Anda di halaman 1dari 29

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

Hari/Tgl : Selasa, 14 November 2023 Nama : Ricardo Manda’ Padang


Acara : 9 NIM : D061231047

No. Urut :1

No. Peraga : Si3

Warna Lapuk : Coklat

Segar : Abu-abu

Cerat : Putih

Kilap : Non Logam

Belahan : Ada

Pecahan : Uneven

Kekerasan :

Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir


(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

   

Berat Jenis : 2,1 - 2,2 N/cm3

Sifat Kemagnetan : Diamagnetik

Derajat Kejernihan : Opaq

Tenacity : Brittle

Sistem Kristal : Orthorombik

Komposisi Kimia : SiO2.H2O

Golongan Mineral : Mineral Silikat

Nama Mineral : Diatomite


Keterangan :
Berdasarkan hasil praktikum, sampel pertama dengan nomor peraga Si 3
dalam keadaan lapuk berwarna coklat dan dalam keadaan segar berwarna abu-
abu. Sampel ini memiliki cerat berwarna putih yang dapat dilihat saat
digoreskan pada porselen, mineral ini menunjukkan kilap non logam pada saat
disinari cahaya. Belahan dari sampel ini ada dengan pecahan uneven. Sampel
ini memiliki kekerasan 3-7 skala mhos, dan berat jenis 2,1-2,2 N/cm 3. Pada
saat mineral ini didekatkan dengan magnet sampel ini tidak memiliki daya tarik
(diamagnetik). Derajat kejernihan dari sampel ini yaitu opaq (tidak dapat
meneruskan cahaya). Sifat dalam dari sampel ini yaitu Brittle (mudah rapuh).
Sampel ini memiliki sistem kristal hexagonal dengan komposisi kimia
SiO2.H2O. Berdasarkan pada komposisi kimianya maka sampel ini termasuk
kedalam kelas mineral silikat. Nama mineral ini adalah Diatomite.
Diatomit adalah suatu batuan sedimen silika, yang secara geologi
terbentuk dari akumulasi dan pengendapan kulit atau kerangka diatomea (fosil
tumbuhan air atau binatang kersik atau ganggang bersel tunggal) dan
terendapkan di danau atau non marin. Diatomit terbentuk dari adanya
penumpukan cangkang diatom yang telah mati, protoplasma, sel dan pektin
dari dinding selnya terdekomposisi dan terpisah dari lapisan silika. Karena
cangkang tersebut mengandung silika, cangkang ini akan tetap utuh walaupun
tertimbun selama berabad-abad. Selanjutnya, silika mengendap didasar air dan
menjadi tanah diatome. Tanah yang mengandung diatom berwarna kuning
keemasan. Mineral diatomite berasosiasi feldspar, kuarsa, mika, zeolit.
Diatomit dapat digunakan sebagai petunjuk dalam pemetaan geologi.
Penemuan diatomit dalam lapisan sedimen dapat mengindikasikan kondisi
deposisi tertentu. Misalnya, diatomit yang ditemukan dalam sedimen laut
dangkal dapat menunjukkan perairan yang kaya nutrisi dan produktif secara
biologis. Selain itu, diatomit memiliki karakteristik fisik dan kimia yang unik,
sehingga dapat membantu mengidentifikasi batas-batas stratigrafi dan
membantu dalam korelasi antara cekungan sedimentasi. Pemetaan Geologi:
Diatomit dapat digunakan sebagai petunjuk dalam pemetaan geologi.
Penemuan diatomit dalam lapisan sedimen dapat mengindikasikan kondisi
deposisi tertentu. Misalnya, diatomit yang ditemukan dalam sedimen laut
dangkal dapat menunjukkan perairan yang kaya nutrisi dan produktif secara
biologis. Selain itu, diatomit memiliki karakteristik fisik dan kimia yang unik,
sehingga dapat membantu mengidentifikasi batas-batas stratigrafi dan
membantu dalam korelasi antara cekungan sedimentasi.
Referensi :
S. Suzan Ibrahim.(2012).Heat Treatment Of Natural Diatomite
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

Hari/Tgl : Selasa, 14 November 2023 Nama : Ricardo Manda’ padang


Acara : 9 NIM : D061231047

No. Urut :2

No. Peraga : Si7

Warna Lapuk : Kuning Kecoklatan

Segar : Hijau

Cerat : Putih

Kilap : Non Logam

Belahan : Tidak Ada

Pecahan : Uneven

Kekerasan :

Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir


(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

    

Berat Jenis : 2,5-2,6 N/cm3

Sifat Kemagnetan : Diamagnetik

Derajat Kejernihan : Translucent - Opaq

Tenacity : Brittle

Sistem Kristal : Monoclinic, Orthorombik, dan Hexagonal

Komposisi Kimia : (Mg,Fe)3Si2O5(OH)4

Golongan Mineral : Mineral Silikat

Nama Mineral : Serpentine


Keterangan :
Berdasarkan hasil praktikum, sampel kedua dengan nomor peraga Si 7
dalam keadaan lapuk berwarna kuning kecoklatan dan dalam keadaan segar
berwarna hijau. Sampel ini memiliki cerat berwarna putih yang dapat dilihat
saat digoreskan pada porselen, mineral ini menunjukkan kilap non logam pada
saat disinari cahaya. Belahan dari sampel ini tidak ada dengan pecahan uneven.
Sampel ini memiliki kekerasan 2,5-7 skala mhos, dan berat jenis 2,5-2,6
N/cm3. Pada saat mineral ini didekatkan dengan magnet sampel ini tidak
memiliki daya tarik (diamagnetik). Derajat kejernihan dari sampel ini yaitu
translucent-opaque. Sifat dalam dari sampel ini yaitu brittle (mudah rapuh).
Sampel ini memiliki sistem kristal monoclinic, orthorombik, dan hexagonal
dengan komposisi kimia (Mg,Fe)3Si2O5(OH)4. Berdasarkan pada komposisi
kimianya maka sampel ini termasuk kedalam kelas mineral silikat. Nama
mineral ini adalah Serpentine.
Mineral serpentin terbentuk ketika peridotit , dunit, dan batuan ultrabasa
lainnya mengalami metamorfisme hidrotermal. Batuan ultrabasa jarang
ditemukan di permukaan bumi tetapi melimpah di moho samudera , batas
antara dasar kerak samudera dan mantel atas.Mereka bermetamorfosis pada
batas lempeng konvergen di mana lempeng samudera terdorong ke dalam
mantel. Di sinilah mereka mengalami metamorfisme hidrotermal. Sumber air
untuk proses ini adalah air laut yang tertahan di bebatuan dan sedimen lempeng
samudera.Selama metamorfisme hidrotermal, mineral olivin dan piroksen
diubah menjadi atau digantikan oleh mineral serpentin. Beberapa batuan
metamorf yang dihasilkan di sini hampir seluruhnya terdiri dari mineral
serpentin. Batuan yang kaya akan ular ini dikenal sebagai "serpentinites".Area
permukaan bumi yang luas dilatarbelakangi oleh serpentinit. Daerah-daerah ini
terletak di dekat batas lempeng konvergen masa kini atau zaman dahulu. Ini
adalah lokasi di mana sisa-sisa lempeng samudera terlihat di permukaan.
Bagian sisa lempeng tersebut terdorong ke atas daratan, menyatu ke tepi suatu
daratan, atau tersingkap oleh pengangkatan dan pelapukan dalam.Daerah
lempeng samudera yang terbuka ini dikenal sebagai ofiolit. Mereka sering kali
merupakan sumber mineral berharga yang mungkin termasuk magnetit , kromit
, chrysoprase , batu giok , dan serpentin.
Serpentine memiliki kegunaan dalam memberikan petunjuk penting
tentang sejarah geologi dan evolusi batuan. Dalam banyak kasus, serpentine
terbentuk melalui proses metamorfosis yang melibatkan perubahan mineralogi
dan tekstur batuan asal. Dengan mempelajari serpentine dan batuan yang
terkait, geologis dapat merekonstruksi perubahan suhu, tekanan, dan kondisi
lingkungan yang terjadi selama masa metamorfisme Serpentine juga
merupakan objek studi dalam analisis petrologi, yang melibatkan studi tentang
asal-usul, komposisi, dan tekstur batuan. Melalui analisis mikroskopis dan
kimia, serpentine dapat memberikan informasi tentang kondisi metamorfosis
dan evolusi mineraloginya. Ini membantu geologis dalam memahami proses
Referensi :
King M Hobart(2018).Serpentine
Geost Flysh (2015).Sekilas tentang serpentine sebagai hasil alterasi
olivin
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

Hari/Tgl : Selasa, 14 November 2023 Nama : Ricardo Manda’ Padang


Acara : 9 NIM : D061231047
No. Urut :3

No. Peraga : Si2

Warna Lapuk : Putih Kehijauan

Segar : Putih

Cerat : Putih

Kilap : Non Logam

Belahan : Tidak Ada

Pecahan : Even

Kekerasan :

Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir


(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

× ×   

Berat Jenis : None

Sifat Kemagnetan : Diamagnetik

Derajat Kejernihan : Translucent - opaque

Tenacity : Sectille

Sistem Kristal : Hexagonal

Komposisi Kimia : (Na,k)AlSiO4

Golongan Mineral : Mineral Silikat

Nama Mineral : Nepheline


Keterangan :
Berdasarkan hasil praktikum, sampel ketiga dengan nomor peraga Si 2
dalam keadaan lapuk berwarna putih kehijauan dan dalam keadaan segar
berwarna putih. Sampel ini memiliki cerat berwarna putih yang dapat dilihat
saat digoreskan pada porselen, mineral ini menunjukkan kilap non logam pada
saat disinari cahaya. Belahan dari sampel ini tidak ada dengan pecahan even.
Sampel ini memiliki kekerasan 5,5-7 skala mhos, dan berat jenis none. Pada
saat mineral ini didekatkan dengan magnet sampel ini tidak memiliki daya tarik
(diamagnetik). Derajat kejernihan dari sampel ini yaitu translucent sampai
opaq. Sifat dalam dari sampel ini yaitu sectille (mudah diiris). Sampel ini
memiliki sistem kristal Hexagonal dengan komposisi kimia (Na,k)AlSiO4.
Berdasarkan pada komposisi kimianya maka sampel ini termasuk kedalam
kelas mineral silikat. Nama mineral ini adalah Nepheline.
Nephelin dapat terbentuk dalam intrusi batuan beku seperti syenit dan
fenit. Syenit adalah batuan beku yang mengandung banyak feldspar alkaline,
termasuk nefelin. Proses pembentukan intrusi ini melibatkan pendinginan
magma dalam kerak bumi yang memungkinkan kristalisasi nephelin.Nephelin
juga dapat terbentuk dalam batuan vulkanik seperti fonolit. Fonolit merupakan
batuan vulkanik asidik yang kaya akan feldspar alkaline, termasuk nephelin.
Batuan ini biasanya terbentuk dari pendinginan magma yang kaya akan unsur-
unsur yang menghasilkan nephelin.Nephelin dapat terbentuk melalui
metamorfisme batuan beku yang mengandung nefelin. Selama proses
metamorfisme, perubahan tekanan dan suhu dapat menyebabkan transformasi
mineral dan pembentukan nephelin di dalam batuan beku yang sudah
ada.Kehadiran mineral nephelin dalam batuan dapat menjadi indikator bahwa
bartuan tersebut adalah batuan beku alkali. Mineral nephelin dapat memberikan
petunjuk tentang suhu dan tekanan yang terlibat dalam pembekuan batuan.
Mineral nephelin sering digunakan dalam penelitian petrologi untuk
mempelajari komposisi dan evolusi batuan beku alkali. Mineral nephelin dapat
digunakan dalam penelitian geokimia untuk mempelajari sirkulasi unsur-unsur
alkali dalam lingkungan geologis.
Nephelin sering digunakan sebagai indikator mineral dalam penelitian
geologi dan eksplorasi mineral. Kehadirannya dalam batuan dapat memberikan
petunjuk tentang kondisi geokimia dan lingkungan pembentukan batuan
tersebut. Pengamatan dan analisis distribusi nephelin dapat membantu geolog
dalam memahami sejarah pembentukan batuan dan proses geologis yang
terlibat.

Referensi :
King M Hobart (2018). Nephelin

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

Hari/Tgl : Selasa, 14 November 2023 Nama : Ricardo Manda’ Padng

\Acara :9 NIM : D061231047


No. Urut :4

No. Peraga : Si4

Warna Lapuk : Coklat

Segar : Putih

Cerat : Putih

Kilap : Non Logam

Belahan : Tidak Ada

Pecahan : uneven

Kekerasan :

Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir


(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

× ×   

Berat Jenis : 2,62 - 2,76 N/cm3

Sifat Kemagnetan : Diamagnetik

Derajat Kejernihan : Translucent

Tenacity : Sectille

Sistem Kristal : Triclinic

Komposisi Kimia : (Na,Ca)AlSi3O8

Golongan Mineral : Mineral Silikat

Nama Mineral : Anorthite


Keterangan :
Berdasarkan hasil praktikum, sampel keempat dengan nomor peraga Si 4
dalam keadaan lapuk berwarna coklat dan dalam keadaan segar berwarna
putih. Sampel ini memiliki cerat berwarna putih yang dapat dilihat saat
digoreskan pada porselen, mineral ini menunjukkan kilap non logam pada saat
disinari cahaya. Belahan dari sampel ini tidak ada dengan pecahan uneven.
Sampel ini memiliki kekerasan 5,5-7 skala mhos, dan berat jenis 2,62-2,76
N/cm3. Pada saat mineral ini didekatkan dengan magnet sampel ini tidak
memiliki daya tarik (diamagnetik). Derajat kejernihan dari sampel ini yaitu
translucent. Sifat dalam dari sampel ini yaitu sectille (mudah diiris). Sampel ini
memiliki sistem kristal triclinic dengan komposisi kimia (Na,Ca)AlSi3O8.
Berdasarkan pada komposisi kimianya maka sampel ini termasuk kedalam
kelas mineral silikat. Nama mineral ini adalah Anorthite.
Proses pembentukan lingkungan pengendapan mineral anortite terkait
erat dengan pembentukan batuan beku, terutama batuan beku ultramafik dan
batuan beku mafik. Anortite biasanya ditemukan dalam batuan beku seperti
gabbro, diorit, dan anortosit.Lingkungan pengendapan utama mineral anortite
adalah dalam lingkungan magmatik. Anortite terbentuk melalui proses
kristalisasi magma yang kaya akan kalsium dan aluminium. Magma yang
mengandung unsur-unsur ini akan mendingin dan membentuk kristal-kristal
anortite.Selain itu, anortite juga dapat terbentuk melalui proses metamorfisme.
Batuan beku yang mengandung plagioklas dengan komposisi awal yang
berbeda dapat mengalami perubahan mineralogis akibat suhu dan tekanan yang
tinggi. Proses ini dapat mengubah plagioklas yang ada menjadi anortite.
Mineral Anorthite berasosiasi dengan Biotit, Corundum, Olivin, Augit,
Homblend, dan Pyroxenes.
Kehadiran anortite dalam batuan beku, terutama dalam batuan beku
mafik dan ultramafik, dapat memberikan petunjuk tentang asal usul dan evolusi
magma. Komposisi anortite yang tinggi dapat menunjukkan adanya kondisi
magma yang kaya akan kalsium dan aluminium. dalam studi metamorfisme,
anortite dapat digunakan sebagai petunjuk untuk melacak tingkat dan suhu
metamorfisme. Perubahan komposisi mineral plagioklas menjadi anortite dapat
menunjukkan adanya metamorfisme yang berhubungan dengan peningkatan
suhu dan tekanan

Referensi :
Hazen M Robert (2019). Anortite
Britannica (2018). Anortite mineral

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

Hari/Tgl : Selasa, 14 November 2023 Nama : Ricardo Manda’ Padang

Acara :9 NIM : D061231047


No. Urut :5

No. Peraga : Si6

Warna Lapuk : Putih Kekuningan

Segar : Coklat

Cerat : Coklat

Kilap : Non Logam

Belahan : Tidak ada

Pecahan : Even

Kekerasan :

Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir


(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

×    

Berat Jenis : None

Sifat Kemagnetan : Diamagnetik

Derajat Kejernihan : Translucent

Tenacity : Melleable

Sistem Kristal : Hexagonal

Komposisi Kimia : (Na,k)AlSiO4

Golongan Mineral : Mineral Silikat

Nama Mineral : Nepheline


Keterangan :
Berdasarkan hasil praktikum, sampel kelima dengan nomor peraga Si 6
dalam keadaan lapuk berwarna putih kekuningan dan dalam keadaan segar
berwarna coklat. Sampel ini memiliki cerat berwarna coklat yang dapat dilihat
saat digoreskan pada porselen, mineral ini menunjukkan kilap non logam pada
saat disinari cahaya. Belahan dari sampel ini tidak ada dengan pecahan even.
Sampel ini memiliki kekerasan 3-7 skala mhos, dan berat jenis none. Pada saat
mineral ini didekatkan dengan magnet sampel ini tidak memiliki daya tarik
(diamagnetik). Derajat kejernihan dari sampel ini yaitu translucent (dapat
meneruskan cahaya). Sifat dalam dari sampel ini yaitu melleable (mudah
ditempa). Sampel ini memiliki sistem kristal hexagonal dengan komposisi
kimia (Na,k)AlSiO4. Berdasarkan pada komposisi kimianya maka sampel ini
termasuk kedalam kelas mineral silikat. Nama mineral ini adalah Nepheline.
Nephelin dapat terbentuk dalam intrusi batuan beku seperti syenit dan
fenit. Syenit adalah batuan beku yang mengandung banyak feldspar alkaline,
termasuk nefelin. Proses pembentukan intrusi ini melibatkan pendinginan
magma dalam kerak bumi yang memungkinkan kristalisasi nephelin.Nephelin
juga dapat terbentuk dalam batuan vulkanik seperti fonolit. Fonolit merupakan
batuan vulkanik asidik yang kaya akan feldspar alkaline, termasuk nephelin.
Batuan ini biasanya terbentuk dari pendinginan magma yang kaya akan unsur-
unsur yang menghasilkan nephelin.Nephelin dapat terbentuk melalui
metamorfisme batuan beku yang mengandung nefelin. Selama proses
metamorfisme, perubahan tekanan dan suhu dapat menyebabkan transformasi
mineral dan pembentukan nephelin di dalam batuan beku yang sudah
ada.Kehadiran mineral nephelin dalam batuan dapat menjadi indikator bahwa
bartuan tersebut adalah batuan beku alkali. Mineral nephelin dapat memberikan
petunjuk tentang suhu dan tekanan yang terlibat dalam pembekuan batuan.
Mineral nephelin sering digunakan dalam penelitian petrologi untuk
mempelajari komposisi dan evolusi batuan beku alkali. Mineral nephelin dapat
digunakan dalam penelitian geokimia untuk mempelajari sirkulasi unsur-unsur
alkali dalam lingkungan geologis.
Nephelin sering digunakan sebagai indikator mineral dalam penelitian
geologi dan eksplorasi mineral. Kehadirannya dalam batuan dapat memberikan
petunjuk tentang kondisi geokimia dan lingkungan pembentukan batuan
tersebut. Pengamatan dan analisis distribusi nephelin dapat membantu geolog
dalam memahami sejarah pembentukan batuan dan proses geologis yang
terlibat.

Referensi :
King M Hobart (2018). Nephelin

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

Hari/Tgl : Selasa, 14 November 2023 Nama : Ricardo Manda’ Padang


Acara : 9 NIM : D061231074
No. Urut :6

No. Peraga : Si1

Warna Lapuk : Putih Kecoklatan

Segar : Colorless

Cerat : Putih

Kilap : Non Logam

Belahan : Ada

Pecahan : Even

Kekerasan :

Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir


(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

×    

Berat Jenis : 2,6 N/cm3

Sifat Kemagnetan : Diamagnetik

Derajat Kejernihan : Transparant

Tenacity : Melleable

Sistem Kristal : Hexagonal

Komposisi Kimia : SiO2

Golongan Mineral : Mineral Silikat

Nama Mineral : Kuarsa


Keterangan :
Berdasarkan hasil praktikum, sampel keenam dengan nomor peraga Si 1
dalam keadaan lapuk berwarna putih kecoklatan dan dalam keadaan segar
berwarna colorless. Sampel ini memiliki cerat berwarna putih yang dapat
dilihat saat digoreskan pada porselen, mineral ini menunjukkan kilap non
logam pada saat disinari cahaya. Belahan dari sampel ini ada dengan pecahan
even. Sampel ini memiliki kekerasan 3-7 skala mhos, dan berat jenis 2,6
N/cm3. Pada saat mineral ini didekatkan dengan magnet sampel ini tidak
memiliki daya tarik (diamagnetik). Derajat kejernihan dari sampel ini yaitu
transparant (dapat meneruskan cahaya). Sifat dalam dari sampel ini yaitu
melleable (mudah ditempa). Sampel ini memiliki sistem kristal hexagonal
dengan komposisi kimia SiO2. Berdasarkan pada komposisi kimianya maka
sampel ini termasuk kedalam kelas mineral silikat. Nama mineral ini adalah
Kuarsa.
kuarsa adalah mineral yang sangat umum ditemukan dalam batuan yang
terbentuk di lempeng benua. Mineral ini menjadi penyusun utama batuan
ekstrusif dan intrusif asam seperti granit, granodiorit, ryolit dan pegmatit
granit. Kuarsa umumnya juga terbentuk dalam wujud urat-urat dalam batuan
atau yang dikenal sebagai urat kuarsa, serta berperan sebagai media perekat
(cementing) dalam pembentukan kalsedon. Mineral yang memiliki ragam
warna ini juga biasanya ditemukan dalam batuan metamorfik. Rijang (chert)
yang memiliki sifat keras, berdensitas dan berkarakter mikro-kristalin hingga
kripto-kristalin adalah variasi lainnya dari kuarsa yang terbentuk di lingkungan
laut.Proses pembentukan kuarsa terjadi melalui proses pembekuan magma
yang sifatnya asam. Setelah proses magmatisme, kemudian masuk ke fase
pegmatisme dan pneumatolisis. Pada proses hidrotermal dengan suhunya
rendah yang berkisar 200oC – 400o C. Awalnya magma mengintrusi batuan
pada bagian permukaan, sehingga menghasilkan gejala-gejala intrusi. Mineral
ini berasosiasi dengan hampir semua mineral seperti feldspar, tourmalin, dan
lain lain.
Kuarsa sering digunakan sebagai mineral indeks dalam penelitian
geologi. Mineral indeks adalah mineral yang hadir dalam batuan tertentu dan
dapat memberikan petunjuk tentang kondisi fisik dan kimia di mana batuan
tersebut terbentuk. Kuarsa dianggap sebagai mineral indeks dalam beberapa
jenis batuan metamorf seperti skist kuarsa. Kuarsa adalah salah satu komponen
utama dalam banyak jenis batuan. Misalnya, batu pasir mengandung kuarsa
dalam jumlah yang signifikan. Kehadiran kuarsa dalam batuan dapat
memberikan petunjuk tentang sejarah pembentukan batuan tersebut dan
lingkungan geologis di mana batuan tersebut terbentuk.
Referensi :
Geolnside (2021) Pembentukan mineral kuarsa komposisi beserta
kegunaannya
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

Hari/Tgl : Selasa, 14 November 2023 Nama : Ricardo Manda’ Padang


Acara : 9 NIM : D061231047
No. Urut :7

No. Peraga : Si5

Warna Lapuk : Abu-abu

Segar : Putih Kehijauan

Cerat : Putih

Kilap : Non Logam

Belahan : Tidak ada

Pecahan : Uneven

Kekerasan :

Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir


(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

× × ×  

Berat Jenis : 3,2-3,3 N/cm3

Sifat Kemagnetan : Diamagnetik

Derajat Kejernihan : Opaq

Tenacity : Sectille

Sistem Kristal : Monoklin

Komposisi Kimia : CaMgSi2O6

Golongan Mineral : Mineral Silikat

Nama Mineral : Diopside


Keterangan :
Berdasarkan hasil praktikum, sampel ketujuh dengan nomor peraga Si 5
dalam keadaan lapuk berwarna abu-abu dan dalam keadaan segar berwarna
putih kehijauan. Sampel ini memiliki cerat berwarna putih yang dapat dilihat
saat digoreskan pada porselen, mineral ini menunjukkan kilap non logam pada
saat disinari cahaya. Belahan dari sampel ini tidak ada dengan pecahan uneven.
Sampel ini memiliki kekerasan 6-7 skala mhos, dan berat jenis 3,2-3,2 N/cm 3.
Pada saat mineral ini didekatkan dengan magnet sampel ini tidak memiliki
daya tarik (diamagnetik). Derajat kejernihan dari sampel ini yaitu opaq (tidak
dapat meneruskan cahaya). Sifat dalam dari sampel ini yaitu sectille (mudah
diiris). Sampel ini memiliki sistem kristal monoklin dengan komposisi kimia
CaMgSi2O6. Berdasarkan pada komposisi kimianya maka sampel ini termasuk
kedalam kelas mineral silikat. Nama mineral ini adalah Diopside.
Diopside dapat ditemukan dalam batuan ultramafik, seperti peridotit dan
piroksenit. Batuan ultramafik terbentuk di kedalaman yang dalam dalam proses
yang disebut diferensiasi magma. Magma yang kaya akan silika dan
magnesium menghasilkan kristalisasi diopside bersama dengan mineral lainnya
seperti olivin dan piroksen. Diopside juga dapat ditemukan dalam batuan
metamorf yang mengalami transformasi karena suhu dan tekanan yang tinggi.
Contoh batuan metamorf yang mengandung diopside adalah skarn, marmer,
dan amfibolit. Diopside dapat terbentuk melalui reaksi metamorfisme dari
batuan basal atau batuan sedimen yang kaya akan magnesium dan kalsium..
Mineral ini berasosiasi dengan mineral lain seperti olivin, klorit, epidot,
hornblend, feldspar.
Diopside sering digunakan sebagai mineral indeks dalam penelitian
geologi. Sebagai mineral yang umum ditemukan dalam batuan metamorf,
kehadiran diopside dapat memberikan petunjuk tentang suhu dan tekanan yang
terlibat dalam proses metamorfisme. Diopside juga dapat digunakan sebagai
indikator lingkungan geologis tertentu, seperti zona kontak atau zona
metamorfisme tinggi.
Referensi :
King M Hobart (2018). Diopside, Chrome Diopside, Star Diopside and
Violane
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

Hari/Tgl : Selasa, 14 November 2023 Nama : Ricardo Manda’ Padang

Acara :9 NIM : D061231047


No. Urut :8

No. Peraga : Si8

Warna Lapuk : Putih Kehijauan

Segar : Hijau

Cerat : Hijau

Kilap : Non Logam

Belahan : Tidak ada

Pecahan : Even

Kekerasan :

Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir


(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

× ×   

Berat Jenis : 3,1-3,3 N/cm3

Sifat Kemagnetan : Diamagnetik

Derajat Kejernihan : Opaq

Tenacity : Melleable

Sistem Kristal : Monoklin

Komposisi Kimia : Ca2(Mg,Fe)5Si8O22(OH)2

Golongan Mineral : Mineral Silikat

Nama Mineral : Actinolite


Keterangan :
Berdasarkan hasil praktikum, sampel ketujuh dengan nomor peraga Si 8
dalam keadaan lapuk berwarna putih kehijauan dan dalam keadaan segar
berwarna hijau. Sampel ini memiliki cerat berwarna hijau yang dapat dilihat
saat digoreskan pada porselen, mineral ini menunjukkan kilap non logam pada
saat disinari cahaya. Belahan dari sampel ini tidak ada dengan pecahan uneven.
Sampel ini memiliki kekerasan 5,5-7 skala mhos, dan berat jenis 3,1-3,3
N/cm3. Pada saat mineral ini didekatkan dengan magnet sampel ini tidak
memiliki daya tarik (diamagnetik). Derajat kejernihan dari sampel ini yaitu
opaq (tidak dapat meneruskan cahaya). Sifat dalam dari sampel ini yaitu
melleable (mudah ditempa). Sampel ini memiliki sistem kristal monoklin
dengan komposisi kimia Ca2(Mg,Fe)5Si8O22(OH)2. Berdasarkan pada komposisi
kimianya maka sampel ini termasuk kedalam kelas mineral silikat. Nama
mineral ini adalah Actinolite.
Lokasi metamorf kontak dan skarn merupakan lingkungan yang cocok
untuk terjadinya aktinolit. Aktinolit dihasilkan oleh metamorfisme regional
atau kontak tingkat rendah dari batugamping, batuan mafik, atau ultrabasa yang
kaya magnesium. Mineral aktinolit terdapat pada batuan yang bermetamorfosis
regional, seperti sekis. Ini adalah konstituen utama pada sekis hijau, dan pada
beberapa amfibolit. Hal ini sering dikaitkan dengan mineral seperti bedak,
klorit, glaukofan, epidot, lawonit, albite, dan pumpellyite.Aktinolit juga
terdapat pada batuan metasomatik seperti skarnit dan propilit. Jarang terjadi
pada pegmatit. Itu juga terjadi pada blueschists sebagai mineral retrograde.
Tremolit dan aktinolit juga merupakan produk alterasi umum dari piroksen dan
hornblende, yang dalam hal ini dikenal sebagai uralit. Dapat terdapat pada
batuan yang mengandung piroksen dan/atau hornblende
Aktinolite adalah mineral metamorf yang berkembang dalam kondisi
metamorfosis menengah hingga tinggi. Kehadirannya dalam suatu batuan
metamorf dapat memberikan petunjuk tentang suhu dan tekanan yang terjadi
selama proses metamorfosis. Dengan mempelajari distribusi dan komposisi
aktinolite dalam batuan, geolog dapat memperoleh informasi tentang kondisi
metamorf yang terjadi di daerah tersebut.
Referensi :
GeologiHub (2021).Actinolite Mineral

King M Hobart (2020). Actinolite


LAPORAN KERJA PRAKTIKUM

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


ACARA IX: MINERAL SILIKAT

OLEH:
RICARDO MANDA’ PADANG
D061231047

PRORAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA
2023

Anda mungkin juga menyukai