Anda di halaman 1dari 17

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA


FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
LABORATORIUM BAHAN GALIAN

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GEOLOGI SUMBER DAYA MINERAL


ACARA 5 : ENDAPAN PORFIRI

DISUSUN OLEH :
DAGMA NAYOTAMA
(22/493559/TK/54077)
ROMBONGAN A2
KELOMPOK 8

ASISTEN KELOMPOK:
YUVITO ZULFA

ASISTEN ACARA:
KURNIA HANIF IZZUDIN
SYDNEY IILMA ZEES
YUNANTO BUDI PRASETYO

YOGYAKARTA
APRIL
2024
LABORATORIUM BAHAN GALIAN
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, UNIVERSITAS GADJAH MADA

Lembar Pengamatan Peraga Nama : Dagma Nayotama


Endapan Porifiri NIM : 22/493559/TK/54077
No. Peraga : I41
1. Warna batuan Hijau keabuan
2. Tekstur batuan Porfiritik

3. Batuan induk Batuan Beku intermediet


4. Pemerian urat Struktur urat:
Stockwork
Type EDM Type M Jenis/tipe urat dan deksripsinya:
a. Type M : didominasi oleh mineral kalkopirit
b. Type EDM : bersifat ferromagnetik

Foto Sampel
Tekstur urat:
Comb
Jenis kontak dengan batuan samping:
Kontak batuan batuan beku

Geometri urat:

Linear garis
Ukuran kristal:
Magnetite K-feldspar
Kalkopirit Kuarsa <1 – 1 mm

5. Mineralogi (deskripsi) Mineral primer pada batuan samping:


• Kuarsa, warna putih, kekerasan 7 mohs, kilap kaca, pecahan tidak teramati,
belahan tidak ada, sifat kemagnetan diamagnetik
Mineral sekunder:
Mineral-mineral kunci/penciri alterasi:
• Magnetite, warna hitam, kilap metallic, kekerasan 6 mohs, cerat hitam,
bentuk kristalin, belahan tidak ada, pecahan uneven, sifat kemagnetan
feromagnetik (tertarik oleh magnet).
• Biotite, warna hitam, kilap kaca, kekerasan 3 mohs, cerat putih, belahan 2
arah, pecahan tidak teramati, sifat kemagnetan diamagnetik.

Mineral-mineral tambahan:
• K-feldspar, warna putih, kilap pearly, kekerasan 6 mohs, cerat putih,
belahan dan pecahan tidak teramati, sifat kemagnetan diamagnetik

Mineral-mineral pengisi urat


Mineral non-logam:
• Tidak teramati
Mineral logam (bijih):
• Chalcopyrite, warna kuning, kilap metallic, kekerasan 4 mohs, cerat
kehijauan, bentuk kristalin, belahan tidak teramati, pecahan uneven, sifat
kemagnetan paramagnetic.
6. Tipe alterasi Pottasic
7. Interpretasi proses dan kondisi Tekstur comb mengindikasikan bahwa urat ini terbentuk dari aliran
pembentukan endapan fluida pembawa mineralisasi yang lambat.Tekstur ini juga menandakan
bahwa urat ini terbentuk pada kedalaman yang dangkal. Alterasi potasik terbentuk
pada daerah yang dekat batuan beku intrusive yang terkait, fluida yang panas lebih
dari 300°C, salinitas tinggi, dan dengan karakter magmatik yang kuat. Batuan ini
terbentuk karena adanya overprint antara endapan porfiri dan endapan epithermal
High Sulfidation.Hal ini ditandai dengan hadirnya mineral Molybdenite. (White dan
Hedenquist, 1995)Kondisi lingkungan kemungkinan berada pada zona subduksi
dengan kondisi pH yang cukup asam.

8. Daftar Pustaka Thompson,A.J.B. dan Thompson, J.F.H.(1996). Atlas of alteration : A Field and
Petrographic Guide to Hydrothermal Alteration Minerals. Canada : Mineral
Deposit Division.
Idrus, A., Titisari, A. D., Warmada, I. W., Hakim, F., Aldan, F. A., & Widihermawan,
A. C. (2021). Buku Panduan Praktikum Geologi Sumberdaya Mineral (1st
ed.). Sleman: Gadjah Mada University Press.
LABORATORIUM BAHAN GALIAN
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, UNIVERSITAS GADJAH MADA

Lembar Pengamatan Peraga Nama : Dagma Nayotama


Endapan Porifiri NIM : 22/493559/TK/54077
No. Peraga : I 101
1. Warna batuan Abu – abu hitam
2. Tekstur batuan Tidak teramati

3. Batuan induk Tidak teramati


4. Pemerian urat Struktur urat:
Stockwork

Jenis/tipe urat dan deksripsinya:


a. Type M (dominan mineral magnetite, ketebalan tipis, geometri lurus)
b. Type D (dominan mineral pyrite dengan kuarsa)

Foto Sampel
Tekstur urat:
Koloroform, krustiform

Kuarsa
Kaolinite Pyrite Jenis kontak dengan batuan samping:
Magnetite Kontak dengan batuan beku
Type M
Type D Geometri urat:

Stockwork
Ukuran kristal:
<1 – 3 mm

5. Mineralogi (deskripsi) Mineral primer pada batuan samping:


• Kuarsa, warna putih, kekerasan 7 mohs, kilap kaca, pecahan tidak teramati,
belahan tidak ada, sifat kemagnetan diamagnetik.
Mineral sekunder:
Mineral – mineral kunci/penciri alterasi :
• Kuarsa, warna putih, kekerasan 7 mohs, kilap kaca, pecahan tidak teramati,
belahan tidak ada, sifat kemagnetan diamagnetik.
• Kaolinite, warna putih, kilap tanah, ukuran sangat halus (<0,05 mm),
belahan tidak teramati, pecahan tidak teramati, kekerasan <2,5 mohs, sifat
kemagnetan diamagnetik.

Mineral-mineral tambahan:
• Tidak teramati
Mineral-mineral pengisi urat
Mineral non-logam:
• Kuarsa, warna putih, kekerasan 7 mohs, kilap kaca, pecahan tidak teramati,
belahan tidak ada, sifat kemagnetan diamagnetik.
Mineral logam (bijih):
• Pyrite, warna kuning keemasan, kilap metallic, kekerasan 6 mohs, cerat
hitam, bentuk kristalin, belahan tidak ada, pecahan tidak teramati, sifat
kemagnetan paramagnetic
• Magnetite, warna hitam, kilap metallic, kekerasan 6 mohs, cerat hitam,
bentuk kristalin, belahan tidak ada, pecahan uneven, sifat kemagnetan
feromagnetik (tertarik oleh magnet).
6. Tipe alterasi Serisitik

7. Interpretasi proses dan kondisi Alterasi ini dicirikan oleh serisit pilosilikat. Mineral-mineral seperti feldspar, mika, dan
mineral mafik terubah menjadi serisit dan kuarsa. Mineral-mineral seperti pirit, klorit,
pembentukan endapan
leukosen, rutil, sphene muncul sebagai mineral aksesoris. Alterasi ini dijumpai pada
batuan asal berupa andesit mafik pada sistem porfiri. Zona alterasi ini biasanya terletak
pada bagian luar dari zona potasik. Batas zona alterasi ini berbentuk circular yang
mengelilingi zona potasik yang berkembang pada intrusi. Alterasi ini terbentuk pada
temperatur sedang-tinggi (230°-400°C), fluida asam-netral, salinitas beragam, pada zona
permeabel, dan pada batas dengan urat.

8. Daftar Pustaka Thompson,A.J.B. dan Thompson, J.F.H.(1996). Atlas of alteration : A Field and
Petrographic Guide to Hydrothermal Alteration Minerals. Canada : Mineral
Deposit Division.
Idrus, A., Titisari, A. D., Warmada, I. W., Hakim, F., Aldan, F. A., & Widihermawan, A.
C. (2021). Buku Panduan Praktikum Geologi Sumberdaya Mineral (1st ed.).
Sleman: Gadjah Mada University Press.
LABORATORIUM BAHAN GALIAN
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, UNIVERSITAS GADJAH MADA

Lembar Pengamatan Peraga Nama : Dagma Nayotama


Endapan Porifiri NIM : 22/493559/TK/54077
No. Peraga : I5
1. Warna batuan Abu – abu krem kecokelatan
2. Tekstur batuan Tidak teramati

3. Batuan induk Tidak teramati


4. Pemerian urat Struktur urat:
Stockwork
Jenis/tipe urat dan deksripsinya:
Kuarsa Type C a. Type C (dominan mineral kalkopirit, ketebalan tipis)

Foto Sampel
Tekstur urat:
Comb
Jenis kontak dengan batuan samping:
Tidak teramati

Geometri urat:
Magnetite Hematite Stockwork
Ukuran kristal:
Kalkopirit Kalsit
1 – 3 mm

5. Mineralogi (deskripsi) Mineral primer pada batuan samping:


• Tidak teramati

Mineral sekunder:
Mineral – mineral kunci/penciri alterasi
• Kuarsa sekunder, warna putih, kekerasan 7 mohs, kilap kaca, pecahan
tidak teramati, belahan tidak ada, sifat kemagnetan diamagnetik

Mineral-mineral tambahan:
• Kalsit, warna putih, kilap pearl, ukuran <1 mm (sangat halus),bereaksi
dengan HCl, kekerasan 3 mohs, belahan dan pecahan tidak teramati, sifat
kemagnetan diamagnetik.
Mineral-mineral pengisi urat
Mineral non-logam:
• Tidak teramati
Mineral logam (bijih):
• Chalcopyrite, warna kuning, kilap metallic, kekerasan 4 mohs, cerat
kehijauan, bentuk kristalin, belahan tidak teramati, pecahan uneven, sifat
kemagnetan paramagnetic
• Hematite, warna merah kekerasan 4,5 mohs, ukuran <0,1 mm, kilap
tanah, cerat merah, bentuk kristalin, pecahan tidak teramati, belahan tidak
teramati, sifat kemagnetan paramagnetic
• Magnetite, warna hitam, kilap metallic, kekerasan 6 mohs, cerat hitam,
bentuk kristalin, belahan tidak ada, pecahan uneven, sifat kemagnetan
feromagnetik (tertarik oleh magnet).
6. Tipe alterasi Propilitik
7. Interpretasi proses dan kondisi Pembentukan batuan ini pada lingkungan magmatic yang dekat dengan sumber panas
pembentukan endapan atau magmachamber. Lingkungan ini memberikan efek pada urat – urat terbuka pada
rekahan batuan beku plutonik sehingga mengendapkan endapan magnetit dan pirit
sebagai produk alterasi biotit – ortoklas atau produk alterasi tipe porfiri.

8. Daftar Pustaka Thompson,A.J.B. dan Thompson, J.F.H.(1996). Atlas of alteration : A Field and
Petrographic Guide to Hydrothermal Alteration Minerals. Canada : Mineral
Deposit Division.
Idrus, A., Titisari, A. D., Warmada, I. W., Hakim, F., Aldan, F. A., & Widihermawan, A.
C. (2021). Buku Panduan Praktikum Geologi Sumberdaya Mineral (1st ed.).
Sleman: Gadjah Mada University Press.
LABORATORIUM BAHAN GALIAN
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, UNIVERSITAS GADJAH MADA

Lembar Pengamatan Peraga Nama : Dagma Nayotama


Endapan Porifiri NIM : 22/493559/TK/54077
No. Peraga : I - 29
1. Warna batuan Abu – abu
2. Tekstur batuan Porfiritik

3. Batuan induk Batuan Beku Intermediet


4. Pemerian urat Struktur urat:
Stockwork

Type M
Magnetite Kuarsa Jenis/tipe urat dan deksripsinya:
a. Type M (dominan mineral magnetite, ketebalan tipis, geometri lurus)
b. Type D (dominan mineral pyrite dengan kuarsa)
c. Type EDM (Terdapat mineral biotite)
Foto Sampel
Tekstur urat:
Drussy, krustiforn
Jenis kontak dengan batuan samping:
Kontak dengan batuan beku

Geometri urat:
Biotite Veinswarm
Type EDM
Pyrite Kaolinite Ukuran kristal:
Type D <1 – 3 mm

5. Mineralogi (deskripsi) Mineral primer pada batuan samping:

• Tidak teramati
Mineral sekunder:
Mineral – mineral kunci/penciri alterasi:
• Kaolinite, warna putih, kilap tanah, ukuran sangat halus (<0,05 mm),
belahan tidak teramati, pecahan tidak teramati, kekerasan <2,5 mohs, sifat
kemagnetan diamagnetik.

Mineral-mineral tambahan:
Tidak termati
Mineral-mineral pengisi urat
Mineral non-logam:
• Kuarsa, warna putih, kekerasan 7 mohs, kilap kaca, pecahan tidak
teramati, belahan tidak ada, sifat kemagnetan diamagnetik
• Biotite, warna hitam, kilap kaca, kekerasan 3 mohs, cerat putih, belahan 2
arah, pecahan tidak teramati, sifat kemagnetan diamagnetik

Mineral logam (bijih):


• Pyrite, warna kuning keemasan, kilap metallic, kekerasan 6 mohs, cerat
hitam, bentuk kristalin, belahan tidak ada, pecahan tidak teramati, sifat
kemagnetan paramagnetic
• Magnetite, warna hitam, kilap metallic, kekerasan 6 mohs, cerat hitam,
bentuk kristalin, belahan tidak ada, pecahan uneven, sifat kemagnetan
feromagnetik (tertarik oleh magnet).
6. Tipe alterasi Agrilik lanjut
7. Interpretasi proses dan kondisi Terjadi peluluhan kandungan alkali tanah sehingga mineral primer berubah menjadi
lempung. Temperatur rendah, dicirikan dengan mineralkunci: kaolinit. Terbentuk pada
pembentukan endapan
temperatur 180°C, pH asam

Thompson,A.J.B. dan Thompson, J.F.H.(1996). Atlas of alteration : A Field and


8. Daftar Pustaka
Petrographic Guide to Hydrothermal Alteration Minerals. Canada : Mineral Deposit
Division.
Idrus, A., Titisari, A. D., Warmada, I. W., Hakim, F., Aldan, F. A., & Widihermawan, A.
C. (2021). Buku Panduan Praktikum Geologi Sumberdaya Mineral (1st ed.).
Sleman: Gadjah Mada University Press.
ACC

Anda mungkin juga menyukai