dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, diantaranya mempelajari tentang sifat - sifat
fisik, cara terjadinya, cara terbentuknya, sifat - sifat kimia, dan juga kegunaannya. Mineralogi terdiri
dari kata mineral dan logos. Logos yang berarti ilmu apabila digabungkan dengan mineral maka
arti Mineralogi adalah Ilmu tentang Mineral. Mineral adalah suatu zat padat yang terdiri dari unsur
atau persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai
sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan di
dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal. Selain itu kata mineral juga mempunyai banyak
arti, hal ini tergantung darimana kita meninjaunya. Mineral dalam arti farmasi lain dengan pengertian
di bidang geologi. Istilah mineral dalam arti geologi adalah zat atau benda yang terbentuk oleh
proses alam, biasanya bersifat padat serta tersusun dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai
sifat-sifat fisik yang tertentu pula. Mineral terbentuk dari atom-atom serta molekul-molekul dari
berbagai unsur kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam suatu pola yang teratur.
Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral mempunyai sifat dalam yang teratur.
Mineral pada umumnya merupakan zat anorganik. ( Murwanto, Helmy, dkk. 1992 ) Maka pengertian
yang jelas dari batas mineral oleh beberapa ahli geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya
tidak ada satupun persesuaian umum untuk definisinya. Definisi mineral menurut beberapa ahli :
L.G. Berry dan B. Mason, 1959 Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam
terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas batas tertentu dan mempunyai
atom atom yang tersusun secara teratur. D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972 Mineral adalah
suatu bahan padat yang secara structural homogen mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk
oleh proses alam yang anorganik. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977 Mineral adalah suatu bahan
atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu atau dalam batas batas dan
mempunyai sifat sifat tetap, dibentuk dialam dan bukan hasil suatu kehidupan. UU Republika
Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang
memiliki sifat fisik dan kimia tertentu, serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang
membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas ataupun dalam bentuk yang padu. Sifat - Sifat Fisik
Mineral Warna Warna adalah suatu yang kita tangkap dengan mata apabila mineral terkena oleh
cahaya atau spektrum cahaya yang dipantulkan oleh mineral itu sendiri. Warna penting untuk
membedakan antara warna mineral yang diakibatkan oleh pengotoran dan warna asli dari mineral
itu sendiri. Banyak mineral mempunyai warna yang khusus, misalnya mineral azurit yang berwarna
biru dan mineral epidon yang berwarna kuning hijau, dll. Warna mineral dibedakan menjadi 2
macam, yaitu: 1. Warna Isiokhromatik : Apabila mineral mempunyai warna yang selalu tetap, pada
umumnya dijumpai pada mineral - mineral, yang tidak tembus cahaya (opaque) atau berkilap
logam. Contoh : Magnetit, Galena, Pirit, Pirolusit, dll. 2. Warna Allokhromatik : Apabila mineral
warnanya tidak tetap tergantung terhadap mineral pengotornya, pada umumnya yang dijumpai
pada mineral yang tembus cahaya (transparan/translucent) atau berkilap non logam. Contoh :
Kuarsa, Gipsum, Kalsit, dll. Kilap (Luster) Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari
permukaan sebuah mineral yang erat hubungannya itu dengan sifat pemantulan dan pembiasan.
Intensitas kilap tergantung dari indeks bias dari mineral, apabila semakin besar indeks bias mineral,
semakin besar pula jumlah cahaya yang dipantulkan . Nilai ekonomik mineral kadang - kadang
ditentukan oleh kilapnya. Macam - macam kilap antara lain : 1. Kilap Logam (Metallic Luster)
Mineral - mineral opaque yang mempunyai indeks bias sama dengan tiga atau lebih. Contoh :
Galena, Native Metal, Sulfit, Pirit, dll. 2. Kilap Kaca (Vitreous Luster) Bila terkena cahaya,
mineral memberikan kesan seperti kaca. Contoh : Kuarsa, Kalsit, dll 3. Kilap Intan (Diamond Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan cemerlang seperti intan. Contoh : Intan 4.
Kilap Sutera (Silky Luster) Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan sutera dan
umumnya terdepat pada mineral yang berserat. Contoh : Asbes, Aktinolit, Gipsum, dll 5. Kilap
Damar (Resinous Luster) Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti getah damar
atau kekuning - kuningan. Contoh : Spalerit, Sulfonit, dll 6. Kilap Mutiara (Pearly Luster) Bila
terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti mutiara atau bagian dalam dari kulit
kerang. Contoh : Muskovit, Talk, Dolomit, dll 7. Kilap Lemak (Greasy Luster) Bila terkena
cahaya, mineral memberikan kesan seperti sabun. Contoh : Serpentinit, dll 8. Kilap Tanah (Earthy
Luster) Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti lempung. Contoh : Kaolin,
Limonit, Pauksit, dll Cerat Cerat atau warna goresan merupakan bagian dari warna di dalam
mineral, tetapi dalam bentuk serbuk, dapat diperloeh dengan cara mengikir atau digesekkan di
bagian belakang porselen atau ampelas. Pecahan Pecahan adalah kenampakan mineral dalam
keadaan pecah, cara mengetahuinya dengan melalui bidang yang tidak rata, tidak halus, tidak licin,
dan tidak teratur. jenis - jenis pecahan yaitu : 1. Pecahan Konkoidal Memperlihatkan
gelombang seperti kenampakan bagian luar kulit kerang atau botol yang dipecah. Contoh : Kuarsa,
Kalsedon, dll 2. Pecahan Serat menunjukkan kenampakan permukaan yang gejala seperti
serat atau daging. Contoh : Serpentinit, Asbes, Augit, dll 3. Pecahan Tidak Rata
Menunjukkan kenampakan permukaan yang tidak teratur dan kasar. 4. Pecahan Runcing
Permukaannya tidak teratur dan ujung - ujungnya runcing dan kasar. 5. Pecahan Rata
Permukaannya rata dan cukup halus. Contoh : Lempung, dll Belahan Belahan adalah
kenampakan minearl untuk membelah melalui bidang yang rata, halus, dan licin, serta pada
umumnya selalu berpasangan. Belahan dapat dibedakan menjadi : 1. Belahan Sempurna (Perfect
Cleavage) Merupakan pecahan yang sejajar terhadap bidang dari satu belahannya dengan
memperlihatkan bidang permukaan yang halus. Contoh : Biotit, Muskovit, dll 2. Belahan Baik
(Good Cleavage) Merupakan mineral lebih mudah belah yang menurut bidang di dalam
belahannya bila dibandingkan dengan belahannya kearah lain. Contoh : Kalsit, Orthoklas, Gipsum,
dll 3. Belahan Tidak Jelas (Indistinct Cleavage) Merupakan bidang belahan seperti garis atau
kenampakan striasi pada bidang belahannya. Contoh : Plagioklas, dll 4. Belahan Tidak Tentu
Merupakan mineral yang tidak ada belahannya. Contoh : Kuarsa, Opal, Kalsedon, dll 5.
Belahan Jelas (Distinct) Merupakan pecahan yang sesuai terhadap bidang dari suatu belahan
tetapi juga terpecah kearah lain. Contoh : Hornblende 6. Belahan Tidak Sempurna (Inperfect
Cleavage) Merupakan bidang belahan yang tidak rata dan juga cukup sukar untuk diamati.
Contoh : Apatit, Native Metal, dll Ditinjau dari arah belahannya, maka belahan dapat dibedakan
menjadi : 1. Belahan satu arah 2. Belahan dua arah 3. Belahan tiga arah 4. Belahan empat arah
Bentuk Bentuk mineral ada dua macam, yaitu : 1. Bentuk Kristalin Apabila mineral mempunyai
bidang yang ideal dan baisanya terdapat pada mineral yang mempunyai bidang belahan. 2. Bentuk
Amorf Mineral tidak mempunyai batasan yang jelas. Kekerasan Kekerasan adalah ukuran
daya tahan suatu mineral apabila permukaannya digores dengan mineral lain. Contoh : Mineral X
digores dengan menggunakan Mineral Z ternyata pada permukaan mineral X tergores, maka
Mineral Z lebih keras dari mineral X. Berikut tabel Skala Kekerasan mineral yang dibuat oleh Mohs.
Selain menggunakan mineral, bisa juga menggunakan alat untuk mengukur suatu kekerasan dari
mineral. Kuku Jari = 2,5 Jarum = 3,0 Uang Logam = 3,5 Paku Besi = 4,5 Pisau Baja = 5,5 Kaca =
5,5 - 6,0 Kikir Baja = 6,0 - 7,0 Ampelas = 8,0 - 9,0 Kemagnetan Kemagnetan adalah sifat mineral
pada gaya tarik magnet. kemagnetan dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Ferromagnetik : tertarik kuat oleh
magnet seperti magnetit dan pirotit. 2. paramagnetik : tertarik lemah oleh magnet seperti pirit. 3.
Diamagnetik : tidak tertarik oleh magnet. Sifat Dalam Sifat dalam adalah reaksi mineral terhadap
gaya seperti memberi penekanan, pemotongan, pembengkokan, pematahan, atau penghancuran.
Sifat dalam dibedakan menjadi enam, yaitu: 1. Rapuh (Brittle) Bila digores menjadi tepung,
tetapi isinya atau bubuknya tidak pergi ke segala arah dan mudah untuk dihancurkan. 2. Dapat Diiris
(Sectile) Dapat diiris dengan pisau dan juga pada kenampakannya memberikan kehalusan. 3.
Dapat Dipintal (Ductile) Dapat dibentuk layaknya kapas. 4. Lentur (Elastic) Bila
dibengkokkan dapat kembali keseperti semula. 5. Fleksible Bila dibengkokkan tidak dapat
kembali lagi keseperti semula. 6. Dapat Ditempa Bila mineral dipukul, dapat menjadi lebih tipis
atau melebur. Berat Jenis Berat Jenis adalah perbandingan dari berat mineral terhadap
volumenya di dalam air. Kelistrikan (Electricity) kelistrikan merupakan sifat dalam mineral yang
berhubungan dengan arus atau aliran listrik. Sifat listrik mineral dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Konduktor, yaitu mineral yang mampu menghantarkan listrik. 2. Non-Konduktor atau Isolator,
yaitu suatu mineral tidak dapat menghantarkan arus listrik. Sifat Kimia Mineral Berdasarkan sifat -
sifat kimia mineral digolongkan menjadi delapan, yaitu: 1. Golongan Native Element Golongan
ini dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur kimia. Dibagi menjadi tiga, yaitu: a. Golongan
Logam. Contoh : Au, Cu, Pt, Fe, dll b. Golongan Semi Logam. Contoh : As, B, dll c.
Golongan Non Logam. Contoh : O2 2. Golongan Sulfida Golongan ini dicirikan dengan
adanya gugus anion, yaitu merupakan persenyawaan kimia, unsur dari sulfur bergabung pada unsur
logam dan semi logam. Sulfida dilapisi oleh hidrotermal sehingga mudah untuk dioksidasi oleh
sulfat. Contoh : Pirit (FeS2), Galena (PbS), dll 3. Golongan Oksida dan Hidroksida Dicirikan
oleh satu gugus anion. Berdasarkan perbandingan antara logam dengan oksigen, maka golongan
oksida dapat digolongkan menjadi oksida sederhana dan juga kompleks. Contoh : Kuarsa (SiO2 )
untuk oksida dan Mangan (MnO(OH)) untuk hidroksida. Golongan oksida tersusun oleh unsur -
unsur yang bersenyawa dengan oksigen,. Unsur digolongan ini amat banyak dan biasanya logam
berkombinasi dengan gas yang salah satunya adalah oksigen . Sifat golongan oksida berubah -
ubah dan terbentuk pada lingkungan geologi dan tipe - tipe batuan yang banyak jenisnya. 4.
Golongan Halida Adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur - unsur logam bersenyawa
dengan unsur - unsur yang halogen. Dalam golongan ini dicirikan adanya dominasi dari ion-ion
halogen elektromagnetik. Pada umumnya memiliki berat jenis yang rendah. Contoh Halit (NaCl). 5.
Golongan Karbonat, Nitrat, dan Borates Karbonat adalah persenyawaan kimia dimana satu
atau lebih unsur - unsur logam atau semi logam bersenyawa dengan karbonat yang umum,
terbentuk ketika kalsium bersenyawa dengan karbonat radikal. Golongan ini dicirikan oleh adanya
suatu gugus anion yang kompleks, hadirnya tidak stabil, rekasinya disebut fizz test. Contoh mineral
karbonat antara lain adalah Kalsit (CaCO3), Dolomit (CaMg(CO3)2), aragonit (CaCO3), dll
Nitrat adalah persenyawaan kimia dimana salah satu atau lebih unsur - unsur logam atau semi
logam bersenyawa dengan nitrat radikal. Sifat dari golongan ini adalah mudah larut di dalam air, bila
diletakkan dalam nyala api akan melebur. Contohnya adalah soda nitrat (NaNO3) Borates
adalah persenyawaan kimia antara unsur logam persenyawaan dengan borates radikal. 6. Golongan
Sulfat Sulfat adalah persenyawaan kimia yang dimana satu atau lebih unsur logam
bersenyawa dengan sulfat radikal. golongan ini dicirikan dengan adanya gugus anioin S04,
terbentuk dari larutan. Contohnya adalah Barit (BaSO4), Anhidrit (CaSO4), dll 7. Golongan Fosfat
Fosfat adalah golongan persenyawaan kimia dimana salah satu logam bersenyawa dengan
fosfat yang radikal. Golongan ini dicirikan oleh adanya gugus anioin PO4 dan pada umumnya
berkilap kaca atau lemak serta cenderung lunak, rapuh, struktur kristal bagus, serta berwarna.
Contoh Vivianit (Fe3(PO4)3), dll 8. Golongan Silika Silika adalah persenyawaan kimia dimana
antara salah satu logam dengan salah satu dari SiO memiliki tetrahedralis solo atau berantai. Silika
merupakan suatu golongan mineral yang paling besar dan sangat berlimpah keadaannya. Silika
juga merupakan unsur pokok batuan beku dan metamorf. Contoh : ortoklas (KAlSi3O8). Ada 3
macam jenis mineral pembentuk batuan: Mineral utama : merupakan penyusun utama kerak
bumi, terutama golongan silikat. Mineral-mineral ini terdapat dalam Deret Bowen. Terdapat 2 jenis
dari mineral utama, yaitu mineral mafic, dan felsic. Mineral mafic adalah mineral yang berwarna
gelap, yang disebabkan karena banyak mengandung besi. Contohnya adalah Olivine, Pyroxene, &
Amphibole. Dan, mineral felsic merupakan mineral yang berwarna terang, karena kandungan besi
nya sedikit, contohnya Quartz, Plagioklas, & Muscovite. Keterdapatan dari mineral primer ini menjadi
penentu dari penamaan mineral. Mineral sekunder : adalah mineral utama yang terbentuk karena
telah melalui proses-proses tertentu, seperti proses pelapukan. Sehingga, mengubah kandungan
kimia yang terdapat di dalam mineral. Dengan berubahnya kandungan mineral, dapat berubah juga
bentuk kristalnya, warnya mineralnya, dan masih banyak lagi pengaruhnya.. Dapat juga terbentuk
dari alterasi hidrotermal. Biasanya banyak terdapat di batuan sedimen. Mineral tambahan : yaitu
mineral yang paling sedikit jumlahnya, disebabkan karena terbentuk di akhir, sehingga tidak memiliki
ruang yang cukup untuk membentuk kristal yang bagus. Terbentuk dari kristalisasi magma. Ada
atau tidaknya mineral tambahan ini, tidak mempengaruhi dari sifat atau penamaan dari mineral.
Contohnya adalah Zircon, Magnetit, & Garnet. BATASAN-BATASAN MINERAL Suatu Bahan
Alam Bahan terbentuk secara alamiah bukan dibuat oleh manusia. Mempunyai sifat fisik &
kimia tetap Sifat fisik : warna, kekerasan, belahan, perwakan, pecahan Sifat kimia : nyata api
terhadap api oksidasi/api reduksi, pengarangan Berupa unsur tunggal atau persenyawaan yg
tetap Unsur tunggal : Diamond (c), Native silver (Ag) dll Unsur senyawa : Barit (BaSO4), Magnetite
(Fe3O4), Zircon(ZrSiO4) Unsur senyawa kimia komplek : - Epistolite (NaCa) (CbTiMgFeMn)
SiO4(OH) - Polymignyte (CaFeYZrTh) (CbTiTa) O4 Anorganik Mineral bukan hasil dari
suatu kehidupan. ada beberapa mineral hasil kehidupan = mineral organik Contoh : Coal, Asphal
Homogen Mineral tidak dapat diuraikan menjadi senyawa lain yang lebih sederhana oleh
proses fisika. Berupa padat, cair dan gas. Zat Padat : Kwarsa SiO2, Barite BaSO4 Zat Cair : Air
raksa HgS, Air H2O Gas : H2S, CO2, CH4 Macam-Macam Sistem Kristal dan Kelasnya Berikut ini
merupakan pembagian macam-macam sistem kristal dan kelasnya (mineralogi) a. Sistem isometrik
(Cubic = Tesseral = Tessuler) - Tritetrahedral - Didodecahedral - Hexatetrahedral - Trioctahedral -
Hexoctahedral b. Sistem Tetragonal (Quadratic) - Tetragonal pyramidal - Tetragonal trapezohedral -
Tetragonal bipyramidal - Ditetragonal pyramidal - Ditetragonal bipyramidal - Tetragonal tetrahedral -
Tetragonal Scalenohedral c. Sistem Hexagonal - Trigonal bipyramidal - Ditrigonal bipyramidal -
Hexagonal pyramidal - Hexagonal trapezohedral - Hexagonal bipyramidal - Dihexagonal pyramidal -
Dihexagonal bipyramidal d. Sistem Trigonal (Rhombohedral) - Trigonal pyramidal - Trigonal
trapezohedral - Ditrigonal pyramidal - Rhombohedral - Ditrigonal scalenohedral e. Sistem
Orthorombic (Rhombic = Prismatic = Trimetric) - Rhombic tetraheral - Rhombic pyramidal - Rhombic
bipyramidal f. Sistem Monoklin (Oblique = Monosymetric = Clinorhombic = Hemiprismatik) -
Sphenoidal - Domatic - Prismatic g. Sistem Triklin (Anorthic = Asymetric = Clinorhombohedral) -
Pedial - Pinacoidal
Please download to view
1. Silicates
Menyusun 95 % bagian litosfer dan mantel bumi bagian atas.
Komposisi utamanya adalah Silicon ( Si ) dan Oksigen ( O ).
Framework silicates, yang paling berlimpah di alam adalah :
Quartz
Feldspars:
Orthoclase, Kaya akan Kalium ( K )
Plagioclase, Kaya akan Kalsium ( Ca ) dan Natrium ( Na )
Sheet silicates
Micas
Muscovite, kaya akan Alumunium ( Al ) dan berwarna cerah
Biotite, kaya akan Besi ( Fe ) dan berwarna gelap
Chain silicates
Pyroxenes, berantai tunggal
Amphiboles, berantai ganda
Single tetrahedron
Olivine
Oxides
Tersusun dari Oksigen ( O ) dan logam atau ion-ion lain.
Hematite (Fe2O3)
Magnetite (Fe3O4)
Corundum (Al2O3
3. Carbonates
Tersusun dari ion inti ( CO3 )2 , yang berkombinasi atau
bergabung dengan Ca, Mg, Fe, Cu, dan lain-lain. Terdapat
kurang lebih 80 jenis mineral karbonat, tetapi yang paling
umum adalah :
Calcite
Aragonite
Dolomite
4. Sulfides
Merupakan kombinasi atau gabungan satu atau lebih logam dengan
sulfur ( S ). Contohnya adalah :
Galena (PbS)
Pyrite (FeS2) Kalkopirit (CuFeO2)
Sulfates
Penyusun utamanya adalah ion Sulfat ( SO4 ) yang berkombinasi
atau bergabung dengan Ca, Ba, Mg, Fe, Cu, dan lain-lain.
Contohnya adalah :
Gypsum (Ca SO4 2 H2O )
Anhydrite (Ca SO4)
Barite (Ba SO4 )
6. Posphates
Penyusun utamanya adalah ion Fosfat ( PO4 ) yang berkombinasi
atau bergabung dengan Ca, Ba, Mg, Fe, Cu, dan lain-lain.
Contohnya adalah :
Apatite (2(Ca5 PO4)3 F )
7. Native elements
Contoh mineralnya adalah :
Logam :
Gold (Au)
Silver (Ag)
Platinum (Pt)
Non-Logam :
Diamond (C)
Graphite (C)
Sulfur (S)
Muscovite
Galena
Halite
Baik ( Good )
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya
yang rata, tetapi dapat juga terbelah.
Contoh : Apatite
Cassiterite
Native Sulphur
Jelas (Distinct)
Memencar ( Divergent )
Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuki kipas terbuka.
Contohnya : Gypsum, Millerite.
Membulu ( Plumose )
Bentuk kristal yang tersusun membentuk tumpukan bulu.
Contohnya : Mica
Inklusi
Pada kristal tertentu, selama proses kristalisasi sebagian
material asing yang terkumpul pada permukaan bidang
pertumbuhannya akan terperangkap dalam kristal, dan seterusnya
menjadi bagian dari kristal tersebut. Material tersebut dapat
berupa kristal yang lebih kecil dari mineral yang berbeda
jenisnya, atau berupa kotoran/impurities pada magma, dapat
juga berupa fluida baik cairan ataupun gas. Kungkungan dapat
dikenali di bawah mikroskop tanpa nikol apabila terdapat
perbedaan antara bahan inklusi dengan kristal yang
mengungkungnya, misalnya pada ketembusannya, relief maupun
perbedaan warna. Bidang batas antara inklusi dengan mineral
yang mengungkungnya dapat bersifat seperti batas bidang
kristal biasa.
Ukuran mineral
Ukuran mineral dapat dinyatakan secara absolut dalam mm atau
cm dan sebagainya. Pengukuran lebar dan panjang atau diameter
mineral dapat dilakukan dengan bantuan lensa okuler yang
berskala.
Bentuk mineral
Pengamatan bentuk mineral dilakukan dengan melihat atau
mengamati bidang batas/garis batas mineral tersebut. Hal yang
perlu diperhatikan adalah apakah kristal tumbuh secara bebas
di dalam media cair atau gas, ataukah pertumbuhan tersebut
terhalang oleh butir-butir mineral yang tumbuh di sekitarnya,
hal ini akan memberikan kenampakan bidang batas yang relatif
berbeda.
- Apabila kristal tersebut dibatasi oleh bidang kristalnya
sendiri secara keseluruhan maka kristal disebut mempunyai
bentuk euhedral .
- Apabila kristal tersebut dibatasi oleh hanya sebagian bidang
kristalnya sendiri maka kristal disebut mempunyai bentuk
subhedral .
- Apabila kristal tersebut tidak dibatasi oleh bidang
kristalnya sendiri secara keseluruhan maka kristal disebut
mempunyai bentuk anhedral.
Belahan
Belahan dalam sayatan mineral bisa terlihat dalam bentuk
garis-garis yang teratur sepanjang bidang belahannya, di mana
kenampakannya bisa sangat baik, baik, buruk atau tidak ada.
Dalam hal tertentu sebaiknya orientasi belahan inii ditentukan
kedudukannya terhadap sumbu kristalnya. Belahan merupakan
sifat fisikyang tetap pada satu jenis mineral yang menunjukkan
sifat khas dari struktur atom di dalamnya.
Belahan satu arah
Beberapa mineral dicirikan oleh adanya belahan pada satu arah
saja, misalnya pada semua mineral mika. Bidang-bidang belahan
akan nampak sebagai garis lurus yang sejajar satu dengan yang
lain pada sayatan yang dipotong miring atau sejajar terhadap
sumbu kristal atau memotong arah bidang belahan. Sedangkan
sayatan yang tegaklurus sumbu kristal atau sejajar bidang
belahan, maka belahan tidak akan nampak sama sekali
Pecahan
Pecahan atau fracture adalah kecenderungan dari suatu mineral
untuk pecah dengan cara tertentu yang tidak dikontrol oleh
struktur atom seperti halnya belahan. Jenis-jenis pecahan yang
khas antara lain pecahan seperti gelas (subconchoidal
fracture) pada kuarsa, pecahan memotong pada olivin,
ortopiroksen dan nefelin.
Indeks Bias dan Relief
Relief adalah ekspresi dari cahaya yang keluar dari suatu
media kemudian masuk ke dalam media yang lain yang mempunyai
harga indeks bias yang berbeda, sehingga cahaya tersebut
mengalami pembiasan pada batas kontak kedua media tersebut.
Semakin besar perbedaan harga indeks bias antara kedua media,
maka semakin jelas bidang batas natara keduanya. Sebaliknya
semakin kecil perbedaan harga indeks bias, maka kenampakan
bidang batas antar mineral akan semakin kabur. Untuk
mempermudah pengamatan relief di bawah ortoskop, maka sayatan
mineral/batuan dilekatkan pada kaca dengan menggunakan media
balsam kanada yang mempunyai relief nol (sebagai standar)
dengan n = 1.537.
Dalam pengamatan dan penilaian relief mineral secara relatif,
maka harga relief mineral harus dibandingkan dengan relief
standar balsam kanada (n = 1.537) atau relief kuarsa (n =
1.544). setiap mineral yang mempunyai indeks bias kurang dari
relief standar disebut memiliki relief negatif, sedangkan
mineral yang memiliki indeks bias lebih besar dari standar
disebut memiliki relief positif. Cara untuk membedakan jenis
relief adalah dengan menggunakan metode garis Becke. Selain
penilaian relief positif/negatif, harga relief suatu mineral
juga dinilai berdasar tingkatan perbedaan harga indeks bias
dengan n standar. Setiap mineral yang mempunyai n relatif
dekat dengan n standar yaitu antara 1.545 1.599 maka disebut
memiliki relief positif rendah
Warna Interferensi
Warna interferensi adalah sifat optik yang sangat penting,
namun penjelasannya cukup rumit, sehingga kita harus memahami
konsep dasarnya secara bertahap.
Pada posisi sumbu sinar sembarang terhadap arah getar
polarisator inilah, komponen sinar lambat dan cepat tidak
diserap oleh analisator, sehingga dapat diteruskan hingga mata
pengamat. Karena perbedaan kecepatan rambat sinar cepat dan
lambat inilah, maka terjadi yang disebut sebagai beda fase
atau retardasi. Semakin besar selisih indeks bias, semakin
besar beda fase/retardasinya.
Warna interferensi dapat ditentukan dengan memutar meja objek
yang terdapat sayatan mineral hingga diperoleh terang
maksimal. Warna terang tersebut dicocokkan dengan tabel
interferensi Michel Levy Chart.
- polariser + analyser
- polariser + isotropic mineral + analyser
- polariser + anisotropic mineral + analyser (position
perpendicular to the optic axis)
- polariser + anisotropic mineral + analyser. Specific
position: extinction position
- polariser + anisotropic mineral + analyser. General
position: interference colour
Kembaran transformasi
Kembaran ini dapat terjadi karena kristal mengalami
transformasi karena perubahan P dan T terutama karena
perubahan T. Hal ini hanya dapat terjadi pada kristal yang
mempunyai struktur dan simetri yang berbeda pada kondisi P dan
T yang berbeda. Pada saat P&T berubah, bagian tertentu dari
kristal ada yang stabil ada yang mengalami perubahan orientasi
kisi, sehingga terjadi perbedaan orientasi pada bagian berbeda
dari kristal. Contoh: kembaran dauphin dan kembaran brazil
pada kuarsa terbentuk karena penurunan T. Contoh lain adalah
kembaran periklin yang terjadi pada saat sanidin (monoklin,
high T) berubah menjadi mikroklin (triklin, low T).
Jenis-jenis kembaran :
Gelapan dan kedudukan gelapan
Pada pengamatan nikol bersilang, gelapan (keadaan di mana
mineral gelap maksimal) dapat terjadi karena tidak ada cahaya
yang diteruskan oleh analisator hingga mata pengamat. Pada zat
anisotropik syarat terjadinya gelapan adalah kedudukan sumbu
sinar berimpit dengan arah getar polarisator dan/atau
analisator. Sumbu sinar = sinar cepat (x) dan sinar lambat
(z). Sehingga dalam putaran 360o akan ada empat kedudukan
gelapan. Sebaliknya kedudukan terang maksimal (warna
interferensi maksimal) terjadi pada saat sumbu sinar membuat
sudut 45o terhadap arah getar PP dan AA.
Gelapan sejajar/paralel
Kedudukan gelapan di mana sumbu panjang kristal (sumbu c)
sejajar dengan arah getar PP dan/atau AA. Sehingga dapat
dikatakan sumbu optik berimpit dengan sumbu kristalografi.
Gelapan miring
Kedudukan gelapan di mana sumbu panjang kristal (sumbu c)
menyudut terhadap arah getar PP dan/atau AA. Sehingga dapat
dikatakan sumbu optik menyudut terhadap sumbu kristalografi
Gelapan bergelombang
Terjadi pada mineral yang mengalami tegangan/distorsi sehingga
orientasi sebagian kisi kristal mengalami perubahan berangsur,
dan kedudukan gelapan masing2 bagian agak berbeda.
Gelapan bintik/mottled extinction
Umumnya terjadi pada mineral silikat berlapis (mika), hal ini
terjadi karena perubahan orientasi kisi kristal secara lokal,
sehingga tidak seluruh bagian kristal sumbu sinarnya
berorientasi sama
Sifat Optik
Rock Forming Minerals
KUARSA
Colorless, relief rendah
Bentuk tak beraturan, dalam batuan umumnya anhedral
Tidak punya belahan
Gelapan bergelombang
Warna interferensi abu2 orde1
TO sumbu I (+)
ORTOKLAS
Colorles tapi agak keruh, relief rendah
Pada sayatan 001 terlihat kembaran carlsbad
WI abu2 terang orde I
TO sumbu 2 (-)
PLAGIOKLAS
Colorles tapi agak keruh, relief rendah-sedang
kembaran albit atau carlsbad-albit
WI abu2 terang orde I
TO sumbu 2 (-) dan (+)
OLIVIN
Abu2 agak kehijauan-transparan
Relief tinggi
Bentuk poligonal/prismatik
Pecahan tak beraturan, tanpa belahan
WI orde II
Pada bidang pecahan/rekahan sering teralterasi menjadi
serpentin
HORNBLENDE
Warna kehijauan/kecoklatan,
relief tinggi,
pleokroisme kuat (dikroik/trikroik),
belahan 1 arah atau 2 arah 120o,
bentuk prismatik (biasanya memanjang),
gelapan miring 12-30o
BIOTIT
Warna coklat, kemerahan, kehitaman
Bentuk berlembar
Pleokroisme kuat
Gelapan sejajar
MUSCOVIT
Bentuk dan sifat optik lain mirip biotit, warna colorless
KALSIT
Colorless
Belahan sempurna tiga arah
Biasganda sangat tinggi
TO I (-)
TREMOLIT AKTINOLIT
Warna colorless-agak kehijauan, bentuk prismatik
memanjang/kolumnar, pleokroisme lemah, gelapan miring 10-20o
Untuk bentuk dan sifat optik yang sama, warna kebiruan dengan
sudut gelapan 4-6o =glaukofan
a. Proses Magmatik
Proses ini merupakan proses pembentukan mineral dengan cara pemisahan magma, yang
diakibatkan oleh pendinginan dan penurunan temperature dan membentuk satu atau lebih jenis batuan
beku. Contoh: Platina, Timah, Intan, Tembaga.
Proses ini terjadi akibat perubahan sifat fisik dan kimia pada batuan penyusun kerak bumi
yang di akibatkan oleh proses atmosfer dan hidrosfer. Contoh: Kaolin.
c. Proses Hidrotermal
Merupakan proses pengendapan larutan sisa magma yang keluar melalui rekahan pada
temperatur yang cukup rendah. Contoh: Kuarsa, Klorit, Kalkosit.
d. Proses Pegmatit
Proses ini merupakan kelanjutan dari proses magmatik dimana larutan sisa magma akan
mengalami pendinginan atau penurunan temperatur. Contoh: Grapit, Kuarsa, Pirit.
e. Proses Karbonatit
Merupakan proses pembentukan batuan sedimen terutama yang disusun oleh mineral-mineral
karbonat. Contoh: Dolomit.
f. Skarn
Merupakan proses pembentukan mineral pada batuan samping dengan terjadinya kontak
antara batuan sumber dan batuan karbonat.
g. Sublimasi
Merupakan proses pembentukan mineral dan batuan yang terjadi akibat proses pemadatan
dari uap/gas yang berasal dari magma. Contoh: Sulfur.
G1G) + G2
&
R$alam
penentuan berat
jenis
dipergunakan
alat-alat
' .2iknometer
#.)imbangan A
nalitik F. elas
9kur Adapun
cara yang dapat
digunakan
untuk
mengukur berat
jenis mineral
adalah
sebagai berikut
' ara ( '$engan
menggunakan
gelas ukur dan
timbangan
analitik,
mineral
dimasukkan
kedalamgelas
ukur yang telah
diisi dengan air,
dimana jumlah
air yang telah
diketahui
dengan
pasti.&esarnya
%olume
air yang
ditumpahkan
atau kenaikan
air pada gelas
ukur yang dapat
dibaca.&erat
jenis yang
dapat diukur
dengan berat
mineral yang
telah ditimbang
dibagi
dengan%olume
air yang
tumpah. ontoh
'
&erat mineral R
Air yang
dimasukkan
kedalam gelas
ukur R #
+enaikan air
setelah mineral
dimasukkan
kedalam gelas
ukur R FMaka
' & R ara ((
'$engan
mempergunaka
n alat
piknometer dan
timbangan
analitik. ontoh
'
&erat
piknometer
kosong R A
&erat
piknometer S
mineral R &
&erat
piknometer S air
R
B + A,B + A- +
, + C-
&erat
piknometer S
mineral S air R
$Maka ' & R R
0.1<.-e agnitan
+emagnitan ad
alah sifat mine
ral terhadap ga
ya magnit. +em
agnitan terdiri
dari beberapa
jenis '
2aramagnetik
Mineral yang
hanya tertarik
dengan gayak
uat dari
elektromagnetik
/eromagnetik &
ila mineral den
gan mudah tert
arik gayamagnit
seperti mineral
magnetit dan
phirotit
$iamagnetik Mi
neral-
mineral yang me
nolak gaya magn
it
0.11.-elistrikkan
$alam ilmu
geofisika
pengetahuan
dasar tentang
sifat kelistrikan
suatu
batuan menjadi
penting. Hal ini
menjadi penting
karena berkaita
n dengan metod
e pengukuran ba
wah permukaan
untuk mengetah
ui sifat
kelistrikan suatu
formasi
atau anomali
bawah
permukaan.Met
ode ini dikenal
dengan nama
geolistrik atau
kelistrikan
bumi. !ehingga
dapat kita
ketahui bersama
bahwa aliran ar
us listrik di dala
m batuan dan m
ineral dapat di g
olongkan menja
ditiga macam,
yaitu konduksi
secara
elektronik,
konduksi secara
elektrolitik, dan
konduksisecara
dielektrik.
B+A
+onduksi secara
elektronik.
+onduksi ini
terjadi jika
batuan atau
mineral
mempunyai ban
yak elektron beb
as sehingga arus
listrik di alirkan
dalam batuan at
au mineral olehe
lektron-
elektron bebas
tersebut. Aliran
listrik ini juga
di pengaruhi ol
eh sifat ataukar
akteristik
masing-masing
batuan yang di
lewatinya. !alah
satu sifat atau
karakteristik b
atuan tersebut a
dalah resisti%ita
s 0tahanan jenis
1 yang menunju
kkan kemampua
n bahantersebut
untuk
menghantarkan
arus listrik.
!emakin
besar nilai
resisti%itas suat
u
bahan makasem
akin sulit
bahan tersebut
menghantarkan
arus listrik, begi
tu
pula sebaliknya.
3esisti%itasme
miliki pengertia
n yang berbeda
dengan resistan
si 0hambatan1,
dimana resistan
si tidak hanya
bergantung
pada bahan
tetapi
juga bergantung
pada
faktor geometri
atau bentuk
bahantersebut,
sedangkan
resisti%itas
tidak
bergantung pada
faktor
geometri.+ondu
ksi secara
elektrolitik.
!ebagian besar
batuan
merupakan
konduktor yang
buruk dan
memiliki
resisti%itas
yang sangat
tinggi. 4amun
pada
kenyataannya
batuan
biasanya bersifa
t porus dan me
miliki pori-
pori yang terisi o
leh fluida, teruta
ma air.
Akibatnya
batuan-
batuan tersebut
menjadi konduk
tor elektrolitik, d
i mana konduksi
arus listrik diba
wa olehion-ion
elektrolitik
dalam air.
+ondukti%itas
dan resisti%itas
batuan porus
bergantung
pada%olume
dan susunan
pori-porinya.
+ondukti%itas
akan semakin
besar jika
kandungan
air dalam batua
n bertambah ba
nyak, dan sebal
iknya resisti%it
as akan semaki
n besar jikakan
dungan air
dalam batuan
berkurang+ond
uksi secara diel
ektrik. +onduks
i ini terjadi jika
batuan atau mi
neral bersifatdi
elektrik terhada
p aliran arus lis
trik, artinya bat
uan atau miner
al tersebut me
mpunyaielektro
n bebas sedikit,
bahkan tidak s
ama sekali. Gle
ktron dalam bat
uan berpindah
dan berkumpul t
erpisah dalam
inti karena
adanya pengaru
h medan listrik
di luar,
sehingga terjadi
poliarisasi. 2eris
tiwa ini tergantu
ng pada konduk
si dielektrik batu
an yang bersang
kutan,contoh '
mika.
0.12. Da+a
Le%ur Mineral
$aya lebur
mineral 5aitu
meleburnya
mineral apabila
dipanaskan,
penyelidikannya
dilakukan
dengan
membakar
bubuk mineral
dalam api. $aya
leburnya
dinyatakan
dalamderajat
keleburan.
0.12.1.As"siasi da
n -egunaan
Mineral yang te
rbentuk dari pr
oses keluarnya
magma, yaitu k
eluarnya seluru
hmaterial dalam
bumi termasuk
juga mineral.
adi mineral
yang keluar
tidak hanya satu
jenismineral saj
a tetapi bermac
am-
macam, maka d
apat disimpulka
n mineral akan
berasosiasideng
an
apa.+egunaan d
ari pada miner
al, sesuai deng
an proses terbe
ntuknya miner
al dapatdiguna
kan dengan
bermacam-
macam
kegunaan baik
itu pada dunia
industri,
manufaktur,ki
mia, dan geologi
itu sendiri