DISUSUN OLEH :
PUSPITASARI JATININGSIH NURCAHYA
(22/504996/TK/55244)
ROMBONGAN B2
KELOMPOK 16
ASISTEN KELOMPOK:
MUHAMMAD DHANI GUMILANG
ASISTEN ACARA:
ANINDYA PRAMESTI
A. W. RANGGA RAJASA
YOGYAKARTA
MARET
2024
BORANG ACARA TEKSTUR URAT
Geometri urat:
• Structural : Massive Vein
8 cm
Kuarsa
Ukuran kristal:
• <1 mm (halus)
11 cm Mineral primer pada batuan samping: Tidak teramati
Kuarsa Mineral sekunder pada batuan samping Mineral-mineral kunci/
penciri alterasi:
• Kuarsa : warna colourless, kilap pearly, cerat putih, ukuran
Tampak depan: kristal <1 mm, pecahan uneven, belahan tidak ada, kekerasan 6
- 7 mohs, struktur granular, bentuk kristalin, ketembusan
Mineral cahaya translucen, sifat kemagnetan diamagnetik.
Oksida
Sulphur
8 cm
11 cm
Kuarsa
Mineral-mineral tambahan:
• Sulphur : waena kuning kecokelatan, kekerasan <2,5 mm,
5. Mineralogi (deskripsi) pecahan tidak teramati, kilap earthy, diamagnetic.
• Mineral Oksida : warna cokelat dan hitam , terbentuk karena
proses oksidasi sehingga mengubah warna asli mineral.
Sketsa sampel: Mineral-mineral pengisi urat
Mineral non-logam:
• Kuarsa : warna colourless, kilap pearly, cerat putih, ukuran
kristal <1 mm, pecahan uneven, belahan tidak ada, kekerasan 6
- 7 mohs, struktur granular, bentuk kristalin, ketembusan
cahaya translucen, sifat kemagnetan diamagnetik.
Tampak depan:
Tekstur urat:
Kuarsa
koloform • Koloform
• krustiform
5 cm
11 cm Geometri urat:
Hematite
• Structural : Massive Vein
Ukuran kristal:
• <1 – 5 mm
Tampak samping:
Kuarsa
Mineral primer pada batuan samping: Tidak Teramati
alterasi:
• Kuarsa : warna colourless, kilap pearly, cerat putih, ukuran kristal
<1 mm, pecahan uneven, belahan tidak ada, kekerasan 6 - 7 mohs,
struktur granular, bentuk kristalin, ketembusan cahaya translucen,
11 cm
Krustiform sifat kemagnetan diamagnetik.
Pyrite
Hematite
Mineral-mineral tambahan:
• Pyrite : warna cokelat keemasan, kilap metalik, cerat hitam kecokelatan,
5. Mineralogi (deskripsi) ukuran < 1mm, pecahan even, belahan tidak teramati, kekerasan 6-6.5
mohs.
• Hematite: warna cokelat kemerahan, kilap earthy, pecahan dan belahan
tidak teramati, bentuk kristalin yang telah lapuk, ukuran kristal 1-2mm,
Sketsa sampel:
kekerasan 5-6 Mosh, brittle, sifat kemagnetan diamagnetic.
Selektif
6. Efek alterasi
7. Kehadiran Urat Urat berwarna putih, hadir sebagai urat kuarsa ( material silikaan)
Bonewitz, R.L. (2012). Nature Guide of Rocks and Minerals (1st td). New
York : DK Publishing.
Geometri urat:
4 cm
• Hydortermal Breccia (akibat letusan aktivitas hydrotermal)
kuarsa
Ukuran kristal:
• Sangat halus – halus ( < 1 – 2 mm )
Tampak belakang:
Mineral primer pada batuan samping
Pyroksen • Pyroxene : warna hijau tua, kilap kaca, belahan dua arah, pecahan
uneven, bentuk kristalin, ketembusan cahaya semi tranluscent, ukuran
kristal <1mm, kekerasan 5-7 mohs, cerat putih, sifat kemagnetan
paramagnetik
• Biotit : warna hitam, pecahan tidak teramati, belahan satu arah,
kekerasan 2,5 – 3 Mohs, cerat putih, ukuran kristal 1-1,5 mm,
kemagnetan diamagnetic.
7. Kehadiran Urat Terdapat urat dengan pengisi mineral silikaan yaitu kuarsa.
8. Intensitas alterasi Sedang
9. Nama batuan asal Batuan Beku Intermediet
10. Tipe alterasi batuan Tidak teramati adanya batuan samping
samping
11. Tipe endapan hidrotermal Porphilitic
12. Interpretasi pembentukan Mineral yang khas sebagai penciri porfilitik yaitu epidote, klorit, karbonat,
urat dan tipe endapan bijih albite, K-Feldspar, dan pyrite. Perubahan porfilitik ditandai dengan
hidrotermal penambahan H2O, CO2, S, dan tanpa penambahan H+ yang cukup besar.
Proses Porfilitik ditandai dengan bertambahanya alkali metasomatism. Urat
Kuarsa yang terbentuk berasal dari proses Retroget alteration.
13. Daftar Pustaka White, N.C. and Hedenquist, J.W. (1990) ‘Epithermal environments and
styles of mineralization: Variations and their causes, and guidelines for
exploration’, Journal of Geochemical Exploration, 36(1–3), pp. 445–
474. doi:10.1016/0375-6742(90)90063-g. (Halaman :126)
Bonewitz, R.L. (2012). Nature Guide of Rocks and Minerals (1st td). New
York : DK Publishing.
Antonius Chandra Widihermawan, A.I.I.W.W.A.D.T.L.D.S.F.H.F.A.A.
(2021) Panduan Praktikum GEOLOGI SUMBERDAYA MINERAL Vol
I. Sleman, DI Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
LABORATORIUM BAHAN GALIAN
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, UNIVERSITAS GADJAH MADA
Lembar Pengamatan Peraga Nama : PUSPITASARI JN
Tekstur Urat NIM : 22/504996/TK/55244
No. Peraga : L42
1. Warna batuan Hitam kehijauan dengan urat berwarna putih
2. Tekstur batuan Afanitik
3. Batuan induk Batuan Beku
4. Pemerian urat Dimensi urat:
Foto sampel: • 9 x 1 cm
Tampak depan:
Tekstur urat:
kuarsa
klorit • Comb ( menyisir )
Ukuran kristal:
kuarsa 4 cm
• < 3 mm
Selektif
6. Efek alterasi
7. Kehadiran Urat Terdapat urat berwarna putih, yang mengandung kuarsa (mineral
silikaan)
8. Intensitas alterasi Intensif (0,31 – 0,50)
12. Interpretasi pembentukan urat Pembentukan urat kuarsa terjadi karema inflitrasi lautan mineral kaya
dan tipe endapan bijih akan silika dan logam ang masuk kedalam celah batuan selama proses
hidrotermal terbentuknya batuan beku. Kemudian terjadi pendinginan dan
pengendapan, mineral padat kuarsa terbentuk dalam celah batuan.
Kemudian, Endapan bijih LSE terjadi dikarenakan adanya pencucian
mineral oleh fluida hidrotermal yang bersifat asam sehingga menyisakan
mineral pengisi urat. Dalam proses ini diperlukan suhu dan PH yang
rendah.
13. Daftar Pustaka White, N.C. and Hedenquist, J.W. (1990) ‘Epithermal environments and
styles of mineralization: Variations and their causes, and guidelines
for exploration’, Journal of Geochemical Exploration, 36(1–3), pp.
445–474. doi:10.1016/0375-6742(90)90063-g. (Halaman :126)
Bonewitz, R.L. (2012). Nature Guide of Rocks and Minerals (1st td).
New York : DK Publishing.
Antonius Chandra Widihermawan, A.I.I.W.W.A.D.T.L.D.S.F.H.F.A.A.
(2021) Panduan Praktikum GEOLOGI SUMBERDAYA MINERAL Vol
I. Sleman, DI Yogyakarta: Gadjah Mada University Press