Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Mineralogi merupakan salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari
mengenai mineral, baik dalam bentuk tunggal maupun dalam bentuk
persenyawaan, antara lain mempelajari sifat fisis, sifat kimia, cara keterdapatan,
cara terjadi dan kegunaannya. Mineral pertama kali dikenal dalam pemakaian dan
penggunaan manusia yang secara ia tidak sadari yang digunakannya sebagai
peralatan untuk kebutuhan hidupnya adalah mineral. Lama – kelamaan sebelum
kesusastraan berkembang, manusia telah mengenal zat warna alam yang
digunakan untuk lukisan dalam gua yang sebenarnya adalah berasal dari mineral,
antara lain hematite yang berwarna merah, albite dengan warna putih dan
sebagainya.
Manusia zaman batu telah dapat memiliki dan menggunakan mineral keras
dan kuat untuk membuat peralatan dalam kehidupannya, sebagai contoh membuat
alat pemukul dan kampak yang menggunakan calsedon SiO2. Hal ini merupakan
bukti bahwa manusiazaman batu telah dapat mengenal dan memilih dengan baik.
Dialam mineral dijumpai bermacam – macam dengan bentuk yang bervariasi,
terkadang hanya terdiri dari sebuah kristal atau gugusan kristal – kristal dalam
rongga – rongga ataupun celah batuan, tetapi umumnyamineral dijumpai sebagai
butiran kristal yang tumbuh bersama membentuk batuan. Bentuk kristal mineral
merupakan suatu sistem tersendiri dimana setiap jenis mineral mempunyai bentuk
kristal tersendiri. Sebenarnya mineral adalah partikel – partikel terkecil yang
diskrit yang menyusun batuan. Umumnya batuan merupakan ramuan beberapa
jenis mineral, mineral adalah suatu zat padat dari unsur kimia yang dibentuk oleh
proses organik, dan mempunyai susunan kimiawi tertentu.
Adapun hal ini merupakan bukti bahwa manusia zaman batu telah dapat
mengenal dan memilih dengan baik. Dialam mineral dijumpai bermacam –
macam dengan bentuk yang bervariasi, terkadang hanya terdiri dari sebuah kristal
atau gugusan kristal – kristal dalam rongga – rongga ataupun celah batuan, tetapi
umumnya mineral dijumpai sebagai butiran kristal yang tumbuh bersama
membentuk batuan. Bentuk kristal mineral merupakan suatu sistem tersendiri

Mineralogi fisik I 1
dimana setiap jenis mineral mempunyai bentuk kristal tersendiri. Sebenarnya
mineral adalah partikel – partikel terkecil yang diskrit yang menyusun batuan.
Umumnya batuan merupakan ramuan beberapa jenis mineral, mineral adalah
suatu zat padat dari unsur kimia yang dibentuk oleh proses organik, dan
mempunyai susunan kimiawinya.
Komposisi kimia suatu mineral merupakan hal yang sangat mendasar, karena
beberapa sifat-sifat mineral/kristal tergantung kepadanya. Sifat-sifat mineral/
kristal tidak hanya tergantung kepada komposisi tetapi juga kepada susunan
meruang dari atomatom penyusun dan ikatan antar atom-atom penyusun
kristal/mineral. Daya yang mengikat atom (atau ion, atau grup ion) dari zat pada
kristalin adalah bersifat listrik di alam. Tipe dan intensitasnya sangat berkaitan
dengan sifat-sifat fisik dan kimia dari mineral. Kekerasan, belahan, daya lebur,
kelistrikan dan konduktivitas termal, dan koefisien ekspansi termal berhubungan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kristalografi dan mineralogi adalah :
1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui apa itu mineralogi dan mineral.
2. Mahasiswa diminta untuk dapat membedakan magma, lava, dan lahar.
3. Mahasiswa dapat mengetahui sifat – sifat fisik dari mineral.
4. Mahasiswa dapat mengetahui tingkatan skala mohs mineral.
1.3 Alat dan Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Alat tulis lengkap
2. Modul
3. Skala Mohs
4. Komparator
5. Loupe
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Sampel mineral
2. HVS
3. LKS

Mineralogi fisik I 2
BAB II
DASAR TEORI
Mineral adalah zat-zat hablur yang ada dalam kerak bumi serta bersifat
homogen, fisik maupun kimiawi. Mineral itu merupakan persenyewaan anorganik
asli, serta mempunyai susunan kimia yang tetap. Yang dimaksud dengan
persenyawaan kimia asli adalah bahwa mineral itu harus terbentuk dalam alam,
karena banyak zat-zat yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan mineral,
dapat dibuat didalam laboratorium. Sebuah zat yang banyak sekali terdapat dalam
bumi adalah SiO2 dan dalam ilmu mineralogi, mineral itu disebut kuarsa.
Sebaliknya zat inipun dapat dibuat secara kimia akan tetapi dalam hal ini tidak
disebut mineral melainkan zat Silisium dioksida. Semua mineral mempunyai
susunan kimiawi tertentu dan penyusun atom-atom yang beraturan, maka setiap
jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik/kimia tersendiri. Dengan mengenal
sifattersebut maka setiap jenis mineral dapat dikenal, susunan kimiawinya dalam
batas-batas tertentu (Doddy. 1987).
Mineral primer adalah mineral yang keterdapatannya paling banyak dalam
batuan. Mineral ini umumnya terdapat lebih dari 10%, dimana mineral ini
mempengaruhi penamaan dalam batuan. Mineral-mineral primer atau utama ini
hampr semua anggotanya adalah dari kelas mineral silicate, khususnya yang
termasuk dalam Bowen Series. Mineral primer ini pembentukannya pada
umumnya terkait dengan proses magmatis. Yaitu berasal dari magma primer yang
bersifat ultra basa, yang kemudian mengalami pendinginan dan pembekuan
membentuk mineral-mineral. Mineral-mineral ini umumnya terdapat pada batuan
beku, yaitu batuan dari hasil proses magmatis. Contoh mineral primer adalah
kuarsa, orthoklas, plagioklas, foid, feldspar, biotit, hornblende, piroksen, dan
olivin (Mondadori, 1977).
Belahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu
atau lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang
mampu membelah yang oleh sini adalah bila mineral kita pukul dan tidak hancur,
tetapi terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin. Tidak semua mineral
mempunyai sifat ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti mudah terbakar dan
sukar dibelah atau tidak dapat dibelah. Tenaga pengikat atom di dalam di dalam

Mineralogi fisik I 3
sruktur kristal tidak seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila terdapat ikatan
yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah
melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui bidang-
bidang tersebut. Karena keteraturan sifat dalam mineral, maka belahan akan
nampak berjajar dan teratur (Danisworo. 1994).
Mineral ada yang mempunyai bentuk struktur kristal, ada pula yang tidak
memiliki bentuk atau struktur kristal.Mineral dapat kita jumpai dimana-mana
disekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan
pada dasar sungai. Mineral yang memiliki bentuk kristal disebut mineral
kristalin, sedangkan yg tidak kristalin disebut amorf, dan kristal dalam minereal
ada 7 sistem kristal (Warmada 2004)
Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam
keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur
didalamnya.Apabila kondisinya memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh
bidang-bidang rata, dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang
dikenal sebagai “kristal”. Dengan demikian, kristal secara umum dapat di-
definisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola  internal
susunan tiga dimensi yang teratur.  Studi yang khusus mempelajari sifat-sifat, 
bentuk susunan dan cara-cara terjadinya bahan padat tersebut dinamakan
kristalografi (Noor. 2008).
Prinsip dasarnya ialah dengan menggoreskan benda yang akan diukur
kekerasannya dengan benda lain yang lebih keras. Skala pengukurannya mulai
dari 1 hingga 10 dengan intan sebagai benda terkeras dan talk sebagai yang
terlunak (Badgley. 1959).
Semua mineral-mineral juga mempunyai susunan kimiawi tertentu dan
penyusun atom-atom yang beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai
sifatsifat fisik atau sifat kimia tersendiri. Sifat-sifat fisik yang konsisten,sifat fisik
mineral mempunyai banyak ragam sebagian meliputi kekerasan, bentuk, warna,
belahan dan lain Metamorfisme adalah proses yang mengubah mineral suatu
batuan pada fase padat karena pengaruh terhadap kondisi fisika dan kimia dalam
kerak bumi, dimana kondisi tersebut berbeda dengan sebelumnya. Proses tersebut
tidak termasuk pelapukan dandiagenesa. (H. G. F. Winkler, 1967).

Mineralogi fisik I 4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil

Rumus
No Gambar mineral Nama mineral Sumber Keterangan
kimia
1 Talc https:// Mg3Si4 Sangat
id.wikipe O10(OH lunak,disebut
dia.org/ )2 juga batu
wiki/ sabun
Talk

2 Gypsum https:// CaSO4·2 Mudah


id.wikipe H2O tergores oleh
dia.org/ kuku jari
wiki/
Gipsum

3 Calcite https:// CaCO3 Hanya


id.wikipe tergores oleh
dia.org/ kuku jari
wiki/ searah
Kalsit bidang
belahnya

4 Flourite https:// CaF2 Tidak


id.wikipe tergores oleh
dia.org/ kuku jari
wiki/
Fluorit

5 Apatite https:// CaF2Ca3 Sama keras


id.wikipe (PO4) dengan gigi
dia.org/
wiki/
Apatit

Mineralogi fisik I 5
6 Orthoclas https:// KAlSi3 Sama keras
id.wikipe O8 dengan baja,
dia.org/ cocok
wiki/ sebagai batu
Ortoklas mulia

7 Quartz http:// SiO2 Dapat


www.ge menggores
ologinesi kaca dan baja
a.com/
2016/05/
mineral-
kuarsa-
quartz-
dan-
kegunaa
nnya.htm
l
8 Topaz https:// Al2SiO3 Dapat
id.wikipe O8 menggores
dia.org/ kuarsa dan
wiki/ memotong
Topaz kaca dengan
mudah

9 Corundum https:// Al2O3 Dapat


id.wikipe menggores
dia.org/ topaz tapi
wiki/ mudah
Korundu digores oleh
m intan

10 Diamond https:// C Hanya dapat


id.wikipe digores
dia.org/ dengan intan
wiki/ itu sendiri
Intan

Mineralogi fisik I 6
3.2 Pembahasan
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu
yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang
keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai
700-1200 °C. Sedangkan Lava adalah cairan magma yang keluar dari dalam bumi.
lava adalah cairan, sehingga lava selalu mengalir dari tempat yang tinggi menuju
tempat yang lebih rendah. Daerah yang dilalui oleh lava biasanya akan
membentuk sungai atau lembah. Dan Lahar adalah cairan lava yang telah
tercampur atau terkontaminasi dengan material lain seperti air, batu, pasir, kerikil
dan lainnya.
Dengan mengenal sifat-sifat tersebut maka setiap jenis mineral dapat
dikenal, sekaligus kita mengetahui susunan kimiawinya dalam batas-batas
tertentu. pertama Kilap adalah penampakan cahaya yang dipantulkan oleh mineral
saat terkena cahaya. Warna adalah kenampakan langsung yang dapat dilihat,
tergantung dari komposisi mineral tersebut. Kekerasan adalah ketahanan mineral
terhadap suatu goresan dalam skala mohs. Cerat adalah warna mineral dalam
bentuk hancuran(serbuk). Belahan adalah kecenderungan mineral untuk
membelah diri pada satu atau lebih ke arah tertentu. Pecahan adalah
kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang tidak teratur.
Bentuk tergantung dari sistem kristal yang ada di dalam mineral. Berat jenis
adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Kemagnetan
adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Kelistrikan adalah sifat listrik mineral
dapat dipisahkan menjadi 2 yaitu konduktor dan non konduktor. Daya lebur
mineral yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan
dengan membakar bubuk mineral dalam api.
Yang pertama adalah mineral talc dengan kekerasan 1 skala mohs, ke-2
gypsum dengan kekerasn 2 skala mohs, ke-3 mineral kalsit dengan kekerasan 3
skala mohs, ke-4 fluorite dengan kekerasan 4 skala mohs, ke-5 mineral apatit
dengen kekerasan 5 skala mohs, ke-6 mineral feldspar ortoklas dengan kekerasan
6 skala mohs, ke-7 mineral kuarsa dengan kekerasan 7 skala mohs, ke-8 topaz
dengan kekerasan 8 mohs, ke-9 korundum kekerasan 9 mohs, dan yang terakhir
yaitu intan mineral terkeras dengan kekerasan 10 skala mohs.

Mineralogi fisik I 7
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Mineralogi merupakan salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari
mengenai mineral, baik dalam bentuk tunggal maupun dalam bentuk
persenyawaan, antara lain mempelajari sifat fisis, sifat kimia, cara
keterdapatan, cara terjadi dan kegunaannya. Sedangkan Mineral adalah zat-
zat hablur yang ada dalam kerak bumi serta bersifat homogen, fisik maupun
kimiawi. Mineral itu merupakan persenyewaan anorganik asli, serta
mempunyai susunan kimia yang tetap.
2. Magma adalah suatu material yang terbentuk di dalam lapisan kulit bumi
(lempeng tektonik), berupa material lumpur yang berpijar pada suhu sangat
tinggi (sampai dengan 1000 C). Magma terjadi akibat adanya gesekan/
tumbukan dua lempeng tektonik.
Lava merupakan suatu cairan larutan magma yang mengalir ke arah luar dari
dalam perut bumi melalui kawah gunung berapi atau juga celah (patahan).
Lahar merupakan aliran material vulkanik yang umumnya berupa campuran
batu, pasir dan krikil yang disebabkan oleh adanya aliran air yang terjadi di
lereng gunung berapi.
3. Adapun sifat fisik dari mineral adalah: Kilap (luster), Warna (colour),
Kekerasan (hardness), Cerat (streak), Belahan (cleavage), Pecahan (fracture),
Bentuk (form), Berat Jenis (specific gravity), Sifat Dalam, Kemagnetan,
Kelistrikan, Daya Lebur Mineral.
4. Adapun tingkat kekerasan skala Mhos dari kekerasan 1 sampai 10 secara
berturut-turut yaitu: Talk, Gypsum, Kalsit, Flourit, Apatit, Feldspar, Quartz,
Topaz, Corundum dan Diamond
4.2 Saran
Diharapkan kepada praktikan supaya bisa mengatur waktu agar tidak terjadi
keterlambatan saat praktikum berlangsung, dan praktikan dituntun supaya bisa
memahami dan mengerti tentang mineral dengan baik dan benar sesuai yang
diterapkan oleh asisten praktikum.

Mineralogi fisik I 8
DAFTAR PUSTAKA
Badgley, P.C. 1959. Structural Methot For The Exploration Geologist. New Delhi
: Oxford Book Company.
Danisworo, dkk. 1994. Kristalografi dan Mineralogi. Yogyakarta : UPN.
Doddy, Graha, Setia. (1987). Batuan dan Mineral. Bandung. Nova.
H. G. F. Winkler,1967,Petrogenesis Of Metamorphic Rock, 2sd.vol 5 Springer
Verlag.New york.
Mondadori, Arlondo. 1977. Simons & Schuster’s Guide to Rocks andMinerals.
Milan : Simons & Schuster’s Inc.
Noor, D. 2008. “pengantar geologi”. Bogor : Universitas pakuan.
Sudarmi, dkk.(2020).Jurnal Mineralogi Petrologi. Alfabeta Bandung.Bandung.
Warmada. I Wayan dan Titisari, A. D .2004. Agromineralogy (Mineralogi Untuk
Ilmu Pertanian). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Wicaksono, Hartaja. (2021). Mineralogy Characterization. Jurnal Teknologi
Mineral Vol.17 No 1, 27-38.

Mineralogi fisik I 9

Anda mungkin juga menyukai