1
KONTRAK KULIAH
• Mata Kuliah: Geologi Dasar (2 SKS)
• Sistem penilaian:
Komponen % Penilaian
Tugas 40
UTS 25
UAS 25
Keaktifan 10
• Bencana alam geologi adalah bencana alam yang terjadi di permukaan bumi
seperti tsunami, gempa bumi, gunung meletus, dan tanah longsor
• Karakter bencana geologi di suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh faktor
litologi/batuan penyusun wilayah tersebut
POTENSI EKONOMIS SUMBER DAYA MINERAL
• Salah satu manfaat mempelajari mineral dan batuan adalah mengetahui potensi
sumber daya alam (khususnya sumber daya mineral dan bahan galian) di suatu
wilayah.
MINERAL DAN BATUAN
8. BENTUK KRISTAL
• Bentuk kristal pada mineral
tergantung pada bentuk ikatan
atom penyusun mineral, yang
terkemas secara teratur dan
polanya melebar secara tiga
dimensi.
SKALA KEKERASAN MINERAL
• Tingkat kekerasan
mineral diukur
menggunakan satuan
skala Mohs (Mohs
Hardness Scale)
• Semakin tinggi nilai
pada skala mohs,
semakin keras pula
mineral tersebut.
KELOMPOK MINERAL
• Native Element (Unsur Murni)
➢ Hanya memiliki satu unsur kimia saja
➢ Bersifat malleable (mudah ditempa), tidak memiliki bentuk kristal (amorf)
➢ Contoh: Emas (Au), Tembaga (Cu), Perak (Ag), Platina (Pt), Arsenik (As)
• Sulfida
➢ Kombinasi antara unsur tertentu (biasanya logam) dengan sulfur (belerang) (S2-)
➢ Umumnya terbentuk di sekitar wilayah gunungapi yang memiliki kandungan sulfur
yang tinggi
➢ Memiliki kilap logam
➢ Contoh: pirit (FeS2), Kalkosit (Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS), dan Kalkopirit
(CuFeS2).
• Oksida
➢ Terbentuk dari kombinasi unsur tertentu (biasanya logam) dengan gugus anion oksida
(O2-)
➢ Umumnya memiliki specific gravity yang tinggi, bentuk kristal sederhana
➢ Contoh: korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3), kassiterit (SnO2), Zincite (ZnO), Magnetit
(FeFe2O4), Kalium Nitrat (KNO3)
KELOMPOK MINERAL
• Halida
➢ Dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogenelektronegatif, seperti: F-, Cl-, Br-, I-
➢ Umumnya memiliki specific gravity/berat yang rendah (<5 g/ml)
➢ Contoh: Halit (NaCl), Fluorit (CaF2), Silvit (KCl), dan Kriolit (Na3AlF6).
• Karbonat
➢ Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-
➢ Umumnya terbentuk di lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Karbonat
juga terbentuk pada daerah evaporitik dan pada daerah karst yang membentuk gua
(caves).
➢ Bereaksi dengan asam klorida (HCl)
➢ Contoh: Dolomite CaMg(CO3) 2, kalsit (CaCO3), magnesite (MgCO3), niter (NaNO3),
borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O), nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).
• Fosfat
➢ Dicirikan oleh adanya gugus PO43-
➢ Memiliki kilap kaca atau greasy (lemak)
➢ Contoh: Apatit Ca5(PO4)3Cl, Vanadine Pb5Cl(PO4)3,dan Turquoise CuAl6(PO4)4(OH)8
KELOMPOK MINERAL
• Silikat
➢ Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok silikat, yang
merupakan persenyawaan antara silicon (Si) dan oksigen (O).
➢ Penyusun terbanyak material kerak bumi.
➢ Umumnya memiliki cerat berwarna putih.
➢ Contoh: Quartz (SiO2), Feldspar Alkali (KAlSi3O8), Plagioklas ((Ca,Na)AlSi3O8), Mica
Muscovit (K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)2), Mica Biotit (K2 (Mg,Fe)6Si3O10(OH) 2), Olivin
((Mg,Fe)2SiO4),
• Sulfat
➢ Terbentuk dari unsur-unsur dan molekul yang berikatan dengan anion sulfat (SO42-).
➢ Terbentuk pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian
perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat berinteraksi dengan unsur lain.
➢ Dicirikan dengan tingkat kekerasan yang rendah
➢ Contoh: Barite (BaSO4), Celestite (SrSO4), Anhydrite (CaSO4), angelsit dan Gypsum
(CaSO4·2H2O).
2. BATUAN
Batuan Beku
Batuan Sedimen
Batuan Metamorf
SIKLUS BATUAN
A. BATUAN BEKU
• Merupakan batuan yang terbentuk
dari proses pembekuan magma.
• Umumnya terbentuk di wilayah
vulkanik.
• Memiliki sifat yang kokoh,
umumnya impermeable (jika tidak
terekahkan)
• Umumnya memiliki bentuk
mineral yang masih terlihat secara
kasat mata maupun dengan lup
geologi.
Magma
• Kumpulan batuan cair Mafic Felsic
yang berpijar dan sangat
panas bercampur
dengan air dan gas di
dalam kerak bumi
• Mengandung silikat
• Berat jenis lebih ringan
dari batuan Intermediet
Pengaruh Jenis
Felsic
Magma terhadap
Riolit
Batuan Beku
Granit
• Semakin asam (felsic)
magma, batuan beku yang
terbentuk akan semakin
Intermediet berwarna cerah ➔
Diorit
bergantung pada
Andesit
komposisi mineral
Mafic
Basalt Gabbro
Mineral felsic Mineral mafic
(tinggi silikat) (rendah silikat)
GENESA PEMBENTUKAN BATUAN BEKU
Pengaruh Genesa
Pembentukan terhadap
Batuan Beku
Ekstrusif Intrusif
B. BATUAN
SEDIMEN
Transportasi
Batupasir/Sandstone
C. Sedimentasi/Deposisi
• Sedimentasi = pengendapan
sedimen yang telah mengalami
transportasi.
• Pengendapan umumnya terjadi
pada area cekungan pada
kondisi P (pressure/tekanan)
dan T (temperatur) tertentu.
• Contoh lingkungan
pengendapan yaitu muara,
danau, sungai, delta, laut
dangkal, laut dalam, estuaria,
dan lain-lain.
Struktur Berlapis
Struktur Laminasi
Batugamping Nummulites
• Kondisi lingkungan pengendapan sangat berpengaruh terhadap jenis
fragmen/grain dan semen pada batuan yang terbentuk.
B. Metasomatisme
• Metasomatisme yaitu
pergantian material sedimen
oleh berbagai mineral
autigenetis (mineral-mineral
lempung, gipsum, kuarsa,
dll), tanpa pengurangan
volume asal.
• Pada umumnya disebabkan
oleh fluida hidrotermal.
• Pelarutan dan pengendapan
mineral terjadi dalam waktu
yang sama.
Jenis Proses Pembentukan
Batuan Sedimen Non-Klastik
C. Rekristalisasi
• Menurut (Nichols, 2009), rekristalisasi
merupakan keadaan dimana struktur
kristal baru terbentuk tanpa mengubah
komposisi kimia awal.
• Pada saat sedimen terakumulasi,
mineral yang kurang stabil akan
cenderung mengkristal kembali atau
mengalami rekristalisasi agar menjadi
stabil.
• Misalnya, mineral aragonite (CaCO3)
akan mengalami rekristalisasi menjadi
kalsit (CaCO3)
• Contoh batuan sedimen non klastik
yang mengalami proses rekristalisasi
adalah batugamping.
Jenis Proses Pembentukan Batuan Sedimen Non-Klastik
D. Dissolution
• Pelarutan yang terjadi pada
batuan umumnya terjadi pada
matriks, mineral maupun
fragmen batuan yang tidak
stabil.
• Contoh mineral yang sering
mengalami pelarutan adalah
mineral feldspar.
• Proses pelarutan menyebabkan
terbentuknya rongga pada
batuan
Jenis Proses Pembentukan Batuan Sedimen Non-Klastik
E. Bioturbasi
• Bioturbasi merupakan rekaman
hasil aktivitas organisme (seperti
menggali/ burrowing, berjalan/
grazing, tinggal/ dwelling dan
mencari makan / feeding) yang
dapat mengganggu atau mengubah
tekstur dan struktur asal dari
sedimennya.
• Bioturbasi dapat terjadi di hampir
semua tipe endapan, baik pada
lingkungan marin, nonmarin
maupun sedimen deltaik
C. BATUAN METAMORF
• Batuan metamorf (malihan)
merupakan jenis batuan
yang terbentuk akibat
deformasi pada wilayah
genesa dengan tekanan
dan/atau suhu yang tinggi.
• Batuan metamorf dapat
berasal dari batuan
induk/asal berupa beku,
sedimen, maupun
metamorf itu sendiri
• Batuan induk yang
membentuk batuan
metamorf disebut protolith.
• Proses pembentukan
batuan metamorf disebut
metamorfisme.
Wilayah Pembentukan Batuan Metamorf
Wilayah Pembentukan Batuan Metamorf
Tipe Metamorfisme
A. Metamorfisme Kontak
• Merupakan metamorfisme
skala lokal yang terjadi akibat
transfer panas dari magma ke
batuan di sekitarnya.
• Perubahan struktur batuan
protolith dapat terjadi akibat
pelelehan batuan.
• Contoh:
- Marmer (marble) terbentuk dari
batugamping (limestone).
- Kuarsit (quartzite) terbentuk
dari batupasir kuarsa (quartz
sandstone)
Tipe Metamorfisme
B. Metamorfisme
Dislokasi/Kataklastik
• Tipe metamorfisme skala lokal yang
berasosiasi dengan patahan atau
zona sesar.
• Pergeseran tubuh bidang sesar
dapat mengakibatkan deformasi
yang berimbas pada perubahan
bentuk batuan.
• Gesekan di sepanjang zona geser
menghasilkan panas, dan batuan
terdeformasi secara mekanik.
• Contoh batuan: milonit
Tipe
Metamorfisme
C. Metamorfisme Burial
• Tipe metamorfisme skala
regional yang disebabkan
karena batuan terpendam jauh
di bawah tumpukan material
sedimen maupun vulkanik dan
umumnya tidak berasosiasi
dengan magmatisme.
• Melibatkan tekanan yang tinggi
dan suhu yang rendah.
• Menyebabkan struktur batuan
cenderung memiliki
pensejajaran mineral (foliasi)
yang kecil/rendah.
• Contoh: batuserpih (slate) dari
batulempung (mudstone)
Tipe Metamorfisme
D. Metamorfisme Orogenik/Dinamik
• Tipe metamorfisme skala regional yang
berhubungan dengan pembentukan
sabuk orogenik/pegunungan.
• Umumnya banyak ditemukan di
wilayah slab subduksi.
• Proses deformasi menimbulkan
rekristalisasi.
• Dikontrol oleh kondisi tekanan dan
suhu yang besar.
• Memiliki foliasi/pensejajaran mineral
yang relatif besar
• Contoh: batu gneiss dari batu granit.
Pengaruh Tipe Metamorfisme terhadap
Kenampakan Batuan Metamorf
• Pengaruh tekanan yang tinggi dapat membuat
batuan metamorf memiliki foliasi (pensejajaran
mineral), sehingga memiliki struktur foliasi.