Anda di halaman 1dari 74

BATUAN DAN MINERAL

Disusun Oleh:
1. Eklesia Martina N (19/453230/PTK/13176)
2. I Darari Tajayani (20/467446/PTK/13507)
3. Rohiman Ahmad Z (20/467451/PTK/13512)
4. Rosi Wulandari (20/467452/PTK/13513)
Sumber Kementrian ESDM REPUBLIK INDONESIA
https://psg.bgl.esdm.go.id/pameran/index.php?kategori=atlas&halaman=peta-geologi-regional&title=Peta%20Geologi
%20Regional
Batuan adalah sekumpulan mineral-mineral yang menjadi satu. Batuan bisa terdiri dari
satu macam mineral saja atau campuran beberapa mineral (Muhammad Zuhdi, 2019)

BATUAN

Beku Sedimen Metamorf


• Batuan beku atau igneus rock berasal dari Bahasa Latin: (ignis yaitu"api"). Batuan beku adalah jenis
batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses
kristalisasi, baik di bawah permukaan bumi yang dikenal sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di
atas permukaan bumi yang dikenal sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Muhammad Zuhdi, 2019.
• Tekstur : Kristalisasi, Granularitas, hubungan antar kristal
Beku • Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan
tersebut. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan
jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya
berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf.
• Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku.Pada umumnya dikenal dua
kelompok tekstur ukuran butir, yaitu: Fanerik atau fanerokristalin dan afanitik.
• hubungan antara kristal terbagi menjadi 2 yaitu Equigranular dan Inequigranular
Klasifikasi Batuan Beku

Gelas tidak berbutir atau tidak memiliki Kristal (amorf).

Afanitik berbutir sangat halus dan hanya dapat dilihat


dengan mikroskop

Fanerik berbutir cukup besar sehingga komponen mineral


pembentuknya dapat dibedakan secara megaskopis

Porfiritik merupakan tekstur yang khusus di mana


Beberapa batuan beku yang jumlahnya melimpah :
terdapat campuran antara butiran-butian kasar di dalam
massa dengan butiran-butiran yang lebih halus
• Basalt adalah batuan leleran dari gabro, minrealnya berbutir
Bentuk Batuan Beku halus,berwarna hitam
• Andesit adalah batuan beku dalam mineralnya berbutir kasar
hinggasedang, warnanya agak gelap.
• Granit adalah batuan beku dalam bertekstur holokristalin,
feneritik,berbutir kasar
Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian
atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas,
membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill.

Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan
bawahnya cekung ke atas.

Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar


dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan
batuan yang diterobosnya.
• Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk karena proses diagnesis dari material batuan lain
yang sudah mengalami sedimentasi, Batuan Sedimen paling banyak tersingkap dipermukaan bumi
kurang lebih 75 % dari luas permukaan bumi, sedangkan batuan beku dan metamorf hanya tersingkap
sekitar 25 % dari luas permukaan bumi. Oleh karena itu, batuan sediment mempunyai arti yang
sangat penting, karena sebagian besar aktivitas manusia di permukaan bumi terdapat di atas jenis
Sedimen batuan ini. (Muhammad Zuhdi, 2019.)
• Pembentukan Batuan sedimen terbentuk dari batuan-batuan yang telah ada yang mengalami
pelapukan, dorongan oleh air, pengikisan-pengikisan oleh angin serta proses, diagnesa, transportasi
dan litifikasi.
• Litifikasi adalah proses perubahan metarial sediment menjadi batuan sediment yang kompak
• Diagnesis adalah proses yang menyebabkan perubahan pada sediment selama terpedamkan dan
terlitifikasi (Kompaksi, Anthigenesis, Metasomatisme,Rekristalisasi dan Larutan (solution))

Transportasi Sedimen
• Suspension
• Bed load Bentuk Sedimen
• Saltation • Klastik
• Non-Klastik
Tekstur Batuan Sedimen
• Tekstur Klastik
• Ukuran butir
• Roundness
• Sortasi
• Fabric
• Struktur
• Graded bedding
• Batuan Metamorfisme adalah proses-proses yang mengubah mineral suatu batuan pada fase padat
karena pengaruh kondisi fisik dan kimia di dalam kerak bumi, dimana kondisi fisik dan kimia tersebut
berbeda dengan kondisi sebelumnya. (Muhammad Zuhdi,2019)
• Proses metamorfose dapat berlangsung sangat lama hingga jutaan tahun. Semakin lama prosesnya, maka
Metamorfosis semakin sempurna tingkat metamorfosenya.
• Faktor yang mempengaruhi intensitas metamorfisme batuan yaitu suhu, tekanan, larutan yang terlibat,
waktu dan media metamorfisme.

Tipe metamorfosa
• Orogenik
• Burial
• Ocean floor
• Lokal
• Hidrotermal
• Impact
• Retrogade
Fasies Metamorfik
Konsep fasies metamorfik diperkenalkan oleh Eskola,
1915(Bucher &Frey, 1994). Eskola mengemukakan bahwa
kumpulan mineral pada batuanmetamorf merupakan
karakteristik genetik yang sangat penting sehingga terdapat
hubungan antara kumpulan mineral dan kompisisi batuan pada
tingkat metamorfosa tertentu. Fasies Metamorfik
Facies merupakan suatu pengelompokkan mineral- • Zeolite fasies
mineral metamorfik berdasarkan tekanan dan temperatur dalam • Prhnite-pumpellyutes-fasies
pembentukannya pada batuan metamorf. • Greenschist fasies
• Amphinolite fasies
• Granulite fasies
• Blueschist fasies
• Eclogite fasies
• Albite-epidote-fasies
• Hornblonde hornfels fasies
• Pyroxen hornfels fasies
• Sanidite fasies
Mineralogi
Proses pertumbuhan mineral saat terjadinya
metamorfosa pada fase padat dapat dibedakan menjadi Derajat metamorfosa
secretionary growth, concentrionary growth dan Berdasarkan tekanan dan temperature,
replacement (Ramberg, 1952 dalam Jackson, 1970). matamorfosa dapat dibedakan menjadi 3 :
Metamorfosa derajat rendah terjadi pada temperatur
Secretionary growth merupakan pertumbuhan kristal antara 200° hingga 320° C dan tekanan yang relatif
hasil reaksi kima fluida yang terdapat pada batuan yang rendah.
terbentuk akibat adanya tekanan pada batuan tersebut. Metamorfosa derajat sedang terjadi diantara kondisi
rendah dan tinggi
Concentrionary growth adalah proses pendesakan Metamorfosa derajat tinggi terjadi pada temperatur
kristal oleh kristal lainnya untuk membuat ruang pertumbuhan. lebih besar dari 320°C dan tekanan yang relatif tinggi.
Sedangkan replacement merupakan proses penggantian mineral
lama oleh mineral baru.

“Batuan metamorf merupakan batuan hasil malihan dari batuan yang telah ada sebelumnya yang ditunjukkan dengan
adanya perubahan komposisi mineral, tekstur dan struktur batuan yang terjadi pada fase padat (solid rate) akibat adanya
perubahan temperatur, tekanan dan kondisi kimia di kerak bumi”
( Ehlers & Blatt,1982).
Contoh Batuan Metamorfosis
Contoh Batuan Metamorfosis
Contoh Batuan Metamorfosis
Contoh Batuan Metamorfosis
Harga Acuan Tambang Batuan
Pergub DIY No 328/KEP/2019
PROSES PEMBENTUKAN BATUAN
Siklus Batuan
Proses Pembentukan Batuan Beku

Batuan beku merupakan batuan


yang berasal dari hasil proses
pembekuan magma. Magma relatif
lebih ringan dari batuan yang ada di
sekitarnya, sehingga magma akan
bergerak naik ke atas. Magma yang
berhasil mencapai permukaan bumi
akan menghasilkan batuan beku
luar (ekstrusif) atau batuan volkanik.
Magma yang tidak berhasil
mencapai permukaan bumi dan
membeku di dalam bumi akan
membentuk batuan beku dalam
(intrusif ) atau batuan beku plutonik.
Proses Kristalisasi Magma
Kecepatan pendinginan
Magma merupakan cairan yang panas
magma akan sangat
dimana ion-ion yang menyusun
berpengaruh terhadap proses
magma akan bergerak bebas tak
kristalisasi, terutama pada
beraturan, sebaliknya pada saat magma
ukuran kristal. Apabila
mengalami pendinginan, pergerakan
pendinginan magma
ion-ion yang tidak beraturan ini akan
berlangsung dengan lambat,
menurun, dan ion-ion akan mulai
maka akan menghasilkan
mengatur dirinya menyusun bentuk
bentuk kristal yang besar.
yang teratur, proses ini di sebut
Apabila pendingan magma
kristalisasi.
berlangsung cepat, maka
akan menbentuk kristal yang
kecil. Sedangkan apabila
pendinginan berlangsung
sangat cepat hasil
pembekuan nya akan
menghasilkan atom yang
tidak beraturan.
Proses Pembentukan Batuan Sedimen
Batuan sedimen terbentuk dari batuan-batuan yang telah ada yang
mengalami pelapukan, dorongan oleh air, pengikisan-pengikisan
oleh angin serta proses, diagnesa, transportasi dan litifikasi. Proses ini
melibatkan 4 proses utama:
P
T
r
ae
l
n
sa
p
p
o
ru
tk
a
sa

P
in

e
m
a
d
a
t
a
n
Pelapukan adalah pemecahan batu, tanah, dan mineral
serta bahan kayu dan buatan melalui kontak dengan
atmosfer bumi, perairan, dan organisme biologis yang
terjadi di tempat yang sama, dengan sedikit atau tanpa
gerakan.

Agen proses transportasi dapat berupa gravitasi


( jarak pendek dan lereng curam) Angin (partikel
kecil saja), gletser, air.

Pengendapan adalah proses di mana sedimen yang dihasilkan


oleh proses pelapukan ditambahkan ke suatu dataran yang lebih
rendah, pengendapan terjadi ketika kekuatan untuk transportasi
sedimen tidak lagi cukup untuk mengatasi gaya gravitasi dan
gesekan, sehingga menciptakan ketahanan terhadap gerak.

Pemadatan terjadi ketika sedimen terkubur dalam-


dalam, menempatkan mereka di bawah tekanan
karena berat lapisan di atasnya.
Proses Pembentukan Batuan Metamorf

Batuan metamorf terbentuk oleh proses


rekristalisasi di kedalaman kerak bumi pada
kedalaman 3 hingga 20 km dari permukaan bumi,
yang sebagian besar terjadi dalam keadaan
padat, yakni tanpa melalui fasa cair.
Menurut H.G.F. Winkler, 1967,
metamorfisme adalah proses-proses yang
mengubah mineral suatu batuan pada
fase padat karena pengaruh atau
tanggapan terhadap kondisi fisik dan
kimia di dalam kerak bumi, dimana kondisi
fisik dan kimia tersebut berbeda dengan
kondisi sebelumnya.
Faktor yang mempengaruhi intensitas metamorfisme
batuan yaitu:
•Ada dua jenis tekanan yang penting sebagai agen
• seiring dengan meningkatnya suhu batuan, metamorfosis: Tekanan beban atau confining presure (atau
mineral mulai berubah dari keadaan padat ke tekanan seragam atau tekanan pengikat atau tekanan
keadaan cair, dan reaktivitas pori-pori fluida litostatik).Tekanan yang diarahkan (Directed
Presure/Differential Stress) atau tekanan geser atau
di batuan meningkat. tegangan diferensial.

Suhu Tekanan

•Cairan bertindak sebagai katalis, mereka


mempercepat reaksi mineralogi yang lambat.
Cairan mengangkut padatan terlarut ke dan dari
massa batuan dan karenanya sangat berperan
dalam pembentukan mineral baru.

Air & CO2


Jenis perubahan yang diakibatkan oleh
proses metamorfosa
• Perubahan tekstur, pemanasan dan tekanan yang meningkat akan
mengubah tekstur batuan (ukuran butiran dan bentuknya)

Perubahan mineralogi, selama pemanasan dan di bawah tekanan, mineral


akan pecah dan bereaksi satu sama lain dan membentuk miniral yang
sifatnya lebih baru

• Perubahan kimia, cairan intergranular mampu mengangkut material dari


dan ke batu, selain itu difusi ion melalui cairan dan mineral bisa terjadi.
MINERAL
Mineral
• Mineral adalah zat padat anorganik homogen yang
terbentuk secara alamiah, biasanya berbentuk kristal
dengan komposisi tertentu. Ada sekitar 3800 mineral yang
diketahui, termasuk minyak dan gas, yang ada di Bumi.
(Haldar, S. K. (2020). ’Minerals and rocks’. Introduction to
Mineralogy and Petrology, 1–51).
• Senyawa an-organik biasanya tidak termasuk, namun
tahun 1995 The International Mineralogical Association
telah mengajukan definisi baru tentang mineral. Mineral
didefinisikan sebagai suatu unsur atau senyawa yang
dalam keadaan normalnya memiliki struktur kristal dan
terbentuk dari hasil proses geologi. Klasifikasi modern
telah mengikutsertakan kelas organik ke dalam daftar
mineral, seperti skema klasifikasi yang diajukan oleh Dana
dan Strunz.
MINERAL UNSUR LOGAM

Berdasarkan PP 23/2010, ada 58 unsur logam yaitu: Li, Be, Mg, K, Ca, Au, Cu,
Ag, Pb, Zn, Sn, Ni, Mn, Pt, Bi, Mo, Bauksit, Hg, W, Ti, Barit, V, Kromit, Sb, Co, Ta,
Cd, Ga, Id, Y, Magnetit, Fe, Galena, Alumina, Nb, Zr, Ilmenit, Cr, Eb, Yb, Dy, Th,
Cs, La, Nd, Hf, Sc, Al, Pl, Rd, Om, Re, Ir, Se, Tl, Sr, Ga, Ze

Berdasarkan Permen 1/2014: ada 14 jenis komoditas mineral logam yang


diperdagangkan yaitu: Cu, Ni, Co, Fe (Bijih besi), Fe (pasir besi), Sn, Mn, Pb, Zn,
Au, Ag, Cr dan REE (Logam Tanah Jarang)
Golongan Nama Logam Simbol Logam Golongan Nama Logam Simbol Golongan Nama Logam Simbol Logam
Logam

Alumunium Au

Emas Au Besi Fe Berrilium Ag

Litium Li
Logam Mulia Perak Ag Mangan Mn
Magnesium Mg

Kelompok Molibden Mo Titanium Ti


Pt
Platina
Logam Besi dan Krom Cr Tantalum-
Paduan Besi niobium Ta-Nb
Tembaga Cu Kobal Co Logam Ringan
dan Langka Kadmium Cd
Timbal Pb Nikel Ni Galium Ga
Indium In
Seng Zn Wolfram W
Ytrium Y
Logam Dasar Antimon Sb Vanadium V
Torium Th
Bismut Bi Zirkonium Zr
Uranium U
Air Raksa Hg
Logam tanah
jarang REE
Timah Sn
JENIS MINERAL NON LOGAM
Mineral non logam tidak mengandung logam apapun dalam komposisi kimianya. Mineral ini umumnya
memiliki spesifik gravitasi yang rendah. Contoh mineral non logam yang umum adalah alabaster (CaCO3 or
CaSO4.2H2O), amethyst (SiO2), andalusite (Al2SiO5), calcite (CaCO3), diamond (C), graphite (C), fluorite or
fluorspar (CaF2), orthoclase feldspar or K-feldspar (KAlSi3O8), plagioclase feldspar (NaAlSi3O8 - CaAl2Si2O8),
garnet (Ca3Al2(SiO4)3), gypsum (CaSO4.2H2O), halite or rock salt (NaCl), mica (aluminosilicate of K/Na, Fe/Mg,
and rarely Li or Cr), lepidolite {K(Li, Al, Rb)2(Al, Si)4O10(F, OH)2}, quartz (SiO 2), sulfur (S), topaz (Al2SiO4(F,
OH)2), and tourmaline (NaMg3(Al,Mg)6B3Si6O27(OH)) (Haldar, S. K. (2020). ’Minerals and rocks’. Introduction
to Mineralogy and Petrology, 1–51).

Mineral Bukan Logam (50 jenis) (PP No. 23/2010) : Intan, Korundum, Grafit, Arsen, Pasir Kuarsa, Fluorspar,
Kriolit, Yodium, Brom, Klor, Belerang, Fosfat, Halit, Asbes, Talk, Mika, Magnesit, Yarosit, Oker, Fluorit, Ball
Clay, Fire Clay, Zeolit, Kaolin, Feldspar, Bentonit, Gipsum, Dolomit, Kalsit, Rijang, Pirofilit, Kuarsit, Zirkon,
Wolastonit, Tawas, Batu Kuarsa, Perlit, Garam Batu, Clay, Dan Batu Gamping Untuk Semen
Mineral Non logam

Alabaster Amethyst Andalusite Calcite

Diamond Fluorite Garnet Graphite


Mineral Non Logam

Gypsum Halite Lepidolite Quartz

Sulfur Topaz Tourmaline


Mineral Logam

Native Cooper Native Gold Native Platinum Native Silver

Arsenopyrite Azurite Bauxite Cassiterite


Mineral Logam

Chalcopyrite Chromite Cinnabar Galena

Hematite Malachite Millerite Pyrite


Persebaran Mineral di Indonesia
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI – BADAN GEOLOGI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Perak
Emas
Mangan
Emas Emas
Titan Laterit Besi (8)
Besi Primer

Besi Laterit Pasir besi


Titan Laterit Besi Laterit Nikel (29)
Nikel
Besi Primer
Mangan (3) Emas
Mangan Tembaga
Emas
Mangan
Pasir besi Emas
Tembaga
Mangan

Sumber : Ditjen Minerba 2013 35


U
Untuk mendapatkan informasi detail mengenai persebaran mineral dan gas alam di Indonesia silahkan

mengakses : https://geoportal.esdm.go.id/minerba/ntuk mendapatkan informasi detail mengenai persebaran

mineral dan gas alam di Indonesia silahkan mengakses : https://geoportal.esdm.go.id/minerba/


SUMBER DAYA DAN CADANGAN MINERAL STRATEGIS
TOTAL SUMBER DAYA TON) TOTAL CADANGAN (TON)
NO KOMODITI
BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM

1 Emas Primer 8,604,254,086 7,513 2,722,007,586 2,496


2 Bauksit 3,974,265,103 1,952,579,433 1618634786 751827048.5
3 Nikel 3,728,138,997 54,731,346 1,141,984,951 21,110,993
4 Tembaga 18,528,247,472 110,644,822 2,630,650,377 24,673,637
5 Besi 712,464,366 401,771,219 65,579,511 39,825,354
6 Pasir Besi 2,121,476,550 443,732,972 173,810,612 25,412,653
7 Mangan 15,557,049 6,305,298 7,086,324 5,029,045
8 Seng 670,658,336 7,487,776 19,864,091 2,274,983
9 Timah 3,924,087,598 2,345,693 1,591,501,947 335,762
10 Xenotim 23,165,947 326 0 0
11 Perak 14,462,460,181 838,531 3,056,344,162 1,691,954
12 Timbal 401,218,566 10,941,142 11,494,091 777,789
Acuan Harga Mineral dan Batubara
sumber : https://www.minerba.esdm.go.id/harga_acuan
Prioritas Kawasan industri
Kawasan Industri
Kawasan Industri Landak Kawasan Industri Palu Kawasan Industri Buli
Kawasan Industri Teluk Bitung
Kuala Tanjung Industri Rotan, Karet, Kakao (agro) Industri Smelter Ferronikel,
Industri Karet, CPO dan Smelter Industri Agro dan Logistik Stainless steel, dan downstream
Industri Aluminium , CPO stainless steel

Kawasan Industri
Kawasan Industri Ketapang Batu Licin
Kawasan Industri
Industri Alumina Industri Besi Baja Teluk Bintuni
Industri Migas dan Pupuk

Kawasan Industri Sei Mangkei

Industri Pengolahan CPO

Kawasan Industri Morowali


Kawasan Industri Tanggamus
Industri Smelter Ferronikel,
Industri Maritim dan Logistik Stainless steel, dan downstream
stainless steel

Kawasan Industri Kawasan Industri Bantaeng Kawasan Industri


Jorong Konawe
Hilirisasi Sumber Daya Mineral Industri Smelter Ferronikel,
(Bauksit), Stainless steel, dan downstream
Industri Smelter Ferronikel,
Kelapa Sawit stainless steel
Stainless steel, dan downstream
stainless steel
Studi Kelayakan Penambangan
Studi Kasus : Cadangan batu gamping bahan baku semen di PT. Holcim
Indonesia Tuban

Batu gamping merupakan salah satu mineral industri yang banyak


digunakanan oleh sektor industri atau pun konstruksi dan pertanian
antara lain untuk bahan bangunan, batu bangunan, industry kaca
sebagai galian fluks, industry bata silica dan bahan baku industry semen.
Cadangan (Reserve) adalah endapan mineral yang telah diketahui
ukuran, bentuk, sebaran, kualitas dan kuantitasnya dan secara ekonomis,
tekns, hukum, lingkungan dan sosial dapat ditambang pada saat
perhitungan dilakukan. Pemilihan metode perhitungan cadangan
tergantung dari bentuk endapannya. Setelah dilakukan perhitungan
cadangan maka dapat di ketahui berapa umur tambang berdasarkan
target produksinya.
Analisa Kelayakan Penambangan
Provinsi Jumlah (ton)
Daerah Istimewa Aceh 100.857
Sumatera Utara 5.709
• Total Produksi PT. Holcim Indonesia : 4.000.000 ton/tahun Sumatera Barat 23.273,300

• Total Cadangan Batu Kapur : 28.678.500 ton Riau 6.875


Sumatera Selatan 48.631
• Quarry PT. Holcim Indonesia Tuban : 288,64 Ha Bengkulu 2.730

• Umur Tambang : Lampung 2.961


Jawa Barat 678.820
Jawa Tengah dan DIY 125.000

Denggan cadangan batu kapur di Indonesia sebesar


Jawa Timur 416.400
Kalimantan Selatan 1.006.800
28.678.500 ton, maka PT. Holcim mendapatkan umur Kalimantan Tengah 543.000
tambang selama 7,16 tahun. Nusa Tenggara Barat 1.917.386
Nusa Tenggara Timur 229.784
Sulawesi Utara 66.300
Sulawesi Selatan 19.946
Papua 240.000
TOTAL 28.687.500
Analisa Kelayakan Penambangan
Modal Biaya
Pengaruh kenaikan biaya produksi terhadap NPV,
Modal Tetap Investasi Perizinan 2.500.000.000 IRR, dan payback period
Pembebasan Lahan 4.400.000.000 Kenaikan NPV (RP) IRR (%) Payback
Biaya Period
Investasi Pembangunan 3.850.000.000 Produksi (Tahun)
Sarana dan Prasarana
1% 15.912.611.470 26,48 3.04
Investasi Peralatan Utama 27.225.000.000
dan Peralatan Penunjang 5% 10.870.105.161 24,77 4,43
Investasi Peralatan Teknik 1.771.800.000
dan Manajemen 10 % 4.566.972.274 22,13 4,22
Modal Kerja 4.269.000.000

40.055.800.000
Pengaruh penurunan harga jual batu kapur terhadap
Biaya Produksi 20.602.184.655 NPV, IRR, dan payback period
4.070.901.000 Penurunan NPV (RP) IRR (%) Payback
Biaya Period
Depresiasi dan Amortasi 714.680.000 Produksi (Tahun)

1% 28.381.253,843 26,10 4,03

Pendapatan Perusahaan + 36.000.000.000 5% 16.149.589.131 22,26 4,25

10 % 860.008.240 16,36 6,32


Kesimpulan

IRR > i yang diinginkan, maka proyek investasi diterima.


IRR < i yang diinginkan, maka proyek investasi ditolak.

Berdasarkan analisis aliran finansial dan analisis sensitivitas yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa proyek penambangan batu kapur ini secara ekonomi dinilai layak. Hal ini
dapat terlihat dari besarnya nilai IRR yang lebih besar dari discounted factor yang
menunjukkan bahwa kegiatan penambangan ini dapat mendapatkan keuntungan sebesar
27,80% dari margin biaya keseluruhan kegiatan penambangan. Selain itu, nilai payback
period sebesar 3 tahun 1 bulan 12 hari juga menunjukkan bahwa kegiatan penambangan
ini, modalnya akan kembali pada tahun ke-2 pada kegiatan penambangan.
Karakteristik Fisik mineral
1. Struktur (Form)
2. Pecahan (Fracture)
3. Kilap (Luster)
Penentuan nama mineral 4. Kekerasan (Hardness)
dapat dilakukan dengan
membandingkan sifat-sifat 5. Warna
fisik mineral antara mineral 6. Cerat (Streak)
yang satu dengan mineral
yang lainnya. 6.7. Belahan (Cleavage)
6.8. Berat Jenis (Specific Gravity)
6.9. Kemagnetan
6.10. Sifat Dalam (Tenacity)
Karakteristik Fisik mineral
• Struktur granular atau struktur butiran
• Struktur kolom
1. Struktur (Form) • Struktur lembaran atau lameler
• Struktur imitasi

• Concoidal: Pecahan yang membentuk gelombang melengkung pada permukaan


pecahan, seperti pecahan botol atau kenampakan kulit kerang, contohnya yaitu
kuarsa.
• Splintery/Fibrous: pecahan yang memperlihatkan seperti serat. Contohnya yaitu
asbes, augit dan hipersten.
1. Pecahan (Fracture) • Even: pecahan yang dihasilkan bentuk permukaan yang halus. Contohnya limonit.
• Uneven: pecahan yang dihasilkan memiliki bentuk permukaan yang kasar.
Contohnya magnetit, hematite, kalkopirite dan garnet.
• Hackly: pecahan tersebut menghasilkan permukaan yang kasar, tidak teratur dan
runcing – runcing. Contohnya yaitu native elemen emas dan perak.
Karakteristik Fisik mineral
• Kilap Logam: Pantulan oleh cahaya memberikan kesan seperti logam.
Kilap jenis ini biasa ditemukan pada mineral yang mengandung logam
3.Kilap (Luster) atau mineral bijih seperti emas, pirit, kalkopirit dan galena.
• Kilap Non Logam: Kilap ini tidak memberikan kesan logam saat terkena
cahaya.

• Ketahanan suatu mineral terhadap goresan itulah yang dinamakan


kekerasan dalam mineral. Untuk mengetahui tingkat kekerasan mineral,
Kekerasan (Hardness) secara relatif dapat menggunakan skala Mohs yang dimulai dari angka 1
yang artinya paling lunak hingga angka 10 yang berarti mineral tersebut
paling keras.
Karakteristik Fisik mineral
• Idiokromatik : Warna mineral akan selalu sama atau tetap.
• Alokromatik : Warna mineral tidak tetap atau dapat berubah, hal ini
3. Warna
tergantung dari meterial pengotornya dan biasanya dapat ditembus cahaya,
seperti kalsit dan kuarsa.
• Cerat merupakan warna dari mineral dalam wujud serbuk atau hancuran.
Warna mineral ini dapat diperoleh jika mineral digoreskan pada bagian kasar
Cerat (Streak) seperti kepingan porselin atau dilakukan penumbukan mineral lalu dilihat
warna bubuk tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli dari mineral
namun ada juga yang berbeda.
• Belahan merupakan kenampakan dari mineral yang berdasarkan
kemampuannya untuk membelah melalui bidang belahan yang rata dan juga
6. Belahan (Cleavage)
licin. Biasanya bidang belahan berbentuk sejajar dengan bidang tertentu.
Contoh mineral yang dapat membelah yaitu kalsit.
Karakteristik Fisik mineral
• Merupakan perbandingan antara berat pada mineral dengan volume mineral.
3. Berat Jenis (Specific Untuk mengetahui berat jenis mineral yaitu dengan cara menimbang terlebih
Gravity) dahulu mineral tersebut. Selanjutnya, untuk mendapatkan volume mineral, dapat
dilakukan dengan memasukannya ke dalam air yang berada di gelas ukur.
• Ferromagnetik : Mineral – mineral ferromagnetik akan mudah untuk ditarik atau
diterik dengan kuat jika terdapat medan magnet dari luar. Mineral ferromagnetik
memiliki sifat kemagnetan yang permanen. Contohnya yaitu magnetit, pyrrhotit,
isovite, symthite dan lain sebagainya.
• Paramagnetik : Mineral – mineral paramagnetik akan diterik oleh medan magnet
hanya sementara saja. Mineral ini akan bersifat magnetik saat berada dekat
Kemagnetan disekitar medan magnet, jika dijauhkan dari medan magnet akan hilang sifat
kemagnetannya. Contohnya yaitu hematit, pirit, olivin, mineral mika dan lain –
lain.
• Diamagnetik : Mineral – mineral yang tidak akan tertarik oleh medan magnet.
Mineral diamagnetik sebenarnya sedikit menolak medan magnet, dan yang
termasuk mineral ini yaitu sulfur, kuarsa, calcite, ortoklas, gipsum, talk, intan dan
lain – lain.
Karakteristik Fisik mineral
Sifat Dalam (Tenacity)
• Rapuh (brittle): mudah hancur namun biasa terpotong (kuarsa, pirit, kalsit)
• Mudah ditempa (malleable): bisa ditempa menjadi lapisan tipis (emas dan tembaga)
• Dapat diiris (secitile): mampu diiris dengan pisau, hasil irisan sangat rapuh (gypsum)
• Fleksibel: mineral dalam bentuk lapisan tipis, mampu dibengkokkan tanpa patah namun jika
sudah bengkok tidak dapat kembali ke bentuk semula (talk dan selenit).
• Blastik: mineral dalam bentuk lapisan tipis,saat dibengkokkan dapat kembali ke bentuk semula
jika dihentikan tekanannya (muskovit).
PROSES PEMBENTUKAN MINERAL
Secara umum, proses pembentukan mineral, baik jenis logam maupun non-logam dapat
terbentuk karena proses mineralisasi yang diakibatkan oleh aktivitas magma dan juga
dihasilkan dari proses alterasi, yaitu mineral hasil ubahan dari mineral yang telah ada karena
suatu faktor.

Proses Magmatis Early Magmatis

Pegmatisme Late Magmatis


Menurut M. Bateman, proses
Pneumatolisis
pembentukan mineral dapat
dibagi atas beberapa proses yang Hydrotemal
menghasilkan jenis mineral Proses
tertentu, baik yang bernilai Pembentukan Replacement
ekonomis maupun mineral yang Mineral Sedimenter
hanya bersifat sebagai gangue Proses Evaporasi
mineral.
Konsentrasi Residu dan Mekanik
Supergen Enrichment
Metamorfisme
• Proses ini sebagian besar berasal dari magma primer yang bersifat ultra basa, lalu mengalami pendinginan dan
pembekuan membentuk mineral-mineral silikat dan bijih. Pada temperatur tinggi (>600˚C) stadium liquido
Proses magmatis mulai membentuk mineral-mineral, baik logam maupun non-logam. Asosiasi mineral yang terbentuk
sesuai dengan temperatur pendinginan saat itu.
Magmatis • Early magmatis, yang terbagi atas:
• Disseminated, contohnya Intan
• Segregasi, contohnya Crhomite
• Injeksi, Contohnya Kiruna
• Late magmatis, yang terbagi atas:
• Residual liquid segregation, contohnya magmatis Taberg
• Residual liquid injection, contohnya magmatis Adirondack
• Immiscible liquid segregation, contohnya sulfide Insizwa
• Immiscible liquid injection, contohnya Vlackfontein

• Proses pembentukan mineral selanjutanya yaitu tahap pegmatisme. Pada proses ini larutan sisa magma yang terdiri
Proses atas cairan dan gas mempunyai suhu sekitar 450 oC – 600oC. Di tahap ini juga terjadi kumpulan batuan berupa batuan
granit.
Pegmatisme
Proses Proses
Pneumatolisis Hydrotermal

Setelah temperatur mulai turun, Merupakan proses pembentuk mineral yang terjadi
antara 550-450˚C, akumulasi gas oleh pengaruh temperatur dan tekanan yang sangat
mulai membentuk jebakan rendah, dan larutan magma yang terbentuk
pneumatolisis dan tinggal sebelumnya. Secara garis besar, endapan mineral
larutan sisa magma makin encer. hydrothermal dapat dibagi atas :
Unsur volatile akan bergerak
menerobos batuan beku yang
telah ada dan batuan samping 1. Endapan hipotermal, ciri-cirinya adalah :
disekitarnya, kemudian akan • Tekanan dan temperatur pembekuan relatif
membentuk mineral baik karena tinggi
proses sublimasi maupun karena • Endapan berupa urat-urat dan korok yang
reaksi unsur volatile tersebut berasosiasi dengan intrusi dengan
dengan batuan - batuan yang
diterobosnya sehingga kedalaman yang besar.
terbentuk endapan mineral yang • Asosiasi mineral berupa sulfides, misalnya
disebut mineral pneumatolitis. Pyrite, Calcopyrite, Galena dan Spalerite
serta oksida besi.
• Pada intrusi Granit sering berupa endapan
logam Au, Pb, Sn, W dan Z.

Timbal (Pb)
2. Endapan mesotermal, yang ciri-cirinya :
• Tekanan dan temperatur yang berpengaruh lebih rendah daripada endapan hipotermal.
• Endapannya berasosiasi dengan batuan beku asam-basa dan dekat dengan permukaan bumi.
• Tekstur akibat “cavity filling” jelas terlihat, sekalipun sering mengalami proses penggantian antara lain berupa
“crustification” dan “banding”.
• Asosiasi mineralnya berupa sulfide, misalnya Au, Cu, Ag, Sb dan Oksida Sn.
• Proses pengayaan sering terjadi.
3. Endapan epitermal, ciri-cirinya sebagai berikut :
• Tekanan dan temperatur yang berpengaruh paling rendah.
• Tekstur penggantian tidak luas (jarang terjadi).
• Endapan bisa dekat atau pada permukaan bumi.
• Kebanyakan teksturnya berlapis atau berupa (fissure-vein).
• Struktur khas yang sering terjadi adalah “cockade structure”.
• Asosiasi mineral logamnya berupa Au dan Ag dengan mineral “gangue”-nya berupa Kalsite dan Zeolit disamping
Kuarsa.
• Adalah proses dalam pembentukan endapan-endapan
Proses Replacement
(Metasomatic replacement)

mineral epigenetic yang didominasi oleh pembentukan


endapan-endapan hipotermal, mesotermal dan sangat
penting dalam grup epitermal.
• Mineral-mineral bijih pada endapan metasomatic kontak
telah dibentuk oleh proses ini, dimana proses ini
dikontrololeh pengayaan unsur-unsur sulfide dan dominasi
pada formasi unsur-unsur endapan mineral lainnya

Proses Sedimenter
• Replacement diartikan sebagai proses dari larutan yang
sangat penting berupa pelarutan kapiler dan pengendapan • Terbagi atas endapan besi,
yang terjadi secara serentak dimana terjadi penggantian mangan, phosphate, nikel
suatu mineral atau lebih menjadi mineral- mineral baru yang
lain. dan lain sebagainya.
Proses Konsentrasi Supergen Pembentukan kemudian air permukaan
Evaporasi Residu dan enrichment mineralisasi secara akan mengoksidasi mineral
Mekanik
supergen bijih yang terekspos dan
(supergene menghasilkan larutan,
Proses evaporasi adalah enrichment) terjadi larutan tersebut akan
proses pembentukan mineral Konsentrasi Residu berupa pada temperatur < melarutkan mineral
di daerah kering dan panas, endapan residu mangan, besi, 100 0 C, mineral lainnya,
sehingga tidak bauxite dan lain-lain. Konsentrasi terjadi karena mineral larutan hasil oksidasi yang
mengherankan bahwa di Mekanik (endapan placer), turun kebagian bawah
daerah ini proses penguapan bijih yang terekspos di
berupa sungai, pantai, alluvial permukaan mengalami permukaan ini akan
sering terjadi. Akibatnya, dan eolian.
mineral yang terlarut dalam erosi, maka mineral membentuk suatu zona yang
air akan tetap ada saat bijih tersebut akan disebut zona pengayaan atau
penguapan terjadi. mengalami proses disebut zona supergen
pelapukan, (supergene enrichment zone)
• Metamorfisme
Proses ini utamanya berkaitan dengan penyesuaian batuan terhadap perbedaan kondisi pada saat batuan
itu terbentuk serta antara kondisi normal di permukaan bumi dengan zona diagenesis. Proses tersebut
berdampingan dengan pelelehan sebagian (partial melting) dan bisa menyebabkan perubahan komposisi
kimia utama batuan.

Gambar diagram fasies metamorf (suhu vs tekanan)


Mineral juga dapat terbentuk dengan beberapa cara lain:

Metamorfisme - pembentukan mineral baru langsung


dari elemen di dalam mineral yang ada dalam kondisi
Pengendapan dari larutan air (yaitu, dari air panas yang suhu dan tekanan tinggi
mengalir di bawah tanah, dari penguapan danau atau
laut pedalaman, atau dalam beberapa kasus, langsung
dari air laut)

Pelapukan - selama mineral yang tidak stabil di


permukaan bumi dapat berubah menjadi mineral lain

Pengendapan dari pancaran gas (misalnya di daerah


vulkanik) seperti yang ditunjukkan pada Gambar di
bawah ini : Pembentukan organik - pembentukan mineral di dalam
cangkang (terutama kalsit) dan gigi dan tulang (terutama
apatit) oleh organisme (mineral yang terbentuk secara
organik ini masih disebut mineral karena dapat juga
Kristal belerang asli di terbentuk secara anorganik).
saluran keluar gas
vulkanik, gunung berapi
Kilauea, Hawaii
ALAT DAN PROSES PENAMBANGAN
ALAT TAMBANG
Menurut Prof. Dr. Ir. Budi Sulistianto penggolongan alat berat untuk
tambang terbuka dibagi menjadi 4, yaitu :
1. Alat Gali Muat
2. Alat Angkut dan Produksi
3. Alat Gali, Gusur, Dorong dan Garuk
4. Alat Bantu Produksi
Alat Gali Muat
BACKHOE

Untuk mulai menggali dengan backhoe


bucket dijulurkan ke depan ke tempat galian,
bila bucket sudah pada posisi yang
diinginkan lalu bucket diayun ke bawah
seperti dicangkulkan, kemudian lengan
bucket diputar ke arah alatnya. Setelah
bucket terisi penuh lalu diangkat dari tempat
penggalian dan dilakukan swing, dan
pembuangan material hasil galian dapat
dilakukan ke truk atau tempat yang lain.
Alat Gali Muat
POWER SHOEVEL

Pada dasarnya gerakan-gerakan selama


bekerja dengan shovel ialah:
• Maju untuk menggerakkan dipper
menusuk tebing
• Mengangkat dipper/bucket untuk mengisi
• Mundur untuk melepaskan dari
tanah/tebing
• Swing (memutar) untuk membuang
(dump)
• Berpindah jika sudah jauh dari tebing
galian, dan
• Menaikkan/menurunkan sudut boom jika
diperlukan
Alat Gali Muat
DRAGLINE

Penggalian dimulai dengan swing pada keadaan


bucket kosong menuju ke posisi menggali, pada saat
yang sama drag cable dan hoist cable dikendorkan,
sehingga bucket jatuh tegak lurus ke bawah. Sesudah
sampai di tanah maka drag cable ditarik, sementara
hoist cable digerak-gerakkan agar bucket dapat
mengikuti permukaan tebing galian sehingga
dalamnya lapisan tanah yang terkikis dalam satu pass
dapat teratur, dan terkumpul dalam bucket. Setelah
bucket terisi penuh, sementara drag cable masih
ditarik, hoist cable dikunci sehingga bucket terangkat
lepas dari permukaan tanah. Kemudian dilakukan
swing menuju tempat (dump) material dari bucket.
Jika bucket sudah ada di atas badan truk, drag cable
dikendrokan bucket akan terjungkir ke bawah dan
muatan tertuang.
Alat Gali Muat
BUCKET WHEEL EXCAVATOR (BWE)

Penggaliannya dilakukan menggunakan


lengan (boom) yang pada ujungnya terdapat
roda gali besar (wheel) yang dipasangi
mangkuk - mangkuk (bucket). Boom beserta
mangkuk-mangkuknya yang berputar pada
rodanya ditekan ke arah material yang akan
digali. Setelah mangkuk - mangkuk tersebut
terisi penuh, selanjutnya
ditumpahkan/dicurahkan ke conveyor dan
atau truk.
Alat Gali Muat
KAPAL KERUK

Pergerakan kapal keruk dalam mengeruk


menggunakan Jangkar yang disambung dengan
sling yang diikatkan pada cutterhead, dengan
winch draghead ditarik kekiri-kanan untuk
memotong material di dalam air. Sedangkan satu
spud bekerja agar kapal keruk tetap pada
posisinya. Untuk menggerakkan kapal keruk pada
lokasi lain dengan menggunakan spud salah satu
spud station dan spud lainnya bergerak maju.
Untuk pergerakan vertikal draghead, dengan
menggunakan winch yang disambungkan
dengan sling dan diikatkan pada pontoon/barge.
Alat Angkut dan Produksi
CONVEYOR

Conveyor ini dilengkapi sebuah belt karet


yang memiliki sekat (bucket conveyor).
Beberapa komponen yang melengkapi
sistem kerjanya ialah seperti motor gearbox
yang berfungsi untuk memberikan tenaga
penggerak drive pulley. Selanjutnya ada
drive pulley yang yang berada di ujung
conveyor. Komponen ini berfungsi untuk
menarik belt dari conveyor dan digerakkan
oleh sebuah motor listrik yang keduanya itu
dihubungkan menggunakan rantai dan
sproket.
Alat Angkut dan Produksi
WHEEL LOADER

Alat penggerak utamanya mengguanakan sistem hidrolik. Wheel


loader yang bekerja dengan gerakan dasar pada bucket dan cara
membawa muatan untuk dimuatkan ke alat angkut atau alat
yang lain. Gerakan bucket yang penting adalah menurunkan
bucket diatas permukaan tanah, mendorong ke depan
(memuat/menggusur), mengangkat bucket, membawa dan
membuang muatan. Apabila harus dimuatkan ke alat angkut,
misalnya truk, ada beberapa cara pemuatan yaitu:
1. V – Loading, Merupakan cara pemuatan dengan lintasan
seperti bentuk huruf V
2. L – Loading, Adalah truk di belakang loader, kemudian
lintasan seperti membuat garis tegak lurus.
3. Cross Loading, merupakan cara pemuatan dengan truk juga
ikut aktif.
Alat Gali, Gusur, Dorong dan Garuk Alat Bantu Produksi
SCRAPER

Pada saat pengerukan, bagian apron scraper terbuka


sementara bagian bowl berfungsi seperti sekop yang
mengeruk permukaan tanah/material yang dilewatinya. Hasil
pengerukkan ini akan langsung tersimpan di dalam bowl.
Setelah bowl penuh, maka apron akan ditutup dan dimulailah
tahap selanjutnya, yakni pengangkutan. Pada saat pengakutan
ini, bagian bowl akan diangkat sedikit sehingga tidak terkena
permukaan tanah selama scraper bergerak menuju tempat
pembongkaran. Pembongkaran material pada scraper
biasanya dilakukan dengan cara menyebar secara rata secara
bertahap. Pada saat pembongkaran, bagian apron bisa
dibuka-tutup berkali-kali atau secara bertahap hingga bagian
depan bowl kosong. Setelah itu, bagian ejector akan
mendorong sisi material yang ada di belakang bowl.
Alat Gali, Gusur, Dorong dan Garuk Alat Bantu Produksi
BULLDOZER

• Metode penggusuran, mendorong ke


arah bawah, mengambil bantuan dari
gaya gravitasi untuk menmbah tenaga
dan kecepatan. Bulldozer menggali
beberapa kali lalu mengumpulkan galian
menjadi satu dan mendorong dengan
hati-hati pada lereng yang curam.
• Metode pembabatan, pekerjaan
pembersihan tempat kerja dengan cara
menghilangkan tunggul pohon,
penggusuran pohon dan semak-semak,
membuat rintisan jalan.
Alat Gali, Gusur, Dorong dan Garuk Alat Bantu Produksi

MOTOR GRADER

Motor grader memanfaatkan tenaga hidrolik


sebagai penggerak berbagai peralatan.
Blade akan diturunkan, kemudian motor
grader akan bergerak maju kedepan untuk
melakukan pendorongan dan perataan
bidang. Setelah itu blade akan diangkat
sedikit, kemudian motor grader akan
bergerak ke belakang untuk kembali
meratakan permukaan jalan.
Alat Gali, Gusur, Dorong dan Garuk Alat Bantu Produksi

ROLLER

Susunan rodanya adalah guide roll berada di


depan dan drive roll di belakang, sehingga
operator menghadap ke guide roll di depan.
Untuk menjaga kemiringan pada potongan
melintang badan jalan, maka pekerjaan
dimulai dari jalur-jalur tepi yang terendah.
Untuk berpindah jalur, dianjurkan saat roller
berjalan maju, agar guide roll tidak tertarik
menggeser ke arah jalannya drive roll dan
merusak permukaan lapisan-lapisan yang
sudah dibentuk permukaannya.
Proses Penambangan

• Suatu kegiatan penyelidikan dan pencarian


untuk menemukan endapan bahan galian
Prospeksi
atau mineral berharga.

• Kegiatan lanjutan dari prospeksi yang meliputi pekerjaan-


pekerjaan untuk mengetahui ukuran, bentuk, posisi, kadar
rata-rata dan besarnya cadangan serta "studi kelayakan" dari
Eksplorasi endapan bahan galian atau mineral berharga yang telah
diketemukan

• Kegiatan penambangan yang meliputi pekerjaan-


pekerjaan pengambilan dan pengangkutan endapan
bahan galian atau mineral berharga sampai ke
Eksploitasi
tempat penimbunan dan pengolahan/pencucian,
kadang-kadang sampai ke tempat pemasaran

• Pekerjaan memurnikan/meninggikan kadar bahan


Pengolahan/ galian dengan jalan memisahkan mineral berharga
Pemurnian/ dan yang tidak berharga, kemudian membuang
mineral yang tidak berharga tersebut (dapat
Pengilangan dilakukan dengan cara kimia).
Contoh Diagram Alir Proses
Pertambangan Mangan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai