Anda di halaman 1dari 20

ACARA: PORFIRI

LABORATORIUM BAHAN GALIAN


DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, UNIVERSITAS GADJAH MADA
Lembar Pengamatan Peraga Nama : I Gst. Ngr. Kusuma Wijaya
Endapan Porfiri
NIM : 14/363235/TK/41413
No. Peraga : I.8
Foto:
Magnetit
Pirit
Bornit

Serisit
Kuarsa

Plagioklas

Urat C Kalkopirit

Komponen pengamatan Keterangan


1. Warna batuan Hitam putih kekuningan
2. Tipe Alterasi Batuan Potasik overprinting dengan serisit
3. Host Rock -
4. Pemerian Tekstur dan geometri urat :
Urat/Gangue
Saccaroidal, vein swam

Hubungan overprinting antar urat


-
5. Mineralogi Mineral asli :
(deskripsi)
Plagioklas
Warna colorless putih, kilap kaca, cerat putih,
kekerasan 6, belahan 1 arah, kemagnetan
diamagnetik, sifat dalam brittle, transparant -
tanslucent, kelimpahan 30%.
Mineral Sekunder :
Mineral-mineral kunci/ penciri alterasi
Serisit
Warna colorless putih, kilap kaca, cerat putih,
kekerasan 4, belahan tidak ada, kemagnetan
diamagnetik, sifat dalam brittle, transparant -
tanslucent, kelimpahan 5%.
Magnetik
Warna hitam, kilat logam, cerat hitam,
kekerasan 5, belahan 3 arah, kemagnetan
feromagnetik, sifat dalam brittle, opak,
kelimpahan 20%.

Mineral-mineral tambahan
Kuarsa
Warna colorless putih, kilap kaca, cerat putih,
kekerasan 7, belahan tidak ada, kemagnetan
diamagnetik, sifat dalam brittle, transparant -
tanslucent, kelimpahan 5%.

Mineral-mineral pengisi tubuh urat/gangue


mineral non-logam
Serisit
Warna colorless putih, kilap kaca, cerat putih,
kekerasan 4, belahan tidak ada, kemagnetan
diamagnetik, sifat dalam brittle, transparant -
tanslucent, kelimpahan 5%.
Kuarsa
Warna colorless putih, kilap kaca, cerat putih,
kekerasan 7, belahan tidak ada, kemagnetan
diamagnetik, sifat dalam brittle, transparant -
tanslucent, kelimpahan 5%.

mineral logam (bijih).


Pirit
Warna kuning keemasan, kilat logam, cerat
hitam, kekerasan 3, belahan 3 arah,
kemagnetan diamagnetik, sifat dalam brittle,
opak, kelimpahan 20%.
Kalkopirit
Warna kuning kecoklatan, kilat logam, cerat
coklat, kekerasan 4, belahan 3 arah,
kemagnetan paramagnetik, sifat dalam brittle,
opak, kelimpahan 8%.
Bornit
Warna biru keemasan, kilat logam, cerat hitam,
kekerasan 4, belahan 3 arah, kemagnetan
paramagnetik, sifat dalam brittle, opak,
kelimpahan 2%.
6. Tipe endapan: Porfiri
7. Genesa Zona potasik merupakan zona alterasi yang
berada pada bagian dalam suatu sistem
hidrotermal endapan pofiri. Zona alterasi ini
dicirikan oleh mineral ubahan berupa biotit
sekunder, K Feldspar, kuarsa, serisit dan
magnetite. Pembentukkan biotit sekunder ini
dapat terbentuk akibat reaksi antara mineral
mafik terutama hornblende dengan larutan
hidrotermal yang kemudian menghasilkan biotit,
feldspar maupun piroksen. Alterasi ini diakibat
oleh penambahan unsur pottasium pada proses
metasomatis dan disertai dengan banyak atau
sediktnya unsur kalsium dan sodium didalam
batuan yang kaya akan mineral aluminosilikat.
Mineralisasi yang umumnya dijumpai pada zona
ubahan potasik ini berbentuk menyebar dimana
mineral tersebut merupakan mineral mineral
sulfida.
Bentuk endapan berupa hamburan
(desseminated) dan veinlet yang dijumpai pada
zona potasik ini disebabkan oleh pengaruh
matasomatik atau rekristalisasi yang terjadi pada
batuan induk ataupun adanya intervensi
daripada larutan magma sisa (larutan
hidrotermal) melalui pori-pori batuan dan
seterusnya berdifusi dan mengkristal pada
rekahan batuan.
8. Kondisi Lingkungan Alterasi potasik dapat terbentuk umumnya di
sekitar zona yang paling dekat dengan intrusi
pada kedalaman > 500 m dengan kondisi pH
netral dan suhu sekitar 320C. Kandungan K+/H+
dalam fluida dengan salinitas tinggi relatif tinggi
dan karakter magamatik yang kuat.
Daftar Pustaka
Setijadji, L.D. dkk. 2011. Panduan Praktikum Geologi Sumber Daya Mineral.
Yogyakarta: Laboratorium Bahan Galian Departemen Teknik Geologi FT-UGM.
Thompson, J.F.H. 1998. Atlas of Alteration : a Field and Petrographic Guide to
Hidrothermal Alteration Minerals. Canada : Alpine Press Limited.
ACARA: PORFIRI
LABORATORIUM BAHAN GALIAN
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, UNIVERSITAS GADJAH MADA
Lembar Pengamatan Peraga Nama : I Gst. Ngr. Kusuma Wijaya
Endapan Porfiri
NIM : 14/363235/TK/41413
No. Peraga : I.13
Foto:
Magnetit
K-feldspar
Desseminated
Pirit texture

Kuarsa

Kalkopirit

Komponen pengamatan Keterangan


1. Warna batuan Jingga kehitaman
2. Tipe Alterasi Batuan Potasik
3. Host Rock -
4. Pemerian Tekstur dan geometri urat :
Urat/Gangue
-

Hubungan overprinting antar urat


-
5. Mineralogi Mineral asli :
(deskripsi)
-

Mineral Sekunder :
Mineral-mineral kunci/ penciri alterasi
Ortoklas
Warna jingga, kilap kaca, cerat putih,
kekerasan 6, belahan 1 arah, kemagnetan
diamagnetik, sifat dalam brittle, transparant -
tanslucent, kelimpahan 40%.
Magnetit
Warna hitam, kilat logam, cerat hitam,
kekerasan 5, belahan 3 arah, kemagnetan
ferromagnetik, sifat dalam brittle, opak,
kelimpahan 30%.

Mineral-mineral tambahan
Silika
Warna colorless putih, kilap kaca, cerat putih,
kekerasan 7, belahan tidak ada, kemagnetan
diamagnetik, sifat dalam brittle, transparant -
tanslucent, kelimpahan 20%.
Pirit
Warna kuning keemasan, kilat logam, cerat
hitam, kekerasan 3, belahan 3 arah,
kemagnetan diamagnetik, sifat dalam brittle,
opak, kelimpahan 25%.
Kalkopirit
Warna kuning kecoklatan, kilat logam, cerat
coklat, kekerasan 4, belahan 3 arah,
kemagnetan paramagnetik, sifat dalam brittle,
opak, kelimpahan 5%.

Mineral-mineral pengisi tubuh urat/gangue


mineral non-logam
-

mineral logam (bijih).


-
6. Tipe endapan: Porfiri
7. Genesa Zona potasik merupakan zona alterasi yang
berada pada bagian dalam suatu sistem
hidrotermal endapan pofiri. Zona alterasi ini
dicirikan oleh mineral ubahan berupa biotit
sekunder, K Feldspar, kuarsa, serisit dan
magnetite. Pembentukkan biotit sekunder ini
dapat terbentuk akibat reaksi antara mineral
mafik terutama hornblende dengan larutan
hidrotermal yang kemudian menghasilkan biotit,
feldspar maupun piroksen. Alterasi ini diakibat
oleh penambahan unsur pottasium pada proses
metasomatis dan disertai dengan banyak atau
sediktnya unsur kalsium dan sodium didalam
batuan yang kaya akan mineral aluminosilikat.
Mineralisasi yang umumnya dijumpai pada zona
ubahan potasik ini berbentuk menyebar dimana
mineral tersebut merupakan mineral mineral
sulfida.
Bentuk endapan berupa hamburan
(desseminated) dan veinlet yang dijumpai pada
zona potasik ini disebabkan oleh pengaruh
matasomatik atau rekristalisasi yang terjadi pada
batuan induk ataupun adanya intervensi
daripada larutan magma sisa (larutan
hidrotermal) melalui pori-pori batuan dan
seterusnya berdifusi dan mengkristal pada
rekahan batuan.
8. Kondisi Lingkungan Alterasi potasik dapat terbentuk umumnya di
sekitar zona yang paling dekat dengan intrusi
pada kedalaman > 500 m dengan kondisi pH
netral dan suhu sekitar 320C. Kandungan K+/H+
dalam fluida dengan salinitas tinggi relatif tinggi
dan karakter magamatik yang kuat.
Daftar Pustaka
Setijadji, L.D. dkk. 2011. Panduan Praktikum Geologi Sumber Daya Mineral.
Yogyakarta: Laboratorium Bahan Galian Departemen Teknik Geologi FT-UGM.
Thompson, J.F.H. 1998. Atlas of Alteration : a Field and Petrographic Guide to
Hidrothermal Alteration Minerals. Canada : Alpine Press Limited.
ACARA: PORFIRI
LABORATORIUM BAHAN GALIAN
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, UNIVERSITAS GADJAH MADA
Lembar Pengamatan Peraga Nama : I Gst. Ngr. Kusuma Wijaya
Endapan Porfiri
NIM : 14/363235/TK/41413
No. Peraga : I.7
Foto:
Biotit pada Magnetit
Urat EDM
Kuarsa

Urat B
Kalkopirit

lup
Digenit

Serisit
Urat M

Kovelit Bornit

Komponen pengamatan Keterangan


1. Warna batuan Hitam kecoklatan
2. Tipe Alterasi Batuan Potasik
3. Host Rock -
4. Pemerian Tekstur dan geometri urat :
Urat/Gangue
Comb, masive vein pada urat B

Hubungan overprinting antar urat


EDM < M
5. Mineralogi Mineral asli :
(deskripsi)
-

Mineral Sekunder :
Mineral-mineral kunci/ penciri alterasi
Magnetit
Warna hitam, kilat logam, cerat hitam,
kekerasan 5, belahan 3 arah, kemagnetan
ferromagnetik, sifat dalam brittle, opak,
kelimpahan 10%.

Mineral-mineral tambahan
Silika
Warna colorless putih, kilap kaca, cerat putih,
kekerasan 7, belahan tidak ada, kemagnetan
diamagnetik, sifat dalam brittle, transparant -
tanslucent, kelimpahan 10%.
Pirit
Warna kuning keemasan, kilat logam, cerat
hitam, kekerasan 3, belahan 3 arah,
kemagnetan diamagnetik, sifat dalam brittle,
opak, kelimpahan 10%.
Kalkopirit
Warna kuning kecoklatan, kilat logam, cerat
coklat, kekerasan 4, belahan 3 arah,
kemagnetan paramagnetik, sifat dalam brittle,
opak, kelimpahan 5%.
Bornit
Warna biru keemasan, kilat logam, cerat hitam,
kekerasan 4, belahan 3 arah, kemagnetan
paramagnetik, sifat dalam brittle, opak,
kelimpahan 5%.
Digenit
Warna hijau keemasan, kilat logam, cerat
hitam, kekerasan 4, belahan 3 arah,
kemagnetan paramagnetik, sifat dalam brittle,
opak, kelimpahan 5%.

Mineral-mineral pengisi tubuh urat/gangue


mineral non-logam
urat EDM
Biotit
Warna hitam, kilat kaca, cerat hitam, belahan 1
arah, kemagnetan diamagnetik, translucent,
kelimpahan 5%.

Urat B
Silika
Warna colorless putih, kilap kaca, cerat putih,
kekerasan 7, belahan tidak ada, kemagnetan
diamagnetik, sifat dalam brittle, transparant -
tanslucent, kelimpahan 10%.
Serisit
Warna colorless putih, kilap kaca, cerat putih,
kekerasan 4, belahan tidak ada, kemagnetan
diamagnetik, sifat dalam brittle, transparant -
tanslucent, kelimpahan 2%.

mineral logam (bijih).


Urat M
Magnetit
Warna hitam, kilat logam, cerat hitam,
kekerasan 5, belahan 3 arah, kemagnetan
ferromagnetik, sifat dalam brittle, opak,
kelimpahan 5%.
Bornit
Warna biru keemasan, kilat logam, cerat hitam,
kekerasan 4, belahan 3 arah, kemagnetan
paramagnetik, sifat dalam brittle, opak,
kelimpahan 5%.
Kovelit
Warna biru, kilat logam, cerat hitam, kekerasan
4, belahan 3 arah, kemagnetan paramagnetik,
sifat dalam brittle, opak, kelimpahan 3%.
Digenit
Warna hijau keemasan, kilat logam, cerat
hitam, kekerasan 4, belahan 3 arah,
kemagnetan paramagnetik, sifat dalam brittle,
opak, kelimpahan 2%.

Urat B
Kalkopirit
Warna kuning keemasan, kilat logam, cerat
hitam, kekerasan 4, belahan 3 arah,
kemagnetan paramagnetik, sifat dalam brittle,
opak, kelimpahan 3%.

6. Tipe endapan: Porfiri


7. Genesa Zona potasik merupakan zona alterasi yang
berada pada bagian dalam suatu sistem
hidrotermal endapan pofiri. Zona alterasi ini
dicirikan oleh mineral ubahan berupa biotit
sekunder, K Feldspar, kuarsa, serisit dan
magnetite. Pembentukkan biotit sekunder ini
dapat terbentuk akibat reaksi antara mineral
mafik terutama hornblende dengan larutan
hidrotermal yang kemudian menghasilkan biotit,
feldspar maupun piroksen. Alterasi ini diakibat
oleh penambahan unsur pottasium pada proses
metasomatis dan disertai dengan banyak atau
sediktnya unsur kalsium dan sodium didalam
batuan yang kaya akan mineral aluminosilikat.
Mineralisasi yang umumnya dijumpai pada zona
ubahan potasik ini berbentuk menyebar dimana
mineral tersebut merupakan mineral mineral
sulfida.
Bentuk endapan berupa hamburan
(desseminated) dan veinlet yang dijumpai pada
zona potasik ini disebabkan oleh pengaruh
matasomatik atau rekristalisasi yang terjadi pada
batuan induk ataupun adanya intervensi
daripada larutan magma sisa (larutan
hidrotermal) melalui pori-pori batuan dan
seterusnya berdifusi dan mengkristal pada
rekahan batuan.
8. Kondisi Lingkungan Alterasi potasik dapat terbentuk umumnya di
sekitar zona yang paling dekat dengan intrusi
pada kedalaman > 500 m dengan kondisi pH
netral dan suhu sekitar 320C. Kandungan K+/H+
dalam fluida dengan salinitas tinggi relatif tinggi
dan karakter magamatik yang kuat.
Daftar Pustaka
Setijadji, L.D. dkk. 2011. Panduan Praktikum Geologi Sumber Daya Mineral.
Yogyakarta: Laboratorium Bahan Galian Departemen Teknik Geologi FT-UGM.
Thompson, J.F.H. 1998. Atlas of Alteration : a Field and Petrographic Guide to
Hidrothermal Alteration Minerals. Canada : Alpine Press Limited.
ACARA: PORFIRI
LABORATORIUM BAHAN GALIAN
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, UNIVERSITAS GADJAH MADA
Lembar Pengamatan Peraga Nama : I Gst. Ngr. Kusuma Wijaya
Endapan Porfiri
NIM : 14/363235/TK/41413
No. Peraga : I.19
Foto:
Urat M

Kalkopirit Silika

Pirit

Magnetit
Bornit
Magnetit

Kovelit

Komponen pengamatan Keterangan


1. Warna batuan Hitam kecoklatan
2. Tipe Alterasi Batuan Potasik
3. Host Rock -
4. Pemerian Tekstur dan geometri urat :
Urat/Gangue
Masive vein (2 mm)

Hubungan overprinting antar urat


Uran M
5. Mineralogi Mineral asli :
(deskripsi)
-
Mineral Sekunder :
Mineral-mineral kunci/ penciri alterasi
Magnetit
Warna hitam, kilat logam, cerat hitam,
kekerasan 5, belahan 3 arah, kemagnetan
ferromagnetik, sifat dalam brittle, opak,
kelimpahan 20%.
Silika
Warna colorless putih, kilap kaca, cerat putih,
kekerasan 7, belahan tidak ada, kemagnetan
diamagnetik, sifat dalam brittle, transparant -
tanslucent, kelimpahan 30%.

Mineral-mineral tambahan
Pirit
Warna kuning keemasan, kilat logam, cerat
hitam, kekerasan 3, belahan 3 arah,
kemagnetan diamagnetik, sifat dalam brittle,
opak, kelimpahan 10%.
Kalkopirit
Warna kuning kecoklatan, kilat logam, cerat
coklat, kekerasan 4, belahan 3 arah,
kemagnetan paramagnetik, sifat dalam brittle,
opak, kelimpahan 5%.
Kovelit
Warna biru keemasan, kilat logam, cerat hitam,
kekerasan 4, belahan 3 arah, kemagnetan
paramagnetik, sifat dalam brittle, opak,
kelimpahan 10%.

Mineral-mineral pengisi tubuh urat/gangue


mineral non-logam
urat M
Serisit
Warna colorless putih, kilap kaca, cerat putih,
kekerasan 4, belahan tidak ada, kemagnetan
diamagnetik, sifat dalam brittle, transparant -
tanslucent, kelimpahan 10%.

mineral logam (bijih).


Urat M
Pirit
Warna kuning keemasan, kilat logam, cerat
hitam, kekerasan 3, belahan 3 arah,
kemagnetan diamagnetik, sifat dalam brittle,
opak, kelimpahan 5%.
Kalkopirit
Warna kuning kecoklatan, kilat logam, cerat
coklat, kekerasan 4, belahan 3 arah,
kemagnetan paramagnetik, sifat dalam brittle,
opak, kelimpahan 5%.
Bornit
Warna biru keemasan, kilat logam, cerat hitam,
kekerasan 4, belahan 3 arah, kemagnetan
paramagnetik, sifat dalam brittle, opak,
kelimpahan 5%.

6. Tipe endapan: Poriri


7. Genesa Zona potasik merupakan zona alterasi yang
berada pada bagian dalam suatu sistem
hidrotermal endapan pofiri. Zona alterasi ini
dicirikan oleh mineral ubahan berupa biotit
sekunder, K Feldspar, kuarsa, serisit dan
magnetite. Pembentukkan biotit sekunder ini
dapat terbentuk akibat reaksi antara mineral
mafik terutama hornblende dengan larutan
hidrotermal yang kemudian menghasilkan biotit,
feldspar maupun piroksen. Alterasi ini diakibat
oleh penambahan unsur pottasium pada proses
metasomatis dan disertai dengan banyak atau
sediktnya unsur kalsium dan sodium didalam
batuan yang kaya akan mineral aluminosilikat.
Mineralisasi yang umumnya dijumpai pada zona
ubahan potasik ini berbentuk menyebar dimana
mineral tersebut merupakan mineral mineral
sulfida.
Bentuk endapan berupa hamburan
(desseminated) dan veinlet yang dijumpai pada
zona potasik ini disebabkan oleh pengaruh
matasomatik atau rekristalisasi yang terjadi pada
batuan induk ataupun adanya intervensi
daripada larutan magma sisa (larutan
hidrotermal) melalui pori-pori batuan dan
seterusnya berdifusi dan mengkristal pada
rekahan batuan.
8. Kondisi Lingkungan Alterasi potasik dapat terbentuk umumnya di
sekitar zona yang paling dekat dengan intrusi
pada kedalaman > 500 m dengan kondisi pH
netral dan suhu sekitar 320C. Kandungan K+/H+
dalam fluida dengan salinitas tinggi relatif tinggi
dan karakter magamatik yang kuat.
Daftar Pustaka
Setijadji, L.D. dkk. 2011. Panduan Praktikum Geologi Sumber Daya Mineral.
Yogyakarta: Laboratorium Bahan Galian Departemen Teknik Geologi FT-UGM.
Thompson, J.F.H. 1998. Atlas of Alteration : a Field and Petrographic Guide to
Hidrothermal Alteration Minerals. Canada : Alpine Press Limited.
ACARA: PORFIRI
LABORATORIUM BAHAN GALIAN
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, UNIVERSITAS GADJAH MADA
Lembar Pengamatan Peraga Nama : I Gst. Ngr. Kusuma Wijaya
Endapan Porfiri
NIM : 14/363235/TK/41413
No. Peraga : I.28
Foto:
Magnetit Epidot Urat D

Plagioklas

Serisit Klorit

Sulfida

Kalkopirit
Pirit

This is a pen
Komponen pengamatan Keterangan
1. Warna batuan Abu-abu kehijauan
2. Tipe Alterasi Batuan Potasik overprinting dengan serisit dan
propilitik
3. Host Rock Andesit porfiri
4. Pemerian Tekstur dan geometri urat :
Urat/Gangue
Masive vein (10 mm)
Hubungan overprinting antar urat
Urat D
5. Mineralogi Mineral asli :
(deskripsi)
Plagioklas
Warna colorless putih, kilap kaca, cerat putih,
kekerasan 6, belahan 1 arah, kemagnetan
diamagnetik, sifat dalam brittle, transparant -
tanslucent, kelimpahan 40%.

Mineral Sekunder :
Mineral-mineral kunci/ penciri alterasi
Serisit
Warna colorless putih, kilap kaca, cerat putih,
kekerasan 4, belahan tidak ada, kemagnetan
diamagnetik, sifat dalam brittle, transparant -
tanslucent, kelimpahan 10%.
Magnetit
Warna hitam, kilat logam, cerat hitam,
kekerasan 5, belahan 3 arah, kemagnetan
feromagnetik, sifat dalam brittle, opak,
kelimpahan 15%.
Klorit
Warna hijau, kilap tanah, cerat abu-abu,
kekerasan 2, belahan tidak ada, kemagnetan
diamagnetik, sifat dalam brittle, opak,
kelimpahan 10%.
Epidot
Warna hijau gelap, kilap kaca, cerat hijau,
kekerasan 3, belahan 3 arah, kemagnetan
diamagnetik, sifat dalam brittle, tanslucent,
kelimpahan 5%.

Mineral-mineral tambahan
Pirit
Warna kuning keemasan, kilat logam, cerat
hitam, kekerasan 3, belahan 3 arah,
kemagnetan diamagnetik, sifat dalam brittle,
opak, kelimpahan 3%.
Kalkopirit
Warna kuning kecoklatan, kilat logam, cerat
coklat, kekerasan 4, belahan 3 arah,
kemagnetan paramagnetik, sifat dalam brittle,
opak, kelimpahan 2%.

Mineral-mineral pengisi tubuh urat/gangue


mineral non-logam
urat D
Serisit
Warna colorless putih, kilap kaca, cerat putih,
kekerasan 4, belahan tidak ada, kemagnetan
diamagnetik, sifat dalam brittle, transparant -
tanslucent, kelimpahan 10%.

mineral logam (bijih).


Urat D
Pirit
Warna kuning keemasan, kilat logam, cerat
hitam, kekerasan 3, belahan 3 arah,
kemagnetan diamagnetik, sifat dalam brittle,
opak, kelimpahan 3%.
Kalkopirit
Warna kuning kecoklatan, kilat logam, cerat
coklat, kekerasan 4, belahan 3 arah,
kemagnetan paramagnetik, sifat dalam brittle,
opak, kelimpahan 2%.

6. Tipe endapan: Porfiri


7. Genesa Zona potasik merupakan zona alterasi yang
berada pada bagian dalam suatu sistem
hidrotermal endapan pofiri. Zona alterasi ini
dicirikan oleh mineral ubahan berupa biotit
sekunder, K Feldspar, kuarsa, serisit dan
magnetite. Pembentukkan biotit sekunder ini
dapat terbentuk akibat reaksi antara mineral
mafik terutama hornblende dengan larutan
hidrotermal yang kemudian menghasilkan biotit,
feldspar maupun piroksen. Alterasi ini diakibat
oleh penambahan unsur pottasium pada proses
metasomatis dan disertai dengan banyak atau
sediktnya unsur kalsium dan sodium didalam
batuan yang kaya akan mineral aluminosilikat.
Mineralisasi yang umumnya dijumpai pada zona
ubahan potasik ini berbentuk menyebar dimana
mineral tersebut merupakan mineral mineral
sulfida.
Bentuk endapan berupa hamburan
(desseminated) dan veinlet yang dijumpai pada
zona potasik ini disebabkan oleh pengaruh
matasomatik atau rekristalisasi yang terjadi pada
batuan induk ataupun adanya intervensi
daripada larutan magma sisa (larutan
hidrotermal) melalui pori-pori batuan dan
seterusnya berdifusi dan mengkristal pada
rekahan batuan.
8. Kondisi Lingkungan Alterasi potasik dapat terbentuk umumnya di
sekitar zona yang paling dekat dengan intrusi
pada kedalaman > 500 m dengan kondisi pH
netral dan suhu sekitar 320C. Kandungan K+/H+
dalam fluida dengan salinitas tinggi relatif tinggi
dan karakter magamatik yang kuat.
Daftar Pustaka
Setijadji, L.D. dkk. 2011. Panduan Praktikum Geologi Sumber Daya Mineral.
Yogyakarta: Laboratorium Bahan Galian Departemen Teknik Geologi FT-UGM.
Thompson, J.F.H. 1998. Atlas of Alteration : a Field and Petrographic Guide to
Hidrothermal Alteration Minerals. Canada : Alpine Press Limited.
ACARA: PORFIRI
LABORATORIUM BAHAN GALIAN
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI, UNIVERSITAS GADJAH MADA
Lembar Pengamatan Peraga Nama : I Gst. Ngr. Kusuma Wijaya
Endapan Porfiri
NIM : 14/363235/TK/41413
No. Peraga : I.16
Foto:
Biotit pada urat EDM
Urat M
Magnetit
Urat C

Kuarsa
Pirit

Bornit Kalkopirit

Kuarsa

This is a pen
Komponen pengamatan Keterangan
1. Warna batuan Abu-abu kehitaman
2. Tipe Alterasi Batuan Potasik
3. Host Rock -
4. Pemerian Tekstur dan geometri urat :
Urat/Gangue
vein swam (2 mm)
Hubungan overprinting antar urat
EDM < M < C
5. Mineralogi Mineral asli :
(deskripsi)
-
Mineral Sekunder :
Mineral-mineral kunci/ penciri alterasi
Biotit
Warna hitam, kilat kaca, cerat hitam, belahan 1
arah, kemagnetan diamagnetik, translucent,
kelimpahan 15%.
Magnetit
Warna hitam, kilat logam, cerat hitam,
kekerasan 5, belahan 3 arah, kemagnetan
ferromagnetik, sifat dalam brittle, opak,
kelimpahan 20%.
Mineral-mineral tambahan
Pirit
Warna kuning keemasan, kilat logam, cerat
hitam, kekerasan 3, belahan 3 arah,
kemagnetan diamagnetik, sifat dalam brittle,
opak, kelimpahan 10%.
Kalkopirit
Warna kuning kecoklatan, kilat logam, cerat
coklat, kekerasan 4, belahan 3 arah,
kemagnetan paramagnetik, sifat dalam brittle,
opak, kelimpahan 5%.
Kuarsa
Warna colorless putih, kilap kaca, cerat putih,
kekerasan 7, belahan tidak ada, kemagnetan
diamagnetik, sifat dalam brittle, transparant -
tanslucent, kelimpahan 30%.

Mineral-mineral pengisi tubuh urat/gangue


mineral non-logam
urat C
Kuarsa
Warna colorless putih, kilap kaca, cerat putih,
kekerasan 7, belahan tidak ada, kemagnetan
diamagnetik, sifat dalam brittle, transparant -
tanslucent, kelimpahan 5%.
Urat EDM
Biotit
Warna hitam, kilat kaca, cerat hitam, belahan 1
arah, kemagnetan diamagnetik, translucent,
kelimpahan 5%.

mineral logam (bijih).


Urat M
Magnetit
Warna hitam, kilat logam, cerat hitam,
kekerasan 5, belahan 3 arah, kemagnetan
ferromagnetik, sifat dalam brittle, opak,
kelimpahan 3%.
Urat C
Pirit
Warna kuning keemasan, kilat logam, cerat
hitam, kekerasan 3, belahan 3 arah,
kemagnetan diamagnetik, sifat dalam brittle,
opak, kelimpahan 3%.
Kalkopirit
Warna kuning kecoklatan, kilat logam, cerat
coklat, kekerasan 4, belahan 3 arah,
kemagnetan paramagnetik, sifat dalam brittle,
opak, kelimpahan 2%.
Bornit
Warna biru keemasan, kilat logam, cerat hitam,
kekerasan 4, belahan 3 arah, kemagnetan
paramagnetik, sifat dalam brittle, opak,
kelimpahan 2%.

6. Tipe endapan: Porfiri


7. Genesa Zona potasik merupakan zona alterasi yang
berada pada bagian dalam suatu sistem
hidrotermal endapan pofiri. Zona alterasi ini
dicirikan oleh mineral ubahan berupa biotit
sekunder, K Feldspar, kuarsa, serisit dan
magnetite. Pembentukkan biotit sekunder ini
dapat terbentuk akibat reaksi antara mineral
mafik terutama hornblende dengan larutan
hidrotermal yang kemudian menghasilkan biotit,
feldspar maupun piroksen. Alterasi ini diakibat
oleh penambahan unsur pottasium pada proses
metasomatis dan disertai dengan banyak atau
sediktnya unsur kalsium dan sodium didalam
batuan yang kaya akan mineral aluminosilikat.
Mineralisasi yang umumnya dijumpai pada zona
ubahan potasik ini berbentuk menyebar dimana
mineral tersebut merupakan mineral mineral
sulfida.
Bentuk endapan berupa hamburan
(desseminated) dan veinlet yang dijumpai pada
zona potasik ini disebabkan oleh pengaruh
matasomatik atau rekristalisasi yang terjadi pada
batuan induk ataupun adanya intervensi
daripada larutan magma sisa (larutan
hidrotermal) melalui pori-pori batuan dan
seterusnya berdifusi dan mengkristal pada
rekahan batuan.
8. Kondisi Lingkungan Alterasi potasik dapat terbentuk umumnya di
sekitar zona yang paling dekat dengan intrusi
pada kedalaman > 500 m dengan kondisi pH
netral dan suhu sekitar 320C. Kandungan K+/H+
dalam fluida dengan salinitas tinggi relatif tinggi
dan karakter magamatik yang kuat.
Daftar Pustaka
Setijadji, L.D. dkk. 2011. Panduan Praktikum Geologi Sumber Daya Mineral.
Yogyakarta: Laboratorium Bahan Galian Departemen Teknik Geologi FT-UGM.
Thompson, J.F.H. 1998. Atlas of Alteration : a Field and Petrographic Guide to
Hidrothermal Alteration Minerals. Canada : Alpine Press Limited.

Anda mungkin juga menyukai