Anda di halaman 1dari 17

A.

Maksud dan Tujuan


Maksud dari Praktikum Sedimontologi acara komposisi partikel sedimen adalah
untuk mengetahui variasi dan frekuensi mineral pada batuan sedimen dan melakukan
identifikasi partikel penyususn sedimen , terutama pada sedimen siliklastik dengan ukuran
butir pasir melalui pengamatan mikroskopik dibawah mikroskop.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui proses-proses geologi yang
berperan terhadap pemebentukan dan pengendapan material sedimen berdasarkan
komposisi penyusunnya.

B. Dasar Teori
Berdasarkan proses pemebentukannya, batuan sedimen diklasifikasikan menjadi
empat kelompok (Tucker, 1991). Setiap jenis batuan sedimen memiliki komposisi partikel
sedimen yang berbeda-beda. Pada kelompok pertama, terdapat batuan sedimen
silisiklastik yang proses pemebentukannya dari proses transportasi dan deposisi secara
fisik. Komposisi penyususnnya berupa fragmen-fragmen batuan yang telah ada
sebelumnya, misalnya breksi, batupasir, mudrocks. Kemudian kelompok kedua meliputi
batugamping, deposit fosfat, batu bara, dan chert yang proses pemebentukkannya dari
hasil kegiatan biogenic, biokimia, dab organik. Komposisi penyusunnya yaitu mineral
karbonat, fosfat, atau silikat. Lalu kelompok ketiga meliputi deposit evaporit yang proses
pembentukkannya dari hasil proses kimiawi berupa endapan evaporit yang terususn dari
halit. Kelompok terakhir yaitu sedimen vulkaniklastik yang proses pembentukkannya dari
fragmen batuan hasil kegiatan vulkanik dengan komposisi penyususnya adalah material
vulkaniklastik.

Fragmen batuan ini terdiri dari butir batuan sedimen dan metasediment seperti batu
lempung. Selanjutnya ada butir batuan sedimen silikan seperti chert dan juga ada butiran-
butiran pecahan dari batuan beku atau batuan metamorf.
Contoh mineral ringan adalah sebagai berikut.
- Feldspar yang memiliki ciri-ciri warna putih-merah muda, kilap kaca, pecahannya
uneven, dan belahannya dua arah.
- Kuarsa yang memiliki ciri-ciri warna bening, kilap kaca, pecahannya konkoidal, dan
tidak memiliki belahan.
- Mika yang memiliki ciri-ciri warna hitam sampai abu-abu, kilap kaca hingga Mutiara,
belahannya satu arah, bentuknya lembaran.
Contoh mineral berat adalah sebagai berikut.
- Kelompok mineral opak
 Hematit adalah mineral yang memiliki ciri-ciri berwarna cokelat-hitam besi,
tidak mempunyai belahan, terdapat sisik-sisik seperti mika.
 Magnetit yang memiliki ciri-ciri berwarna hitam besi, isometrik, tidak
memiliki belahan, kilapnya metalik.
 Pirit adalah mineral yang memiliki ciri-ciri berwarna kuning, granular (kubik).
Pada mineral ini juga kadang menunjukkan striasi.
 Ilmenit adalah mineral yang memiliki ciri-ciri berwarna cokelat-hitam besi,
bentuknya seperti lempeng-lempeng masif kadang masiran, pecahannya
konkoidal.
- Kelompok ultrastabil
 Zirkon adalah mineral yang memiliki ciri-ciri berwarna bervariasi kuning
jernih kadang cokelat/biru, prismatik, tetragonal, kilap vitreous-damar,
pecahannya tidak rata.
 Turmalin adalah mineral yang memiliki ciri-ciri berwarna cokelat kemerahan,
tetragonal, bipyramidal, bentuknya ramping, masif, dan kilapnya submentalik.
- Kelompok Meta stabil
 Olivin adalah mineral yang memiliki ciri-ciri berwarna hijau kekuningan,
granular, dan kilapnya kaca.
 Piroksen adalah mineral yang memiliki ciri-ciri berwarna hitam
kehijauan/merah kecoklatan, prismatik, belahannya dua arah, dan kilapnya
kaca.
 Garnet adalah mineral yang memiliki ciri-ciri berwarna kuning kecoklatan,
isometrik, tidak mempunyai belahan, dan kilapnya damar-kaca.
 Apatit adalah mineral yang memiliki ciri-ciri berwarna putih jernih kadang
kebiruan, prismatik, belahannya satu arah, dan kilapnya kaca.
 Mineralnya lainnya berupa epidot, zoisit, kyanit, andalusite, silimanit.
Oleh karena itu untuk menentukan komposisi partikel sedimen tersebut dapat
dilakukan dengan mengidentifikasi komposisi partikel penyusun sedimen tersebut dengan
melakukan pengamatan dibawah mikroskop dengan memisahkan mineral ringan dan
mineral berat. Jika memungkinkan dilakukan dengan metode heavy liquid. Namun jika
tidak memungkinkan, maka komposisi kuarsa, feldspar, dan fragmen batuan bisa
difokuskan. Analisa mineral berat dapat dilakukan menggunakan larutan kimia berat
seperti Bromoform. Mineral berat dan mineral ringan tersebut dapat dibedakan
berdasarkan besarnya densitasnya.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Sampel pasir
2. Plastik sampel
3. Mikroskop binokuler
4. Alat pengayakan
5. Plate
6. Kuas kecil
7. Peniti/jarum pentul/tusuk gigi
8. Alat tulis
9. Kertas HVS/Kertas catetan
10. Tissue
11. Kamera HP
12. Timbangan
D. CARA KERJA

Menyiapkan dan membersihkan alat yang akan digunaan

Menimbang sampel pasir yang akan digunakan untuk percobaan

Meletakkan sampel yang sudah ditimbang ke dalam ayakan

Ayak sampel pasir secara manual, waktunya kurnag lebih 1 menit

Masukkan hasil ayakan ke dalam sampel plastic sampel

Ambil sampel pasir hasil ayakan dan letakkan ke dalam plate

Memfoto hasil sampel dan mencatatnya

Mengamati sampel pasir menggunakan mikroskop dan pisahkan mineral dengan kuas
E. FOTO MINERAL YANG DIAMATI

MEDAN PANDANG 1

Keterangan :

Litik

Feldspar

Kuarsa

Zeolite
Medan Pandang 2

Keterangan
: Litik
: Kuarsa
: Feldspar
: Magnetite
: Hornblende
Medan Pandang 3
Medan Pandang 4
: Zeolite

F. TABEL DATA DAN HISTOGRAM


a. Tabel Data
 Mineral Berat

No Mineral Berat Jumlah


medan
pandan Magnetit Hornblende Zeolite
g
1 0 0 1 1
2 3 2 0 5
3 1 1 0 2
4 2 2 2 6
Jumlah 6 5 3 14
 Mineral Ringan

No Mineral Ringan Jumlah


medan
pandan kuarsa feldspar litik
g
1 7 5 14 25
2 4 3 19 25
3 4 5 16 25
4 3 4 18 25
Jumlah 18 17 67 100
Histogram Komposisi Sedimen
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Medan Pandang 1 Medan Pandang 2 Medan Pandang 3 Medan Pandang 4

Kuarsa Feldspar Litik Magnetite Zeolite Hornblende

G. Plottingan Van derr Plas Chart


a. Perhitungan Simpangan Baku Mineral Kuarsa :

(%) = Frekuensi / Jumlah Mineral x 100%

(%) = 18/100 x 100% = 18%


Simpangan Baku :
p = presentasi tiap mineral
n = total mineral yang terhitung

Pengukuran simpangan baku dilakukakn dengan ploting Van der Plas Chart
p = 18
n = 100

Simpangan Baku = 18%

(%) + Simpangan baku = 18% + 8% = 26%

b. Perhitungan Simpangan Baku Mineral Feldspar :

(%) = Frekuensi / Jumlah Mineral x 100%

(%) = 17/100 x 100% = 17%


Simpangan Baku :
p = presentasi tiap mineral
n = total mineral yang terhitung

Pengukuran simpangan baku dilakukakn dengan ploting Van der Plas Chart

p = 17
n = 100
Simpangan Baku = 17%

(%) + Simpangan baku = 17% + 7% = 24%

c. Perhitungan Simpangan Baku Mineral Litik :

(%) = Frekuensi / Jumlah Mineral x 100%

(%) = 67/100 x 100% = 67%


Simpangan Baku :
p = presentasi tiap mineral
n = total mineral yang terhitung

Pengukuran simpangan baku dilakukakn dengan ploting Van der Plas Chart

p = 67
n = 100
Simpangan Baku = 67%

(%) + Simpangan baku = 67% + 10% = 77%

d. Perhitungan Simpangan Baku Mineral Magnetite :

(%) = Frekuensi / Jumlah Mineral x 100%

(%) = 6/100 x 100% = 6%


Simpangan Baku :
p = presentasi tiap mineral
n = total mineral yang terhitung

Pengukuran simpangan baku dilakukakn dengan ploting Van der Plas Chart

p=6
n = 100

Simpangan Baku = 6%

(%) + Simpangan baku = 6% + 5% = 11%


e. Perhitungan Simpangan Baku Mineral Hornblende :

(%) = Frekuensi / Jumlah Mineral x 100%

(%) = 5/100 x 100% = 5%


Simpangan Baku :
p = presentasi tiap mineral
n = total mineral yang terhitung

Pengukuran simpangan baku dilakukakn dengan ploting Van der Plas Chart

p=5
n = 100

Simpangan Baku = 5%

(%) + Simpangan baku = 5% + 5% = 10%

f. Perhitungan Simpangan Baku Mineral Zeolite:

(%) = Frekuensi / Jumlah Mineral x 100%

(%) = 3/100 x 100% = 3%


Simpangan Baku :
p = presentasi tiap mineral
n = total mineral yang terhitung

Pengukuran simpangan baku dilakukakn dengan ploting Van der Plas Chart
p=3
n = 100

Simpangan Baku = 3%

(%) + Simpangan baku = 3% + 5% = 8%

H. PEMBAHASAN DAN INTERPRETASI

Interpretasi material partikel sedimen ada beberapa jenis mineral yang dapat digunakan
untuk plotting di diagram yang menunjukkan komposisi material sedimen pasir dari
beberapa lingkungan asalnya (Dickinson, 1985 dalam Tucker, 1991). Mineral yang akan
dipakai untuk plotting tersebut adalah nilai presentase kuarsa, feldspar, fragmen batuan
dari jumlah mineral total. Hasil presentase itu selanjutnya dilakukan normalisasi.
Berikut adalah data presentase dari mineral-mineralnya.
- Kuarsa = 26,31%
- Feldspar = 42,11%
- Fragmen Batuan = 24,21%
Total = 92,63%
Normalisasi dan Plotting

Kuarsa = (26,31/92,63) x 100%

= 28,40%

Feldspar = (42,11/92,63) x 100%

= 45,46%

Fragmen Batuan = (24,21/92,63) x 100%

= 26,14%

Normalisasi feldspar dan fragmen batuan

Feldspar = (45,46/71,16) x 100% = 63,88%

Fragmen batuan = (26,14/71,16) x 100% = 36,73%

Dari hasil plotting dan normalisasi di atas dapat disimpulkan bahwa asal tipe daerah
dari sampel pasir yang diambil di daerah Kali kuning ini material sedimen tersebut
adalah provenance dissected arc. Disessected arc dihasilkan dari deretan gunungapi
yang mengalami erosi yang intensif terutama di sepanjang continental margin akan
menghasilkan material sedimen dengan komposisi berasal dari material plutonik dan
material vulkanik yang diendapkan baik di back arc basin maupun fore arc basin.
Dissected arc ini daerah dimana pegunungan yang sudah tidak aktif atau telah mati dan
telah mengalami proses tektonisme yang intens sehingga tercacahkan karena terkena
banyak proses struktur. Batupasir yang dihasilkan cenderung lebih sedikit mengandung
fragmen batuan dibandingkan material vulkanik dilihat dari hasil plotting yang sudah
dilakukan. Oleh karena itu, hal tersebut dihubungkan dengan lokasi pengambilan sampel
dari Kalikuning yang merupakan daerah yang dekat dengan gunung Merapi sehingga
disimpulkan bahwa aktivitas magmatis dari aktivitas volkanisme di daerah gunung
Merapi tersebut memengaruhi bentuk material sedimen yang tertransportasi di daerah
sekitarnya dalam hal ini daerah Kalikuning.

Dari hasil normalisasi, dapat dilihat bahwa presentase mineral kuarsa memiliki
presentase yang paling tinggi. Hal tersebut menunjukkan bawa tidak terlalu jauh jarak
antara tempat asal dari material sedimen ini dengan tempat pengambilan sampelnya
tidak terlalu jauh. Selain itu, terdapat material sedimen berupa feldspar yang
menunjukkan bawah material sedimen yang terendapkan disana rata-rata berukuran pasir
yang merupakan turunan dari pecahan batuan feldspatholitic, pasir volkaniklastik, dan
juga batuan beku intrusi batolith. Material sedimen ini terendapkan pada bagian bawah
sungai dengan kecepatan aliran yang tenang dan energi pengedapan yang rendah.

Anda mungkin juga menyukai