Anda di halaman 1dari 19

KULIAH 2 TEKNIK EKSPLORASI

KARAKTERISTIK ENDAPAN
BAHAN GALIAN
Slamet
Nuhung
PENDAHULUAN
Bahan galian adalah semua mineral di alam dan dibutuhkan oleh manusia untuk berbagai keperluan. dapat berupa
logam maupun non logam, dan dapat berupa mineral tunggal ataupun campuran lebih dari satu mineral.
Proses terbentuknya endapan bahan galian adalah komplek dan sering lebih dari satu proses yang bekerja
bersama-sama.
Meskipun dari satu jenis bahan, misalnya logam, kalau terbentuk oleh proses yang berbeda maka akan
menghasilkan tipe endapan yang berbeda pula.
Contohnya endapan bijih besi, endapan ini dapat dihasilkan oleh : proses diferensiasi magmatik oleh larutan
hidrotermal, dan proses sedimentasi ataupun oleh proses pelapukan.
Tiap-tiap proses akan menghasilkan endapan bijih besi yang berbeda-beda baik dalam mutu, besarnya cadangan,
maupun jenis mineral-mineral ikutannya.
Diantara tenaga-tenaga geologi yang membentuk endapan bahan galian, seperti :
air dalam bentuk (uap air, air magmatik yang panas, air laut, air sungai, air tanah, air danau maupun air
permukaan); temperatur, reaksi-reaksi kimia, sinar matahari, metamorfisme, tenaga-tenaga arus dan gelombang,
juga merupakan faktor-faktor pembentuk endapan bahan galian.
Mengenal dan mengetahui proses-proses yang dapat membentuk endapan bahan galian ini akan sangat membantu
dalam pencarian, penemuan dan pengembangan bahan galian.
TEKTONIK LEMPENG DENGAN ZONA MINERALISASI
KONSEP TEKTONIK LEMPENG KAITANNYA DENGAN ZONA MINERALISASI

• Komposisi lempeng samudera yang bersifat ultramafic (ophiolite) merupakan sumber


pembentuk mineral-mineral yg berasosiasi dengan bahan galian nikel, chrom dan besi
magmatik.
• Komposisi lempeng benua dgn komposisi utama granitik merupakan sumber mineralisasi
pembawa timah, tungtein, bismuth dan tembaga dengan tipe deposit vein contact metamorphic.
• Proses orogenesa di vulkanic-magmatic arc maka terbentuk muka busur dan cekungan
belakang busur tempat proses mineralisasi yg berhubungan dengan sedimentasi.
• Pergerakan antar lempeng di zona subduksi, mengakibatkan partial melting yang bergerak
ke atas melalui zona-zona lemah akibat kondisi destruktif pd kerak benua. Proses ini
membentuk volcanic magmatic range (volcanic magmatic arc).
Philosophy Of Mineralization Formation Mineralization (Primary Deposit)
• Pembentukan mineral logam sangat berhubungan dengan aktivitas magmatisme dan
vulkanisme.

• Mineralisasi dibusur magmatik menghasilkan mineral tembaga, emas, perak, timah,


seng, timbal, mercury dan molibdenun.

• Tipe mineralisasi yang terbentuk pada magmatic arc ini, umumnya tipe porfiri dan
hydrothermal.

• Lempeng benua yg berkomposisi granitik dan lempeng samudera berkomposisi basaltik


masing-masing menjadi host pemebentukan mineral berdasarkan komposisi mineral tsb.
BAHAN GALIAN (CEBAKAN MINERAL)
DAN BATUAN PEMBAWANYA
• Petunjuk Ke Arah Bijih (Guides To Ore)
Untuk mencari suatu endapan bahan galian, lebih dahulu perlu diketahui lingkungan
pengendapan/terbentuknya endapan tersebut, sehingga kegiatan eksplorasi dapat berjalan lebih efisien.
Faktor utama yang perlu diperhatikan adalah asosiasi batuan (metallogenic province), dimana setiap jenis
batuan akan memberikan lingkungan pengendapan unsur/endapan bahan galian tertentu.
• Batuan Asam
Umumnya mengandung logam-logam berharga :
- Mineral2 sulfida yang umumnya mengandung logam2 berharga, seperti tembaga (Cu), timbal (Pb), seng
(Zn), air raksa (Hg), emas (Au), perak (Ag)
- Mineral2 oksida : timah (Sn)
- Mineral2 hidroksida : aluminium (Al)
• Batuan Intermediet
Umumnya mengandung logam-logam berharga seperti : Au dan Ag
• Batuan Basa / Ultra Basa
Akan memberikan lingkungan pengendapan yang baik untuk : Intan (C) , nikel (Ni), kobal (Co), platina
(Pt), kromit (Cr), serta beberapa jenis batu permata seperti garnet, dll
• Batuan Metamorf
Umumnya menghasilkan : marmer, asbes, dan batu permata / batuan ornamen

• Batuan Sedimen
Menghasilkan asosiasi dengan karbonat (CaCO3) ataupun MnCO3 ; yg berbentuk endapan alluvial yang
biasanya akan memberikan endapan bijih yang relatif tahan terhadap pelapukan, seperti timah (mineral
kasiterit = SnO2), emas (Au dalam bentuk nugget), perak (Ag), pasir besi (Fe).
Untuk endapan laut, bisa dijumpai nikel nodula atau Ca/gypsum.
MENDALA METALOGENIK (METALLOGENIC PROVINCE)
Suatu area yang dicirikan oleh kumpulan endapan mineral yang khas, atau oleh satu atau lebih jenis-jenis
karakteristik mineralisasi. Suatu mendala metalogenik mungkin memilki lebih dari satu episode
mineralisasi yg disebut Metallogenic Epoch.

Mendala metalogenik : suatu konsep dimana terkonsentrasinya suatu logam atau assosiasi logam-logam
tertentu pada suatu zona (regional) akibat proses geologi tertentu.

Contoh Mendala Metalogenik di Indonesia.


• Jalur batuan granit pada sabuk timah (tin belt) di Asia Tenggara, tersingkap mulai dari Birma,
Siam, Malaya terus ke Indonesia melalui Bangka dan Belitung.
• Jalur batuan ultrabasa pada jalur endapan lateritik di P. Sulawesi (Soroako, Pomalaa, Halmahera,
P. Gebe, P. Wageo dan Peg Cyclops-Papua).
• Jalur vulkanik purba (volcanic corridor) membawa endapan emas di P. Kalimantan (Mirah, G.
Mas, Mt. Muro, Kelian, Muyup dan Busang).
Konsep mendala metalogenik sering digunakan sebagai referensi awal pencarian dan penemuan endapan-
endapan epigenetik / singenetik.
Endapan Primer :
• Magmatik cair terbentuk pada awal pembekuan magma, berdimensi besar dan penyebaran
luas.
Misal : Bijih Chromit, Bijih Magnetit, Bijih Nikel
• Pegmatit terbentuk dari pembekuan magma pada temp. 400 – 5000 C, mineral dengan
kristal besar.
• Peumatolitik endapan bijih terbentuk karena pengaruh gas
• Hidrotermal terbentuk dekat dipermukaan bumi umumnya berbentuk urat (vein).

Endapan Sekunder :
• Aluvial
• Sedimen
• Akibat proses evaporasi
• Lateritik
KARAKTERISTIK ENDAPAN
UNTUK TUJUAN SAMPLING
Keterdapan dan morfologi endapan akan berpengaruh pada tipe dan kuantitas sampling. Pemilihan metode
sampling perlu memperhatikan karakteristik endapan :
1. KARAKTERISTIK ENDAPAN BENTUK URAT
• Komponen mineral / bijih tidak tersebar merata pada badan bijih.
• Mineral bijih dapat berupa kristal-kristal kasar maka diperlukan sample dgn volume besar.
• Urat umumnya memiliki lebar yg sempit, (dibandingkan dgn bukaan stope) sehingga rentan dengan
dilution.
• Urat umumnya berasosiasi dgn sesar, pengisi rekahan, dan zona geser, sehingga memungkinkan terjadi
efek dilution pd batuan samping, maka batuan samping perlu dilakukan sampling.
• Perbedaan kadar (assay) antara urat dan batuan samping pada umumnya tajam, berhubungan dgn kontak
dgn batuan samping, impregnasi pd batuan samping serta pola urat yg menjari, sehingga dlm sampling
perlu dicari dan ditentukan batas vein yg jelas.
• Fluktuasi ketebalan urat sulit diprediksi dan mempunyai rentan terbatas serta mempunyai kadar yg sangat
erratic (acak) , sehingga perlu sampling dgn interval yg rapat.
• Urat, relatif keras dan bersifat britle, sehingga cukup sulit mencegah terjadinya bias akibat variabel
kuantitas perunit panjang sulit dikontrol.
• Sampling lanjutan seringkali terbatas terhadap jarak (interval), maka harus dilanjutkan dgn pemboran inti.
2. KARAKTERISTIK ENDAPAN STRATIFORM
Endapan stratiform termasuk endapan-endapan logam dasar yg terendapkan selaras dengan bidang
perlapisan satuan litologi dimana mineral bijih secara lateral dikontrol oleh bidang perlapisan atau bentuk-
bentuk sedimen yg lain (sedimentary hosted).
Karakteristik umum tipe endapan stratiform :
• Mempunyai ketebalan yg cukup besar.
• Mempunyai penyebaran lateral yg cukup luas.
• Kadang diganggu oleh struktur geologi / tektonik yg kuat, sehingga dpt menimbulkan masalah dlm
sampling.
• Arah kecenderungan kadar relatif seragam dapat diprediksi, namun kadang-kadang dapat terganggu oleh
adanya remobilisasi, metamorfisme atau berbentuk urat.
• Perubahan-perubahan gradual (sistematis) dalam kadar harus diikuti oleh perubahan dalam interval
sampling.
• Dalam beberapa kondisi mungkin terdapat mineralisasi berbutir halus dan kemudian berpengaruh pd
besar volume material yg dilakukan sampling.
• Pada tipe hosted by meta-sedimen, perlu diperhatikan variabel ukuran conto akibat perubahan ukuran,
kekerasan batuan (nugget effect).
• Setempat dapat terjadi perubahan kadar yg moderat dan dpt menyebabkan kesalahan pd sampling yg
signifikan.
• Cut off kadar daoat gradasional (tdk konstan).
3. KARAKTERISTIK ENDAPAN SEDIMEN

Tipe endapan ini seperti batubara, ironstones, potash, gipsum, dan garam.
Karakteristik umum tipe endapan sedimen :
• Mempunyai kotak yg jelas dengan batuan samping.
• Mempunyai fluktuasi perubahan indikator kualitas yg bersifat gradual.
• Sampling sering dikontrol oleh keberadaan sisipan atau parting dalam batubara, maka interval
sampling lebih bersifat ply per ply.
• Perubahan (variasi) ketebalan lapisan yg cenderung gradual, sehingga anomali-anomali yg
ditemukan dpt diprediksi lebih awal (washout, sesar, perlipatan, dll), sehingga pola dan kerapatan
samplingdisesuaikan dgn variasi yg ada.
• Rekomendasi pola sampling (strategi sampling) adalah dgn interval teratur secara vertikal, bed by
bedatau jika relatif homogen dapat dilakuakn secara komposit.
4. KARAKTERISTIK ENDAPAN FORFIRI

Karakteristik umum tipe endapan forfiri :


• Mempunyai dimensi yg besar, sehingga samping lebih diprioritaskan dgn pemboran inti.
• Umumnya berbentuk non-tabular, kadar rendah dan bersifat erratic, sehingga kerapkali dibutuhkan
conto dalam jumlah yg besar, sampling dilakukan dgn winze, adit eksplorasi dan paritan.
• Zona-zona mineralisasi mempunyai pola dan variabilitas beragam, seperti tipe disseminated,
stockwork, vein atau fissure, maka perlu perhatian khusus dalam pemilihan metode sampling.
• Keberadaanzona-zona pelindian atau oksidasi, zona pengkayaan supergen dan zona hipogen perlu
pula mendapat perhatian khusus.
• Mineralisasi dengan kadar hipogen yg relatif tinggi sering terkonsentrasi sepanjang kekar sehingga
penentuan orientasi sampling dan pemboran perlu diperhatikan dengan seksama.
• Zonasi-zonasi internal (alterasi batuan samping) harus selalu diperhatikan dan direkam sepanjang
prose sampling.
• Variasi dan kerapatan pola kekar akan mempengaruhi kekuatan batuan, sehingga interval sampling
akan sangat membantu dalam informasi fragmentasi batuan nantinya.
Singenetik : Endapan bahan galian yang terbentuk bersama-sama dengan batuan
di sekelilingnya

Epigenetik : endapan yang terbentuk sesudah terjadinya batuan.


me
x t Ti
u Ne
Yo
Se e

Anda mungkin juga menyukai