Anda di halaman 1dari 14

NATIVE ELEMENT, SULFIDA, HALIDA

Joe Naldy Efrain1, Semuel Elnas M.S2


1
Praktikan Laboratorium Minerologi dan Kristalografi Laboratorium Petrografi,
Departemen Teknik Geologi , Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
2
Asisten, Laboratorium Minerologi dan Kristalografi Laboratorium Petrografi ,
Departemen Teknik Geologi , Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Mineral adalah suatu zat atau bahan yang homogen mempunyai komposisi kimia
tertentu atau dalam batas-batas tertentu dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam
dan bukan hasil suatu kehidupan. Penggolongan mineral yaitu Native Element, Sulfide, dan
Halid. Adapun maksud dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengenali golongan
Mineral Native Element, Sulfida, dan Halida dengan tujuan praktikum, praktikan dapat
mendeskripsi Mineral Golongan Native Element , Sulfida, dan Halida, praktikan mampu
mengenali jenis sistem Kristal dari sampel Mineral. Adapun metode dalam praktikum ini
dimulai dengan tahap pendahuluan, kemudian tahap kedua yaitu praktikum, dan tahap
ketiga pembuatan jurnal. Adapun kesimpulan dari hasil praktikum kali ini adalah, Untuk
penentuan nama mineral dapat dilakukan dengan membandingkan sifat-sifat fisik mineral
antara mineral yang satu dengan mineral yang lainnya. Sifat-sifat fisik mineral tersebut
meliputi: warna, kilap (luster), kekerasan (hardness), gores (streak), belahan (cleavage),
pecahan (fracture), struktur/bentuk kristal, berat jenis, sifat dalam (tenacity), dan
kemagnetan dari suatu mineral. Native element merupakan mineral yang komposisinya
terdiri dari satu unsur, sedangkan halida merupakan mineral dengan anion poliatomik, dan
sulfida adalah merupakan kelas mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentu.

Kata Kunci : Mineral, Native Element, Sulfide, Halida, kilap, kekerasan, pecahan,
Struktur, kemagnetan.

I. Pendahuluan adalah suatu massa mineral yang

Geologi adalah ilmu yang terdiri atas satu jenis mineral atau

memepelajari tentang bumi seperti lebih. Batuan terdiri atas campuran

komposisi, struktur, sifat-sifat fisik, antara mineral sejenis ataupun tidak

sejarah,.dan…proses…pembentukan sejenis yang saling terkait secara

nya. Sebagian besar dari pembentuk padat atau kumpulan satu atau lebih

bumi yaitu batuan, dimana batuan mineral, yang dimaksud dengan


mineral sendiri adalah bahan organik 2. Untuk mengetahui perbedaan

yang terbentuk secara ilmiah. mineral kelas native element,

Di alam mineral dicumpai sulfida, dan halida.

bermacam-macam dengan berbagai 1.3 Alat dan Bahan

bentuk yang bervariasi, terkadang Adapun alat dan bahan yang

hanya terdiri dari sebuah kristal atau digunakan dalam praktikum ini

gugusan kristal-kristal dalam rongga- adalah:

rongga atau celah batuan. Tapi 1. LKP

umumnya mineral dijumpai sebagai 3. Pensil Warna

kumpulan butiran kristal yang 4. ATK

tumbuh membentuk batuan. 5. Sampel Mineral

1.2 Maksud dan Tujuan 6. Magnet

Adapun maksud dari 7. Kawat Tembaga

dilakukannya praktikum native 8. Kikir Baja

element, sulfida, dan halida ini adalah 9. Kaca

agar praktikan dapat mengetahui dan 10. Porselen

memahami Kristal kelas native 11. Lup

element, sulfida, dan halida. Adapun 12. Komperator Batuan

tujuan dari praktikum ini adalah: 13. Clipboard

1. Untuk mengetahui cara 14. Kertas Hvs

pendeskripsian mineral kelas

native element, sulfida, dan

halida.
II. Tinjaun Pustaka mineral. Adapun pengertian mineral

2.1 Pengertian Mineral menurut para ahli adalah sebagai

Mineralogi adalah salah satu berikut:

cabang ilmu geologi yang 1. L.G. Berry dan B. Mason,

mempelajari mengenai mineral, baik 1959.

dalam bentuk individu maupun dalam Mengartikan miineral sebagai

bentuk kesatuan, antara lain suatu benda padat homogen yang

mempelajari tentang sifat-sifat fisik terdapat di alam terbentuk secara

sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, anorganik, mempunyai komposisi

cara terjadinya dan kegunaannya. kimia pada batas-batas tertentu dan

Terbentuk secara alamiah dari mempunyai atom-atom yang tersusun

elemen anorganik, memiliki memiliki teratur.

struktur struktur kimia, mengkristal, 2. D.G.A. Whitten dan J.R.V.

padat, mempunyai mempunyai Brooks, 1972.

struktur struktur dalam tertentu Mineral adalah suatu bahan

tertentu dan memiliki memiliki sifat padat yang secara struktural homogen

fisik. Bisa terdiri dari satu elemen mempunyai komposisi kimia tertentu,

saja. Komposisinya dapat terdiri dibentuk oleh proses alam yang

terdiri dari hanya satu elemen seperti anorganik.

seperti emas (Au), tembaga (Cu), 3. A.W.R. Potter dan H.

intan (C) dan belerang (S). Robinson, 1977

Ada beberapa ahli yang Mineral adalah suatu zat atau

mengemukakan tentang pengertian bahan yang homogen mempunyai


komposisi kimia tertentu atau dalam 2.3 Warna

batas-batas tertentu atau dalam batas- Warna adalah kesan mineral

batas tertentu dan mempunyai sifat- jika terkena cahaya. Warna mineral

sifat tetap, dibentuk di alam dan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

bukan hasil suatu kehidupan. idiokromatik, bila warna mineral

Mineral-mineral umunya selalu tetap, umumnya dijumpai pada

terbentuk mengikti empat cara, yaitu mineral-mineral yang tidak tembus

larutan, magma, sublimasi, dan cahaya (opak), seperti galena,

metamorfisme (Amin, 2014). magnetit, pirit; dan alokromatik, bila

2.2 Sifat Fisik Mineral warna mineral tidak tetap, tergantung

Penentuan nama mineral dari material pengotornya. Umumnya

dapat dilakukan dengan terdapat pada mineral-mineral yang

membandingkan sifat-sifat fisik tembus cahaya, seperti kuarsa, kalsit

mineral antara mineral yang satu (Nurhakim, 2007).

dengan mineral yang lainnya. Sifat- 2.4 Sifat Dalam

sifat fisik mineral tersebut meliputi: Sifat dalam mineral adalah

warna, kilap (luster), kekerasan sifat mineral itu bilamana kita

(hardness), gores (streak), belahan berusaha untuk mematahkannya

(cleavage), pecahan (fracture), ataupun mengirisnya. Dalam

struktur/bentuk kristal, berat jenis, determinasinya dibedakan menjadi:

sifat dalam (tenacity), dan 1. Rapuh (brittle) yaitu mudah

kemagnetan (Amin, 2014). hancur jika dipukul dengan


palu dan menjadi bubuk, berat jenis yang lebih teliti dapat

contohnya kuarsa. digunakan alat yang bernama

2. Mudah ditempa (melleaable) piknometer (Amin, 2014).

yaitu dapat ditempa menjadi 2.6 Derajat Kejernihan

lapisan yang tipis seperti pada Derajat..kejernihan..merupa-

emas dan tembaga. kan kemampuan mineral untuk

3. Fleksibel yaitu mineral dapat mentransmisikan atau menyalurkan

dibengkokkan tanpa menjadi cahaya yang masuk ke dalam mineral.

patah dan akan kembali Dalam determinasi mineral

seperti semula jika tekanan berdasarkan derajat kejernihannya

dihentikan. dibagi menjadi:

4. Ductileyaitu mineral dapat 1. Opaq. Dikatakan opaq apabila

ditarik/diulur seperti kawat, memiliki sifat sukar atau tidak

dimana jika mineral ditarik bisa mentransmisikan cahaya

dapat bertambah panjang yang masuk ke dalam mineral.

(Amin, 2014). 2. Translucent...Dikatakan..trans

2.5 Berat Jenis lucent apabila memiliki

Berat jenis adalah sifat..yang..dapat...mentrans-

perbandingan anara berat mineral misikan cahaya dalam jumlah

diudara terhadap volumenya. Alat yang terbatas.

yang sering digunakan untuk 3. Transparan...Dikatakan..trans

pengukuran berat jenis adalah paran apabila dapat

timbangan jolly, tapi untuk penentuan dengan…mudah…mentransm


isikan…atau menyalurkan seng. Beberapa dari mineral sulfida

cahaya yang masuk dalam ini terdapat sebagai bahan yang

mineral (Amin, 2014). mempunyai nilai ekonomis, atau

2.7 Native Element bijih, seperti pirit (Mulyaningsih,

Native element merupakan 2018).

mineral yang komposisinya terdiri

dari satu unsur, sebagai contoh yaitu:


Gambar 2.2 Contoh Mineral Sulfida
emas (Au), tembaga (Cu), perak (Ag),
2.9 Mineral Halida
sulfur (S), dan intan (C). Sulfur
Kelompok halida merupakan
digunakan pada banyak industri
mineral dengan anion poliatomik.
kimia, grafit digunakan untuk
Contoh mineral kelompokhalida
bahan pensil (Saputro, 2020).
yaitu: halit (NaCl) dan silvit (KCl)

terbentuk pada lingkungan

pengendapan evaporitmarin, serta

mineral fluorit (CaF2) umumnya

terbentuk bersama mineral-mineral


Gambar 2.1 Butiran Emas

2.8 Mineral Sulfida bijih sulfida. (Mulyaningsih, 2018).

Kelas mineral sulfida

merupakan kelas mineral hasil

persenyawaan langsung antara unsur

tertentu dengan sulfur (belerang),

seperti besi, perak, tembaga, tibal, dan


III. Metode Praktikum Pada tahap ini diadakan proses
Prosedur penulisan jurnal
pengambilan data dengan cara
terdiri dari beberapa tahapan, itu :
mendeskripsikan mineral tersebut
Tabel 3.1 Diagram Alir
dari sifat-sifat fisik mineral native

elemen, sulfida, halida dan

penggambaran sketsa.

3.5 Tahap Penyusunan Jurnal

Pada tahap memperoleh data-

data kita telah dari hasil pengamatan

dan tahap pengambilan data dan akan

dibuatkan dalam bentuk jurnal

tentang hasil praktikum yang telah


3.1. Tahap Pendahuluan
dilalui sebagai bahan untuk evaluasi.
Pada tahap ini praktikan
3.5 Tahap Selesai
menyiapakan segala persiapan seperti
Pada tahap ini, praktikan akan
tugas pendahuluan yang diberikan
merevisi kembali jurnal atau lampiran
kepada praktikan dan segala alat
jika terjadi kesalahan agar terlihat
untuk digunakan saat praktikum.
lebih baik.
3.2 Tahap Studi Pustaka
IV. Hasil Dan Pembahasan
Pada tahap pengamatan yaitu
4.1 Sampel 1 (H1)
praktikan mulai mencari referensi
Sampel dengan nomor urut 1
yang berhubungan dengan kegiatan
dan nomor peraga H1 dalam keadaan
praktikum nanti.
lapuk berwarna Putih kekuningan dan
3.4 Tahap Praktikum
dalam keadaan segar berwarna Putih Genesa pembentukan mineral

atau bening. Sampel ini memilki cerat ini yaitu melalui proses hidrotermal,

berwarna Putih yang dapat dilihat saat dan dijumpai dalam urat-urat, baik

digores pada porselen, menunjukan sebagi mineral utama maupun sebagai

kilap non logam (vitreous luster) pada mineral geng bersama mineral-

saat memantulkan cahaya. Belahan mineral bijih metalik, khususnya

dari sampel ini jelas dengan pecahan timbal dan perak, Mineral ini

even. Sampel ini memiliki kekerasan berasosiasi dengan beberapa mineral,

4 skala Mohs karena dapat digores antara lain kalsit, dolomit, gipsum,

dengan kuku, memiliki berat jenis selestit, barit, kuarsa..

3,18 gr/cm3. Pada saat didekatkan Kegunaan secara umum dari

dengan magnet sampel ini tidak mineral ini yaitu banyak digunakan

memiliki daya tarik (Diamagnetik). untuk pembuatan gelas yang tidak

Derajat kejernihan dari sampel ini tembus cahaya atau yang kurang

yaitu Transparant (Dapat menembus dapat ditembus cahaya. Fluorite juga

cahaya). Sifat dalam (tenacity) dari dapat digunakan sebagai alat optik

sampel ini yaitu brittle. Sampel ini untuk pembuatan lensa-lensa.

memiliki sistem kristal isometrik

dengan komposisi kimia CaF2

Berdasarkan pada komposisi

kimianya maka sampel ini termasuk

ke dalam golongan mineral Halida

dengan nama mineral Flourite. Gambar 4.1 Mineral Fluorite


4.2 Sampel 2 (H2) ke dalam golongan mineral Halida

Sampel dengan nomor urut 2 dengan nama mineral Halite.

dan nomor peraga H2 dalam keadaan Halite terbentuk melaului

lapuk berwarna Kuning kecoklatan proses pengendapan evaporit dari

dan dalam keadaan segar berwarna larutan air asin atau laut. Proses

Putih Keabuan. Sampel ini memilki pengendapan ini terjadi ketika air

cerat berwarna putih yang dapat menguap dan meninggalkan garam

dilihat saat digores pada porselen, dan mineral lainnya dalam larutan.

menunjukan kilap Non logam. Mineral ini biasanya ditemukan

Belahan dari sampel ini tidak jelas dideposit garam besar seperti Great

dengan pecahan Uneven. Sampel ini Salt Lake di Amerika Serikat.

memiliki kekerasan 6,5-7 skala Mohs Halite memiliki banyak

karena dapat digores dengan Kikir , kegunaan diantaranya adalah sebagai

memiliki berat jenis 2,5 gr/cm3. Pada bahan baku untuk pembuatan natrium

saat didekatkan dengan magnet hidroksida, natrium klorin, dan bahan

sampel ini tidak memiliki daya tarik utama garam.

(Diamagnetik). Derajat kejernihan

dari sampel ini yaitu Translucent

(Dapat meneruskan cahaya). Sampel

ini memiliki sistem kristal Isometrik

dengan komposisi kimia NaCl.

Berdasarkan pada komposisi


Gambar 4.2 Mineral Halite.
kimianya maka sampel ini termasuk
4.3 Sampel 3 lingkungan geologi yang kaya akan

Pada sampel nomor urut 3 unsur belerang dan tembaga, seperti

dengan nama peraga S7 memiliki di daerah lempeng konvergen yang

warna lapuk putih kecoklatan dan mengalami subduksi atau daerah yang

warna segar hijau. Memiliki cerat mengalami intrusi batuan beku.

hitam dan kilap logam, serta tidak Chalcopyrite dapat ditemukan pada

memiliki belahan namun memiliki deposit mineral sulfida tembaga dan

pecahan uneven. Mineral ini memiliki dapat terjadi secara bersamaan

nilai kekerasan 5,5-6. Berat jenis dari dengan mineral sulfida lainnya seperti

mineral ini adalah sekitar 4.2-4.3 bornit, kalkopirit, dan tetrahedrit.

g/cm3Mineral ini bersifat Mineral ini banyak digunakan sebagai

paramagnetik dan memiliki derajat sumber bijih tembaga dan beberapa

kejernihan Opaq. Tenacity dari emas. Selain itu, chalcopyrite juga

mineral ini adalah brittle. Sistem digunakan sebagai bahan baku dalam

kristal dari mineral ini adalah produksi sulfur dan sulfur dioksida.

tetragonal dengan komposisi kimia

CuFeS2 dan termasuk ke dalam

golongan mineral Sulfida. Nama

mineral ini adalah Chalcopyrite.

Chalcopyrite terbentuk melalui Gambar 4.3 Mineral Chalcopyrite

proses hidrotermal pada suhu yang 4.4 Sampel 4

tinggi dan kondisi tekanan yang tinggi Pada sampel dengan nomor urut

pula. Proses tersebut terjadi pada 2 dengan nama peraga N6 memiliki


warna lapuk hitam dan segar oksidasi atau leaching dari deposit

berwarna coklat serta cerat juga bijih tembaga primer.

berwarna coklat kemerahan. Mineral Kegunaan utama dari copper

ini memiliki kilap logam dan belahan adalah sebagai logam konduktor

tidak jelas dan pecahan mineral ini listrik dan panas yang sangat penting

uneven. Mineral ini memiliki dalam industri elektronik, kabel, dan

kekerasan 6-6,5 dengan berat jenis pipa. Selain itu, copper juga

mineral ini adalah 8.93 g/cm3. digunakan dalam pembuatan

Mineral ini bersifat paramagnetik perhiasan dan senjata, serta memiliki

serta memiliki derajat kejernihan sifat antimikroba yang membuatnya

opak. Tenacity mineral ini brittle dan bermanfaat dalam aplikasi medis.

sistem kristalnya isometrik. Mineral

ini memiliki komposisi Cu dan

termasuk dalam golongan mineral

native element. Nama mineral ini

adalah Copper. Gambar 4.4 Mineral Copper

Copper adalah mineral alami 4.5 Sampel 5


yang terbentuk melalui proses Pada sampel dengan nomor urut
hidrotermal dan metamorfik pada 5 dengan nama peraga S9 memiliki
batuan beku dan bebatuan sedimen. warna lapuk coklat kekuningan
Mineral ini juga dapat terbentuk sedangkan pada segar mineral ini
melalui proses sekunder pada zona berwarna ungu dan memiliki cerat

ungu. Mineral ini memiliki kilap


logam, belahan tidak jelas, dan sampingan. Mineral yang sering

pecahan mineral ini concoidal. ditemukan dengan molibdenit

Mineral ini memiliki kekerasan 2,5. termasuk kuarsa, pirit, kalkopirit,

Berat jenis mineral ini adalah 2.23 fluorit, kasiterit, skelerit, dan

g/cm3. Mineral ini bersifat wolframit.

diamagnetik dan memiliki derajat Molybdenit adalah bijih yang

kejernihan opaq. Mineral ini bersifat paling penting dari molibdenum. Ini

brittle, dan memiliki sistem kristal juga merupakan bijih penting dari

hexagonal. Komposisi kimia mineral logam langka renium, yang terkadang

ini adalah MoS2 dan termasuk ke mengandung jejak kecil. Molibdenit

dalam golongan mineral sulfida. juga digunakan dalam elektronik dan

Mineral tersebut bernama semakin penting sebagai bahan

Molybdenite. semikonduktor dan transistor.

Molybdenite terjadi sebagai

kristal yang terisolasi, dan massa

berdaun dalam granit, riolit, atau

pegmatit. Molybdenit juga ditemukan

dalam batuan yang telah diubah oleh


Gambar 4.5 Mineral Molybdenite
kontak. Sebagian besar molybdenit
4.6 Sampel 6
yang diproduksi secara komersial
Pada sampel dengan nomor urut
terjadi sebagai kristal yang tersebar di
6 dengan nama peraga N5 memiliki
deposit tembaga porfiri di mana ia
warna kuning kecoklatan, sedangkan
diproduksi sebagai mineral produk
warna segarnya adalah abu-abu dan
ceratnya berwarna abu-abu. Mineral Graphite memiliki berbagai

ini memiliki kilap logam dan tidak aplikasi dalam industri, seperti

memiliki belahan serta pecahannya pembuatan elektroda, bahan pelapis

uneven. Mineral ini memiliki dalam industri kimia, bahan peredam

kekerasan sekitar 2,5. Berat jenisnya suara dalam konstruksi, bahan

sekitar 2.23 g/cm3. Termasuk mineral pelumas dalam industri otomotif, dan

diamagnetik dan derajat sebagainya.

kejernihannya adalah opaq. Mineral

ini memiliki tenacity yang brittle,

serta sistem kristal heksagonal

dengan komposisi kimia C termasuk

kedalam golongan mineral native

element. Mineral ini bernama Gambar 4.6 Graphite

Graphite. V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari hasil


Graphite adalah salah satu
praktikum kali ini adalah
mineral karbon yang terbentuk
1. Untuk penentuan nama
melalui proses metamorfisme dari
mineral dapat dilakukan dengan
batuan sedimen seperti batu bara dan
membandingkan sifat-sifat fisik
serpih. Proses ini melibatkan tekanan
mineral antara mineral yang satu
dan suhu yang tinggi, sehingga unsur
dengan mineral yang lainnya. Sifat-
karbon pada batuan sedimen terpecah
sifat fisik mineral tersebut meliputi:
dan terbentuk menjadi lapisan-lapisan
warna, kilap (luster), kekerasan
grafit yang halus dan berkilau.
(hardness), gores (streak), belahan
(cleavage), pecahan (fracture),

struktur/bentuk kristal, berat jenis,

sifat dalam (tenacity), dan

kemagnetan dari suatu mineral.

2 Native element merupakan

mineral yang komposisinya terdiri

dari satu unsur, sedangkan halida

merupakan mineral dengan anion

poliatomik, dan sulfida adalah

merupakan kelas mineral hasil

persenyawaan langsung

antara unsur tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Mustagfirin. (2014). Batuan.

Jakarta: ..Kemeterian

Pendidikan

Mulyaningsih, Sri. (2018).

Kristalografi dan Mineralogi.

Yogyakarta: Akprind Press.

Nurhakim. (2007). BAHAN Galian

Industri Untuk Teknik Kimia.

Banjarbaru: Universitas

Lambung Mangkurat.

Anda mungkin juga menyukai