Disusun Oleh:
1. Eklesia Martina N (19/453230/PTK/13176)
2. I Darari Tajayani (20/467446/PTK/13507)
3. Rohiman Ahmad Z (20/467451/PTK/13512)
4. Rosi Wulandari (20/467452/PTK/13513)
Sumber Kementrian ESDM REPUBLIK INDONESIA
https://psg.bgl.esdm.go.id/pameran/index.php?kategori=atlas&halaman=peta-geologi-regional&title=Peta%20Geologi
%20Regional
Batuan adalah sekumpulan mineral-mineral yang menjadi satu. Batuan bisa terdiri dari
satu macam mineral saja atau campuran beberapa mineral (Muhammad Zuhdi, 2019)
BATUAN
Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan
bawahnya cekung ke atas.
Transportasi Sedimen
• Suspension
• Bed load Bentuk Sedimen
• Saltation • Klastik
• Non-Klastik
Tekstur Batuan Sedimen
• Tekstur Klastik
• Ukuran butir
• Roundness
• Sortasi
• Fabric
• Struktur
• Graded bedding
• Batuan Metamorfisme adalah proses-proses yang mengubah mineral suatu batuan pada fase padat
karena pengaruh kondisi fisik dan kimia di dalam kerak bumi, dimana kondisi fisik dan kimia tersebut
berbeda dengan kondisi sebelumnya. (Muhammad Zuhdi,2019)
• Proses metamorfose dapat berlangsung sangat lama hingga jutaan tahun. Semakin lama prosesnya, maka
Metamorfosis semakin sempurna tingkat metamorfosenya.
• Faktor yang mempengaruhi intensitas metamorfisme batuan yaitu suhu, tekanan, larutan yang terlibat,
waktu dan media metamorfisme.
Tipe metamorfosa
• Orogenik
• Burial
• Ocean floor
• Lokal
• Hidrotermal
• Impact
• Retrogade
Fasies Metamorfik
Konsep fasies metamorfik diperkenalkan oleh Eskola,
1915(Bucher &Frey, 1994). Eskola mengemukakan bahwa
kumpulan mineral pada batuanmetamorf merupakan
karakteristik genetik yang sangat penting sehingga terdapat
hubungan antara kumpulan mineral dan kompisisi batuan pada
tingkat metamorfosa tertentu. Fasies Metamorfik
Facies merupakan suatu pengelompokkan mineral- • Zeolite fasies
mineral metamorfik berdasarkan tekanan dan temperatur dalam • Prhnite-pumpellyutes-fasies
pembentukannya pada batuan metamorf. • Greenschist fasies
• Amphinolite fasies
• Granulite fasies
• Blueschist fasies
• Eclogite fasies
• Albite-epidote-fasies
• Hornblonde hornfels fasies
• Pyroxen hornfels fasies
• Sanidite fasies
Mineralogi
Proses pertumbuhan mineral saat terjadinya
metamorfosa pada fase padat dapat dibedakan menjadi Derajat metamorfosa
secretionary growth, concentrionary growth dan Berdasarkan tekanan dan temperature,
replacement (Ramberg, 1952 dalam Jackson, 1970). matamorfosa dapat dibedakan menjadi 3 :
Metamorfosa derajat rendah terjadi pada temperatur
Secretionary growth merupakan pertumbuhan kristal antara 200° hingga 320° C dan tekanan yang relatif
hasil reaksi kima fluida yang terdapat pada batuan yang rendah.
terbentuk akibat adanya tekanan pada batuan tersebut. Metamorfosa derajat sedang terjadi diantara kondisi
rendah dan tinggi
Concentrionary growth adalah proses pendesakan Metamorfosa derajat tinggi terjadi pada temperatur
kristal oleh kristal lainnya untuk membuat ruang pertumbuhan. lebih besar dari 320°C dan tekanan yang relatif tinggi.
Sedangkan replacement merupakan proses penggantian mineral
lama oleh mineral baru.
“Batuan metamorf merupakan batuan hasil malihan dari batuan yang telah ada sebelumnya yang ditunjukkan dengan
adanya perubahan komposisi mineral, tekstur dan struktur batuan yang terjadi pada fase padat (solid rate) akibat adanya
perubahan temperatur, tekanan dan kondisi kimia di kerak bumi”
( Ehlers & Blatt,1982).
Contoh Batuan Metamorfosis
Contoh Batuan Metamorfosis
Contoh Batuan Metamorfosis
Contoh Batuan Metamorfosis
Harga Acuan Tambang Batuan
Pergub DIY No 328/KEP/2019
PROSES PEMBENTUKAN BATUAN
Siklus Batuan
Proses Pembentukan Batuan Beku
P
in
e
m
a
d
a
t
a
n
Pelapukan adalah pemecahan batu, tanah, dan mineral
serta bahan kayu dan buatan melalui kontak dengan
atmosfer bumi, perairan, dan organisme biologis yang
terjadi di tempat yang sama, dengan sedikit atau tanpa
gerakan.
Suhu Tekanan
Berdasarkan PP 23/2010, ada 58 unsur logam yaitu: Li, Be, Mg, K, Ca, Au, Cu,
Ag, Pb, Zn, Sn, Ni, Mn, Pt, Bi, Mo, Bauksit, Hg, W, Ti, Barit, V, Kromit, Sb, Co, Ta,
Cd, Ga, Id, Y, Magnetit, Fe, Galena, Alumina, Nb, Zr, Ilmenit, Cr, Eb, Yb, Dy, Th,
Cs, La, Nd, Hf, Sc, Al, Pl, Rd, Om, Re, Ir, Se, Tl, Sr, Ga, Ze
Alumunium Au
Litium Li
Logam Mulia Perak Ag Mangan Mn
Magnesium Mg
Mineral Bukan Logam (50 jenis) (PP No. 23/2010) : Intan, Korundum, Grafit, Arsen, Pasir Kuarsa, Fluorspar,
Kriolit, Yodium, Brom, Klor, Belerang, Fosfat, Halit, Asbes, Talk, Mika, Magnesit, Yarosit, Oker, Fluorit, Ball
Clay, Fire Clay, Zeolit, Kaolin, Feldspar, Bentonit, Gipsum, Dolomit, Kalsit, Rijang, Pirofilit, Kuarsit, Zirkon,
Wolastonit, Tawas, Batu Kuarsa, Perlit, Garam Batu, Clay, Dan Batu Gamping Untuk Semen
Mineral Non logam
Perak
Emas
Mangan
Emas Emas
Titan Laterit Besi (8)
Besi Primer
Kawasan Industri
Kawasan Industri Ketapang Batu Licin
Kawasan Industri
Industri Alumina Industri Besi Baja Teluk Bintuni
Industri Migas dan Pupuk
40.055.800.000
Pengaruh penurunan harga jual batu kapur terhadap
Biaya Produksi 20.602.184.655 NPV, IRR, dan payback period
4.070.901.000 Penurunan NPV (RP) IRR (%) Payback
Biaya Period
Depresiasi dan Amortasi 714.680.000 Produksi (Tahun)
Berdasarkan analisis aliran finansial dan analisis sensitivitas yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa proyek penambangan batu kapur ini secara ekonomi dinilai layak. Hal ini
dapat terlihat dari besarnya nilai IRR yang lebih besar dari discounted factor yang
menunjukkan bahwa kegiatan penambangan ini dapat mendapatkan keuntungan sebesar
27,80% dari margin biaya keseluruhan kegiatan penambangan. Selain itu, nilai payback
period sebesar 3 tahun 1 bulan 12 hari juga menunjukkan bahwa kegiatan penambangan
ini, modalnya akan kembali pada tahun ke-2 pada kegiatan penambangan.
Karakteristik Fisik mineral
1. Struktur (Form)
2. Pecahan (Fracture)
3. Kilap (Luster)
Penentuan nama mineral 4. Kekerasan (Hardness)
dapat dilakukan dengan
membandingkan sifat-sifat 5. Warna
fisik mineral antara mineral 6. Cerat (Streak)
yang satu dengan mineral
yang lainnya. 6.7. Belahan (Cleavage)
6.8. Berat Jenis (Specific Gravity)
6.9. Kemagnetan
6.10. Sifat Dalam (Tenacity)
Karakteristik Fisik mineral
• Struktur granular atau struktur butiran
• Struktur kolom
1. Struktur (Form) • Struktur lembaran atau lameler
• Struktur imitasi
• Proses pembentukan mineral selanjutanya yaitu tahap pegmatisme. Pada proses ini larutan sisa magma yang terdiri
Proses atas cairan dan gas mempunyai suhu sekitar 450 oC – 600oC. Di tahap ini juga terjadi kumpulan batuan berupa batuan
granit.
Pegmatisme
Proses Proses
Pneumatolisis Hydrotermal
Setelah temperatur mulai turun, Merupakan proses pembentuk mineral yang terjadi
antara 550-450˚C, akumulasi gas oleh pengaruh temperatur dan tekanan yang sangat
mulai membentuk jebakan rendah, dan larutan magma yang terbentuk
pneumatolisis dan tinggal sebelumnya. Secara garis besar, endapan mineral
larutan sisa magma makin encer. hydrothermal dapat dibagi atas :
Unsur volatile akan bergerak
menerobos batuan beku yang
telah ada dan batuan samping 1. Endapan hipotermal, ciri-cirinya adalah :
disekitarnya, kemudian akan • Tekanan dan temperatur pembekuan relatif
membentuk mineral baik karena tinggi
proses sublimasi maupun karena • Endapan berupa urat-urat dan korok yang
reaksi unsur volatile tersebut berasosiasi dengan intrusi dengan
dengan batuan - batuan yang
diterobosnya sehingga kedalaman yang besar.
terbentuk endapan mineral yang • Asosiasi mineral berupa sulfides, misalnya
disebut mineral pneumatolitis. Pyrite, Calcopyrite, Galena dan Spalerite
serta oksida besi.
• Pada intrusi Granit sering berupa endapan
logam Au, Pb, Sn, W dan Z.
Timbal (Pb)
2. Endapan mesotermal, yang ciri-cirinya :
• Tekanan dan temperatur yang berpengaruh lebih rendah daripada endapan hipotermal.
• Endapannya berasosiasi dengan batuan beku asam-basa dan dekat dengan permukaan bumi.
• Tekstur akibat “cavity filling” jelas terlihat, sekalipun sering mengalami proses penggantian antara lain berupa
“crustification” dan “banding”.
• Asosiasi mineralnya berupa sulfide, misalnya Au, Cu, Ag, Sb dan Oksida Sn.
• Proses pengayaan sering terjadi.
3. Endapan epitermal, ciri-cirinya sebagai berikut :
• Tekanan dan temperatur yang berpengaruh paling rendah.
• Tekstur penggantian tidak luas (jarang terjadi).
• Endapan bisa dekat atau pada permukaan bumi.
• Kebanyakan teksturnya berlapis atau berupa (fissure-vein).
• Struktur khas yang sering terjadi adalah “cockade structure”.
• Asosiasi mineral logamnya berupa Au dan Ag dengan mineral “gangue”-nya berupa Kalsite dan Zeolit disamping
Kuarsa.
• Adalah proses dalam pembentukan endapan-endapan
Proses Replacement
(Metasomatic replacement)
Proses Sedimenter
• Replacement diartikan sebagai proses dari larutan yang
sangat penting berupa pelarutan kapiler dan pengendapan • Terbagi atas endapan besi,
yang terjadi secara serentak dimana terjadi penggantian mangan, phosphate, nikel
suatu mineral atau lebih menjadi mineral- mineral baru yang
lain. dan lain sebagainya.
Proses Konsentrasi Supergen Pembentukan kemudian air permukaan
Evaporasi Residu dan enrichment mineralisasi secara akan mengoksidasi mineral
Mekanik
supergen bijih yang terekspos dan
(supergene menghasilkan larutan,
Proses evaporasi adalah enrichment) terjadi larutan tersebut akan
proses pembentukan mineral Konsentrasi Residu berupa pada temperatur < melarutkan mineral
di daerah kering dan panas, endapan residu mangan, besi, 100 0 C, mineral lainnya,
sehingga tidak bauxite dan lain-lain. Konsentrasi terjadi karena mineral larutan hasil oksidasi yang
mengherankan bahwa di Mekanik (endapan placer), turun kebagian bawah
daerah ini proses penguapan bijih yang terekspos di
berupa sungai, pantai, alluvial permukaan mengalami permukaan ini akan
sering terjadi. Akibatnya, dan eolian.
mineral yang terlarut dalam erosi, maka mineral membentuk suatu zona yang
air akan tetap ada saat bijih tersebut akan disebut zona pengayaan atau
penguapan terjadi. mengalami proses disebut zona supergen
pelapukan, (supergene enrichment zone)
• Metamorfisme
Proses ini utamanya berkaitan dengan penyesuaian batuan terhadap perbedaan kondisi pada saat batuan
itu terbentuk serta antara kondisi normal di permukaan bumi dengan zona diagenesis. Proses tersebut
berdampingan dengan pelelehan sebagian (partial melting) dan bisa menyebabkan perubahan komposisi
kimia utama batuan.
MOTOR GRADER
ROLLER