah rata. Tenasity
pada mineral ini adalah brittle. Mineral ini memiliki berat jenis 2,54
3
gr /cm . Mineral ini saat diuji kemagmetannnya menggunakan magnet
tidak terjadi reaksi, sehingga kemagnetan pada mineral ini adalah
diamagnetik. Saat diberi cahaya mineral ini tidak menembuskan cahaya,
sehingga mineral ini memiliki transparansi berupa opaq. Sifat khas pada
mineral ini adalah berwarna hijau dengan kilap sutra dan memiliki
kekerasan 2,5 SM. Nama mineral ini adalah garnierit dengan rumus
kimianya adalah (Ni, Mg)3 Si2O5(OH)4.
Mineral gamierit terbentuk melalui proses hipotermal (proses
sedimentasi air pada suhu panas). Dalam pembentukannya mineral,
garnierit bekerja sama dengan mineral talk dan serpentinit. Pembentukan
Garnierit tidak terlepas dari bantuan nikel latent. Nikel latent digunakan
untuk menentukan regolith suatu tanah yang rnemiliki kandungan nikel.
Regolith adalah lapisan lepas sebagai bahan utama pembentukan tanah.
Air tanah yang kaya akan CO2 akan tnenguraikan mineral-mineral yang
tidak stabil pada batuan ultrabasa (ultramafik). Uraian batuan ultrabasa
tersebut menghasilkan Mg, Fe, Ni yang terlarut, dan Si membentuk koloid.
Larutan yang rnengandung Mg, Ni, dan Si akan tertinggal semakin dalam
di tanah selarna air tnasih bersifat asam. Namun, pada saat dinetralisasi
karena adanya reaksi dengan batuan dan tanah, maka zat-zat tersebut
cenderung mengendap sebagai mineral hidrosilikat (Ni-Mg hidrosilicate)

12
atau yang disebut dengan garnierit [(Ni.Mg)6Si4010(0H)8] atau mineral
pembawa Ni(Boldt. 1967).

2.6 Kode ML-15

P = 10cm, L = 5cm, T
= 5cm

1. Warna : Hitam keabuan


2. Kilap : Metalik
3. Kekerasan : 3 SM
4. Gores : Hitam
5. Belahan / Pecahan : 2 arah / Conchoidal
6. Tenasity : Britlle
7. Berat Jenis : 5,77 gr /cm3
8. Kemagnetan : Paramagnetik
9. Transparansi : Opaq
10. Sifat Khas : Berwarna hitam keabuan dengan
kilap metalik dan memiliki pecahan
cochoidal
11. Nama Mineral / Rumus Kimia : Kalkosit / Cu2S

13
PEMBAHASAN :
Batuan ini memiliki dimensi panjang 10 cm, lebar 5 cm dan tinggi
5 cm. Batuan kode ML-15 memiliki mineral dengan kenampakan
berwarna hitam kebuan dengan kilap metalik. Ketika mineral pada batuan
ini diuji kekerasannya menggunakan koin tembaga, mineral ini sudah
dapat terscerat sehingga kekerasan mineral pada batuan ini adalah 3 SM.
Saat dicerat menggunakan koin tembaga mineral ini memiliki gores
berwarna hitam. Mineral ini memiliki belahan 2 arah. Mineral ini juga
memiliki pecahan berupa cochoidal. Tenasity pada mineral ini adalah
brittle. Mineral ini memiliki berat jenis 5,77 gr /cm3. Mineral ini saat diuji
kemagmetannnya menggunakan magnet terjadi reaksi menarik magnet,
sehingga kemagnetan pada mineral ini adalah paramagnetik. Saat diberi
cahaya mineral ini tidak menembuskan cahaya, sehingga mineral ini
memiliki transparansi berupa opaq. Sifat khas pada mineral ini adalah
berwarna hitab dengan kilap metalik dan memiliki pecahan conchoidal.
Nama mineral ini adalah kalkosit dengan rumus kimianya adalah Cu2S.
Berdasarkan kenampakan kalkosit pada batuan ini ini
diinterpretasikan terbentuk pada hasil endapan mineral sulfida pada sistem
porfiri. Sistem porfiti ini pada setting tektonik berkaitan dengan subduksi
berupa volkanoplutonic (Sillitoe, 1992 dalam Corbett & Leach, 1997).
Kemudian ada mixing dari dua fluida dengan komposisi kimia yang
berbeda menyebabkan adanya penurunan temperature dan salinitas serta
pH dan kadar oksigen maupun sulfur (Barnes, 1979; Hemely and Hunt,
1992 dalam Corbett & Leach, 1997). Sistem porifi terbentuk pada suhu
400 - 600 C (Nash, 1976; Beane and Titley, 1981; Reynolds and Beane,
1985).

14
2.7 Kode ML-3

P = 7cm, L = 6cm, T =
5cm
1. Warna : Biru
2. Kilap : Tanah
3. Kekerasan : 5 SM
4. Gores : Biru
5. Belahan / Pecahan : Sempurna / konkoidal
6. Tenasity : Brittle
7. Berat Jenis : 3,77 gr /cm3
8. Kemagnetan : Paramagnetik
9. Transparansi : Opaq
10. Sifat Khas : berwarna biru dengan belahan
sempurna dan biasanya berasosiasi
dengan mineral malasit.
11. Nama Mineral / Rumus Kimia : Azurite / Cu3 (OH)2 (CO3)2

15
PEMBAHASAN :
Batuan ini memiliki dimensi panjang 7 cm, lebar 6 cm dan tinggi 5
cm. Batuan kode ML-3 memiliki mineral dengan kenampakan berwarna
biru dengan kilap tanah. Ketika mineral pada batuan ini diuji kekerasannya
menggunakan kaca, mineral ini sudah dapat terscerat sehingga kekerasan
mineral pada batuan ini adalah 5 SM. Saat dicerat menggunakan kaca
mineral ini memiliki gores berwarna biru. Mineral ini memiliki belahan
yang sempurna. Pecahan pada mineral ini adalah konkoidal. Tenasity pada
mineral ini adalah brittle. Mineral ini memiliki berat jenis 3,77 gr /cm3.
Mineral ini saat diuji kemagmetannnya menggunakan magnet terjadi
reaksi magnet yang tertarik, sehingga kemagnetan pada mineral ini adalah
paramagnetik. Saat diberi cahaya mineral ini tidak menembuskan cahaya,
sehingga mineral ini memiliki transparansi berupa opaq. Sifat khas pada
mineral ini adalah berwarna hitam dengan kilap metalik dan memiliki
kekerasan 5 SM. Nama mineral ini adalah azurit dengan rumus kimianya
adalah Cu3 (OH)2 (CO3)2.
Azurit terbentuk pada hasil endapan skarn. Azurit pada endapan
skarn terbentuk karena penggantian (replacement) unsur karbonat dalam
batuan, pada zona metamorfisme kontak maupun regional dan
metasomatisme (Einaudi et al., 1981 dalam Corbett & Leach, 1997). Hasil
endapan skarn pembentukannya pada keadaan temperatur 400 – 650 C.

16
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
 Batu dengan kode ML-01 memiliki mineral dengan kenampakan warna
kuning keemasan, kilap loham, kekerasan 6 SM, gores hitam, belahan
tidak ada, pecahan even, tenasity brittle, berat jenis 5,0 – 5,2 gr /cm3 ,
kemagnetan paramagnetik, transparansi opaq, sifat khasnya adalah
berwarna keemasa dan memiliki bentuk mineral isometrik. Nama
mineralnya adalah pirit dengan rumus kimianya adalah FeS2. Terbentuk
pada hasil endapan epithermal low sulfidation
 Batu dengan kode ML-01 memiliki mineral dengan kenampakan warna
kuning keemasan, kilap loham, kekerasan 5 SM, gores hitam, belahan
tidak ada, pecahan even, tenasity brittle, berat jenis 4,28 gr /cm3 ,
kemagnetan paramagnetik, transparansi opaq, sifat khasnya adalah
berasosiasi dengan pirit dan bentuknya disbanding pirit lebih tidak
berbentuk isometrik. Nama mineralnya adalah kalkopirit dengan rumus
kimianya adalah CuFeS2. Terbentuk pada hasil endapan epithermal low
sulfidation
 Batu dengan kode ML-16 memiliki mineral dengan kenampakan warna
hitam keabuan, kilap metalik, kekerasan 5 SM, gores hitam, belahan
sempurna, pecahan uneven, tenasity brittle, berat jenis 5,26 gr /cm3 ,
kemagnetan diamagnetik, transparansi opaq, sifat khasnya adalah
berwarna hitam dengan kilap metalik dan memiliki kekerasan 5 SM. Nama

17
mineralnya adalah kalkopirit dengan rumus kimianya adalah Fe2O3.
Terbentuk pada hasil endapan Volcanogenic Massive Sulfides (VMS)
 Batu dengan kode ML-9 memiliki mineral dengan kenampakan warna
hijau muda, kilap tanah, kekerasan 3 SM, gores hijau, belahan tidak ada,
pecahan tidak ada, tenasity brittle, berat jenis 2,5 – 2,8 gr / cm3 ,
kemagnetan paramagnetik, transparansi translucent, sifat khasnya adalah
berwarna hijau muda dengan kilap tanaha dan memiliki kekerasan 3 SM.
Nama mineralnya adalah krisopras dengan rumus kimianya adalah
CuSiO2NH2O. Terbentuk pada endapan batuan ultrabasa yang kemudian
mengalami proses leaching.
 Batu dengan kode ML-8 memiliki mineral dengan kenampakan warna
hijau, kilap sutera, kekerasan 2,5 SM, gores putih, belahan tidak ada,
pecahan rata, tenasity brittle, berat jenis 2,54 gr / cm3 , kemagnetan
diamagnetik, transparansi opaq, sifat khasnya adalah berwarna hijau
dengan kilap sutera dan memiliki kekerasan 2,5 SM. Nama mineralnya
adalah garnierti dengan rumus kimianya adalah (Ni, Mg)3 Si2O5(OH)4.
Terbentuk melalui proses hipotermal (proses sedimentasi air pada suhu
panas).
 Batu dengan kode ML-15 memiliki mineral dengan kenampakan warna
hitam keabuan, kilap metalik, kekerasan 3 SM, gores hitam, belahan 2
arah, pecahan kokoidal, tenasity brittle, berat jenis 5,77 gr /cm3 ,
kemagnetan diamagnetik, transparansi opaq, sifat khasnya adalah
berwarna hitam dengan kilap metalik dan memiliki kekerasan 3 SM. Nama
mineralnya adalah kalkosit dengan rumus kimianya adalah Cu2S.
Terbentuk pada hasil endapan mineral sulfida pada sistem porfiri. Sistem
porfiti ini pada setting tektonik berkaitan dengan subduksi berupa
volkanoplutonic.
 Batu dengan kode ML-3 memiliki mineral dengan kenampakan warna
biru, kilap tanah, kekerasan 5 SM, gores biru, belahan sempurna, pecahan
3
kokoidal, tenasity brittle, berat jenis 3,77 gr /cm , kemagnetan
paramagnetik, transparansi opaq, sifat khasnya adalah berwarna biru

18
dengan belahan sempurna dan biasanya berasosiasi dengan malasit. Nama
mineralnya adalah azurit dengan rumus kimianya adalah Cu3 (OH)2
(CO3)2. Terbentuk pada endapan skarn terbentuk karena penggantian
(replacement) unsur karbonat dalam batuan
4.2 Saran
 Praktikan lebih aktif bertanya saat praktikum berlangsung

DAFTAR PUSTAKA
Hurlbut, Cornelius S.,1949,Dana’s Manual of Mineralogy Sixteen Edition, New
York : John Wiley & Son’s, Inc,
https://id.wikipedia.org/wiki/azurite (diakses pada tanggal 30 September pukul
21:00 WIB)
https://www.geologinesia.com/2015/09/sekilas-tentang-hematit-sebagai-
hasil.html (diakses pada tanggal 30 September pukul 22:00 WIB)

19

Anda mungkin juga menyukai