WK1 Air klorida, origin reservoir, lokasi dekat dengan reservoir karena Na/Ca tinggi, suhu tinggi dibuktikan dengan Na/K rendah
WK2 Air Klorida, origin reservoir manifestasi, dpt dijumpai dalam mataair panas atau asosiasi dengan silika sinter
NG1 Air Klorida, origin reservoir, presipitasi HCO3 relatif tinggi dan jarak ke reservoir sangat dekat karena Na/Ca tinggi
NG2 Air Klorida-bikarbonat, dapat dijumpai dalam sistem kondensat, jaraknya cukup jauh dari reservoir karena Na/Ca rendah
RA Air Sulfat, silika rendah karena dekat dengan permukaan, dalam fumarol/silika sinter
RB Air klorida, origin reservoir, SiO2 relatif rendah karena dekat dengan permukaan
AR Air klorida, origin reservoir, muncul dalam bentuk manifestasi
MA Air Klorida-Bikarbonat, dapat muncul pada upflow atau di zona kondensat
FN Air Bikarbonat, biasanya muncul dalam zona kondensat dan disertai travertine
PR Air klorida, origin reservoir, muncul dalam bentuk manifestasi, kaya evaporit
YA Air klorida, origin reservoir, muncul dalam bentuk manifestasi
LN Air Bikarbonat, biasanya muncul dalam zona kondensat dan disertai travertine
SW Air klorida-sulfat, origin reservoir, ekstremnya nilai Cl- karena intrusi air laut
1. Interpretasi tiap sumur
a. WK-1 dan WK2
Sampel WK-1 merupakan sampel yang berasal dari bawah permukaan atau di
reservoir. Hal ini dibuktikan dengan adanya komposisi klorida yang sangat
dominan. Namun komposisi ion yang lain sangat sedikit atau jarang. Yakni
sekitar 55,5 mmol. Dengan nilai CBE sekitar 1,210%, sehingga sumur ini
prospek untuk dijadikan daerah eksploitasi panasbumi. Tipe airnya merupakan
air klorida.
Sampel WK2 merupakan sampel yang berasal dari manifestasi.
Diinterpretasikan air yang diambil ini masih memiliki karakteristik yang relatif
sama dengan yang di WK1. Hanya kandungan silikanya yang lebih rendah
karena adanya proses presipitasi yang terjadi selama perjalanannya dari
reservoir. Terdapat pengaruh mixing dengan fluida-fluida tertentu selama
perjalanannya dibuktikan dengan meningkatnya nilai komposisi Cl dan
bikarbonat, selain itu ditandai juga dengan menurunnya nilai CBE
dibandingkan dengan WK-1. Air ini berjenis Air Klorida dan dapat dijumpai
pada mata air panas yang jernih pada pinggir Sistem Geotermal.
b. NG1 dan NG2
Sampel NG-1 merupakan sampel yang berasal dari pengeboran bawah
permukaan atau di dekat reservoir. Hal ini dibuktikan dengan adanya komposisi
klorida yang sangat dominan. Terdapat pula komposisi Ion Bikarbonat dalam
jumlah yang tidak sedikit. Komposisi Cl- Yakni sekitar 34,3 mmol. Dengan
nilai CBE sekitar 1,648%, Sumur ini prospek untuk dijadikan daerah eksploitasi
panasbumi. Tipe airnya merupakan air klorida. Rasio Na/Ca-nya tinggi dan
rasio Na/Knya rendah. Jika ditinjau dari komposisi silikanya, silika yang
terbentuk diinterpretasikan adalah silika kristalin, karena suhunya tinggi
sehingga meningkatkan kelarutan pada silika.
Sampel NG2 merupakan sampel yang berasal dari manifestasi.
Diinterpretasikan air yang diambil ini masih memiliki karakteristik yang relatif
sama dengan yang di NG1. Kandungan silikanya yang lebih rendah karena
adanya proses presipitasi yang terjadi selama perjalanannya dari reservoir.
Terdapat pengaruh mixing dengan fluida-fluida tertentu selama perjalanannya
dibuktikan dengan meningkatnya nilai komposisi Cl dan bikarbonat, selain itu
ditandai juga dengan menurunnya nilai CBE dibandingkan dengan NG-2. Air
ini berjenis Air Klorida dengan komposisi bikarbonat yang melimpah dan dapat
dijumpai pada mata air panas yang jernih pada pinggir Sistem Geotermal, atau
juga dapat dijumpai dalam zona kondensat sebagai air kondensat.
c. ZU1 dan ZU2
Sampel ZU-1 merupakan sampel yang berasal dari pengeboran bawah
permukaan atau di dekat reservoir. Hal ini dibuktikan dengan adanya komposisi
klorida yang sangat dominan. Ada komposisi ion karbonat juga dalam sumur
ini namun masih kalah dibandingkan dengan komposisi Klor. Komposisi Cl-
yakni sekitar 47,3 mmol. Nilai Charge balance Errornya adalah sebesar 0,25%
sehingga cukup ideal untuk dijadikan daerah eksploitasi panasbumi. Tipe
airnya merupakan air klorida, namun terdapat kandungan bikarbonat yang
melimpah. Rasio Na/Ca-nya tinggi dan rasio Na/Knya rendah. Jika ditinjau dari
komposisi silikanya, silika yang terbentuk diinterpretasikan adalah silika
kristalin, karena suhunya tinggi sehingga meningkatkan kelarutan pada silika.
Tingginya kelarutan silika dapat memudahkan kristalisasi Mineral silika.
Sedangkan sampel ZU2 merupakan sampel dari manifestasi. Hal ini dibuktikan
dengan pH yang tinggi dan suhu yang relatif rendah. pH tinggi
mengindikasikan adanya suatu senyawa basa pada sampel ini, yakni Senyawa
bikarbonat. Senyawa bikarbonat mengalami interaksi dan presipitasi di dalam
permukaan sehingga dapat dijumpai adanya mineral mineral tertentu pada
manifestasinya seperti Travertine. Namun sumur ini tidak layak dijadikan target
eksplorasi karena CBEnya tinggi. Manifestasinya dapat dijumpai pada zona
upflow atau zona kondensat. Perbedaan mencolok komposisi silika pada ZU1
dan ZU2 mengindikasikan adanya laju presipitasi silika yang tinggi dari
reservoir.
d. MV1 dan MV2
Sampel MV-1 merupakan sampel yang berasal dari pengeboran bawah
permukaan atau di dekat reservoir. Hal ini dibuktikan dengan adanya komposisi
klorida yang sangat dominan. Komposisi Cl- Yakni sekitar 98 mmol. Dengan
nilai CBE sekitar 0,860%, Sumur ini prospek untuk dijadikan daerah eksploitasi
panasbumi. Airnya berjenis air klorida. Rasio Na/Ca-nya tinggi dan rasio
Na/Knya rendah. Jika ditinjau dari komposisi silikanya, silika yang terbentuk
diinterpretasikan adalah silika kristalin, karena suhunya tinggi sehingga
meningkatkan kelarutan pada silika, yang memudahkan presipitasi dan
kristalisasi mineral silika.
Sampel MV-2 merupakan sampel yang diambil dari manifestasi. Kandungan
silikanya yang lebih rendah karena adanya proses presipitasi yang terjadi
selama perjalanannya dari reservoir. Rasio Na/Ca-nya rendah dan rasio
Na/Knya tinggi. Terdapat pengaruh mixing dengan fluida-fluida tertentu
selama perjalanannya dibuktikan dengan menurunnya nilai komposisi Cl dan
meningkatnya komposisi bikarbonat, selain itu ditandai juga dengan
menurunnya nilai CBE dibandingkan dengan NG-2. Air ini berjenis Air Klorida
dengan komposisi bikarbonat yang melimpah dan dapat dijumpai pada mata air
panas yang jernih pada pinggir Sistem Geotermal, atau juga dapat dijumpai
dalam zona kondensat sebagai air kondensat. Selain itu dapat dijumpai pula
dalam karbonat sinter. Manifestasi tempat MV2 dapat dijadikan sebagai daerah
prospeksi panasbumi karena sampel pada titik ini memiliki CBE yang rendah.
e. RA dan RB
Sumur RA merupakan sumur yang mengandung fluida dengan komposisi anion
sulfat (sulfat merupakan komposisi terbesar) dan juga klorida. Komposisi
kation yang dominan Natrium, sebesar 88,5 mol. Diinterpretasikan fluida ini
dijumpai pada pegunungan jika ditinjau dari komposisi dan nilai CBEnya.
f. Sampel RB merupakan sampel yang diambil dari manifestasi. Kandungan
silikanya yang lebih rendah karena adanya proses presipitasi yang terjadi
selama perjalanannya dari reservoir. Rasio Na/Ca-nya rendah dan rasio
Na/Knya tinggi. Terdapat pengaruh mixing dengan fluida-fluida tertentu
selama perjalanannya dibuktikan dengan menurunnya nilai komposisi Cl dan
meningkatnya komposisi bikarbonat, selain itu ditandai juga dengan
menurunnya nilai CBE dibandingkan dengan NG-2. Air ini berjenis Air Klorida
dengan komposisi bikarbonat yang melimpah dan dapat dijumpai pada mata air
panas yang jernih pada pinggir Sistem Geotermal, atau juga dapat dijumpai
dalam zona kondensat sebagai air kondensat. Selain itu dapat dijumpai pula
dalam karbonat sinter. Manifestasi tempat MV2 dapat dijadikan sebagai daerah
prospeksi panasbumi karena sampel pada titik ini memiliki CBE yang rendah.
AR
Sumur AR merupakan sumur yang mengandung fluida dengan komposisi anion
klorida dan juga bikarbonat. Komposisi kation yang dominan Natrium, sebesar
26,5 mol. Diinterpretasikan ada pengaruh magmatik pada sumur ini jika
ditinjau dari komposisi dan nilai CBEnya. Sumur ini juga dapat dikatakan
sebagai sumur yang prospektif sebagai sumur panasbumi karena nilai CBEnya
kecil
g. MA
Sumur MA merupakan sumur yang mengandung fluida dengan komposisi
anion klorida dan juga bikarbonat. Komposisi kation yang dominan Natrium,
sebesar 26,5 mol. Diinterpretasikan ada pengaruh magmatik pada sumur ini jika
ditinjau dari komposisi dan nilai CBEnya. Sumur ini juga dapat dikatakan
sebagai sumur yang prospektif sebagai sumur panasbumi karena nilai CBEnya
kecil
h. FN
Sumur FN merupakan sumur dengan tipe natrium-bikarbonat Komposisi kation
yang dominan Natrium, sebesar 6 mol. Terbentuk dari kondensasi karbon
dioksida atau uap tertentu pada kedalaman dekat reservoir Sumur ini tidak
prospektif karena komposisi bikarbonatnya tergolong besar dan CBEnya juga
besar.
i. PR
Sumur PR merupakan sumur yang mengandung fluida dengan komposisi anion
sulfat (sulfat merupakan komposisi terbesar) dan juga klorida. Komposisi
kation yang dominan Natrium, sebesar 52,5 mol. Ditinjau dari anionnya, fluida
ini merupakan fluida klorida yang dapat terbentuk manifestasi tertentu
j. YA
Sumur YA merupakan sumur yang mengandung fluida dengan komposisi anion
sulfat (sulfat merupakan komposisi terbesar) dan juga klorida. Komposisi
kation yang dominan Natrium, sebesar kurang lebih 55 mol. Diinterpretasikan
fluida ini dijumpai pada suatu manifestasi yang dekat dengan reservoir jika
ditinjau dari komposisi dan nilai CBEnya.
k. LN
Sumur LN merupakan sumur yang mengandung fluida dengan tipe kalsium
klorida. Komposisi kation yang dominan adalah kalsium sebesar 1 mol.
Ditinjau dari anionnya, fluida ini merupakan fluida klorida yang dapat
terbentuk manifestasi tertentu
l. Sumur WS
Sumur WS merupakan sumur yang mengandung fluida dengan komposisi anion
klorida dan juga bikarbonat. Komposisi kation yang dominan Natrium dan
Kalium. Diinterpretasikan ada pengaruh magmatik pada sumur ini jika ditinjau
dari komposisi dan nilai CBEnya
m. Sumur MO
Sumur MO merupakan sumur yang mengandung fluida dengan komposisi
anion klorida dan juga bikarbonat. Komposisi kation yang dominan Natrium
dan Kalium. Diinterpretasikan fluidanya dapat dijumpai pada manifestasi
dengan suhu yang tinggi atau ada pengaruh reservoir yang tinggi.
n. MU
Sumur MU merupakan sumur yang mengandung fluida dengan komposisi
anion klorida dan juga bikarbonat. Komposisi kation yang dominan Natrium
dan Kalium. Merupakan air klorida.
o. WI
Sumur WI merupakan sumur yang mengandung fluida dengan komposisi anion
klorida dan juga bikarbonat. Komposisi kation yang dominan Natrium dan
Kalium. Diinterpretasikan fluidanya dijumpai pada suatu manifestasi atau
pengeboran langsung sumur. Merupakan tipe air klorida
p. Sumur SW
Sumur SW merupakan sumur yang mengandung fluida dengan komposisi anion
klorida dan juga bikarbonat. Komposisi kation yang dominan Natrium dan
Kalium. Diinterpretasikan fluidanya dijumpai pada suatu manifestasi atau
pengeboran langsung sumur. Merupakan tipe air klorida.
2. Interpretasi Temperatur
Analisis Temperatur dilakukan dengan menggunakan Geotermometer.
Penghitungan suhu dapat dilakukan dengan rumus berikut. Dengan C adalah
konsentrasi silika dalam PPM
ZU-1 300 311,066 270,303 458,601 382,656 319,746 294,020 273,116 227,295 192,274
ZU-2 8,7 179,953 168,141 264,976 277,278 158,835 153,072 130,243 80,408 56,282
MV-1 245 267,950 237,734 363,070 348,996 264,589 246,683 224,573 175,920 144,768
MV-2 73 143,625 138,114 228,191 246,542 117,643 115,555 93,045 44,229 22,708
ZU-1 300 311,066 270,303 458,601 382,656 319,746 294,020 273,116 227,295 192,274
ZU-2 8,7 179,953 168,141 264,976 277,278 158,835 153,072 130,243 80,408 56,282
MV-1 245 267,950 237,734 363,070 348,996 264,589 246,683 224,573 175,920 144,768
MV-2 73 143,625 138,114 228,191 246,542 117,643 115,555 93,045 44,229 22,708