DISUSUN OLEH :
ZULFIQRI RAMADHAN
410017075
1. Mid-oceanic ridge dan back arc rifting dan transform faults, yang
membentuk batas lempeng konstruktif
2. Subduction zone, yang merupakan batas lempeng destruktif,
menghasilkan island arcs dan active continental margins
3. Oceanic intra-plate, menghasilkan oceanic island (hot spots)
4. Continental intra-plate, yang menghasilkan continental flood basalt
dan continental rift zone
Dari Grooves et al, 1998 Hubungan zona subduksi dan busur belakang terhadap
pembentukan deposit bijih.
1. Mineralisasi pada Convergent Margin
Interaksi Fluida
Epithermal Low Sulphidation terbentuk dalam suatu sistem
geotermal yang didominasi oleh air klorit dengan pH netral dan terdapat
kontribusi dominan dari sirkulasi air meteorik yang dalam dan
mengandung CO2, NaCl, and H2S
Gambar Model endapan emas epitermal sulfidasi rendah (Hedenquist dkk., 1996
dalam Nagel, 2008).
Interaksi Fluida
Epithermal High Sulphidation terbentuk dalam suatu sistem
magmatic-hydrothermal yang didominasi oleh fluida hidrothermal
yang asam, dimana terdapat fluks larutan magmatik dan vapor yang
mengandung H2O, CO2, HCl, H2S, and SO2, dengan variabel input
dari air meteorik lokal.
Potassic Zone
Phyllic Zone
Argillic Zone
Propylitic Zone
Selalu ada dalam endapan porfiri. Dicirikan oleh: klorit, kalsit dan
minor epidote. Mineral mafik terubah sangat kuat sedangkan plagioklas
sedikt terubah.
Ore Zone – berada pada perbatasan zona potasik dan filik. Pyrite 5-
10% dan rasio py/cp sekitar 2.5:1. Mineral bijih utama: chalcopyrite
yang hadir sebagai stockwork veinlet. Mineral bijih lainnya: bornite,
enargite and chalcocite.
Pyrite Zone lebih banyak terdapat pada zona filik dan argilik.
Kandungan pirit tinggi (10-15%) dan rasio py/cp sekitar 15:1.
Mineralisasi hadir sebagai urat dan disseminasi.
Sirkulasi air laut yang berinteraksi dengan host rock berupa batuan sedimen
(Russel et al., 1981 dimodifikasi)
Kebanyakan Endapan SEDEX juga dikelilingi oleh sedimen hidrotermal
yang membentang hingga beberapa kilometer dari zona sulfida. Endapan SEDEX
merupakan sumber daya penting untuk Zn dan Pb dan menyumbang lebih dari
50% dan 60% dari cadangan dunia akan unsur-unsur tersebut (Tikkanen, 1986).
Sebagian besar mineralisasi dalam endapan SEDEX berada pada fasies
lapisan bijih. Bijih mineral dalam fasies ini dalam banyak kasus berbutir halus dan
intergrown, yang mengarah pada recovery rendah selama pemanfaatan bijih.
Walaupun rekristalisasi dari endapan sulfida berbutir halus akibat metamorfosis
atau proses hidrotermal menghasilkan bijih berbutir kasar dan diperoleh recovery
yang lebih tinggi, hasil rata-rata dari endapan SEDEX jauh lebih rendah
dibandingkan endapan MVT, BHT dan VMS, jenis lain dari endapan Zn dan Pb
(Goodfellow et al, 1993.).
Pada pelapukan kimia khususnya, air tanah yang kaya akan CO2
berasal dari udara dan pembusukan tumbuh-tumbuhan menguraikan
mineral-mineral yang tidak stabil (olivin dan piroksin) pada batuan ultra
basa, menghasilkan Mg, Fe, Ni yang larut; Si cenderung membentuk koloid
dari partikel-partikel silika yang sangat halus. Didalam larutan, Fe
teroksidasi dan mengendap sebagai ferri-hydroksida, akhirnya membentuk
mineral-mineral seperti geothit, limonit, dan haematit dekat permukaan.
Bersama mineral-mineral ini selalu ikut serta unsur cobalt dalam jumlah
kecil.
Profil nikel laterit keseluruhan terdiri dari 5 zona gradasi sebagai berikut:
1. Iron Capping: Merupakan bagian yang paling atas dari suatu penampang
laterit. Komposisinya adalah akar tumbuhan, humus, oksida besi dan sisa-
sisa organik lainnya. Warna khas adalah coklat tua kehitaman dan bersifat
gembur. Kadar nikelnya sangat rendah sehingga tidak diambil dalam
penambangan. Ketebalan lapisan tanah penutup rata-rata 0,3 s/d 6 m.
berwarna merah tua, merupakan kumpulan massa goethite dan limonite.
Iron capping mempunyai kadar besi yang tinggi tapi kadar nikel yang
rendah. Terkadang terdapat mineral-mineral hematite, chromiferous.
5. Bedrock: bagian terbawah dari profil laterit. Tersusun atas bongkah yang
lebih besar dari 75 cm dan blok peridotit (batuan dasar) dan secara umum
sudah tidak mengandung mineral ekonomis (kadar logam sudah mendekati
atau sama dengan batuan dasar). Batuan dasar merupakan batuan asal dari
nikel laterit yang umumnya merupakan batuan beku ultrabasa yaitu
harzburgit dan dunit yang pada rekahannya telah terisi oleh oksida besi 5-
10%, garnierit minor dan silika > 35%. Permeabilitas batuan dasar
meningkat sebanding dengan intensitas serpentinisasi.Zona ini
terfrakturisasi kuat, kadang membuka, terisi oleh mineral garnierite dan
silika. Frakturisasi ini diperkirakan menjadi penyebab adanya root zone
yaitu zona high grade Ni, akan tetapi posisinya tersembunyi
DAFTAR PUSTAKA
Arndt, N. T., Fontboté, L., Hedenquist, J. W., Kesler, S. E., Thompson, J. F., &
Wood, D. G. (2017). Future global mineral resources. Geochemical
Perspectives, 6(1), 1-171.
Buchanan, 1981; Heald et at., 1987; and White et at.Epithermal deposits include a
broad range of precious metal, base metal.
Corbett, G. J., & Leach, T. M. (1998). Southwest Pacific Rim gold-copper
systems: structure, alteration, and mineralization (No. 6). Boulder, Co:
Society of Economic Geologists.
Einaudi, M. T., MT, E., & LD, M. (1981). Skarn deposits.
Franklin, J. M., Gibson, H. L., Jonasson, I. R., & Galley, A. G. (2005).
Volcanogenic massive sulfide deposits. Economic Geology 100th
anniversary volume, 98, 523-560.
Goodfellow, W. D. (1993). Geology and genesis of stratiform sediment-hosted
(SEDEX) zinc-lead-silver sulphide deposits. Geol. Assoc. Can. Spec.
Paper, 40, 201-252.
Nakano, T., Shimazaki, H., & Shimizu, M. (1990). Strontium isotope systematics
and metallogenesis of skarn deposits in Japan. Economic Geology, 85(4),
794-815.
Nolan, T. B. (1933). Epithermal precious-metal deposits. Ore Deposits of the
Western States, Lindgren Volume.
Paradis, S., Hannigan, P. E. T. E. R., & Dewing, K. E. I. T. H. (2007). Mississippi
Valley-type lead-zinc deposits. Mineral deposits of Canada: A synthesis
of major deposit-types, district metallogeny, the evolution of geological
provinces, and exploration methods: Geological Association of Canada,
Mineral Deposits Division, Special Publication, 5, 185-203.
Pirajno, F. (2008). Hydrothermal processes and mineral systems. Springer Science
& Business Media.
Pirajno, F., & Smithies, R. H. (1992). The FeO/(FeO+ MgO) ratio of tourmaline:
a useful indicator of spatial variations in granite-related hydrothermal
mineral deposits. Journal of Geochemical Exploration, 42(2-3), 371-381.
Seedorf, E. (2005). Porphyry deposits: Characteristics and origin of hypogene
features. Econ. Geol., 100, 251-298.
Sillitoe, R. H. (2010). Porphyry copper systems. Economic geology, 105(1), 3-41.
White, N. C., & Hedenquist, J. W. (1990). Epithermal environments and styles of
mineralization: variations and their causes, and guidelines for
exploration. Journal of Geochemical Exploration, 36(1-3), 445-474.