Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN T ENTANG MINERAL BATUAN

A. Pengertian Mineral
Mineral a dalah suatu kandungan yang biasanya berada
berupa padatan,bersifat anorganik bukan berasal dari tumbuhan),
terbentuk secara alami, dan tersusun oleh beberapa kandungan /zat kimia
didalamnya. Mineral ini bersifat homogen, yang berarti padatan mineral ini
terdiri hanya dari satu fase padat, satu material, dan juga tak dapat
terurai menjadi zat atau senyawa lain meski dengan adanya proses fisika.
Maka dari itu zat selain padatan bukan termasuk sebagai mineral.
Mineral mempunyai kandungan-kandungan kimia didalamnya sehingga
mineral ini termasuk sebagai senyawa. Senyawa kimia pada mineral juga
memiliki batas-batas sehingga ada pula rumus kimia pada mineral.
Kompleks atau sederhananya rumus kimia pada mineral tergantung dari
berapa banyak unsur yang menjadi penyusun suatu mineral.
B. Sifat Secara Fisik
Mineral mempunyai beberapa sifat fisik yang juga menjadi suatu pembeda
dengan mineral-mineral lainnya dan juga menjadi hal yang penting untuk diketahui
dalam mengamati mineral. Beberapa sifat mineral adalah
1. Warna Mineral
Warna pada mineral adalah suatu hal yang dapat diketahui oleh indra
penglihatan saat mineral tersebut terkena cahaya. Warna pada mineral dapat
dibedakan menjadi warna dari elemen mineral dan juga warna pengotor
mineral. Warna asli dari elemen mineral bersifat tetap dan khas, sedangkan
warna pengotor mineral mempunyai sifat dapat berubah dan tidak tetap.
Beberapa mineral mempunyai nama yang diambil dari warna pembentuk
mineral tersebut, seperti mineral Malachite yang mempunyai warna hijau,
azurite yang mempunyai warna biru, crocoite yang mempunyai warna orange dan
merah, dan lain-lain. Tetapi ada juga mineral yang mempunyai warna
transparan atau tak berwarna, yaitu mineral gypsum yang bersifat transparan .
Sumber:Mindat.org,2021
Gambar 1
Azurite

2. Kilap Mineral
Kilap adalah sifat pantulan cahaya yang dihasilkan dari mineral atau reflaksi
cahaya dari mineral. Perbedaan intensitas pantulan cahaya dari mineral itu
tergantung dari besarnya refraksi dari mineral tersebut. Kilap yang ada pada
mineral ada tiga jenis, yaitu kilap non-logam, kilap semi-logam dan kilap
logam. Kilap logam adalah kilap yang berada pada mineral yang mengandung
logam. Kilap semi-logam adalah kilap yang dihasilkan dari alterasi mineral
atau dari mineral semi opak hingga opak. Sedangkan kilap non-logam (bukan
logam) adalah kilap yang dimilikimineral-mineral yang warnanya muda. Kilap
non-logam juga dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,yaitu kilap
damar,intan,lemak,kaca,sutera,mutiara,tanah dan lilin.

Sumber:Wikipedia,2021
Gambar 2
Kilap kaca pada gypsum
Sebenarnya, membedakan kilap logam dan non-logam itu dapat dilakukan
dengan mudah. Tetapi membedakan kilap-kilap nonlogam lah yang sangat
rumit dilakukan. Selalu ada kemiripan dalam kilap-kilap nonlogam sehingga
terkadang sulit untuk dibenakan macam-macamnya.
3. Cerat
Cerat adalah warna yang timbul apabila mineral digores atau ditimbuk hingga
halus. Warna yang dihasilkan cerat lebih stabil sehingga lebih mudah
dipercaya daripada warna dari mineral itu sendiri. Untuk melihat cerat yang
dihasilkan oleh mineral,kita dapat melakukan penumbukan pada mineral
tersebut hingga halus. Pada mineral silikat, goresan yang dihasilkan mineral
tersebut biasanya adalah abu-abu coklat. Beberapa mineral lain juga memiliki
goresan yang khas. Untuk mineral yang mempunyai kilap logam warna
goresannya selalu lebih gelap jika dibandingkan dengan warna mineralnya.
Sedangkan mineral dengan kilap non-logam goresannya akan lebih terang
dan terlihat dibandingkan dengan warna mineralnya. Pada mineral yang
warnanya transparan, biasanya warna goresan pada mineralnya adalah
warna-warna yang muda, putih, atau bahkan tidak ada warna pada
goresannya.
4. Belahan
Belahan adalah sifat mineral yang membentuk seperti retakan. Belahan atau
retakan ini dapat dihasilkan ketika mineral tersebut mendapatkan tekanan
atau pukulan dari benda yang bermassa berat tetapi tidak sampai hancur saat
dipukul dan hanya membentuk retakan pada permukaan mineral tersebut.

Sumber:Andyyahya.com,2017
Gambar 3
Belahan
5. Pecahan
Pecahan adalah pembelahan yang tidak teratur pada mineral. Pecahan-
pecahan ada yang menunjukan gelombang melengkung pada permukaan
mineral, berbentuk seperti serat, dan ada pula yang memperlihatkan
permukaan yang tidak teratur.
6. Kekerasan
kekerasan adalah salah satu sifat dari batuan yang dinilai bedasarkan
teksturnya. Untuk mengetahui skala dari kekerasan ini mineral dapat digores
menggunakan kuku, kaca, pecahan botol , dan juga pisau. Besaran skala
yang digunakan untuk mengukurnya adalah skala mosh. Setiap benda yang
memiliki skala mosh yang lebih tinggi, benda tersebut dapat menggores
mineral yang skala mosh nya lebih rendah.
7. Sifat Dalam
Sifat dalam adalah sifat mineral yang ada pada dalam mineral yang mana sifat
ini berhubungan dengan ketahanan dari mineral tersebut. Beberapa sifat yang
dimiliki oleh beberapa mineral adalah ada mineral yang mudah hancur ketika
ditempa, ada mineral yang mudah dipotong-potong karena rapuh,ada mineral
yang mudah diiris oleh pisau, dan ada juga mineral yang elastis dan mudah
dibentuk.
8. Sifat Magnet
Sifat magnet adalah adanya gaya tarik dari sebuah mineral terhadap gaya
magnet. Tidak semua mineral memiliki gaya magnet. Ada mineral yang tarik
menarik dengan gaya magnet, mineral tersebut dapat dikategorikan mineral
ferromagnetik. Ada pula mineral yang sukar tarik menarik dengan gaya
magnet, mineral tersebut dikategorikan mineral diamagnetic.

C. Batuan
Batuan adalah kumpulan dari beberapa mineral yang kemudian mengeras atau
membeku. Batuan ini bermula dari magma yang kerluar dari gunungapi lalu magma
tersebut membeku setelah keluar dari perut bumi. Magma yang sudah membeku
tersebut kemudian menjadi bentuk batuan beku. Dalam waktu yang lama batuan
beku tersebut akan hancur oleh kegiatan alam seperti hujan, panas yang terik, atau
ada aktivitas organisme disekitarnya.
Setelah batuan beku tersebut hancur, batuan tersebut dapat berpindah tempat
dengan terbawa arus air, angin, atau juga aktivitas alam lain yang membuat batuan
tersebut berpindah. Batuan yang berpindah tersebut kemudian mengendap di
suatu tempat sehingga batuan tersebut dapat disebut batuan sedimen.
Sumber: Geologinesia,2017
Gambar 4
Batuan Sedimen

Selain batuan sedimen, ada juga batuan malihan yang merupakan batuan
sedimen atau batuan beku yang berubah bentuk dalam jangka waktu yang lama.
Batuan malihan ini juga dapat disebut batuan metamorf.
1. Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk oleh magma yang keluar dari
permukaan bumi lalu. Magma yang keluar dari permukaan bumi itu kemudian
membeku sehingga batuan ini disebut sebagai batuan beku. Batuan beku ini
terbagi menjadi dua macam, yaitu batuan beku dalam dan batuan beku luar.
Contoh dari batuan beku dalam adalah batu granit, sedangkan contoh dari
batuan beku luar adalah batu andesit.
2. Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang dibentuk dari sebuah endapan yang
berada di tanah, bawah air, atau di permukaan bumi. Endapan ini dapat berasal
dari erosi dan pelapukan yang terjadi pada suatu daerah. Contoh dari batuan
sedimen adalah batu kapur, batu giok, batu konglomerat dan batupasir.
3. Batu Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan sedimen atau batuan
beku, lalu batu tersebut mengalami perubahan pada jangka waktu yang lama.
Penyebab dari perubahan dari batuan tersebut sehingga menjadi batuan
metamorf adalah faktor suhu, reaksi kimia, dan tekanan.
KESIMPULAN

Mineral menjadi salah satu kandungan yang banyak ditemukan dimuka bumi.
Mineral juga menjadi suatu zat yang memiliki kandungan senyawa kimia
didalamnya sehingga mineral ini memiliki rumus kimianya. Selain itu mineral juga
banyak macam-macamnya. Untuk membedakan mineral satu dengan mineral
lainnya, kita harus mengetahui sifat-sifat fisik dari mineral tersebut agar kita dapat
mengidentifikasi mineralnya.
Kumpulan dari beberapa mineral kemudian menyatu adalah batuan. Beberapa
mineral dapat ditemukan pada batuan. Batuan sendiri memiliki keanekaragaman
jenis yang dibedakan bedasarkan proses pembentukannya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Budi Kusmiyarti, Tati, 2016, “Argogeologi dan Lingkungan” Universitas


Udayana, Denpasar
2. Zuhdi, Muhammad, 2019, “Buku Ajar-Pengantar Geologi” Duta Pustaka Ilmu

Gedung Catur 1.2 FPMIPA IKIP Mataram, Mataram
3. Malik, Yakub, 2021, “Mengenal Batuan Sedimen” Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung

Anda mungkin juga menyukai