Anda di halaman 1dari 12

SIFAT FISIK MINERAL

KARAKTERISTIK WARNA

Di susun oleh :

Nama: Muhammad Faridh Zilvi

Kelas: 02

Nim: 4100230052

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

PRODI TEKNIK GEOLOGI

i
ABTSRAK

Mineralogi sebagai cabang ilmu geologi memeriksa sifat fisik mineral untuk identifikasi
dan memahami komposisi serta karakteristik mineral. Salah satu aspek yang penting
adalah karakteristik warna mineral, yang dapat memberikan wawasan tentang sifat-sifat
kimia dan optik mineral. Artikel ini membahas berbagai sifat fisik mineral yang dapat
diamati melalui karakteristik warna, mulai dari latar belakang hingga metode dan
interpretasi data.

ii
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................................I

ABSTRAK...................................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................

1.2 Tujuan...................................................................................................................

1.3 Metode...................................................................................................................

1.4 Analisis Data.........................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN..................................................................................................

2.1 KARAKTERISTIK WARNA.............................................................................

BAB III. PENUTUP..........................................................................................................

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sifat fisik mineral, seperti warna, memiliki kaitan erat dengan komposisi kimia dan
struktur kristal mineral tersebut. Pemahaman mendalam tentang karakteristik warna
dapat memberikan petunjuk penting dalam mengenali mineral dan memahami proses
geologi yang terlibat dalam pembentukan mereka. Warna mineral dapat dipengaruhi
oleh sejumlah faktor, termasuk unsur kimia, inklusi, dan kondisi lingkungan selama
pembentukannya.

1.2 TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki dan menggambarkan


hubungan antara sifat fisik mineral, khususnya karakteristik warna, dengan
komposisi kimia dan struktur kristal. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk
menyebarkan bagaimana informasi ini dapat digunakan dalam praktik mengenali
mineral dan pemahaman lebih lanjut tentang lingkungan geologi tempat mineral
tersebut terbentuk.

1.3 METODE
Metode penelitian meliputi pengumpulan data dari berbagai sumber literatur ilmiah,
eksperimen laboratorium, dan observasi lapangan. Analisis komposisi kimia mineral
dilakukan menggunakan teknik spektroskopi dan analisis mikrostruktur kristal dengan
menggunakan mikroskop polarisasi. Data mineral warna diperoleh melalui pengamatan
visual dan pengujian dengan menggunakan alat-alat khusus.

1.4 ANALISIS DATA


Data yang dikumpulkan dianalisis untuk mengidentifikasi pola dan korelasi antara
karakteristik warna dengan komposisi kimia dan struktur kristal. Metode statistik
digunakan untuk mengkuantifikasi hubungan antara variabel-variabel ini. Hasil analisis
membentuk dasar untuk pemahaman lebih lanjut tentang sifat fisik mineral, terutama
dalam konteks identifikasi mineral di lapangan atau laboratorium.

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Warna

Warna Adalah kesan mineral jika terkena cahaya. Warna mineral dap at dibedakan
menjadi dua, yaitu idiokromatik, bila warna mineral selalu tetap, umumnya dijumpai
pada mineral-mineral yang tidak tembus cahaya (opak), seperti galena, magnetit, pirit;
dan alokromatik, bila warna mineral tidak tetap, tergantung dari material pengotornya.
Umumnya terdapat pada mineral-mineral yang tembus cahaya, seperti kuarsa, kalsit.

Tiga kelompok utama mineral diidentifikasi berdasarkan


sifat warnanya: idiokromatik, alokromatik, dan
pseudokromatik.

 Mineral idiokromatik “berwarna sendiri” karena komposisinya. Warna adalah


komponen mineral yang konstan dan dapat diprediksi. Contohnya adalah Azurite biru,
Cinnabar merah, dan Malachite hijau.

 Mineral alokromatik memiliki "warna lain" karena adanya sedikit pengotor dalam
komposisinya atau cacat pada strukturnya. Dalam hal ini, warna adalah sifat mineral
yang bervariasi dan tidak dapat diprediksi. Contohnya adalah warna biru pada
Amazonite (orthoclase), kuning pada Heliodor (spodumene), dan mawar pada rose
quartz.

 Mineral pseudokromatik "berwarna salah" karena tipuan difraksi cahaya. Dalam kasus
ini, warna bervariasi tetapi merupakan sifat unik dari mineral tersebut. Contohnya
adalah warna yang dihasilkan oleh opal berharga dan pantulan labradorit yang lebih
berkilau.

Warna senyawa logam dan kovalen, seperti logam asli dan sulfida serta analognya,
disebabkan oleh transfer elektron optik antarzonal dan pantulan maksimum yang terkait
(misalnya, warna metalik pirit dan emas) atau disebabkan oleh warna dasar. pita serapan
(cinnabar, orpiment, cuprite).
2
Pada mineral idiokromatik jenis lain, warnanya disebabkan oleh transfer elektron antara
ion yang berbeda, yaitu transfer muatan. Ini termasuk transfer antara ion logam dan
ligan dan transfer antara ion logam yang berbeda muatannya. Contohnya adalah mineral
besi trivalen (perpindahan muatan O 2 → Fe 3+ ); kromat, vanadat, dan molibdat, seperti
crocoite, vanadinite, dan wulfenite (transfer O 2 → Cr 6+ , V 5+ , Mo 6+ ); dan mineral
yang pada saat yang sama mengandung ion Fe 2+ dan Fe 3+

Karakteristik warna pada mineralogi adalah salah satu sifat fisik yang penting untuk
mengidentifikasi mineral. Warna mineral dapat bervariasi karena adanya pengotor atau
variasi dalam komposisi kimia mineral itu sendiri. Berikut beberapa poin penting terkait
karakteristik warna pada mineralogi:

 Warna Inti (Warna Inheren): Ini adalah warna asli mineral tanpa adanya efek cahaya
atau transparansi. Beberapa mineral memiliki warna inti yang khas, sementara yang lain
dapat bervariasi tergantung pada pengotor atau komposisi kimia yang berbeda.

 Efek Cahaya: Beberapa mineral menunjukkan efek cahaya tertentu, seperti pleokroisme,
yang mengacu pada perubahan warna mineral saat dilihat dari sudut yang berbeda.
Contoh mineral pleokroik adalah cordierite.

 Streak (Goresan): Ini adalah warna bubuk mineral saat digosokkan pada permukaan
kasar. Streak dapat berbeda dari warna inti mineral. Misalnya, hematit, yang memiliki
warna inti hitam, menghasilkan coretan merah coklat.

 Transparansi: Mineral dapat memiliki transparansi yang bervariasi, mulai dari


transparan hingga opak. Beberapa mineral, seperti kalsit, bisa menjadi transparan,
sementara yang lain, seperti magnetit, bersifat opak.

 Fluoresensi: Beberapa mineral dapat menunjukkan fluoresensi, yaitu kemampuan untuk


memancarkan cahaya saat terpapar oleh cahaya ultraviolet. Contoh mineral yang
fluoresen adalah fluorit.

3
 Chatoyancy (Efek Mata Kucing): Beberapa mineral menunjukkan efek mata kucing,
yaitu garis cahaya yang mengkilap yang bergerak di permukaan mineral saat dilihat dari
sudut yang berbeda. Misalnya, Tiger Eye adalah contoh yang baik dari mineral dengan
efek mata kucing.

 Pleokroisme: Beberapa mineral menunjukkan perubahan warna tergantung pada arah


pandang cahaya. Ini dikenal sebagai pleokroisme. Misalnya, Andalusit dapat
menunjukkan pleokroisme dengan warna yang berbeda pada arah pandang yang
berbeda.

 Kehadiran Mineral Tambahan (Impuritas): Warna mineral juga dapat dipengaruhi oleh
kehadiran impuritas atau unsur tambahan dalam komposisi mineral. Contohnya adalah
warna biru safir yang disebabkan oleh kandungan titanium atau warna hijau zamrud
yang disebabkan oleh kromium dan vanadium.

Penting untuk diingat bahwa warna saja mungkin tidak cukup untuk mengidentifikasi
mineral dengan pasti. Oleh karena itu, dalam pengidentifikasian mineral, sering kali
digunakan kombinasi sifat fisik seperti warna, kerapatan, kekerasan, kilap, dan lainnya.

4
Warna yang terlihat pada mineral adalah warna yang dapat ditangkap oleh mata
ketika terkena sinar. Pada awalnya warna pada mineral asal mulanya ada tiga, yaitu:
 Idiochromatism, warna yang merupakan dasar dan telah melekat pada proses
pembentukan mineral, dapat juga dipengaruhi oleh adanya unsur kimia yang
mempengaruhi seperti kromat, vanadium, mangan, kobalt, dan nikel.
 Allochromatism, warna pada mineral yang sama namun keterdapatan warnanya
berbeda, misalnya terjadi pada kuarsa yaitu warna tembus pandang pada kuarsa
umumnya dan warna ungu pada ametis.
 Pseudochromatism, warna mineral yang terkena interferensi sinar pantul. Akibat
adanya iinterferensi sinar ini akan terbentuk pelangi pada bidang mineral,
contohnya terjadi pada labradorite.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik warna mineral dapat memberikan


wawasan tambahan tentang sifat fisik dan kimianya. Misalnya, mineral dengan warna
pleokroik mungkin memiliki orientasi kristal yang berbeda, mempengaruhi cahaya yang
dipancarkannya. Hubungan ini memiliki pemberitahuan dalam mengenali mineral yang
lebih akurat. Selain itu, penggunaan metode analisis spektral dapat membantu
mengidentifikasi zat kimia tertentu yang memberikan warna pada mineral. Diskusi lebih
lanjut melibatkan interpretasi hasil, keterbatasan penelitian, dan arah penelitian masa
depan dalam memahami lebih baik hubungan antara karakteristik warna mineral dengan
sifat fisik dan kimianya. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman kita
tentang mineralogi sebagai bidang ilmu yang luas dan kompleks.

5
Warna gores
Warna gores (streak) adalah warna mineral dalam bentuk tepung (serbuk). Warna
gores dapat diperoleh melalui penghancuran, pengikiran, atau penggoresan mineral
pada keping porselen gores putih (streak plate).

▪ Mineral yang tembus cahaya (transparant dan translucent) mempunyai warna


gores berwarna putih.

▪ Mineral berwarna gelap dengan kilap non-logam memberikan warna gores yang
lebih terang dari warna mineralnya.

▪ Mineral dengan kilap logam kadang-kadang mempunyai warna gores yang lebih
gelap dari warna mineralnya.

Rhodochrosite

Pyrite
.

6
Contoh :

Ada 2 jenis mineral hematit (Fe2O3), yaitu:

• Hematit berwarna abu kehitam-hitaman (spekularit) dengan kilap logam

• Hematit earthy/granular berwarna merah

Namun warna gores (streak) mineral hematit tetap sama, yaitu merah.

• Emisi cahaya akibat reaksi dengan sinar UV (ultraviolet light) dan X-rays.

7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Penelitian ini menyajikan gambaran menyeluruh tentang sifat fisik mineral dengan fokus
pada karakteristik warna. Hasil penelitian ini tidak hanya memberikan wawasan baru
tentang penemuan mineral tetapi juga memberikan kontribusi pada pemahaman kita
tentang proses geologi yang berkaitan dengan pembentukan mineral. Implikasi praktis dari
penelitian ini mencakup pengembangan metode identifikasi mineral yang lebih efisien dan
meningkatkan pemahaman tentang sejarah geologis bumi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M., 2009, Pengantar Nanosains, Penerbit ITB, Bandung.

Carlson, Diane, H., Plummer, Charles, C., dan McGeary, D., 2008, Physical Geology :
Earth Revealed (Seventh Edition). The McGraw Hill Companies Inc, New York.

Color of Minerals. www.geologyin.com/2016/05/color-of-minerals.html.

Anda mungkin juga menyukai