Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Klasifikasi Mineral”

Di tulis untuk memenuhi tugas Mata Kuliah


Kristalografi dan Mineralogi
Dosen pengajar: JHON RANGIN, S.Pd

Disusun oleh:

Nama : SELMA AYU ANDINI

Nim : 31401.22.013

TEKNIK PERTAMBANGAN
POLITEKNIK MUARA TEWEH
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-
Nyalah sehingga Makalah mineralogi dapat disusun sebaik mungkinPada kesempatan ini
penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT dan orang tua
serta kepada dosen pengajar Mata Kuliah Kristalografi dan Mineralogi hingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam makalah ini. Penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam perbaikan makalah ini agar
dapat dijadikan atau digunakan sebagai pedoman makalah berikutnyaAmin

Barito Utara, 20 Juni 2023

Selma Ayu Andini

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1

1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2

2.1 Pengertian Mineral ....................................................................................................... 2

2.1.1 Sifat Fisik Mineral ................................................................................................ 2

2.1.2 Mineral Pembentuk Batuan ................................................................................... 4

2.2 Klasifikasi Mineral ....................................................................................................... 6

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 10

3.2 Saran............................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSAKA ........................................................................................................ 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah
mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur
mineralMineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana
sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui
(senyawaan organik biasanya tidak termasuk)Mineral merupakan komponen
inorganik yang terdapat dalam tubuh manusiaUnsur mineral merupakan salah satu
komponen yang sangat di perlukan oleh makhluk hidup di samping
karbohidratlemak, protein, dan vitaminjuga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar
abuBerdasarkan susunan kimia dan struktur kristalnya, maka mineral-mineral yang
terdapat di alam dapat diklasifikasikan menjadi 8 kelas, yaitu elemen native, sulfida,
oksida dan hidroksida, halida, karbonat, sulfatfosfat, dan silikat yang kesemuanya
memiliki derivatnya, susunan kimia serta struktur kristalnya yang unik sehingga
menjadikannya berbeda serta memliki sifat-sifat fisik yang berbeda pula antara
mineral yang satu dengan yang lainnya.
1.2 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang yaitu:
1. Apa itu Mineral
2. Apa saja Klasifikasi Mineral

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah yaitu:
1. Untuk mengetahui apa itu Mineral
2. Untuk mengetahui Klasifikasi Mineral

iv
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mineral
Berdasarkan pengertiannya, mineral adalah suatu benda padat homogen yang
terdapat di alam, terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas
tertentu, dan mempunyai atom yang tersusun teratur. Dalam ilmu geologi, mineral adalah
suatu zat atau benda persenyawaan kimia asli atau yang tersusun oleh proses alam,
memiliki sifat-sifat kimia dan fisik tertentu, dan biasanya berbentuk padat. Jadi walau
sifat dan zatnya sama namun dibentuk oleh manusia di laboratorium, maka itu tidak
termasuk mineral.
2.1.1. Sifat Fisik Mineral
Ada beberapa sifat fisik mineral yang dapat diamati secara megastopik: Warna
(colour) Kilap (luster) Cerat (streak) Belahan (cleavage) Pecahan (fracture)
Kekerasan fisik (hardness) Sifat dalam (tenacity) Berat jenis (specific gravity)
Kemagnetan (magnetism) Kelistrikan (electricity). Berikut ini penjelasan dari
masing-masing sifat mineral:
a) Warna
Warna mineral dapat dilihat mata apabila terkena cahaya. Ada beberapa
mineral yang dinamakan berdasarkan warna seperti azurite biru, malachitee
hijau, erythrite merah-ungu dan lainnya.
b) Kilap
Kilap mineral adalah sifat optik dari mineral yang berhubungan dengan
refleksi dan refraksi dari pantulan cahaya di permukaannya. Kilap dapat dibagi
menjadi 3 yaitu: kilap logam, kilap sub logam, dan kilap bukan logam.
c) Cerat atau gores
Adanya cerat dapat digunakan untuk membedakan dua jenis mineral yang
warnanya terlihat sama namun warna ceratnya (bentuk bubuknya) berbeda.
Warna cerat lebih stabil dan tidak berubah sehingga lebih dapat dipercaya.1

1
Novita, cicik. https://tirto.id/pengertian-mineral-sifat-fisik-perannya-dalam-pembentukan-batu-gdKX. Diakses
pada tanggal 20 Juni 2023

v
d) Belahan
Belahan atau terbelah adalah sifat fisik dari mineral jika mengalami tekanan
dari luar atau pemukulan dengan palu. Tidak semua mineral memiliki sifat ini
karena ada yang mudah dibelah, ada yang sulit, dan ada yang tidak bisa
dibelah.
e) Pecahan
Apabila mineral tidak dapat membelah, maka ia akan pecah secara tidak
teratur. Beberapa macam pecahan yang diketahui adalah: Konkoidal: pecahan
yang memperlihatkan gelombang lengkung di permukaannya, misalnya
kwarsa. Splintery/fibrous: pecahan yang terlihat seperti serat. Uneven/ireguler:
pecahan yang memberi kesan permukaan kasar tidak teratur. Hackly: adalah
pecahan yang mengesankan permukaan tidak teratur dengan ujung runcing.
Contoh emas native dan perak native.
f) Kekerasan
Kekerasan menunjukkan tingkat kerasnya suatu mineral. Ini penting sebagai
pembanding mineral satu dan mineral lainnya. Cara pengujian tingkat
kekerasan adalah dengan saling menggores masing-masing mineral. Skala
yang digunakan adalah skala “Mohs” dengan 10 tingkat kekerasan. Yang
paling rendah adalah kapur (talk) dan yang paling keras adalah intan.
g) Sifat dalam
Sifat dalam merupakan sifat mineral yang berhubungan dengan daya tahan
mineral apabila patah, hancur, bengkok, dll. Macamnya adalah:
 Rapuh (brittle) : artinya mineral tersebut mudah hancur tapi bisa dipotong-
potong. Mineral yang bersifat rapuh contohnya kwarsa, orthoklas, kalsit,
pirit.
 Mudah ditempa : artinya mineral itu dapat di tempa hingga tipis, contoh
yang bisa ditempa sampai tipis adalah emas, tembaga.
 Dapat diiris : artinya mineral itu dapat diiris dngan pisau seperti gypsum
contohnya. Fleksible : artinya mineral dapat menjadi lapisan tipis, bisa di

vi
bengkokkan namun tak patah, tetapi tidak dapat di kembalikan lagi seperti
semula. Contoh : mineral kapur (talk), dan selenite. 2
 Blastik : adalah mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa
patah dan dapat di kembalikan keposisi semula. Contoh : muskovit.
h) Berat jenis
Adalah berat relatif dari suatu mineral yang diukur terhadap berat dari air.
Cara mengukurnya:
 Timbang mineral dalam keadaan kering di udara (W);
 Timbang mineral dengan ditenggelamkan dalam air (W1).
Berat jenisnya ditentukan dengan membagi berat dalam kondisi kering dengan
berat setelah ditenggelamkan dengan rumus:
Berat jenis = W / W-(W1)
Biasanya mineral pembentuk batuan memiliki berat jenis 2.7. sedangkan
mineral logam berat jenisnya 5.
i) Kemagnetan
Kemagnetan adalah sifat mineral terhadap gaya tarik magnet. Jika ia mudah
sekali ditarik magnet maka dinamakan ferromagnetik. Sebaliknya jika
menolak daya tarik magnet dinamakan diamagnetik.
j) Kelistrikan
Kelistrikan adalah sifat mineral terhadap arus listrik. Jika mineral dapat
mengalirkan listrik disebut konduktor, sebaliknya jika tidak dapat mengalirkan
listrik disebut non konduktor. Jika dapat mengalirkan listrik pada batas tertenti
disebut semi konduktor.
2.1.2 Mineral Pembentuk Batuan
1. Mineral Utama
Merupakan komponen mineral dari batuan yang diperlukan untuk
menggolongkan dan menamakan batuan, tetapi tidak perlu terdapat dalam
jumlah yang banyak. Contohnya:

2
Novita, cicik. https://tirto.id/pengertian-mineral-sifat-fisik-perannya-dalam-pembentukan-batu-gdKX. Diakses
pada tanggal 20 Juni 2023

vii
 Felspar : suatu kumpulan dari sejumlah mineral pembentuk batuan.
Berwarna putih atau semi putih. Rumus umum = MAI (Al Si)3O8, M= K,
Na, Ca, Ba, Rb, Sr, Fe. 3
 Plagioklas : warnanya putih, putih kelabu, kehijauan, kebiruan. Rumus
umum : (Na, Ca) Al (Si, Al)) Si2O8
 Ortoklas : adalah mineral yang terdiri dari kumpulan feldspar alkali.
Feldspar pembentuk batuan granit atau batuan asam. Warna putih, putih-
kuning, kemerah-merahan, keabu-abuan.
 Mika: adalah sejumlah mineral yang warnanya bening, putih, perak, cokelat
muda, kuning kehijauan atau hitam dengan rumus: (K, Na, Ca) (Mg, Fe, Li,
Al)2-3(Al, Si)4O10 (OH F)2.
 Muskovit: adalah satu mineral dari kumpulan mika. Warna cokelat dan tak
berwarna. Rumus umum : KAl2 (OH)2 AlSi3 O10) Biotit : satu mineral
dari kumpulan mika tesebar luas, merupakan mineral pembentuk batuan
yang penting. Warna cokelat tua, hitam, atau hijau tua. Rumus umum :
K2(Mg, Fe)2(OH)2(AlSi3O10) Amfibol : adalah kumpulan sejumlah
mineral pembentuk batuan. Berwarna gelap. Rumus : A2-3B5(Si,
Al)8O22(OH)2A = Mg, Fe+2, Ca atau NaB + Mg, Fe+2, Al atau Fe+3
 Horenblenda : adalah salah satu mineral penting dari kumpulan amfibol.
Warna hitam, hijau tua cokelat. Misalnya : granit, sianit, diorit, andesit.
Piroksen : adalah kumpulan dari sejumlah mineral yang berwarna gelap.
Rumus umum : ABSi2O6 → A = Ca, Na, Mg atau Fe-2 B = Mg, Fe+3, Al
 Augit : adalah salah satu mineral dari kumpulan piroksen. Umumnya
berwarna hitam, hijau tua. Misalnya : gabro, basal, peridotit. Olivin : adalah
mineral berwarna kuning kehijauan, kelabu kehijauan, atau cokelat dan
pembentuk batuan beku basa, ultra basa dan batuan beku dengan kadar
silikat rendah. Rumus : (Mg, Fe)2SiO4.4

3
Novita, cicik. https://tirto.id/pengertian-mineral-sifat-fisik-perannya-dalam-pembentukan-batu-gdKX. Diakses
pada tanggal 20 Juni 2023

4
Novita, cicik. https://tirto.id/pengertian-mineral-sifat-fisik-perannya-dalam-pembentukan-batu-gdKX. Diakses
pada tanggal 20 Juni 2023

viii
 Kuarsa : mineral pembentuk batuan penting. Bening, tembus pandang,
namun bisa cokelat, kuning ungu merah, hijau, biru atau hitam karena ada
pengotoran. Dalam industri kuarsa digunakan oleh pabrik kaca, semen,
keramik, dll. Rumus : SiO2
2. Mineral sekunder
Dibentuk dari mineral primer oleh proses pelapukan, sirkulasi larutan atau
metamorfosis. Contoh : Klorit, terbentuk dari mineral biotit oleh proses
pelapukan.
3. Mineral aksesori atau mineral tambahan
Terbentuk oleh kristalisasi magma, terdapat dalam jumlah sedikit,
umumnya kurang dari 5%.5
2.2 Klasifikasi Mineral
Sistematika dan klasifikasi mineral yang umum digunakan adalah klasifikasi
Dana (dalam Kraus, Hunt,dan Ramsdell, 1951) yang mendasarkan pada kemiripan
komposisi kimia dan struktur Kristal karena analisis struktur Kristal dengan sinar X
berdasarkan hukum fyodorov telah membuktikan adanya hubungan anatara komposisi
kimia dengan struktur Kristal. Dana membagi mineral menjadi 8 kelompok sebagai
berikut:
1. Kelompok Native Element (Unsur Murni)
Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan
dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas
ini tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada
umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa
dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat
memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan. sistem
kristalnya adalah isometrik. Contoh mineral dari kelompok Native Element :
emas (Au), perak (Ag), Platina (Pt), tembaga (Cu), bismuth (Bi), arsenic (As).6

5
Novita, cicik. https://tirto.id/pengertian-mineral-sifat-fisik-perannya-dalam-pembentukan-batu-gdKX. Diakses
pada tanggal 20 Juni 2023
6
Fauqi, Ariqo. ”https://arriqofauqi.web.ugm.ac.id/2014/07/12/klasifikasi-mineral-menurut-dana/”. Diakses pada
tanggal 20 Juni 2023

ix
2. Kelompok Sulfida
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk
dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang) (S2-). Pada
umumnya unsur utamanya adalah logam (metal).Pembentukan mineral kelas ini.
pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan
sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya
atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal
dari magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya.
Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur
utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai
kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang
bersifat logam. Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pirit
(FeS2), Kalkosit (Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS), dan Kalkopirit
(CuFeS2).
3. Kelompok Oksida & Hidroksida
Mineral oksida merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi unsur
tertentu dengan gugus anion oksida (O2-). Mineral oksida terbentuk sebagai
akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya
lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding
mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur
yang paling utama dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan
aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah, korondum
(Al2O3), hematit (Fe2O3), kassiterit (SnO2), Zincite (ZnO), Magnetit
(FeFe2O4), Kalium Nitrat (KNO3).
Mineral hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi unsur
tertentu dengan gugus hidroksil hidroksida (OH-). Seperti mineral oksida, mineral
hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau persenyawaan unsur-unsur tertentu
dengan hidroksida (OH-). Reaksi pembentukannya dapat juga terkait dengan
pengikatan dengan air. Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur
utamanya pada umumnya adalah unsur-unsur logam. Beberapa contoh mineral

7
Fauqi, Ariqo. ”https://arriqofauqi.web.ugm.ac.id/2014/07/12/klasifikasi-mineral-menurut-dana/”. Diakses pada
tanggal 20 Juni 2023

x
8

hidroksida adalah Manganite [MnO(OH)], Bauksit [FeO(OH)] , limonite


(Fe2O3.H2O), Brusit (Mg(OH)2), Hidrargilit [Al(OH)3].9
4. Kelompok Halida
Kelompok ini dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogenelektronegatif,
seperti: F-, Cl-, Br-, I-. Pada umumnya memiliki berat jenis yang rendah (<
5).Contoh mineralnya adalah: Halit (NaCl), Fluorit (CaF2), Silvit (KCl), dan
Kriolit (Na3AlF6).
5. Kelompok Karbonat
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”,
umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3
dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang
membentuk batuan sedimen. Carbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh
endapan bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk pada daerah evaporitic dan
pada daerah karst yang membentuk gua (caves). Beberapa contoh mineral yang
termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite (CaMg(CO3) 2, calcite
(CaCO3), magnesite (MgCO3), niter (NaNO3), borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O),
nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).
6. Kelompok Sulfat
Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi
logam dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi
pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-
lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi.
Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah Barite (BaSO4),
Celestite (SrSO4), Anhydrite (CaSO4), angelsit dan Gypsum (CaSO4·2H2O).
Juga termasuk didalamnya mineral molybdate (Li2MoO4), selenate (SeO42–),
sulfite (SO32−), dll.

9
Fauqi, Ariqo. ”https://arriqofauqi.web.ugm.ac.id/2014/07/12/klasifikasi-mineral-menurut-dana/”. Diakses pada
tanggal 20 Juni 2023

Novita, cicik. https://tirto.id/pengertian-mineral-sifat-fisik-perannya-dalam-pembentukan-batu-gdKX. Diakses pada tanggal


20 Juni 2023

xi
7. Kelompok Phosphat
Kelompok ini dicirikan oleh adanya gugus PO43-, dan pada umumnya
memiliki kilap kaca atau lemak, contoh mineral yaitu: Apatit Ca5(PO4)3Cl, OH,
F, Vanadine Pb5Cl (PO4)3, dan Turquoise CuAl6(PO4)4(OH)8. 4H2O. Vivianit
Fe3(PO4)2.8H2O.10
8. Kelompok Silikat
Silicat merupakan 25% dari mineral yang dikenal dan 40% dari mineral yang
dikenali. Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang
merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur
metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi
terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai
kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang
membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan
(metamorf). Contoh mineral Silikat: Quartz (SiO2), Feldspar Alkali (KAlSi3O8),
Feldspar Plagioklas ((Ca,Na)AlSi3O8), Mica Muscovit (K2Al4(Si6Al2O20)
(OH,F)2), Mica Biotit (K2 (Mg,Fe)6Si3O10(OH) 2), Olivin ((Mg,Fe)2SiO4),
dll.11

BAB III
10
Fauqi, Ariqo. ”https://arriqofauqi.web.ugm.ac.id/2014/07/12/klasifikasi-mineral-menurut-dana/”. Diakses pada
tanggal 20 Juni 2023

Novita, cicik. https://tirto.id/pengertian-mineral-sifat-fisik-perannya-dalam-pembentukan-batu-gdKX. Diakses pada tanggal


20 Juni 2023

11

xii
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan dita dapat dsimpulkan bahwa:
1. Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara
anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas tertentu, dan mempunyai atom yang
tersusun teratur. Dalam ilmu geologi, mineral adalah suatu zat atau benda persenyawaan
kimia asli atau yang tersusun oleh proses alam, memiliki sifat-sifat kimia dan fisik
tertentu, dan biasanya berbentuk padat.
2. Sistematika dan klasifikasi mineral yang umum digunakan adalah klasifikasi Dana
(dalam Kraus, Hunt,dan Ramsdell, 1951) yang mendasarkan pada kemiripan komposisi
kimia dan struktur Kristal karena analisis struktur Kristal dengan sinar X berdasarkan
hukum fyodorov telah membuktikan adanya hubungan anatara komposisi kimia dengan
struktur Kristal. Dana membagi mineral menjadi 8 kelompok sebagai berikut: Kelompok
Native Element (Unsur Murni), Kelompok Sulfida, Kelompok Oksida & Hidroksida,
Kelompok Halida, Kelompok Karbonat, Kelompok Sulfat, Kelompok Phosphat,
Kelompok Silikat.

3.1 Saran

Menyadari bahwa Penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya Penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang
lebih banyak dan lebih relevan yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Oleh karena itu
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi
kesempurnaan pembuatan makalah-makalah dengan tema yang sama kedepannya.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Fauqi, Ariqo. ”https://arriqofauqi.web.ugm.ac.id/2014/07/12/klasifikasi-mineral-menurut-


dana/”. Diakses pada tanggal 20 Juni 2023

Novita, cicik. https://tirto.id/pengertian-mineral-sifat-fisik-perannya-dalam-pembentukan-


batu-gdKX. Diakses pada tanggal 20 Juni 2023

xiv

Anda mungkin juga menyukai