Puspitasari JN ACARA 4
Puspitasari JN ACARA 4
DISUSUN OLEH :
PUSPITASARI JATININGSIH N
(22/504996/TK/55244)
KELOMPOK 23
ROMBONGAN B : JUMAT, 13.00 – 15.00
ASISTEN KELOMPOK:
NISHFU LAILA HABIBAH
ASISTEN ACARA:
APRILLIA MAURA ANIF
ANDRE OLIHTA BERUTU
NOFY ALFIONITA
YOGYAKARTA
SEPTEMBER
2023
UNIVERSITAS GADJAH MADA ACARA / MODUL PRAKTIKUM
LABORATORIUM PALEONTOLOGI IV/ MOLUSCA
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA PRAKTIKAN NO. MHSW. ROMB./KELOMPOK NAMA FOSIL YANG DIPERIKSA
PUSPITASARI JN 22/504996/TK/55244 B/23 Cochlespiropsis jenkinsi (Squires, 2001)
suture
5,5 cm 2,3 cm
Spiral
costae
Apex 2 cm
NO PERAGA : 5H
Dorsal
Ventral
4,5 CM Dorsal Valve Perifer
Umbo
Ventral
valve
4 cm Ribs
Growth Growth
line line
Dorsal
4,5 CM Lunule Valve
Ventral
valve 3 Cm
Commisure
Sockets Eutscheon Marginal crenalation
KETERANGAN : 5H
Pada peraga 5H berwanrna putih kecokelatan dengan tingkat preservasi yang baik, dikarenakan bagian-bagian
tubuh peraga dapat dilihat dengan jelas. Peraga memiliki ukuran 4,5 x 4 x 3 cm, dengan tipe pengawetan yaitu
pengawetan bagian keras asli. Peraga ini berbentuk bylaterally symetri. Bagian keras (cangkang) tersusun atas
sepasang katup calcareous yang melindungi bagian dalam yang lunak. Dua valves (katup) pada sisi commissure
merupakan equivalves. Pada bagian lunak belakang umbo terdapat ligament yang digunakan unutk menyatukan
katup dan membuka cangkang. Dilihat dari bagian dorsal, umbo menyebarkan 22-28 ribs yang disilangkan
dengan growth line. Pada posisi pandang ventral terdapat cangkang bagian atas (ventral valve), commissure,
lunule, growth line, umbo. Pada posisi pandang dorsal commissure, lunule, growth line, umbo, sockets, cangkang
bagian bawah (dorsal valve), eutscheon. Dan pada bagian perifer terdapat bagian ventral valve, dorsal valve,
marginal crenalation, ribs
UMUR GEOLOGI : Cretaceous (145 Ma – 66 Ma) (Moore et al., 1952)
LINGKUNGAN HIDUP : Cretaceous (145 Ma – 66 Ma) (Moore et al., 1952)
DAFTAR PUSTAKA : TANGGAL PARAF
Tim Asisten Laboratorium Paleontologi, 2023, Buku Panduan
Praktikum Paleontologi 2023: Yogyakarta, Laboratorium
Paleontologi Departemen Teknik Geologi FT UGM.
Clarkson, E.N.K., n.d., INVERTEBRATE PALAEONTOLOGY AND
EVOLUTION FOURTH EDITION: Blackwell Science, 452 p.
Mynawar Khalil, S.Pi., M. Sc, (2016), Bioekologi Kerang Genus Anadara
(Bivalvia:Archidae): SEFA BUMI PERSADA
(1867) Anadara broughtonii - mindat.org. Available at:
https://www.mindat.org/taxon-5855397.html (Accessed: 24
September 2023).
Perifer
Perifer
Aperture Septum
Chambers
or camerae
11 cm
Bukaan
6 cm
spinuchle
Interior
Growth line
Whorls
9 cm
Kamar Cuping Spinuchle
Suture umbicullus
KETERANGAN :
Pada peraga 1I berwarna cokelat dengan gabungan warna putih pada perselingannya dan berwarna hitam pada
bagian kamar. Peraga ini memiliki ukuran 11x9x6 , dengan gejala proses pemfosilan yaitu belum terfosilkan,
organisme hanya mati dan cangkang terkeringkan, sehingga bagian tubuh organisme dapat diamati dengan jelas.
Jenis fossil yang diamati yaitu jenis fossil bodi utuh. Bagian tubuh peraga ini tersusun dari visceral mass dan
mantle cavity yang berdekatan yang ditutupi dengan sac-shaped mantle (mantle berbentuk kantung). Komposisi
cangkang peraga ini tersusun oleh kalsium karbonat, dalam bentuk aragonite, dan campuran organic matter. Whorls
pada cangkang tidak menutup rapat di sekitar sumbu melingkar, sehingga menjadikan Umbilicus. Bagian cangkang
terluar berlipat tiga, terbagi menjadi porcelaneous layer , nacreous layer, annulus layer. Porcelaneous layer
hanya terdapat pada bagian ventral(outer), lateral margins pada aperture, dan tidak terdapat pada inner (dorsal)
margin ketika aperture dibatasi oleh lingkaran cangkang sebelumnya. Pada growth line mengindikasikan intermitten
periods of nondeposits layer, yang dapat digunakan untuk menetukan bentuk pada pembentukan selanjutnya.
Aperture
Septa
kamar
protonoch
kamar
Spinuchle
KETERANGAN :
Fosil diatas memiliki kenampakan fisik berwarna putih kecoklatan. Fosil di atas merupakan jenis fosil internal mold
dengan kondisi fosil masih relative bagus, sehingga bagian-bagian tubuh dapat diamati dengan jelas. Fosil tersebut
tertinggal di dasar laut dan tertutupi oleh sedimen. Kemudian sedimen tersebut mengalami kompaksi dan
membentuk batuan sedimen dan cangkang tersebut mengalami pelarutan dan meninggalkan cetakan pada batuan
sedimen tersebut. Fosil ini yang tercetak merupakan bagian dalamnya. Pada bagian cangkang yang tersekat-sekat
oleh septa yang menyilang rongga. Tubuh lunak terletak pada kamar terakhir. Terdapat sphinucle yang digunakan
sebagai penyalur gas ke kamar-kamar untuk pengembangan ukuran. Pada fossil ini dapat dilihat
melaluimpenampang perifer dan dextral. Pada penampang perifer terdapat bagian aperture, septa, protonoch,
spinuchle, kamar
UMUR GEOLOGI: Middle Jurassic (168 Ma) – Late Jurassic (145 Ma) (Moore et al., 1952)
LINGKUNGAN HIDUP: Marine Environment (Neritic—200 m) (Moore et al., 1952)
Posterio
Spire
ror
Suture
Whorl
Body whorl
Dip
Base
Inner
Outer lip
lip
KETERANGAN :
Pada fossil ini memiliki kenampakan abu-abu dengan gejala proses pemfossilan yaitu pengawetan jejak atau sisa organisme.
Fosil ini merupakan jenis fosil internal mold dengan kondisi fosil masi dapat dilihat bagian-bagiannya. Fosil ini memiliki 7
kamar. Fosil tersebut tertinggal di dasar laut dan tertutupi oleh sedimen. Kemudian sedimen tersebut mengalami kompaksi
dan membentuk batuan sedimen dan cangkang tersebut mengalami pelarutan dan meninggalkan cetakan pada batuan sedimen
tersebut. Fosil ini yang tercetak merupakan bagian dalamnya. Fossil di atas diamati dengan kenampakan ventral dan dorsal.
UMUR GEOLOGI: Middle Devonian (393,3 Ma) _ Late Devonian (372,2 Ma) (Moore et al, 1952)
LINGKUNGAN HIDUP: Marine Environtment (Neritic 0-200m) (Moore et al, 1952)