PENDAHULUAN
1
Metode penulisan yang dipakai adalah dengan menggunakan metode kajian pustaka,
yaitu mencari berbagai informasi baik dari buku literatur, buku PDF, journal , maupun sumber-
sumber lainnya yang mendukung dalam pembuatan makalah ini.
2
BAB II
TEORI
3
utama pada mineral (idiochromatis), yaitu warna yang tetap dan khas. Contoh mineral tersebut
adalah malachite hijau, azurite biru, erythrite merah-ungu, dll.
Warna asli mineral disebut dengan warna idiochromatic sedangkan warna yang
dihasilkan oleh adanya pengotor disebut warna allochromaatic.
Warna idiochromatic dihasilkan oleh warna materi penyusun mineral, contoh warna
idiochromatic pada mineral adalah sebagai berikut : sulfur memiliki warna kuning, magnetit
berwarna hitam, hornblende berwarna cokelat kehitaman, corundum berwarna merah muda,
emas berwarna kuning. Sedangkan warna allochromatic ini disebabkan oleh adanya zat lain
yang mengotori mineral yang mengakibatkan warnanya berbeda dengan mineral pada kondisi
murni. Warna allochromatic ini dapat berubah-ubah meskipun pada mineral yang sama,
contohnya pada kuarsa. Kuarsa warnanya tidak selalu putih transparan, kuarsa dapat berwarna
merah muda, ungu, ataupun cokelat kehitaman.
2. Kilap (Luster)
Kilap adalah sifat fisik mineral yang berupa pantulan cahaya yang dimiliki mineral.
Intensitas cahaya yang dipantulkan dari mineral sangat berhubungan dengan nilai indeks bias
yang dimiliki oleh mineral. Nilai indeks bias satu mineral tidak dapat diketahui dengan
pengamatan mata telanjang, namun harus dengan menggunakan alat bantu. Oleh karena itu
dalam pengamatan kilap dengan menggunakan mata telanjang hanya dengan menggunakan
parameter kemiripan kilap mineral dengan kilap yang dimiliki benda lain. Secara umum kilap
dibagi menjadi kilap logam dan non logam. Kilap logam adalah kilap mineral yang kilapnya
mirip dengan kilap yang dimiliki oleh logam dan umumnya kilap ini dijumpai pada mineral-
mineral yang mengandung unsur logam yang dominan. Contohnya adalah galena (PbS), pirit
(FeS2), magnetit (Fe3O4 ), kalkopirit (Cu FeS2 ).
4
Kilap logam pada mineral kalkopirit
5
mineralnya merah cokelat atau abu-abu, namun warna ceratnya selalu merah cokelat. Augit
berwarna hitam, namun ceratnya berwarna abu-abu hijau. Biotit berwarna cokelat amin
ceratnya tidak berwarna. Ortoklas berwarna putih, abu-abu atau merah jambu, namun ceratnya
berwarna putih.
4. Belahan (Cleavage)
Belahan adalah kemampuan satu mineral untuk membelah pada bidang belahnya, ini
dicirikan dengan bidang belahan yang rata dan licin serta beraturan. Dalam pengamatan
belahan akan nampak jelas pada pengamatan dibawah mikroskop. Karena bidang belah mineral
hanya nampak sebagai garis-garis yang beraturan pada mineral. bidang belah mineral ini
mencerminkan struktur atom yang ada di dalam susunan kristal mineral. berdasarkan
banyaknya bidang belahan, belahan dibagi menjadi :
a. Belahan satu arah, kenampakannya berupa adanya garis-garis satu arah pada mineral.
biasanya belahan ini ditemukan pada mineral yang berbentuk lembaran seperti muskovit dan
biotit.
b. Belahan dua arah, kenampakan ini akan nampak sangat jelas dibawah mikroskop dengan
kenampakan berupa garis-garis cengeng dua arah orientasi. Contohnya pada piroksen,
hornblende dan feldspar.
c. Belahan tiga arah adalah belahan yang memiliki bidang belah tiga arah dan saling tegak
lurus. Contohnya pada halit, pirit dan galena.
6
5. Pecahan (Fracture)
Pecahan merupakan kemampuan satu mineral untuk membelah tidak melalui bidang
belahnya. Pecahan tidak mengekspresikan susunan atom di dalam kristal satu mineral. pecahan
dibagi menjadi :
a. Concloidal, merupakan pecahan yang bentuknya berupa gelombang lengkung yang
mirip dengan pecahan pada kaca ataupun botol. Contoh mineral yang memiliki pecahan
concloidal adalah kuarsa, obsidian, kalkosit.
7
c. Uneven atau irregular adalah pecahan dengan permukaan kasar tidak beratuan.
Contohnya pada,kalkopirit, garnet dan hematit.
6. Kekerasan (Hardness)
Kekerasan mineral adalah daya tahan mineral terhadap goresan (scratching). Penentuan
kekerasan relativ mineral ialah dengan cara menggoreskan permukaan mineral yang rata pada
mineral standar dari skala Mohs yang sudah diketahui kekerasannya.
Skala kekerasan relativ mineral dari Mohs :
8
7. Sifat Dalam ( Tenacity )
Sifat dalam (tenacity) adalah sifat mineral yang berhubungan dengan daya tahan
mineral apabila patah, hancur, bengkok, dan irisannya. Macam-macam sifat dalam mineral,
diantaranya adalah:
Rapuh adalah sifat mudah hancur tetapi dapat dipotong-potong, contoh: mineral kwarsa,
ortoklas, dan pirit
Mudah ditempa adalah sifat mineral yang dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti
pada emas dan tembaga
Dapat diiris atau sectile adalah sifat mineral yang dapat diris dengan pisau. Hasil irisan
rapuh, contohnya mineral gipsum
Fleksibel adalah sifat mineral yang lentur dan dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah
dan sesudah bengkok dapat kembali lagi seperti semula. Contohnya mineral talk dan
selenit
Elastis adalah sifat yang dimiliki oleh mineral yang tersusun atas lapisan-lapisan tipis
sehingga dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan kembali seperti semula bila
penekanan dihentikan. Contohnya mineral muskovit
9
dengan mudah dibedakan dengan barit yang mempunyai berat jenis 4,5 salah satu penentuan
berat jenis dengan teliti dapat menggunakan pycnometer. Berat jenis adalah angka
perbandingan antara berat suatu mineral di bandingkan dengan berat air pada volume yang
sama.
9. Sifat Kemagnetan
Kemagnetan adalah sifat mineral terhadap gaya tarik magnet. Mineral ferromagnetik
adalah mineral yang mudah tertarik gaya magnet, seperti mineral magnetite dan pyrhotite.
Mineral-mineral yang menolak gaya magnet disebut mineral diamagnetik, sedangkan mineral
yang hanya tertarik oleh gaya kuat dari elektromagnet disebut sebagai paramagnetik.
Sifat kemagnetan mineral dapat diketahui dengan cara menggantungkannya pada seutas
benang. Sedikit demi sedikit mineral didekatkan pada magnet. Bila benang bergerak
mendekatinya, berarti mineral tersebut magnetite. Kuat tidaknya bisa terlihat dari besar
kecilnya sudut yang dibuat benang tersebut terhadap garis vertikal.
10
Gambar golongan mineral utama kelompok mineral Felsic
Mineral Kuarsa
Kuarsa adalah senyawa kimia yang terdiri dari satu bagian silikon dan
dua bagian oksigen atau biasa disebut silikon dioksida (SiO2).
11
Mineral Plagioklas
Plagioklas adalah kelompok mineral yang mengandung
Kalsium(Ca)maupun Natrium(Na). Plagioklas yang mengandung Natrium dikenal
dengannama Albite, sedangkan yang mengandung Kalsium disebut An-orthite.
Adapun jenis-jenis mineral yang termasuk ke dalam golongan mineral
plagioklas adalah andesine, oligoklas dan albit.
Mafik adalah kata sifat yang menggambarkan batuan atau mineral silikat yang
kaya akan magnesium dan besi, dan karenanya merupakan gabungan dari "magnesium"
dan "ferik". Kebanyakan mineral mafik berwarna gelap, dan mineral- mineral mafik
pembentuk batuan yang paling umum yakni olivin, piroksen, amfibol, dan biotit
.
Basalt
Mineral Olivin
Olivin (sebagai batu mulia disebut juga peridot atau krisolit), adalah
mineral magnesium besi silikat dengan rumus (Mg,Fe)2SiO4. Banyak
ditemukan di bawah permukaan bumi namun lapuk dengan cepat di permukaan
12
bumi. Rasio magnesium dan besi bervariasi: forsterit (bila Mg dominan) ataupun
fayalit (bila Fe dominan).
Mineral Piroksen
Adalah sebuah kelompok mineral inosilikat yang banyak ditemukan pada
batuan beku dan batuan metamorf. Strukturnya terdiri dari rantai tunggal silika
tetrahedral dan mengkristal monoklinik. Contohnya seperti Enstatite,
Hypersthene, dan Augite
Mineral Mika
Mika adalah kelompok mineral silikat yang pipih berbentuk lembaran
berlapis-lapis. Mineral yang berasal dari batuan api, batuan metamorfis, dan
batuan sedimen ini memiliki struktur monoklinik dan terdiri atas kristal silika
tetrahedra (SiO4). Selain memiliki jenis dan warna yang beragam, mika juga
memiliki sifat liat, elastis dan tahan panas, serta merupakan isolator yang kuat.
Oleh karena itu, mika banyak digunakan dalam berbagai bidang.Contohnya
yaitu : Biotite, Muscovite, dan Phlogopite
13
Mineral Amphibole
Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik
ataukristal yang menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung
besi(Fe), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si),
danOksigen (O). Mineral ini banyak dijumpai pada berbagai jenis batuan beku
dan batuan metamorf. Contohnya : Cummingtonite, Hornblenda, dan Tremolite
2. Mineral Sekunder
Kelompok mineral sekunder merupakan mineral ubahan dari mineral utama, ubahan ini
akibat dari hasil pelapukan, reaksi hidrotermal maupun akibat proses metamorfosa yang
melibatkan bertambahnya tekanan dan temperatur terhadap mineral utama sehingga mineral
utama berubah menjadi mineral baru.
Mineral Sekunder tersebut terdiri dari :
a. Kelompok mineral Kalsit (mineral kalsit, mineral dolomit, mineral magnesit, mineral
siderite, mineral Aragonite), dapat terbentuk dari hasil ubahan mineral plagioklas.
14
3. Magnesite 4. Siderite 5.Aragonite
c. Kelompok mineral Klorit, (mineral proklor, mineral penin, mineral talk) umumnya
terbentuk dari hasil ubahan mineral kelompok mineral piroksin, mineral amphibol
1. Chlorite 2. Talk
d. Kelompok mineral Sericite, (mineral ilite, tilite )sebagai ubahan mineral plagioklas
e. Kelompok mineral Kaolin , (mineral kaolin, mineral holosyte) umumnya ditemukan
sebagai hasil pelapukan batuan beku.
15
1. Kaoline 2. Halloysite
3. Mineral Aksesor
Mineral aksesor atau tambahan merupakan mineral yang berfungsi sebagai
tambahan, berasal dari hasil pelapukan atau metamorfose, antara lain klorit yang berasal
dari metamorfose mineral biotit, amfibol, dan piroksen dan juga Mineral Tambahan
(Accessory Minerals) adalah mineral-mineral yang terbentuk oleh kristalisasi magma,
terdapat dalam jumlah yang sedikit (kurang dari 5%).
16
BAB III
PENUTUPAN
3.1. Kesimpulan
1. Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara anorganik,
mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu, dan mempu-nyai atom-atom yang
tersusun secara teratur.
2. Terdapat lima jenis mineral di bumi, yaitu Silikat, Oksida, Sulfida, Sulfat dan
Karbonat.
3. Mineral adalah bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah, memiliki
karakteristik antara lain : Warna, Kilap (Luster), Cerat (Streak) Belahan (Cleavage), Pecahan
(Fracture), Kekerasan mineral (Hardness), Sifat dalam (Tenacity), Berat Jenis (Specific gravity),
Kemagnitan Magnetism), dan Kelistrikan (Electricity), sedangkan sifat kimia mineral antara lain
kandungan unsur atau senyawa kimia.
4. Berdasarkan peranannya dalam ilmu batuan, mineral-mineral pembentuk batuan dibagi
menjadi: mineral utama, mineral sekunder, dan mineral aksesor
3.2. Saran
Adapun saran yang dapat di sampaikan oleh penulis yaitu :
1. Kepada tenaga pendidik, yaitu agar lebih menambah wawasan tentang mineral sehingga
dapat mempermudah transfer informasi tentang mineral.
2. Kepada pembaca, yaitu agar dapat lebih mengait kan antara teori yang ada dengan
fenomena-fenomena yang terjadi sehingga dapat memperdalam pengetahuan.
17