Anda di halaman 1dari 66

MINERALOGI Mineralogi adalah suatu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang mineral, baik

dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, diantaranya mempelajari tentang sifat - sifat
fisik, cara terjadinya, cara terbentuknya, sifat - sifat kimia, dan juga kegunaannya. Mineralogi terdiri
dari kata mineral dan logos. Logos yang berarti ilmu apabila digabungkan dengan mineral maka
arti Mineralogi adalah Ilmu tentang Mineral. Mineral adalah suatu zat padat yang terdiri dari unsur
atau persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai
sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan di
dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal. Selain itu kata mineral juga mempunyai banyak
arti, hal ini tergantung darimana kita meninjaunya. Mineral dalam arti farmasi lain dengan pengertian
di bidang geologi. Istilah mineral dalam arti geologi adalah zat atau benda yang terbentuk oleh
proses alam, biasanya bersifat padat serta tersusun dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai
sifat-sifat fisik yang tertentu pula. Mineral terbentuk dari atom-atom serta molekul-molekul dari
berbagai unsur kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam suatu pola yang teratur.
Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral mempunyai sifat dalam yang teratur.
Mineral pada umumnya merupakan zat anorganik. ( Murwanto, Helmy, dkk. 1992 ) Maka pengertian
yang jelas dari batas mineral oleh beberapa ahli geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya
tidak ada satupun persesuaian umum untuk definisinya. Definisi mineral menurut beberapa ahli :
L.G. Berry dan B. Mason, 1959 Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam
terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas batas tertentu dan mempunyai
atom atom yang tersusun secara teratur. D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972 Mineral adalah
suatu bahan padat yang secara structural homogen mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk
oleh proses alam yang anorganik. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977 Mineral adalah suatu bahan
atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu atau dalam batas batas dan
mempunyai sifat sifat tetap, dibentuk dialam dan bukan hasil suatu kehidupan. UU Republika
Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang
memiliki sifat fisik dan kimia tertentu, serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang
membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas ataupun dalam bentuk yang padu. Sifat - Sifat Fisik
Mineral Warna Warna adalah suatu yang kita tangkap dengan mata apabila mineral terkena oleh
cahaya atau spektrum cahaya yang dipantulkan oleh mineral itu sendiri. Warna penting untuk
membedakan antara warna mineral yang diakibatkan oleh pengotoran dan warna asli dari mineral
itu sendiri. Banyak mineral mempunyai warna yang khusus, misalnya mineral azurit yang berwarna
biru dan mineral epidon yang berwarna kuning hijau, dll. Warna mineral dibedakan menjadi 2
macam, yaitu: 1. Warna Isiokhromatik : Apabila mineral mempunyai warna yang selalu tetap, pada
umumnya dijumpai pada mineral - mineral, yang tidak tembus cahaya (opaque) atau berkilap
logam. Contoh : Magnetit, Galena, Pirit, Pirolusit, dll. 2. Warna Allokhromatik : Apabila mineral
warnanya tidak tetap tergantung terhadap mineral pengotornya, pada umumnya yang dijumpai
pada mineral yang tembus cahaya (transparan/translucent) atau berkilap non logam. Contoh :
Kuarsa, Gipsum, Kalsit, dll. Kilap (Luster) Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari
permukaan sebuah mineral yang erat hubungannya itu dengan sifat pemantulan dan pembiasan.
Intensitas kilap tergantung dari indeks bias dari mineral, apabila semakin besar indeks bias mineral,
semakin besar pula jumlah cahaya yang dipantulkan . Nilai ekonomik mineral kadang - kadang
ditentukan oleh kilapnya. Macam - macam kilap antara lain : 1. Kilap Logam (Metallic Luster)
Mineral - mineral opaque yang mempunyai indeks bias sama dengan tiga atau lebih. Contoh :
Galena, Native Metal, Sulfit, Pirit, dll. 2. Kilap Kaca (Vitreous Luster) Bila terkena cahaya,
mineral memberikan kesan seperti kaca. Contoh : Kuarsa, Kalsit, dll 3. Kilap Intan (Diamond Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan cemerlang seperti intan. Contoh : Intan 4.
Kilap Sutera (Silky Luster) Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan sutera dan
umumnya terdepat pada mineral yang berserat. Contoh : Asbes, Aktinolit, Gipsum, dll 5. Kilap
Damar (Resinous Luster) Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti getah damar
atau kekuning - kuningan. Contoh : Spalerit, Sulfonit, dll 6. Kilap Mutiara (Pearly Luster) Bila
terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti mutiara atau bagian dalam dari kulit
kerang. Contoh : Muskovit, Talk, Dolomit, dll 7. Kilap Lemak (Greasy Luster) Bila terkena
cahaya, mineral memberikan kesan seperti sabun. Contoh : Serpentinit, dll 8. Kilap Tanah (Earthy
Luster) Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti lempung. Contoh : Kaolin,
Limonit, Pauksit, dll Cerat Cerat atau warna goresan merupakan bagian dari warna di dalam
mineral, tetapi dalam bentuk serbuk, dapat diperloeh dengan cara mengikir atau digesekkan di
bagian belakang porselen atau ampelas. Pecahan Pecahan adalah kenampakan mineral dalam
keadaan pecah, cara mengetahuinya dengan melalui bidang yang tidak rata, tidak halus, tidak licin,
dan tidak teratur. jenis - jenis pecahan yaitu : 1. Pecahan Konkoidal Memperlihatkan
gelombang seperti kenampakan bagian luar kulit kerang atau botol yang dipecah. Contoh : Kuarsa,
Kalsedon, dll 2. Pecahan Serat menunjukkan kenampakan permukaan yang gejala seperti
serat atau daging. Contoh : Serpentinit, Asbes, Augit, dll 3. Pecahan Tidak Rata
Menunjukkan kenampakan permukaan yang tidak teratur dan kasar. 4. Pecahan Runcing
Permukaannya tidak teratur dan ujung - ujungnya runcing dan kasar. 5. Pecahan Rata
Permukaannya rata dan cukup halus. Contoh : Lempung, dll Belahan Belahan adalah
kenampakan minearl untuk membelah melalui bidang yang rata, halus, dan licin, serta pada
umumnya selalu berpasangan. Belahan dapat dibedakan menjadi : 1. Belahan Sempurna (Perfect
Cleavage) Merupakan pecahan yang sejajar terhadap bidang dari satu belahannya dengan
memperlihatkan bidang permukaan yang halus. Contoh : Biotit, Muskovit, dll 2. Belahan Baik
(Good Cleavage) Merupakan mineral lebih mudah belah yang menurut bidang di dalam
belahannya bila dibandingkan dengan belahannya kearah lain. Contoh : Kalsit, Orthoklas, Gipsum,
dll 3. Belahan Tidak Jelas (Indistinct Cleavage) Merupakan bidang belahan seperti garis atau
kenampakan striasi pada bidang belahannya. Contoh : Plagioklas, dll 4. Belahan Tidak Tentu
Merupakan mineral yang tidak ada belahannya. Contoh : Kuarsa, Opal, Kalsedon, dll 5.
Belahan Jelas (Distinct) Merupakan pecahan yang sesuai terhadap bidang dari suatu belahan
tetapi juga terpecah kearah lain. Contoh : Hornblende 6. Belahan Tidak Sempurna (Inperfect
Cleavage) Merupakan bidang belahan yang tidak rata dan juga cukup sukar untuk diamati.
Contoh : Apatit, Native Metal, dll Ditinjau dari arah belahannya, maka belahan dapat dibedakan
menjadi : 1. Belahan satu arah 2. Belahan dua arah 3. Belahan tiga arah 4. Belahan empat arah
Bentuk Bentuk mineral ada dua macam, yaitu : 1. Bentuk Kristalin Apabila mineral mempunyai
bidang yang ideal dan baisanya terdapat pada mineral yang mempunyai bidang belahan. 2. Bentuk
Amorf Mineral tidak mempunyai batasan yang jelas. Kekerasan Kekerasan adalah ukuran
daya tahan suatu mineral apabila permukaannya digores dengan mineral lain. Contoh : Mineral X
digores dengan menggunakan Mineral Z ternyata pada permukaan mineral X tergores, maka
Mineral Z lebih keras dari mineral X. Berikut tabel Skala Kekerasan mineral yang dibuat oleh Mohs.
Selain menggunakan mineral, bisa juga menggunakan alat untuk mengukur suatu kekerasan dari
mineral. Kuku Jari = 2,5 Jarum = 3,0 Uang Logam = 3,5 Paku Besi = 4,5 Pisau Baja = 5,5 Kaca =
5,5 - 6,0 Kikir Baja = 6,0 - 7,0 Ampelas = 8,0 - 9,0 Kemagnetan Kemagnetan adalah sifat mineral
pada gaya tarik magnet. kemagnetan dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Ferromagnetik : tertarik kuat oleh
magnet seperti magnetit dan pirotit. 2. paramagnetik : tertarik lemah oleh magnet seperti pirit. 3.
Diamagnetik : tidak tertarik oleh magnet. Sifat Dalam Sifat dalam adalah reaksi mineral terhadap
gaya seperti memberi penekanan, pemotongan, pembengkokan, pematahan, atau penghancuran.
Sifat dalam dibedakan menjadi enam, yaitu: 1. Rapuh (Brittle) Bila digores menjadi tepung,
tetapi isinya atau bubuknya tidak pergi ke segala arah dan mudah untuk dihancurkan. 2. Dapat Diiris
(Sectile) Dapat diiris dengan pisau dan juga pada kenampakannya memberikan kehalusan. 3.
Dapat Dipintal (Ductile) Dapat dibentuk layaknya kapas. 4. Lentur (Elastic) Bila
dibengkokkan dapat kembali keseperti semula. 5. Fleksible Bila dibengkokkan tidak dapat
kembali lagi keseperti semula. 6. Dapat Ditempa Bila mineral dipukul, dapat menjadi lebih tipis
atau melebur. Berat Jenis Berat Jenis adalah perbandingan dari berat mineral terhadap
volumenya di dalam air. Kelistrikan (Electricity) kelistrikan merupakan sifat dalam mineral yang
berhubungan dengan arus atau aliran listrik. Sifat listrik mineral dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Konduktor, yaitu mineral yang mampu menghantarkan listrik. 2. Non-Konduktor atau Isolator,
yaitu suatu mineral tidak dapat menghantarkan arus listrik. Sifat Kimia Mineral Berdasarkan sifat -
sifat kimia mineral digolongkan menjadi delapan, yaitu: 1. Golongan Native Element Golongan
ini dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur kimia. Dibagi menjadi tiga, yaitu: a. Golongan
Logam. Contoh : Au, Cu, Pt, Fe, dll b. Golongan Semi Logam. Contoh : As, B, dll c.
Golongan Non Logam. Contoh : O2 2. Golongan Sulfida Golongan ini dicirikan dengan
adanya gugus anion, yaitu merupakan persenyawaan kimia, unsur dari sulfur bergabung pada unsur
logam dan semi logam. Sulfida dilapisi oleh hidrotermal sehingga mudah untuk dioksidasi oleh
sulfat. Contoh : Pirit (FeS2), Galena (PbS), dll 3. Golongan Oksida dan Hidroksida Dicirikan
oleh satu gugus anion. Berdasarkan perbandingan antara logam dengan oksigen, maka golongan
oksida dapat digolongkan menjadi oksida sederhana dan juga kompleks. Contoh : Kuarsa (SiO2 )
untuk oksida dan Mangan (MnO(OH)) untuk hidroksida. Golongan oksida tersusun oleh unsur -
unsur yang bersenyawa dengan oksigen,. Unsur digolongan ini amat banyak dan biasanya logam
berkombinasi dengan gas yang salah satunya adalah oksigen . Sifat golongan oksida berubah -
ubah dan terbentuk pada lingkungan geologi dan tipe - tipe batuan yang banyak jenisnya. 4.
Golongan Halida Adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur - unsur logam bersenyawa
dengan unsur - unsur yang halogen. Dalam golongan ini dicirikan adanya dominasi dari ion-ion
halogen elektromagnetik. Pada umumnya memiliki berat jenis yang rendah. Contoh Halit (NaCl). 5.
Golongan Karbonat, Nitrat, dan Borates Karbonat adalah persenyawaan kimia dimana satu
atau lebih unsur - unsur logam atau semi logam bersenyawa dengan karbonat yang umum,
terbentuk ketika kalsium bersenyawa dengan karbonat radikal. Golongan ini dicirikan oleh adanya
suatu gugus anion yang kompleks, hadirnya tidak stabil, rekasinya disebut fizz test. Contoh mineral
karbonat antara lain adalah Kalsit (CaCO3), Dolomit (CaMg(CO3)2), aragonit (CaCO3), dll
Nitrat adalah persenyawaan kimia dimana salah satu atau lebih unsur - unsur logam atau semi
logam bersenyawa dengan nitrat radikal. Sifat dari golongan ini adalah mudah larut di dalam air, bila
diletakkan dalam nyala api akan melebur. Contohnya adalah soda nitrat (NaNO3) Borates
adalah persenyawaan kimia antara unsur logam persenyawaan dengan borates radikal. 6. Golongan
Sulfat Sulfat adalah persenyawaan kimia yang dimana satu atau lebih unsur logam
bersenyawa dengan sulfat radikal. golongan ini dicirikan dengan adanya gugus anioin S04,
terbentuk dari larutan. Contohnya adalah Barit (BaSO4), Anhidrit (CaSO4), dll 7. Golongan Fosfat
Fosfat adalah golongan persenyawaan kimia dimana salah satu logam bersenyawa dengan
fosfat yang radikal. Golongan ini dicirikan oleh adanya gugus anioin PO4 dan pada umumnya
berkilap kaca atau lemak serta cenderung lunak, rapuh, struktur kristal bagus, serta berwarna.
Contoh Vivianit (Fe3(PO4)3), dll 8. Golongan Silika Silika adalah persenyawaan kimia dimana
antara salah satu logam dengan salah satu dari SiO memiliki tetrahedralis solo atau berantai. Silika
merupakan suatu golongan mineral yang paling besar dan sangat berlimpah keadaannya. Silika
juga merupakan unsur pokok batuan beku dan metamorf. Contoh : ortoklas (KAlSi3O8). Ada 3
macam jenis mineral pembentuk batuan: Mineral utama : merupakan penyusun utama kerak
bumi, terutama golongan silikat. Mineral-mineral ini terdapat dalam Deret Bowen. Terdapat 2 jenis
dari mineral utama, yaitu mineral mafic, dan felsic. Mineral mafic adalah mineral yang berwarna
gelap, yang disebabkan karena banyak mengandung besi. Contohnya adalah Olivine, Pyroxene, &
Amphibole. Dan, mineral felsic merupakan mineral yang berwarna terang, karena kandungan besi
nya sedikit, contohnya Quartz, Plagioklas, & Muscovite. Keterdapatan dari mineral primer ini menjadi
penentu dari penamaan mineral. Mineral sekunder : adalah mineral utama yang terbentuk karena
telah melalui proses-proses tertentu, seperti proses pelapukan. Sehingga, mengubah kandungan
kimia yang terdapat di dalam mineral. Dengan berubahnya kandungan mineral, dapat berubah juga
bentuk kristalnya, warnya mineralnya, dan masih banyak lagi pengaruhnya.. Dapat juga terbentuk
dari alterasi hidrotermal. Biasanya banyak terdapat di batuan sedimen. Mineral tambahan : yaitu
mineral yang paling sedikit jumlahnya, disebabkan karena terbentuk di akhir, sehingga tidak memiliki
ruang yang cukup untuk membentuk kristal yang bagus. Terbentuk dari kristalisasi magma. Ada
atau tidaknya mineral tambahan ini, tidak mempengaruhi dari sifat atau penamaan dari mineral.
Contohnya adalah Zircon, Magnetit, & Garnet. BATASAN-BATASAN MINERAL Suatu Bahan
Alam Bahan terbentuk secara alamiah bukan dibuat oleh manusia. Mempunyai sifat fisik &
kimia tetap Sifat fisik : warna, kekerasan, belahan, perwakan, pecahan Sifat kimia : nyata api
terhadap api oksidasi/api reduksi, pengarangan Berupa unsur tunggal atau persenyawaan yg
tetap Unsur tunggal : Diamond (c), Native silver (Ag) dll Unsur senyawa : Barit (BaSO4), Magnetite
(Fe3O4), Zircon(ZrSiO4) Unsur senyawa kimia komplek : - Epistolite (NaCa) (CbTiMgFeMn)
SiO4(OH) - Polymignyte (CaFeYZrTh) (CbTiTa) O4 Anorganik Mineral bukan hasil dari
suatu kehidupan. ada beberapa mineral hasil kehidupan = mineral organik Contoh : Coal, Asphal
Homogen Mineral tidak dapat diuraikan menjadi senyawa lain yang lebih sederhana oleh
proses fisika. Berupa padat, cair dan gas. Zat Padat : Kwarsa SiO2, Barite BaSO4 Zat Cair : Air
raksa HgS, Air H2O Gas : H2S, CO2, CH4 Macam-Macam Sistem Kristal dan Kelasnya Berikut ini
merupakan pembagian macam-macam sistem kristal dan kelasnya (mineralogi) a. Sistem isometrik
(Cubic = Tesseral = Tessuler) - Tritetrahedral - Didodecahedral - Hexatetrahedral - Trioctahedral -
Hexoctahedral b. Sistem Tetragonal (Quadratic) - Tetragonal pyramidal - Tetragonal trapezohedral -
Tetragonal bipyramidal - Ditetragonal pyramidal - Ditetragonal bipyramidal - Tetragonal tetrahedral -
Tetragonal Scalenohedral c. Sistem Hexagonal - Trigonal bipyramidal - Ditrigonal bipyramidal -
Hexagonal pyramidal - Hexagonal trapezohedral - Hexagonal bipyramidal - Dihexagonal pyramidal -
Dihexagonal bipyramidal d. Sistem Trigonal (Rhombohedral) - Trigonal pyramidal - Trigonal
trapezohedral - Ditrigonal pyramidal - Rhombohedral - Ditrigonal scalenohedral e. Sistem
Orthorombic (Rhombic = Prismatic = Trimetric) - Rhombic tetraheral - Rhombic pyramidal - Rhombic
bipyramidal f. Sistem Monoklin (Oblique = Monosymetric = Clinorhombic = Hemiprismatik) -
Sphenoidal - Domatic - Prismatic g. Sistem Triklin (Anorthic = Asymetric = Clinorhombohedral) -
Pedial - Pinacoidal
Please download to view

MINERAL & MINERALOGI


MINERAL

III.1 Pengertian Mineralogi


Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang
mempelajari asal usul genesa mineral, sifat fisik dan kimianya
serta klasifikasi dan pemanfaatannya.
Minerologi terdiri dari kata mineral dan logos, dimana
mengenai arti mineral mempunyai pengertian berlainan dan
bahkan dikacaukan dikalangan awam. Sering diartikan sebagai
bahan bukan organic ( Anorganik).

III.2 Pengertian Mineral


Sedangkan mineral adalah suatu zat ( fasa ) padat yang terdiri
dari unsur atau persenyawaan kimia yang dibentuk secara
alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai sifat-sifat
kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom
secara beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur
kristal.
Selain itu kata mineral juga mempunyai banyak arti, hal ini
tergantung darimana kita meninjaunya. Mineral dalam arti
farmasi lain dengan pengertian di bidang geologi. Istilah
mineral dalam arti geologi adalah zat atau benda yang
terbentuk oleh proses alam, biasanya bersifat padat serta
tersusun dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat-
sifat fisik yang tertentu pula. Mineral terbentuk dari atom-
atom serta molekul-molekul dari berbagai unsur kimia, dimana
atom-atom tersebut tersusun dalam suatu pola yang teratur.
Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral
mempunyai sifat dalam yang teratur. Mineral pada umumnya
merupakan zat anorganik. ( Murwanto, Helmy, dkk. 1992 )
Maka pengertian yang jelas dari batas mineral oleh beberapa
ahli geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak
ada satupun persesuaian umum untuk definisinya.
Definisi mineral menurut beberapa ahli :
L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam
terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada
batas batas tertentu dan mempunyai atom atom yang tersusun
secara teratur.
D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara structural
homogen mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh
proses alam yang anorganik.
A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai
komposisi kimia tertentu atau dalam batas batas dan
mempunyai sifat sifat tetap, dibentuk dialam dan bukan hasil
suatu kehidupan.

Sebagian besar mineral mineral ini terdapat dalm keadaan


padat, akan tetapi dapat juga berada dalam keadaan setengah
padat, gas, ataupun cair. Mineral mineral padat itu biasanya
terdapat dalam bentuk bentuk kristal, yang agak setangkup,
dan yang pada banyak sisinya dibatasi oleh bidang bidang
datar. Bidang bidang geometric ini memberi bangunan yang
tersendiri sifatnya pada mineral yang bersangkutan. Minyak
bumi misalnya adalah mineral dalam bentuk cair, sedangkan gas
bumi adalah mineral dalam bentuk gas. Sebagian dari mineral
dapat juga dilihat dalam bentuk amorf, artinya tidak mempunyai
susunan dan bangunankristal sendiri. Pengenalan atau
dterminasi mineral mineral dapat didasarkan atas bebagai
sifat dari mineral mineral tersebut.

III.3 Jenis Mineral


Mineral ada yang merupakan unsur bebas dan ada yang merupakan
bentuk persenyawaan.

1. Silicates
Menyusun 95 % bagian litosfer dan mantel bumi bagian atas.
Komposisi utamanya adalah Silicon ( Si ) dan Oksigen ( O ).
Framework silicates, yang paling berlimpah di alam adalah :
Quartz
Feldspars:
Orthoclase, Kaya akan Kalium ( K )
Plagioclase, Kaya akan Kalsium ( Ca ) dan Natrium ( Na )
Sheet silicates
Micas
Muscovite, kaya akan Alumunium ( Al ) dan berwarna cerah
Biotite, kaya akan Besi ( Fe ) dan berwarna gelap
Chain silicates
Pyroxenes, berantai tunggal
Amphiboles, berantai ganda
Single tetrahedron
Olivine

Oxides
Tersusun dari Oksigen ( O ) dan logam atau ion-ion lain.
Hematite (Fe2O3)
Magnetite (Fe3O4)
Corundum (Al2O3

3. Carbonates
Tersusun dari ion inti ( CO3 )2 , yang berkombinasi atau
bergabung dengan Ca, Mg, Fe, Cu, dan lain-lain. Terdapat
kurang lebih 80 jenis mineral karbonat, tetapi yang paling
umum adalah :
Calcite
Aragonite
Dolomite

4. Sulfides
Merupakan kombinasi atau gabungan satu atau lebih logam dengan
sulfur ( S ). Contohnya adalah :
Galena (PbS)
Pyrite (FeS2) Kalkopirit (CuFeO2)

Sulfates
Penyusun utamanya adalah ion Sulfat ( SO4 ) yang berkombinasi
atau bergabung dengan Ca, Ba, Mg, Fe, Cu, dan lain-lain.
Contohnya adalah :
Gypsum (Ca SO4 2 H2O )
Anhydrite (Ca SO4)
Barite (Ba SO4 )
6. Posphates
Penyusun utamanya adalah ion Fosfat ( PO4 ) yang berkombinasi
atau bergabung dengan Ca, Ba, Mg, Fe, Cu, dan lain-lain.
Contohnya adalah :
Apatite (2(Ca5 PO4)3 F )

7. Native elements
Contoh mineralnya adalah :
Logam :
Gold (Au)
Silver (Ag)
Platinum (Pt)
Non-Logam :
Diamond (C)
Graphite (C)
Sulfur (S)

III.4 Mineral utama pembentuk batuan beku


Kelompok Olivin (ortorombik) :
Forsterit (Mg2 SiO4)
Olivin (Mg Fe SiO4)
Fayalit (Fe SiO4)
Kelompok piroksen:
Klinopiroksen (monoklin) :
Augit (Ca,Fe,Mg,Al SiO3)
Diopsid (Ca,Fe,Mg,Al SiO3)
Ortopiroksen (ortorombik) :
Enstatite (MgSiO3)
Hyperstene (Mg,Fe SiO3)
Kelompok amfibol Ca2(Mg,Fe)2 Si8O22(OH)2 :
Hornblende (monoklin)
Actinolite
Tremolite
Glaucophane
Kelompok mineral mika (H2K Al3SiO4)3 :
Biotit (monoklin)
Muskovit (monoklin)
Kelompok K Felspar (K Al Si3O8) :
Ortoklas (monoklin)
Sanidine (monoklin)
Mikroklin (triklin)
Kelompok plagioklas (Ca Na)AlSi3O8 :
Monoklin - triklin
Kuarsa (SiO2)
hexagonal

III.5 Sifat Fisik Mineral


III. 5. 1 Kilap ( Lustre )
Gejala ini terjadi apabila pada mineral dijatuhkan cahaya
refleksi dan kilap suatu mineral sangat penting untuk
diketahui. Beberapa kilap yang sering digunakan adalah sebagai
berikut :
Kilap Logam ( Metallic Lustre ), kilap yang dihasilkan dari
mineral-mineral logam, seperti Galena, Grafit, Hematit,
Kalkopirit, Magnetit, Pirit.
Kilap Sub Logam ( Sub Metallic Lustre ), kilap yang dihasilkan
dari mineral hasil alterasi mineral sebelumnya, seperti
Ilmenit ( FeO. TiO2)
Kilap Non Logam (Non Metallic Lustre),
~ Kilap Intan (Adamantin Lustre), kilap sangat cemerlang
seperti pada intan permata, seperti Intan.
~ Kilap Kaca (Vitreous Lustre), kilap seperti pada pecahan
kaca, seperti Kalsit, Kwarsa.
~ Kilap Sutera (Silky Lustre), kilap seperti sutera, biasanya
terlihat pada mineral-mineral yang menyerat, seperti
Aktinolit, Asbes, Gipsum
~ Kilap Damar (Resinous Lustre), kilap seperti damar, seperti
Sphalerit, Monasit
~ Kilap Mutiara (Pearly Lustre), kilap seperti mutiara,
biasanya terlihat pada bidang-bidang belah dasar mineral,
seperti Nefelin, Opal, Serpentin, Brukit.
~ Kilap Tanah (Limonit Lustre) atau kilap guram ( Dull ),
biasanya terlihat pada mineral-mineral yang kempal, seperti
Bauxit, Kaolin, Limonit
~ Kilap Lemak ( Greasy Lustre ), kilap seperti lemak, seakan-
akan terlapis oleh lemak, seperti Nefelin.

III. 5. 2 Warna ( Colour )


Mineral seperti Magnetite dan Galena mempunyai warna tetap,
tetapi ada beberapa mineral akan mempunyai warna yang
bervariasi. Warna-warna dari mineral antara lain :
Putih : Kaolin ( Al2O3.2SiO2.2H2O ), Gypsum ( CaSO4.H2O ),
Milky Kwartz (Kwarsa Susu) ( SiO2 )
Kuning : Belerang ( S )
Emas : Pirit ( FeS2 ), Kalkopirit ( CuFeS2 ), Ema ( Au )
Hijau : Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit ( Cu
CO3Cu(OH)2 )
Biru : Azurit ( 2CuCO3 .Cu (OH)2), Beril ( Be3 Al2 (Si6O18))
Merah : Jasper, Hematit ( Fe2O3 )
Coklat : Garnet, Limonite ( Fe2O3)
Abu-abu : Galena ( PbS )
Hitam : Biotit ( K2 (MgFe)2 (OH)2 (AlSi3O10)), Grafit ( C ),
Augit

III. 5. 3 Kekerasan (Hardness)


Kekerasan merupakan ketahanan mineral terhadap suatu goresan.
Kekerasan relatif dari suatu mineral tertentu dengan suatu
urutan mineral yang dipakai sebagai standart kekerasan.
Mineral yang mempunyai kekerasan lebih kecil akan mempunyai
bekas goresan pada tubuh mineral tersebut. Untuk standart
kekerasan biasa yang dipakai adalah skala kekerasan dari
MOHS yang mempunyai 10 pembagian skala, dimulai dari skala
untuk mineral yang terlunak dan skala 10 untuk mineral yang
terkeras.

Skala kekerasan Mineral MOHS


Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia
1 Talc H2Mg3 (SiO3)4
2 Gypsum CaSO4. 2H2O
3 Calcite CaCO3
4 Fluorite CaF2
5 Apatite CaF2Ca3 (PO4)2
6 Orthoklase K Al Si3 O8
7 Quartz SiO2
8 Topaz Al2SiO3O8
9 Corundum Al2O3
10 Diamond C

Sebagai perbandingan dari skala tersebut diatas, maka dibawah


ini akan disajikan beberapa alat penguji standart kekerasan,
yaitu :
Kuku jari tangan 2,5
Kawat tembaga 3
Pecahan kaca 5,5 - 6
Kikir Baja/ jarum baja 6,6 7

III. 5. 4 Cerat (Streak)


Cerat merupakan warna mineral dalam bentuk hancuran/ serbuk.
Hal ini dapat diperoleh bila mineral digoreskan pada keping
porselin kasar, atau dengan membubuk mineral, kemudian warna
bubuk itu dilihat.
Cerat tersebut sama dengan warna mineralnya, tetapi dapat juga
berbeda dengan dengan warna mineralnya. Warna cerat untuk
mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya
berubah-ubah. Contohnya :
Pirit : berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat
porselin akan meninggalkan jejak berwarna hitam.
Hematite : berwarna merah namun bila digoreskan pada plat
porselin akan meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.
Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan
Biotite : Ceratnya tidak berwarna
Orthoklase : Ceratnya putih

III. 5. 5 Belahan (Cleavage )


Belahan merupakan kecendrungan mineral untuk membelah diri
pada suatu arah atau lebih yang dikontrol oleh struktur atom.
Belahan mineral akan selalu sejajar dengan bidang permukaan
kristal yang rata, karena belahan merupakan gambaran dari
struktur dalam dari kristal.
Belahan tersebut akan menghasilkan kristal menjadi bagian-
bagian kristal yang kecil, yang setiap bagian kristal dibatasi
oleh bidang yang rata.
Berdasarkan dari bagus atau tidaknya permukaan bidang
belahannya, belahan dapat dibagi menjadi :
Sempurna ( Perfect )
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya
yang merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui
bidang belahannya.
Contoh : Calcite

Muscovite
Galena
Halite

Baik ( Good )
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya
yang rata, tetapi dapat juga terbelah.
Contoh : Apatite
Cassiterite
Native Sulphur
Jelas (Distinct)

Tidak Jelas (Indistinct)

Berdasarkan banyaknya belahan pada mineral, belahan dapat


dibagi menjadi :
Belahan 1 arah, contohnya : Muskovit
Belahan 2 arah ( 60O/120O ), contohnya : Feldspar
Belahan 3 arah ( 90O ), contohnya : Halit, Galena
Belahan 3 arah ( 60O/90O ), contohnya : Kalsit
Belahan 4 arah, contohnya : Fluorit.

III. 5. 6 Pecahan (Fracture)


Merupakan kecendrungan mineral untuk terpisah dalam arah yang
tidak teratur. Tidak dikontrol kuat oleh struktur atom.
Apabila suatu mineral mendapatkan tekanan yang melampaui batas
plastisitas dan elastisitasnya, maka mineral tersebut akan
pecah.
Pecahan dapat dibagi menjadi :
Choncoidal : Pecahan yang memperlihatkan gelombang yang
melengkung dipermukaannya, seperti kenampakan pada botol
pecah. Contohnya : Quartz ( Kwarsa )
Hackly : Pecahan dimana permukaannya tidak teratur dengan
ujung-ujung yang runcing. Contohnya : Native Metals ( Cu, Ag )
Even : Pecahan mineral dengan permukaan bidang pecah kecil-
kecil dengan ujung pecahan masih mendekati bidang datar.
Contohnya : Limonit, Muscovite, Talc, Biotite, Mineral
Lempung.
Uneven : pecahan yang kasar dengan permukaan yang tidak
teratur dengan ujung-ujung yang runcing. Contohnya : Garnet,
Hematite, Kalkopirit, Magnetit.
Splintery : pecahan mineral yang hancur menjadi kecil-kecil
dan tajam menyerupai benang atau berserabut. Contohnya :
Augit, Hipersten, Anhydrite, Serpentine.
Earthy : pecahan mineral yang hancur seperti tanah. Contohnya
: Kaoline,

III. 5. 7 Bentuk ( Form )


Apabila dalam pertumbuhannya tidak mengalami gangguan apapun,
maka mineral akan mempunyai bentuk kristal yang sempurna.
Tetapi bentuk sempurna ini jarang didapatkan karena di alam
gangguan-gangguan tersebut selalu ada. Mineral yang dijumpai
di alam srering bentuknya tidak berkembang sebagaimana
mestinya, sehingga sulit untuk mengelompokan mineral kedalam
sistem kristalografi.
Sebagai gantinya dipakai istilah perawakan kristal ( crystal
habit ), bentuk khas mineral ditentukan oleh bidang yang
membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran relatif bidang-bidang
tersebut.
Perawakan kristal dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :
Perawakan memanjang ( Elongated Habits )
Meniang ( Columnar )
Bentuk kristal prismatik yang menyerupai bentuk tiang.
Contohnya : Tourmaline, Pyrolusite, Wollastonite.
Menyerat ( Fibrous )
Bentuk kristal yang menyerupai serat-serat kecil. Contohnya :
Asbestos, Gypsum, Silimanite, Tremolite, Pyrophillite.
Menjarum ( Acicular )
Bentuk kristal yang menyerupai jarum-jarum kecil. Contohnya :
Natrolite, Glaucophane.
Menjaring ( Reticulate )
Bentuk kristal yang kecil panjang yang tersusun menyerupai
jaring. Contohnya : Rutile, Cerussite.
Membenang ( Filliform )
Bentuk kristal kecil-kecil yang menyerupai benang. Contohnya :
Silver
Merabut ( Cappilery )
Bentuk kristal yang kecil-kecil menyerupai rambut. Contohnya :
Cuprite, Bysolite.
Mondok ( Stout, Stubby, Equant )
Bentuk kristal pendek, gemuk sering terdapat pada kristal-
kristal dengan sumbu c lebih pendek dari sumbu lainnya.
Contohnya : Zircon.
Membintang ( Stellated )
Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bintang. Contohnya :
Pirofilit.
Menjari ( Radiated )
Bentuk-bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk jari-
jari. Contohnya : Markasit, Natrolit.

Perawakan Mendatar ( Flattened Habit )


Membilah ( Bladed )
Bentuk kristal yang panjang dan tipis menyerupai bilah kayu,
dengan perbandingan antara lebar dengan tebal sangat jauh.
Contohnya : Kyanite, Glaucophane, Kalaverit.
Memapan ( Tabular )
Bentuk kristal pipih menyerupai bentuk papan, dimana lebar
dengan tebal tidak terlalu jauh. Contohnya : Barite, Hematite,
Hypersthene.
Membata ( Blocky )
Bentuk kristal tebal menyerupai bentuk bata, dengan
perbandingan antara tebal dan lebar hampir sama. Contohnya :
Microline.
Mendaun ( Foliated )
Bentuk kristal pipih dengan melapis ( lamellar ) perlapisan
yang nudah dikupas/dipisahkan. Contohnya : Mica, Talk,
Chlorite.

Memencar ( Divergent )
Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuki kipas terbuka.
Contohnya : Gypsum, Millerite.
Membulu ( Plumose )
Bentuk kristal yang tersusun membentuk tumpukan bulu.
Contohnya : Mica

Perawakan Berkelompok ( Rounded Habits )


Mendada ( Mamillary)
Bentuk kristal bulat-bulat menyerupai buah dada ( breast like
). Contohnya : Malachite, Opal, Hemimorphite.
Membulat ( Colloform )
Bentuk kristal yang menunjukan permukaan yang bulat-bulat.
Contohnya : Glauconite, Cobaltite, Bismuth, Geothite,
Franklinite, Smallite.
Membulat jari ( Colloform Radial )
Bentuk kristal yang membulat dengan struktur dalam memencar
menyerupai bentuk jari. Contohnya : Pyrolorphyte.
Membutir ( Granular )
Kelompok kristal kecil yang berbentuk butiran. Contohnya :
Olivine, Anhydrite, Chromite, Sodalite, Alunite.
Memisolit ( Pisolitin )
Kelompok kristal lonjong sebesar krikil, seperti kacang tanah.
Contohnya : Gibbsite, Pisolitic Limestone.
Stalaktit ( Stalactitic )
Bentuk kristal yang membulat dengan litologi gamping.
Contohnya : Geothite.
Mengginjal ( Reniform )
Bentuk kristal yang menyerupai bentuk ginjal. Contohnya :
Hematite.
III. 5. 8 Berat Jenis (Specific Gravity)
Berat jenis adalah angka perbandingan antara berat suatu
mineral dibandingkan dengan berat air pada volume yang sama.
Cara yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan
menimbang mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya
x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di dalam
air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan
di dalam air adalah berat miberal dikurangi dengan berat air
yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut.
Rumus perhitungan berat jenis:

Berat Jenis = (Berat di Luar Air)/(Berat di Luar Air-Berat


Dalam Air)

III. 5. 9 Sifat Dalam


sifat mineral kita berusaha untuk mematahkan, memotong,
menghancurkan, membengkokkan atau mengiris.Yang termasuk sifat
ini adalah
Rapuh (brittle) : mudah hancur tapi bias dipotong-potong,
contoh : kwarsa, orthoklas, kalsit, pirit.
Mudah ditempa (malleable) : dapat ditempa menjadi lapisan
tipis, seperti : emas, tembaga.
Dapat diiris (secitile) : dapat diiris dengan pisau, hasil
irisan rapuh, contoh : gypsum.
Fleksible : mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan
tanpa patah dan sesudah bengkok tidak dapat kembali seperti
semula. Contoh : mineral talk, selenit.
Blastik : mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan
tanpa menjadi patah dan dapat kembali seperti semula bila kita
henikan tekanannya, contoh : muskovit.

III. 5.10 Kemagnetan


Merupakan sifat mineral terhadap gaya magnet. Dikatakan
sebagai feromagnetik bila mineral dengan mudah tertarik gaya
magnet seperti magnetic, phirhotit. Mineral-mineral yang
menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik
lemah yaitu paramagnetic. Untuk melihat apakah mineral
mempunyai sifat magnetic atau tidak kita gantungkan pada
seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit
mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang
bergerak mendekati berarti mineral tersebut magnetic. Kuat
tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat
dengan benang tersebut dengan garis vertikal.

III. 5.11 Kelistrikan


Sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu
pengantar arus atau londuktor dan idak menghantarkan arus
disebut non konduktor. Dan ada lagi istilah semikonduktor
yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-
batas tertentu.

III. 5.12 Daya Lebur


Daya lebur mineral yaitu meleburnya mineral apabila
dipanaskan, penyelidikannya dilakukan dengan membakar bubuk
mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam derajat
keleburan.

III. 5.13 Transparansi


Sifat transparan dari suatu mineral tergantung kepada
kemampuan mineral tersebut men-transmit sinar cahaya ( berkas
sinar ). Sesuai dengan itu, variasi jenis mineral dapat
dibedakan menjadi :
Tembus (Transparant), contohnya : Kalsit, Kuarsa
Agak Tebus/Setengah Tembus (Translucens), contohnya : Opal
Tidak Tembus (Opaq), contohnya : Feldspar, Piroksen,
Hornblende

III. 5.14 Bau


Melalui gesekan dan penghilangan dari beberapa zat yang
bersifat volitatile melalui pemanasan atau melalui penambahan
suatu asam, maka kadang-kadang bau ( Odour ) akan menjadi
cirri-ciri yang khas dari suatu mineral.
Alliaceous : Bau seperti bawang
Horse Radish Odour : Bau dari lobak kuda yang menjadi busuk
Sulphurous : bau belerang yang sangat menyengat
Bituminous : bau seperti bau aspal
Fetid : bau seperti telur busuk
Argillaceous : bau seperti lempung basah

III. 5.15 Rasa


Rasa hanya dipunyai oleh mineral-mineral yang bersifat cair :
Astringet : rasa yang umumnya dimiliki oleh sejenis logam
Sweetist Astringet : rasa seperti pada tawas
Saline : rasa yang dimiliki garam
Alkaline : rasa seperti pada soda
Bitter : rasa seperti rasa garam pahit
Cooling : rasa seperti rasa sendawa
Sour : rasa seperti asam belerang

III. 5.16 Rabaan


Kadang-kadang raba merupakan karakter yang penting. Misalnya,
permukaan kristal yang bila diraba serasa menyentuh permukaan
benda tertentu, ex: Mengusap talk serasa menyentuh permukaan
sabun.

III. 6 Sifat- sifat optik dari mineral - mineral


Sifat sifat optik dari minera dapat diamati dengan
menggunakan mikroskop dengan metode tanpa nikol (nikol
sejajar) maupun dengan nikol (nikol bersilang)

III.6.1 Pengamatan Tanpa Nikol (Nikol Sejajar)


Sifat-sifat optik yang dapat diamati adalah ketembusan cahaya,
inklusi, ukuran, bentuk, belahan dan pecahan, indeks bias dan
relief, warna, dan pleokroisme.
Ketembusan Cahaya
Berdasar atas sifatnya terhadap cahaya, mineral dapat dibagi
menjadi dua golongan yaitu mineral yang tembus
cahaya/transparent dan mineral tidak tembus cahaya /mineral
opak/mineral kedap cahaya.
Di bawah ortoskop semua mineral kedap cahaya tampak sebagai
butiran yang gelap/hitam. Mineral jenis ini tidak dapat
dideskripsikan dengan mikroskop polarisasi, dan dapat
dipelajari lebih lanjut dengan mikroskop pantulan. Mineral
tembus cahaya dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu mineral
berwarna dan mineral tidak berwarna.

Inklusi
Pada kristal tertentu, selama proses kristalisasi sebagian
material asing yang terkumpul pada permukaan bidang
pertumbuhannya akan terperangkap dalam kristal, dan seterusnya
menjadi bagian dari kristal tersebut. Material tersebut dapat
berupa kristal yang lebih kecil dari mineral yang berbeda
jenisnya, atau berupa kotoran/impurities pada magma, dapat
juga berupa fluida baik cairan ataupun gas. Kungkungan dapat
dikenali di bawah mikroskop tanpa nikol apabila terdapat
perbedaan antara bahan inklusi dengan kristal yang
mengungkungnya, misalnya pada ketembusannya, relief maupun
perbedaan warna. Bidang batas antara inklusi dengan mineral
yang mengungkungnya dapat bersifat seperti batas bidang
kristal biasa.

Ukuran mineral
Ukuran mineral dapat dinyatakan secara absolut dalam mm atau
cm dan sebagainya. Pengukuran lebar dan panjang atau diameter
mineral dapat dilakukan dengan bantuan lensa okuler yang
berskala.

Bentuk mineral
Pengamatan bentuk mineral dilakukan dengan melihat atau
mengamati bidang batas/garis batas mineral tersebut. Hal yang
perlu diperhatikan adalah apakah kristal tumbuh secara bebas
di dalam media cair atau gas, ataukah pertumbuhan tersebut
terhalang oleh butir-butir mineral yang tumbuh di sekitarnya,
hal ini akan memberikan kenampakan bidang batas yang relatif
berbeda.
- Apabila kristal tersebut dibatasi oleh bidang kristalnya
sendiri secara keseluruhan maka kristal disebut mempunyai
bentuk euhedral .
- Apabila kristal tersebut dibatasi oleh hanya sebagian bidang
kristalnya sendiri maka kristal disebut mempunyai bentuk
subhedral .
- Apabila kristal tersebut tidak dibatasi oleh bidang
kristalnya sendiri secara keseluruhan maka kristal disebut
mempunyai bentuk anhedral.

Parameter lain untuk menyatakan bentuk adalah jumlah dan


perbandingan panjang bidang-bidang batas kristal, terutama
untuk kristal-kristal yang euhedral. Istilah yang sering
digunakan antara lain: prismatik, tabular, granular, lathlike,
fibrous, foliated, radiated, dan sebagainya. Untuk kristal
yang dalam pertumbuhannya terhalang oleh kristal yang lain
atau juga terhalang magma yang kental, sering menghasilkan
bentuk incipient crystals

Belahan
Belahan dalam sayatan mineral bisa terlihat dalam bentuk
garis-garis yang teratur sepanjang bidang belahannya, di mana
kenampakannya bisa sangat baik, baik, buruk atau tidak ada.
Dalam hal tertentu sebaiknya orientasi belahan inii ditentukan
kedudukannya terhadap sumbu kristalnya. Belahan merupakan
sifat fisikyang tetap pada satu jenis mineral yang menunjukkan
sifat khas dari struktur atom di dalamnya.
Belahan satu arah
Beberapa mineral dicirikan oleh adanya belahan pada satu arah
saja, misalnya pada semua mineral mika. Bidang-bidang belahan
akan nampak sebagai garis lurus yang sejajar satu dengan yang
lain pada sayatan yang dipotong miring atau sejajar terhadap
sumbu kristal atau memotong arah bidang belahan. Sedangkan
sayatan yang tegaklurus sumbu kristal atau sejajar bidang
belahan, maka belahan tidak akan nampak sama sekali
Pecahan
Pecahan atau fracture adalah kecenderungan dari suatu mineral
untuk pecah dengan cara tertentu yang tidak dikontrol oleh
struktur atom seperti halnya belahan. Jenis-jenis pecahan yang
khas antara lain pecahan seperti gelas (subconchoidal
fracture) pada kuarsa, pecahan memotong pada olivin,
ortopiroksen dan nefelin.
Indeks Bias dan Relief
Relief adalah ekspresi dari cahaya yang keluar dari suatu
media kemudian masuk ke dalam media yang lain yang mempunyai
harga indeks bias yang berbeda, sehingga cahaya tersebut
mengalami pembiasan pada batas kontak kedua media tersebut.
Semakin besar perbedaan harga indeks bias antara kedua media,
maka semakin jelas bidang batas natara keduanya. Sebaliknya
semakin kecil perbedaan harga indeks bias, maka kenampakan
bidang batas antar mineral akan semakin kabur. Untuk
mempermudah pengamatan relief di bawah ortoskop, maka sayatan
mineral/batuan dilekatkan pada kaca dengan menggunakan media
balsam kanada yang mempunyai relief nol (sebagai standar)
dengan n = 1.537.
Dalam pengamatan dan penilaian relief mineral secara relatif,
maka harga relief mineral harus dibandingkan dengan relief
standar balsam kanada (n = 1.537) atau relief kuarsa (n =
1.544). setiap mineral yang mempunyai indeks bias kurang dari
relief standar disebut memiliki relief negatif, sedangkan
mineral yang memiliki indeks bias lebih besar dari standar
disebut memiliki relief positif. Cara untuk membedakan jenis
relief adalah dengan menggunakan metode garis Becke. Selain
penilaian relief positif/negatif, harga relief suatu mineral
juga dinilai berdasar tingkatan perbedaan harga indeks bias
dengan n standar. Setiap mineral yang mempunyai n relatif
dekat dengan n standar yaitu antara 1.545 1.599 maka disebut
memiliki relief positif rendah

Warna dan pleokroisme


Warna yang tampak pada mikroskop polarisasi adalah warna yang
dihasilkan oleh oleh sifat cahaya yang bergetar searah dengan
arah polarisator. Pada mineral yang bersifat isotropik hanya
terdapat satu warna saja yang tidak berubah sama sekali
walaupun meja objek diputar, sedangkan pada mineral yang
bersifat anisotropik, dapat terjadi dua atau tiga warna yang
berbeda tergantung pada arah sayatan mana yang diamati.
Seluruh mineral yang menampakkan lebih dari satu warna disebut
pleokroik, yang dicirikan oleh dua warna disebut dikroik, dan
tiga warna disebut trikroik. Dengan demikian mineral yang
isotropik selalu tidak mempunyai pleokroisme, mineral
anisotropik sumbu satu akan memiliki pleokroisme dikroik
(apabila disayat tidak tegak lurus sumbu optik) dan tanpa
pleokroisme (apabila disayat tegak lurus sumbu optik), dan
mineral anisotropik sumbu dua akan bersifat trikroik, dikroik,
maupun tanpa pleokroisme, tergantung sudut sayatannya.

III.6.2 Pengamatan Dengan Nikol (Nikol Bersilang)


Pengamatan ortoskopik nikol bersilang (crossed polarized
light) dimaksudkan bahwa dalam pengamatannya digunakan
analisator bersilangan dengan polarisator (sinar diserap dalam
dua arah yang saling tegak lurus). Sifat yang dapat diamati
adalah sifat optik yang berhubungan dengan kedudukan dan
jumlah sumbu optik. Sifat optik yang diamati antara lain warna
interferensi, gelapan dan kedudukan gelapan serta kembaran.

Warna Interferensi
Warna interferensi adalah sifat optik yang sangat penting,
namun penjelasannya cukup rumit, sehingga kita harus memahami
konsep dasarnya secara bertahap.
Pada posisi sumbu sinar sembarang terhadap arah getar
polarisator inilah, komponen sinar lambat dan cepat tidak
diserap oleh analisator, sehingga dapat diteruskan hingga mata
pengamat. Karena perbedaan kecepatan rambat sinar cepat dan
lambat inilah, maka terjadi yang disebut sebagai beda fase
atau retardasi. Semakin besar selisih indeks bias, semakin
besar beda fase/retardasinya.
Warna interferensi dapat ditentukan dengan memutar meja objek
yang terdapat sayatan mineral hingga diperoleh terang
maksimal. Warna terang tersebut dicocokkan dengan tabel
interferensi Michel Levy Chart.
- polariser + analyser
- polariser + isotropic mineral + analyser
- polariser + anisotropic mineral + analyser (position
perpendicular to the optic axis)
- polariser + anisotropic mineral + analyser. Specific
position: extinction position
- polariser + anisotropic mineral + analyser. General
position: interference colour

Tanda rentang optik


Tanda rentang optik adalah istilah untuk menunjukkan hubungan
antara sumbu kristalografi (terutama arah memanjangnya
kristal) dengan sumbu sinar cepat (x) dan lambat (z).
Tujuannya adalah menentukan sumbu sinar mana (x atau z) yang
kedudukannya berimpit atau dekat (menyudut lancip) dengan
sumbu panjang kristal. Dengan demikian, TRO hanya dimiliki
oleh mineral yang memiliki belahan satu arah atau arah
memanjangnya mineral (sumbu c). Jenis tanda rentang optik
yaitu :
Length slow (+) = sumbu c berimpit /menyudut lancip dengan
arah getar sinar lambat (sumbu z). Keadaan ini dinamakan
Addisi yaitu penambahan orde warna interferensi pada saat
kompensator digunakan.
Length fast (-) = sumbu c berimpit/menyudut lancip dengan arah
getar sinar cepat (sumbu x). Keadaan ini dinamakan Substraksi
yaitu pengurangan orde warna interferensi pada saat
kompensator digunakan.
Penentuan tanda rentang optik dilakukan dengan pengamatan
nikol bersilang dengan menggunakan kompensator (keping
gips/baji kuarsa). Cara menentukan orientasi optik dan sudut
gelapan antara lain:
Letakkan mineral pada posisi sumbu panjang (c) sejajar PP
(vertikal)
Putar meja objek sehingga pada terang max
Catat warna interferensinya, orde
Masukkan keping kompensator, perhatikan gejala yang terjadi,
addisi atau subtraksi
Jika subtraksi = z kompensator tegak lurus z indikatriks
mineral, length fast, TRO negatif
Jika addisi = z kompensator sejajar z indikatriks mineral,
length slow, TRO positif
Putar meja ke kiri hingga gelap maks, pada kedudukan ini z
atau g sejajar atau tegaklurus PP, catat kedudukan ini Ao
Putar kembali meja objek hingga sumbu panjang kristal sejajar
PP, catat kedudukannya Bo
Sudut gelapannya = A-B
Kembaran
Selama pertumbuhan kristal atau pada kondisi tekanan dan
temperatur tinggi, dua atau lebih kristal intergrown dapat
terbentuk secara simetri. Simetri intergrown inilah yang
dikenal sebagai kembaran.
Kembaran hanya dapat diamati pada nikol bersilang karena
kedudukan kisi pada dua lembar kembaran yang berdampingan
saling berlawanan, sehingga kedudukan gelapan dan warna
interferensi maksimalnya berlainan.
Secara genesa, kembaran dapat terbentuk dalam tiga proses yang
berbeda yaitu kembaran tumbuh, transformasi, dan deformasi
Kembaran tumbuh/Growth Twins
Kembaran ini terbentuk bersamaan pada saat kristalisasi atau
pertumbuhan kristal, di mana dua unit kristal berbagi dan
tumbuh dari satu kisi yang sama dengan orientasi
berlawananJenis kembaran ini terbagi atas kembaran kontak dan
kembaran penetrasi. Contoh jenis kembaran ini adalah kembaran
carlsbad pada ortoklas dan kembaran albit pada plagioklas.

Kembaran transformasi
Kembaran ini dapat terjadi karena kristal mengalami
transformasi karena perubahan P dan T terutama karena
perubahan T. Hal ini hanya dapat terjadi pada kristal yang
mempunyai struktur dan simetri yang berbeda pada kondisi P dan
T yang berbeda. Pada saat P&T berubah, bagian tertentu dari
kristal ada yang stabil ada yang mengalami perubahan orientasi
kisi, sehingga terjadi perbedaan orientasi pada bagian berbeda
dari kristal. Contoh: kembaran dauphin dan kembaran brazil
pada kuarsa terbentuk karena penurunan T. Contoh lain adalah
kembaran periklin yang terjadi pada saat sanidin (monoklin,
high T) berubah menjadi mikroklin (triklin, low T).

Kembaran Deformasi/Deformation Twins


Kembaran ini terjadi setelah kristalisasi, pada saat kristal
telah padat. Karena deformasi (perubahan P) atom pada kristal
dapat terdorong dari posisi semula. Apabila perubahan posisi
ini terjadi pada susunan yang simetri, akan menghasilkan
kembaran. Contoh kembaran jenis ini adalah polisintetik pada
kalsit.

Jenis-jenis kembaran :
Gelapan dan kedudukan gelapan
Pada pengamatan nikol bersilang, gelapan (keadaan di mana
mineral gelap maksimal) dapat terjadi karena tidak ada cahaya
yang diteruskan oleh analisator hingga mata pengamat. Pada zat
anisotropik syarat terjadinya gelapan adalah kedudukan sumbu
sinar berimpit dengan arah getar polarisator dan/atau
analisator. Sumbu sinar = sinar cepat (x) dan sinar lambat
(z). Sehingga dalam putaran 360o akan ada empat kedudukan
gelapan. Sebaliknya kedudukan terang maksimal (warna
interferensi maksimal) terjadi pada saat sumbu sinar membuat
sudut 45o terhadap arah getar PP dan AA.
Gelapan sejajar/paralel
Kedudukan gelapan di mana sumbu panjang kristal (sumbu c)
sejajar dengan arah getar PP dan/atau AA. Sehingga dapat
dikatakan sumbu optik berimpit dengan sumbu kristalografi.
Gelapan miring
Kedudukan gelapan di mana sumbu panjang kristal (sumbu c)
menyudut terhadap arah getar PP dan/atau AA. Sehingga dapat
dikatakan sumbu optik menyudut terhadap sumbu kristalografi
Gelapan bergelombang
Terjadi pada mineral yang mengalami tegangan/distorsi sehingga
orientasi sebagian kisi kristal mengalami perubahan berangsur,
dan kedudukan gelapan masing2 bagian agak berbeda.
Gelapan bintik/mottled extinction
Umumnya terjadi pada mineral silikat berlapis (mika), hal ini
terjadi karena perubahan orientasi kisi kristal secara lokal,
sehingga tidak seluruh bagian kristal sumbu sinarnya
berorientasi sama

Sifat Optik
Rock Forming Minerals

KUARSA
Colorless, relief rendah
Bentuk tak beraturan, dalam batuan umumnya anhedral
Tidak punya belahan
Gelapan bergelombang
Warna interferensi abu2 orde1
TO sumbu I (+)

ORTOKLAS
Colorles tapi agak keruh, relief rendah
Pada sayatan 001 terlihat kembaran carlsbad
WI abu2 terang orde I
TO sumbu 2 (-)

PLAGIOKLAS
Colorles tapi agak keruh, relief rendah-sedang
kembaran albit atau carlsbad-albit
WI abu2 terang orde I
TO sumbu 2 (-) dan (+)

OLIVIN
Abu2 agak kehijauan-transparan
Relief tinggi
Bentuk poligonal/prismatik
Pecahan tak beraturan, tanpa belahan
WI orde II
Pada bidang pecahan/rekahan sering teralterasi menjadi
serpentin

5. KLINO PIROKSEN (AUGIT, DIOPSID)


Warna bening, abu-abu kecoklatan, prismatik, sayatan//c
belahan 1arah, sayatan tegak lurus c belahan 2 arah 90o
Gelapan miring, augit 45-54o diopsid 37-44o
TO (+) sb2

ORTOPIROKSEN (ENSTANTIN, HIPERSTEN)


Sifat optik sama dengan klinopiroksen
Yang membedakan adalah gelapannya sejajar (klino=miring)
TO sumbu 2 (-) hipersten (+) enstatit

HORNBLENDE
Warna kehijauan/kecoklatan,
relief tinggi,
pleokroisme kuat (dikroik/trikroik),
belahan 1 arah atau 2 arah 120o,
bentuk prismatik (biasanya memanjang),
gelapan miring 12-30o

BIOTIT
Warna coklat, kemerahan, kehitaman
Bentuk berlembar
Pleokroisme kuat
Gelapan sejajar

MUSCOVIT
Bentuk dan sifat optik lain mirip biotit, warna colorless

KALSIT
Colorless
Belahan sempurna tiga arah
Biasganda sangat tinggi
TO I (-)

TREMOLIT AKTINOLIT
Warna colorless-agak kehijauan, bentuk prismatik
memanjang/kolumnar, pleokroisme lemah, gelapan miring 10-20o
Untuk bentuk dan sifat optik yang sama, warna kebiruan dengan
sudut gelapan 4-6o =glaukofan

Adapun proses pembentukan mineral antara lain sebagai berikut:

a. Proses Magmatik

Proses ini merupakan proses pembentukan mineral dengan cara pemisahan magma, yang
diakibatkan oleh pendinginan dan penurunan temperature dan membentuk satu atau lebih jenis batuan
beku. Contoh: Platina, Timah, Intan, Tembaga.

b. Proses Pengendapan dan Pelapukan

Proses ini terjadi akibat perubahan sifat fisik dan kimia pada batuan penyusun kerak bumi
yang di akibatkan oleh proses atmosfer dan hidrosfer. Contoh: Kaolin.

c. Proses Hidrotermal

Merupakan proses pengendapan larutan sisa magma yang keluar melalui rekahan pada
temperatur yang cukup rendah. Contoh: Kuarsa, Klorit, Kalkosit.

d. Proses Pegmatit

Proses ini merupakan kelanjutan dari proses magmatik dimana larutan sisa magma akan
mengalami pendinginan atau penurunan temperatur. Contoh: Grapit, Kuarsa, Pirit.

e. Proses Karbonatit

Merupakan proses pembentukan batuan sedimen terutama yang disusun oleh mineral-mineral
karbonat. Contoh: Dolomit.

f. Skarn

Merupakan proses pembentukan mineral pada batuan samping dengan terjadinya kontak
antara batuan sumber dan batuan karbonat.

g. Sublimasi

Merupakan proses pembentukan mineral dan batuan yang terjadi akibat proses pemadatan
dari uap/gas yang berasal dari magma. Contoh: Sulfur.
G1G) + G2

&

R$alam
penentuan berat
jenis
dipergunakan
alat-alat
' .2iknometer
#.)imbangan A
nalitik F. elas
9kur Adapun
cara yang dapat
digunakan
untuk
mengukur berat
jenis mineral
adalah
sebagai berikut
' ara ( '$engan
menggunakan
gelas ukur dan
timbangan
analitik,
mineral
dimasukkan
kedalamgelas
ukur yang telah
diisi dengan air,
dimana jumlah
air yang telah
diketahui
dengan
pasti.&esarnya
%olume
air yang
ditumpahkan
atau kenaikan
air pada gelas
ukur yang dapat
dibaca.&erat
jenis yang
dapat diukur
dengan berat
mineral yang
telah ditimbang
dibagi
dengan%olume
air yang
tumpah. ontoh
'
&erat mineral R

Air yang
dimasukkan
kedalam gelas
ukur R #
+enaikan air
setelah mineral
dimasukkan
kedalam gelas
ukur R FMaka
' & R ara ((
'$engan
mempergunaka
n alat
piknometer dan
timbangan
analitik. ontoh
'

&erat
piknometer
kosong R A
&erat
piknometer S
mineral R &

&erat
piknometer S air
R
B + A,B + A- +
, + C-

&erat
piknometer S
mineral S air R
$Maka ' & R R
0.1<.-e agnitan
+emagnitan ad
alah sifat mine
ral terhadap ga
ya magnit. +em
agnitan terdiri
dari beberapa
jenis '
2aramagnetik
Mineral yang
hanya tertarik
dengan gayak
uat dari
elektromagnetik

/eromagnetik &
ila mineral den
gan mudah tert
arik gayamagnit
seperti mineral
magnetit dan
phirotit

$iamagnetik Mi
neral-
mineral yang me
nolak gaya magn
it
0.11.-elistrikkan
$alam ilmu
geofisika
pengetahuan
dasar tentang
sifat kelistrikan
suatu
batuan menjadi
penting. Hal ini
menjadi penting
karena berkaita
n dengan metod
e pengukuran ba
wah permukaan
untuk mengetah
ui sifat
kelistrikan suatu
formasi
atau anomali
bawah
permukaan.Met
ode ini dikenal
dengan nama
geolistrik atau
kelistrikan
bumi. !ehingga
dapat kita
ketahui bersama
bahwa aliran ar
us listrik di dala
m batuan dan m
ineral dapat di g
olongkan menja
ditiga macam,
yaitu konduksi
secara
elektronik,
konduksi secara
elektrolitik, dan
konduksisecara
dielektrik.
B+A

+onduksi secara
elektronik.
+onduksi ini
terjadi jika
batuan atau
mineral
mempunyai ban
yak elektron beb
as sehingga arus
listrik di alirkan
dalam batuan at
au mineral olehe
lektron-
elektron bebas
tersebut. Aliran
listrik ini juga
di pengaruhi ol
eh sifat ataukar
akteristik
masing-masing
batuan yang di
lewatinya. !alah
satu sifat atau
karakteristik b
atuan tersebut a
dalah resisti%ita
s 0tahanan jenis
1 yang menunju
kkan kemampua
n bahantersebut
untuk
menghantarkan
arus listrik.
!emakin
besar nilai
resisti%itas suat
u
bahan makasem
akin sulit
bahan tersebut
menghantarkan
arus listrik, begi
tu
pula sebaliknya.
3esisti%itasme
miliki pengertia
n yang berbeda
dengan resistan
si 0hambatan1,
dimana resistan
si tidak hanya
bergantung
pada bahan
tetapi
juga bergantung
pada
faktor geometri
atau bentuk
bahantersebut,
sedangkan
resisti%itas
tidak
bergantung pada
faktor
geometri.+ondu
ksi secara
elektrolitik.
!ebagian besar
batuan
merupakan
konduktor yang
buruk dan
memiliki
resisti%itas
yang sangat
tinggi. 4amun
pada
kenyataannya
batuan
biasanya bersifa
t porus dan me
miliki pori-
pori yang terisi o
leh fluida, teruta
ma air.
Akibatnya
batuan-
batuan tersebut
menjadi konduk
tor elektrolitik, d
i mana konduksi
arus listrik diba
wa olehion-ion
elektrolitik
dalam air.
+ondukti%itas
dan resisti%itas
batuan porus
bergantung
pada%olume
dan susunan
pori-porinya.
+ondukti%itas
akan semakin
besar jika
kandungan
air dalam batua
n bertambah ba
nyak, dan sebal
iknya resisti%it
as akan semaki
n besar jikakan
dungan air
dalam batuan
berkurang+ond
uksi secara diel
ektrik. +onduks
i ini terjadi jika
batuan atau mi
neral bersifatdi
elektrik terhada
p aliran arus lis
trik, artinya bat
uan atau miner
al tersebut me
mpunyaielektro
n bebas sedikit,
bahkan tidak s
ama sekali. Gle
ktron dalam bat
uan berpindah
dan berkumpul t
erpisah dalam
inti karena
adanya pengaru
h medan listrik
di luar,
sehingga terjadi
poliarisasi. 2eris
tiwa ini tergantu
ng pada konduk
si dielektrik batu
an yang bersang
kutan,contoh '
mika.
0.12. Da+a
Le%ur Mineral
$aya lebur
mineral 5aitu
meleburnya
mineral apabila
dipanaskan,
penyelidikannya
dilakukan
dengan
membakar
bubuk mineral
dalam api. $aya
leburnya
dinyatakan
dalamderajat
keleburan.
0.12.1.As"siasi da
n -egunaan
Mineral yang te
rbentuk dari pr
oses keluarnya
magma, yaitu k
eluarnya seluru
hmaterial dalam
bumi termasuk
juga mineral.
adi mineral
yang keluar
tidak hanya satu
jenismineral saj
a tetapi bermac
am-
macam, maka d
apat disimpulka
n mineral akan
berasosiasideng
an
apa.+egunaan d
ari pada miner
al, sesuai deng
an proses terbe
ntuknya miner
al dapatdiguna
kan dengan
bermacam-
macam
kegunaan baik
itu pada dunia
industri,
manufaktur,ki
mia, dan geologi
itu sendiri

Anda mungkin juga menyukai