Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

ENDAPAN MINERAL

MINERAL NON LOGAM

Disusun Oleh:
Ronaldo Sitorus
21100116120026

LABORATORIUM SUMBER DAYA MINERAL DAN


BATUBARA
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
MARET 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Maksud
1. Dapat melakukan deskripsi terhadap mineral-mineral non logam
2. Mengetahui proses-proses pembentukan yang terjadi pada batuan
1.2 Tujuan
1. Dapat menentukan sifat fisik yang terdapat pada mineral-mineral non logam
2. Mengetahui genesa pembentukan mineral-mineral non logam
1.3 Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Senin, 4 Maret 2019
Waktu : 15.30
Tempat : Ruang 202 Gedung Pertamina Sukawati, UNDIP
BAB III
PEMBAHASAN
Praktikum endapan mineral kali ini dilaksanakan pada hari senin, 4 maret
2019 di ruangan 202 gedung pertamina sukowati, Universitas Diponegoro. Acara
praktikum kali ini adalah mineral non logam dan dilakukan pendeskripsian terhadap
5 peraga mineral. Berikut pembahasan dari hasil analisis sifat fisik mineral-mineral
tersebut.
1. MNL-03
Setelah dilakukan pendeskripsian terhadap peraga mineral MNL-3 maka di
interpretasikan sifat fisik mineral ini memiliki warna fisik hijau dengan kilap
yang dihasilkan kilap lilin karena ketika dikenai cahaya kelihatan kilap lilin.
Kekerasan yang dimiliki mineral ini 3 skala mohs yang dimana dapat dicerat
dengan kuku jari. Gores yang dihasilkan berwarna putih dengan belahan tidak
ada karena belahan nya tidak terlihat dan pecahan nya uneven karena pecahan
nya terlihat tidak beraturan. Berat jenis yang diinterpretasikan 2,3 g/cm3.
Kemagnetan yang dimiliki diamagnetit karena tidak mengandung unsur logam
sehingga tidak memiliki kemampuan magnetik. Transparansinya
diinterpretasikan opaq karena tidak dapat meneruskan cahaya. Berdasarkan sifat
fisik yang dimiliki peraga ini maka diinterpretasikan peraga MNL-03 merupakan
mineral Serpentin.
Serpentin merupakan salah satu mineral non logam yang dapat terbentuk
pada batuan metamorf pada proses metamorfisme suhu rendah. Serpentin
umumnya terbentuk dari mineral olivin yang pada batuan ultramafik yang
terkena proses alterasi. Ketika proses alterasi terjadi pada batuan ultramafik
maka hal tersebut akan mengubah olivin dan melepaskan unsur besi yang ada
pada olivin sehingga mengubahnya menjadi mineral serpentin. Karena sifat dari
alterasi yang menerobos masuk melalui rekahan-rekahan yang ada pada batuan
menyebabkan umumnya serpentin terbentuk pada rekahan-rekahan yang dilalui
oleh alterasi tersebut.
2. MNL-10
Setelah dilakukan pendeskripsian terhadap peraga mineral MNL-10 maka
di interpretasikan sifat fisik mineral ini memiliki warna fisik putih dengan kilap
yang dihasilkan kilap kaca karena ketika dikenai cahaya seperti memantulkan
cahaya seperti kaca. Kekerasan yang dimiliki mineral ini 3 skala mohs yang
dimana dapat dicerat dengan kuku jari. Gores yang dihasilkan berwarna putih
dengan belahan 3 arah karena ketika di gores bagian belahannya akan langsung
terlihat 3 arah dan pecahan nya uneven karena pecahan nya terlihat tidak
beraturan. Tenasity yang dimiliki brittle karena mudah patah hal ini disebabkan
karena ikatan antar atom nya lemah. Berat jenis yang diinterpretasikan 2,6 – 2,9
g/cm3. Kemagnetan yang dimiliki diamagnetit karena tidak mengandung unsur
logam sehingga tidak memiliki kemampuan magnetik. Transparansinya
diinterpretaikan transparen karena dapat meneruskan cahaya dengan baik.
Berdasarkan sifat fisik yang dimiliki peraga ini maka diinterpretasikan peraga
MNL-10 merupakan mineral Kalsit.
Kalsit merupakan salah satu mineral non logam yang dapat terbentuk pada
batuan sedimen dan batuan metamorf. Kalsit umumnya dapat terbentuk dari
hasil evaporasi air laut ataupun pada saat pembentukan batugamping. Kalsit
merupakan mineral yang terbentuk dari pengendapan kalsium karbonat sehingga
kalsit paling banyak terbentuk di cekungan sedimen di lautan bersamaan dengan
anhidrit dan gypsum. Yang membedakan kalsit dengan anhidrit dan gypsum
kalsti tidak memiliki kandungan SO4. Kalsit juga merupakan salah satu mineral
yang paling banyak ditemukan hampir di seluruh batuan dikarenakan kandungan
carbon dibumi yang sangat melimpah.
3. MNL-07
Setelah dilakukan pendeskripsian terhadap peraga mineral MNL-07 maka
di interpretasikan sifat fisik mineral ini memiliki warna fisik hijau muda dengan
kilap yang dihasilkan kilap damar karena ketika dikenai cahaya terlihat seperti
getah damar. Kekerasan yang dimiliki mineral ini 2-3 skala mohs yang dimana
dapat dicerat dengan kuku jari. Gores yang dihasilkan berwarna putih dengan
belahan tidak ada terlihat dan pecahan nya choncoidal karena pecahan nya
terlihat seperti membawang. Tenasity yang dimiliki ductile karena lentur. Berat
jenis yang diinterpretasikan 2 – 2,4 g/cm3. Kemagnetan yang dimiliki
diamagnetit karena tidak mengandung unsur logam sehingga tidak memiliki
kemampuan magnetik. Transparansinya diinterpretaikan opaq karena tidak dapat
meneruskan cahaya. Berdasarkan sifat fisik yang dimiliki peraga ini maka
diinterpretasikan peraga MNL-07 merupakan mineral Zeolit.
Zeolit merupakan salah satu mineral non logam yang terbentuk karena
proses sedimentasi abu vulkanik yang asam bercampur dengan air meteoric atau
air danau yang kaya akan alkali. Ketika gunung api meletus dan melepaskan
material-material piroklastik termasuk debu vulkanik sesaat setelah material-
material piroklastik tersebut terakumulasi makan proses selanjutnya yang terjadi
adalah proses transportasi dengan media air meteoric yang kemudian
terendapkan bersamaan di danau yang kaya alkali. Pada saat itulah proses
pembentukan zeolit terjadi.
4. MNL-13
Setelah dilakukan pendeskripsian terhadap peraga mineral MNL-13 maka
di interpretasikan sifat fisik mineral ini memiliki warna fisik putih dengan kilap
yang dihasilkan kilap lilin karena ketika dikenai cahaya terlihat lilin. Kekerasan
yang dimiliki mineral ini 2 skala mohs yang dimana dapat dicerat dengan kuku
jari. Gores yang dihasilkan berwarna putih dengan belahan tidak ada terlihat dan
pecahannya uneven karena terlihat tidak jelas. Tenasity yang dimiliki brittle
karena sangat mudah patah ketika digores. Berat jenis yang diinterpretasikan 2,6
– 2,9 g/cm3. Kemagnetan yang dimiliki diamagnetit karena tidak mengandung
unsur logam sehingga tidak memiliki kemampuan magnetik. Transparansinya
diinterpretaikan opaq karena tidak dapat meneruskan cahaya. Berdasarkan sifat
fisik yang dimiliki peraga ini maka diinterpretasikan peraga MNL-13 merupakan
mineral Gypsum.
Gypsum merupakan salah satu mineral non logam yang terbentuk karena
proses evaporasi air laut. Ketika air laut yang berada pada suatu cekungan
mengalami penguapan akan meninggalkan zat padat yaitu kalsium dan sulfat
yang kemudian saling berikatan dan membentuk gypsum dan anhidrit hanya saja
yang membedakan antara gypsum dan anhidrit adalah kandungan H2O nya.
Gypsum dapat terbentuk karena berikatan dengan kalsium sulfat dan kristal H2O.
Gypsum juga dapat terbentuk dari hasil kegiatan vulkanik antara H2S yang
bereaksi dengan zat karbonat.
5. Peraga X
Setelah dilakukan pendeskripsian terhadap peraga mineral X maka di
interpretasikan sifat fisik mineral ini memiliki warna fisik coklat muda dengan
kilap yang dihasilkan kilap kaca karena ketika dikenai cahaya terlihat seperti
kaca. Kekerasan yang dimiliki mineral ini 7 skala mohs yang dimana dapat
dicerat dengan paku. Gores yang dihasilkan berwarna putih dengan 1 arah dan
pecahan nya choncoidal karena pecahan nya terlihat seperti membawang. Berat
jenis yang diinterpretasikan 2,6 – 2,7 g/cm3. Kemagnetan yang dimiliki
diamagnetit karena tidak mengandung unsur logam sehingga tidak memiliki
kemampuan magnetik. Transparansinya diinterpretaikan transparan karena
dapat meneruskan cahaya. Berdasarkan sifat fisik yang dimiliki peraga ini maka
diinterpretasikan peraga X merupakan mineral Kuarsa.
Kuarsa merupakan salah satu mineral non logam yang terbentuk karena
aktivitas vulkanik dan termasuk kedalam kelompok rock forming mineral atau
mineral pembentuk batuan. Senyawa kimia pembentuk kuarsa disbeut dengan
silikon dioksida. Kuarsa merupakan mineral yang paling melimpah di dunia
karena dapat ditemukan hampir di semua batuan yaitu batuan beku, batuan
metamorf dan batuan sedimen. Hal ini disebabkan karena mineral kwarsa
memiliki resistensi yang kuat sehingga sulit untuk dihancurkan dan pada
akhirnya akan berakir menjadi batuan sedimen apabila tertransportasi dari
batuan asalnya. Pada seri reaksi Bowen mineral kuarsa terbentuk pada suhu yang
paling rendah dan terbentuk dari magma yang cenderung bersifat asam.
BAB IV
KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil deskripsi terhadap peraga MNL-03 memiliki sifat fisik


berupa warna hijau muda, kilap lilin, kekerasan 3 skala mohs, gores putih,
belahan/pecahan tidak ada dan uneven, berat jenis 2,3 gr/cm2, kemagnetan
diamagnetit, transparansi opaq dan terbentuk dari proses metamorfisme
suhu rendah maka disimpulkan peraga MNL-03 adalah Serpentin.
2. Berdasarkan hasil deskripsi terhadap peraga MNL-10 memiliki sifat fisik
berupa warna putih, kilap kaca, kekerasan 3 skala mohs, gores putih,
belahan/pecahan 3 arah dan uneven, berat jenis 2,6 – 2,9 gr/cm2,
kemagnetan diamagnetit, transparansi transparan dan terbentuk dari proses
evaporasi dan pada saat pembentukan batugamping maka disimpulkan
peraga MNL-10 adalah Kalsit.
3. Berdasarkan hasil deskripsi terhadap peraga MNL-07 memiliki sifat fisik
berupa warna putih, kilap tanah, kekerasan 2,5 skala mohs, gores putih,
belahan/pecahan tidak ada dan uneven,tenasity ductile, berat jenis 2 – 2,4
gr/cm2, kemagnetan diamagnetit, transparansi opaq dan terbentuk dari
proses sedimentasi abu vulkanik dengan air alkali maka disimpulkan peraga
MNL-07 adalah Zeolit.
4. Berdasarkan hasil deskripsi terhadap peraga MNL-13 memiliki sifat fisik
berupa warna putih, kilap lilin, kekerasan 2 skala mohs, gores putih,
belahan/pecahan tidak ada dan uneven,tenasity brittle, berat jenis 2,3
gr/cm2, kemagnetan diamagnetit, transparansi transparan-translucent dan
terbentuk dari proses evaporasi air laut maka disimpulkan peraga MNL-13
adalah Gypsum.
5. Berdasarkan hasil deskripsi terhadap peraga X memiliki sifat fisik berupa
coklat muda, kilap kaca, kekerasan 7 skala mohs, gores putih, pecahan
choncoidal, berat jenis 2,6 – 2,7 gr/cm2, kemagnetan diamagnetit,
transparansi transparan-translucent dan terbentuk dari kegiatan vulkanik
maka disimpulkan peraga X adalah Kuarsa.
REFERENSI

Maulana, Adi. 2017. Geologi Endapan mineral. Bandung : Ombuk


LAMPIRAN
LABORATORIUM SUMBER DAYA MINERAL DAN
BATUBARA
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Sekretariat: Jl. Prof. Soedharto, SH Tembalang-Semarang,
GedungPertaminaSukowati
Phone (024) 74600053, Fax (024) 7460055

LEMBAR ASISTENSI

Nama : Ronaldo Sitorus


NIM : 21100116120026
Praktikum : Endapan Mineral
Acara : Mineral Non Logam
Semester :6
Tahun Akademik : 2019/2020
Asisten Acara : Lestari Butar-butar

No Tanggal Keterangan Paraf

Anda mungkin juga menyukai