Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

Hari/Tgl : Senin, 13 November 2023 Nama : Virginia Meitiana Sonda

Acara : IX NIM : D061231019

No. Urut :1

No. Peraga : Si3

Warna Lapuk : Coklat

Segar : Putih Keabuan

Cerat : Putih

Kilap : Non-Logam

Belahan : Ada

Pecahan : Uneven

Kekerasan :

Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir


(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

✕ ✓ ✓ ✓ ✓

Berat Jenis : 0,45 gr/cm3

Sifat Kemagnetan : Diamagnetik

Derajat Kejernihan : Opaqque

Tenacity : Sectile

Sistem Kristal : Monoklin

Komposisi Kimia : SiO2 Al2O3

Golongan Mineral : Silikat

Nama Mineral : Diatomite


Keterangan :
Pada sampel no urut 1 dengan nomor peraga Si3 ini memiliki warna lapuk coklat
dan warna segar putih keabuan. Ceratnya berwarna Putih. Memiliki kilap Non-Logam.
Pada peraga ini terdapat belahan, sedangkan pecahannya unven. Pada sampel ini dapat
tergores menggunakan kawat tembaga sehingga kekerasannya adalah 3 skala Mohs.
Berat jenis peraga ini adalah 0,45 g/m3. Sampel ini tidak dapat ditarik oleh magnet
maka sifat kemagnetannya adalah diamagnetik. Memiliki derajat kejernihan Opaque
dan tenacity sectile (dapat diiris). Sehingga berdasarkan deskripsi yang di hasilkan
sehingga didapatkan nama mineral ini yaitu Diatomite. Diatomite memiliki komposisi
kimia SiO2Al2O3 dan sistem monoklin sehingga termasuk golongan Silikat.

Genesa :
Pembentukan Diatomite terjadi karena sedimentasi atau terjadinya pengendapan.
Batuan hasil sedimentasi ini memiliki kandungan 30% frustule dari beratnya, batuan
tersebut dinamakan diatom ooze atau siliceous ooze.

Asosiasi :
Diatomite yang diasosiasikan dengan mineral lain yaitu: Opal (SiO2·NH2O),
Kuarsa (SiO2).

Kegunaan :
Studi diatomite memberikan kontribusi pada cabang ilmu geologi yang dikenal
sebagai petrologi sedimen, yang berfokus pada pembentukan dan interpretasi batuan
sedimen. Diatomite adalah salah satu batuan sedimen yang dapat memberikan
wawasan penting tentang proses geologis di masa lalu.

Sumber :
Sarno, M. (2019). Mengenal Diatomit. Diakses pada 20 November 2023, dari
https://www.geologinesia.com/2016/05/mengenal-diatom-kelompok-alga-pembentuk-
batu-diatomit.htm
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

Hari/Tgl : Senin, 13 November 2023 Nama : Virginia Meitiana Sonda

Acara : IX NIM : D061231019

No. Urut :2

No. Peraga : Si4

Warna Lapuk : Coklat

Segar : Abu-abu

Cerat : Putih

Kilap : Non-Logam

Belahan : Tidak Ada

Pecahan : Uneven

Kekerasan :

Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir


(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

✕ ✕ ✕ ✕ ✓

Berat Jenis : 2,62 – 2,76 N/m3

Sifat Kemagnetan : Diamagnetik

Derajat Kejernihan : Opaqque

Tenacity : Melleable

Sistem Kristal : Triklin

Komposisi Kimia : (Na, Ca)AlSiO3O8

Golongan Mineral : Silikat

Nama Mineral : Anorthite


Keterangan :
Pada sampel no urut 2 dengan nomor peraga Si4 ini memiliki warna lapuk Coklat
dan warna segar Abu-abu. Ceratnya berwarna Putih. Memiliki kilap Non-Logam. Pada
peraga ini tidak terdapat belahan, sedangkan pecahannya Uneven. Pada sampel ini
dapat tergores menggunakan kikir sehingga kekerasannya adalah 6,5-7 skala Mohs.
Berat jenis peraga ini adalah 2,62-2,76 g/cm2. Sampel ini tidak dapat ditarik oleh
magnet maka sifat kemagnetannya adalah diamagnetik. Memiliki derajat kejernihan
Opaque dan tenacity melleable. Sehingga berdasarkan deskripsi yang di hasilkan
sehingga didapatkan nama mineral ini yaitu Anorthite memiliki komposisi kimia (Na,
Ca)AlSiO3O8 dan sistem kristal Triklin sehingga termasuk golongan Silikat.

Genesa :

Anortite biasanya terbentuk melalui proses “solid solution”. Anorthite merupakan


kelompok pertama terbentuk pada suhu tinggi dan terdapat pada batuan beku basa.
Kemudian terbentuk bytownite-labradorite-andesine pada suhu menengah dan terdapat
pada batuan beku basa-intermediate. Sedangkan mineral kelompok plagioklas yang
terbentuk terakhir yaitu oligoclase-albit pada batuan beku asam.

Asosiasi :

Anortite yang diasosiasikan dengan mineral lain yaitu: Kuarsa (SiO 2), Albite
(Na(AlSi3O8), Ruby (Al2HAI3), Albite (Na(AlSi3O8)
Kegunaan :

Anortite merupakan mineral Anortite memiliki kepentingan geologis yang


sangat besar, karena masih belum sepenuhnya dipahami bagaimana bentuknya.
Kebanyakan model melibatkan pemisahan kristal plagioklas berdasarkan kerapatannya.
Kristal plagioklas biasanya kurang padat daripada magma; jadi, apabila plagioklas
mengkristal dalam ruang magma, kristal plagioklas mengapung ke atas, dan
berkonsentrasi di sana.

Sumber :

Mahmut, M. (2017). Anortite. Diakses pada 10 November 2023, dari


https://geologyscience.com/minerals/ Anortite /#gsc.tab
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

Hari/Tgl : Senin, 13 November 2023 Nama : Virginia Meitiana Sonda

Acara : IX NIM : D061231019

No. Urut :3

No. Peraga : Si5

Warna Lapuk : Coklat

Segar : Putih Keabuan

Cerat : Putih

Kilap : Non-Logam

Belahan : Ada

Pecahan : Uneven

Kekerasan :

Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir


(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

✕ ✕ ✓ ✓ ✓

Berat Jenis : 3,2 - 3,3 gr/cm3

Sifat Kemagnetan : Diamagnetik

Derajat Kejernihan : Opaqque

Tenacity : Melleable

Sistem Kristal : Monoklin

Komposisi Kimia : CaMgSi2O6

Golongan Mineral : Silikat

Nama Mineral : Diopside


Keterangan :
Pada sampel no urut 3 dengan nomor peraga Si5 ini memiliki warna lapuk Coklat
dan warna segar Putih keabuan. Ceratnya berwarna Putih. Memiliki kilap Non-Logam.
Pada peraga ini terdapat belahan, sedangkan pecahannya Uneven. Pada sampel ini
dapat tergores menggunakan kaca sehingga kekerasannya adalah 5,5-6 skala Mohs.
Berat jenis peraga ini adalah 3,2-3,3 gr/cm 3. Sampel ini tidak dapat ditarik oleh magnet
maka sifat kemagnetannya adalah diamagnetik. Memiliki derajat kejernihan Opaque
dan tenacity melleable. Sehingga berdasarkan deskripsi yang di hasilkan sehingga
didapatkan nama mineral ini yaitu Diopside memiliki komposisi kimia CaMgSi2O6 dan
sistem kristal monoklin sehingga termasuk golongan Silikat.

Genesa :
Proses pembentukan diopside melibatkan reaksi padatan dan sintering pada suhu
tertentu. Diopside dapat terbentuk dalam berbagai kondisi geologi, seperti dalam
proses alterasi dan mineralisasi cebakan big gossan.

Asosiasi :
Kalsit , forsterit, kondrodit, monticellite, klinohumite , scapolite, wollastonite ,
grossular, vesuvianite , tremolite , kuarsa.

Kegunaan :
Diopside seringkali terbentuk selama proses metamorfisme, sehingga
keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator kondisi metamorfik yang dialami
oleh batuan.

Sumber :
Handbookofmineralogy.org. (2019). Buku Pegangan Mineralogi . [online] Tersedia di:
http://www.handbookofmineralogy.org [Diakses 20 November 2023].
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

Hari/Tgl : Senin, 13 November 2023 Nama : Virginia Meitiana Sonda

Acara : IX NIM : D061231019

No. Urut :4

No. Peraga : Si1

Warna Lapuk : Coklat

Segar : Tanpa warna

Cerat : Putih

Kilap : Non-Logam

Belahan : Ada

Pecahan : Uneven

Kekerasan :

Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir


(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

✕ ✕ ✕ ✕ ✓

Berat Jenis : 2,65 gr/cm3

Sifat Kemagnetan : Diamagnetik

Derajat Kejernihan : Transparant

Tenacity : Sectile

Sistem Kristal : Heksagonal

Komposisi Kimia : Si02

Golongan Mineral : Silikat

Nama Mineral : Kuarsa


Keterangan :
Pada sampel no urut 4 dengan nomor peraga Si1 ini memiliki warna lapuk Coklat
dan warna segar Tanpa warna. Ceratnya berwarna Putih. Memiliki kilap Non-Logam.
Pada peraga ini terdapat belahan, sedangkan pecahannya Uneven. Pada sampel ini
dapat tergores menggunakan kikir sehingga kekerasannya adalah 6,5-7 skala Mohs.
Berat jenis peraga ini adalah 2,65 gr/cm 3. Sampel ini tidak dapat ditarik oleh magnet
maka sifat kemagnetannya adalah diamagnetik. Memiliki derajat kejernihan
Transparant dan tenacity sectile. Sehingga berdasarkan deskripsi yang di hasilkan
sehingga didapatkan nama mineral ini yaitu Kuarsa memiliki komposisi kimia SiO2
dan sistem kristal Heksagonal sehingga termasuk golongan Silikat.

Genesa :
Kuarsa merupakan mineral yang sangat umum ditemukan dalam batuan yang
terbentuk di lempeng benua. Mineral ini menjadi penyusun utama batuan ekstrusif dan
intrusif asam seperti granit, granodiorit, ryolit dan pegmatit granit. Kuarsa umumnya
juga terbentuk dalam wujud urat-urat dalam batuan atau yang dikenal sebagai urat
kuarsa, serta berperan sebagai media perekat (cementing) dalam pembentukan
kalsedon.

Asosiasi :
Quartz yang diasosiasikan dengan mineral lain yaitu: Fluorit (CaF 2), Kalsit
(CaCO3), Pirit (FeS2) Dolomit (CaMg(CO3)2), Hematit(Fe2HAI), kalkopirit (CuFeS2).

Kegunaan :
Kuarsa dapat digunakan dalam penelitian paleogeologi sebagai indikator kondisi
paleoenvironmental pada masa lalu, terutama dalam analisis batuan sedimen yang
mengandung butiran-butiran kuarsa.

Sumber:
Mahmut, M. (2010). Quartz Pertama Kali Ditemukan Pada 1888. Diakses pada 20
November 2023, dari https://geo-student.blo
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

Hari/Tgl : Senin, 13 November 2023 Nama : Virginia Meitiana Sonda

Acara : IX NIM : D061231019

No. Urut :5

No. Peraga : Si2

Warna Lapuk : Coklat

Segar : Putih Kehijauan

Cerat : Putih

Kilap : Non-Logam

Belahan : Ada

Pecahan : Uneven

Kekerasan :

Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir


(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

✕ ✕ ✓ ✓ ✓

Berat Jenis : 2,55 – 2,65 gr/cm3

Sifat Kemagnetan : Diamagnetik

Derajat Kejernihan : Opaqque

Tenacity : Melleable

Sistem Kristal : Hexagonal

Komposisi Kimia : (Na, K)AlSiO4

Golongan Mineral : Silikat

Nama Mineral : Nepheline


Keterangan :
Pada sampel no urut 5 dengan nomor peraga Si2 ini memiliki warna lapuk Coklat
dan warna segar Putih kehijauan. Ceratnya berwarna Putih. Memiliki kilap Non-
Logam. Pada peraga ini terdapat belahan, sedangkan pecahannya Uneven. Pada sampel
ini dapat tergores menggunakan kaca sehingga kekerasannya adalah 5,5-6 skala Mohs.
Berat jenis peraga ini adalah 2,55-2,65 gr/cm 3. Sampel ini tidak dapat ditarik oleh
magnet maka sifat kemagnetannya adalah diamagnetik. Memiliki derajat kejernihan
Opaque dan tenacity melleable. Sehingga berdasarkan deskripsi yang di hasilkan
sehingga didapatkan nama mineral ini yaitu Nepheline memiliki komposisi kimia (Na,
K)AlSiO4 dan sistem kristal Heksagonal sehingga termasuk golongan Silikat.

Genesa :
Nepheline merupakan mineral yang sangat umum ditemukan dalam batuan yang
terbentuk di lempeng benua. terbentuk karena proses mineralisasi yang disebabkan
oleh aktivitas magma nepheline membentuk rangkaian larutan padat lengkap dengan
kalsilit , KAlSiO 4 . Pada suhu di bawah sekitar 1.000 °C (1.830 °F), terdapat
kesenjangan ketercampuran yang lebar antara nepheline dan kalsilite, serupa dengan
kesenjangan ketercampuran antara mikroklin dan albite . Komposisi yang termasuk
dalam celah ini akan mengalami ekssolusi saat mendingin.

Asosiasi :
Nepheline yang diasosiasikan dengan mineral lain yaitu: Albite (Na(AlSi3O8),
Microcline (K(AlSi3O8), Aegirine (NaFe3+Si2O6), Fluorapatite (Ca5(PO4)3F)2).

Kegunaan :
Studi nepheline memberikan informasi penting dalam penelitian mineralogi dan
kristalografi. Sifat-sifat kristalografi nepheline dapat dieksplorasi untuk pemahaman
lebih lanjut tentang struktur mineral dan sifat fisiknya.Sumber :

Sumber :
Mahmut, M. (2010). Nepheline Pertama Kali Ditemukan Pada 1888. Diakses pada 9
November 2023, dari https://geo-student.blogspot.com/2010/01/ Nepheline -pertama-
kali-ditemukan-pada-1888.htm
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

Hari/Tgl : Senin, 13 November 2023 Nama : Virginia Meitiana Sonda

Acara : IX NIM : D061231019

No. Urut :6

No. Peraga : Si8

Warna Lapuk : Coklat

Segar : Abu-abu

Cerat : Abu-abu

Kilap : Non-Logam

Belahan : Ada

Pecahan : Uneven

Kekerasan :

Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir


(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

✕ ✕ ✕ ✓ ✓

Berat Jenis : 3,03 - 3,24 gr/cm 3

Sifat Kemagnetan : Diamagnetik

Derajat Kejernihan : Opaque

Tenacity : Britlle

Sistem Kristal : Monoklin

Komposisi Kimia : Ca2(Mg4.5-2.5Fe0.5-2.5)Si8O22(OH)2

Golongan Mineral : Silikat

Nama Mineral : Actinolite


Keterangan :
Pada sampel no urut 6 dengan nomor peraga Si8 ini memiliki warna lapuk
Coklat dan warna segar Abu-abu. Ceratnya berwarna Abu-abu. Memiliki kilap Non-
Logam. Pada peraga ini terdapat belahan, sedangkan pecahannya Uneven. Pada sampel
ini dapat tergores menggunakan pisau baja sehingga kekerasannya adalah 6-6,5 skala
Mohs. Berat jenis peraga ini adalah 3,03 - 3,24 gr/cm 3. Sampel ini tidak dapat ditarik
oleh magnet maka sifat kemagnetannya adalah diamagnetik. Memiliki derajat
kejernihan Opaque dan tenacity Britlle. Sehingga berdasarkan deskripsi yang di
hasilkan sehingga didapatkan nama mineral ini yaitu Actinolite memiliki komposisi
kimia Ca2(Mg4.5-2.5Fe0.5-2.5)Si8O22(OH)2 dan sistem kristal Monoklin sehingga termasuk
golongan Silikat
.
Ganesha:
Actinolite merupakan umumnya ditemukan pada batuan metamorf, seperti
aureoles kontak sekitarnya didinginkan mengganggu batu magma dingin. Itu juga
terjadi sebagai produk metamorfisme batugamping kaya magnesium.

Asosiasi:
Actinolite yang diasosiasikan dengan mineral lain yaitu: Kuarsa(SiO
2),Kalsit(CaCO3), Talk (Mg 3 Si 4 O 10 (OH) 2),Pirit (FeS 2)

Kegunaan:
Actinolite bentuk digunakan sebagai batu permata. Salah satunya adalah
nephrite, salah satu dari dua jenis batu giok. Variasi permata lainnya adalah bentuk
chatoyant yang dikenal sebagai aktinolit mata kucing.

Sumber:
Mahmut, M. (2010). Actinolite Pertama Kali Ditemukan Pada 1888. Diakses pada 9
November 2023, dari
https://geo-student.blogspot.com/2010/01/ Actinolite ne -pertama-kali-ditemukan-
pada-1888.html
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

Hari/Tgl : Senin, 13 November 2023 Nama : Virginia Meitiana Sonda

Acara : IX NIM : D061231019

No. Urut :7

No. Peraga : Si6

Warna Lapuk : Putih

Segar : Jingga

Cerat : Putih

Kilap : Non-Logam

Belahan : Ada

Pecahan : Uneven

Kekerasan :

Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir


(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

✕ ✕ ✓ ✓ ✓

Berat Jenis : 2,55 – 2,65 gr/cm3

Sifat Kemagnetan : Diamagnetik

Derajat Kejernihan : Translucent

Tenacity : Sectile

Sistem Kristal : Heksagonal

Komposisi Kimia : (Na, K)AlSiO4

Golongan Mineral : Silikat

Nama Mineral : Nepheline


Keterangan :
Pada sampel no urut 7 dengan nomor peraga Si6 ini memiliki warna lapuk Putih
dan warna segar Jingga. Ceratnya berwarna Putih. Memiliki kilap Non-Logam. Pada
peraga ini terdapat belahan, sedangkan pecahannya Uneven. Pada sampel ini dapat
tergores menggunakan kaca sehingga kekerasannya adalah 5,5-6 skala Mohs. Berat
jenis peraga ini adalah 2,55-2,65 gr/cm 3. Sampel ini tidak dapat ditarik oleh magnet
maka sifat kemagnetannya adalah diamagnetik. Memiliki derajat kejernihan
Translucent dan tenacity Sectile. Sehingga berdasarkan deskripsi yang di hasilkan
sehingga didapatkan nama mineral ini yaitu Nepheline memiliki komposisi kimia (Na,
K)AlSiO4 dan sistem kristal Heksagonal sehingga termasuk golongan Silikat.

Genesa :
Nepheline merupakan mineral yang sangat umum ditemukan dalam batuan yang
terbentuk di lempeng benua. terbentuk karena proses mineralisasi yang disebabkan
oleh aktivitas magma nepheline membentuk rangkaian larutan padat lengkap dengan
kalsilit , KAlSiO 4 . Pada suhu di bawah sekitar 1.000 °C (1.830 °F), terdapat
kesenjangan ketercampuran yang lebar antara nepheline dan kalsilite, serupa dengan
kesenjangan ketercampuran antara mikroklin dan albite . Komposisi yang termasuk
dalam celah ini akan mengalami ekssolusi saat mendingin.

Asosiasi :
Nepheline yang diasosiasikan dengan mineral lain yaitu: Albite(Na(AlSi 3 O
8 ),Microcline(K(AlSi 3 O 8 ),Aegirine(NaFe 3+ Si 2 O 6),Fluorapatite(Ca 5 (PO 4 ) 3
F) 2).

Kegunaan :
Studi nepheline memberikan informasi penting dalam penelitian mineralogi dan
kristalografi. Sifat-sifat kristalografi nepheline dapat dieksplorasi untuk pemahaman
lebih lanjut tentang struktur mineral dan sifat fisiknya.

Sumber :
Mahmut, M. (2010). Nepheline Pertama Kali Ditemukan Pada 1888. Diakses pada 9
November 2023, dari https://geo-student.blogspot.com/2010/01/ Nepheline -pertama-
kali-ditemukan-pada-1888.html
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

Hari/Tgl : Senin, 13 November 2023 Nama : Virginia Meitiana Sonda

Acara : IX NIM : D061231019


No. Urut :8

No. Peraga : Si7

Warna Lapuk : Coklat

Segar : Hijau

Cerat : Putih

Kilap : Non-Logam

Belahan : Ada

Pecahan : Uneven

Kekerasan :

Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir


(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

✕ ✕ ✕ ✓ ✓

Berat Jenis : 3,03 - 3,24 gr/cm 3

Sifat Kemagnetan : Diamagnetik

Derajat Kejernihan : Opaque

Tenacity : Britlle

Sistem Kristal : Monoklin

Komposisi Kimia : Ca2(Mg4.5-2.5Fe0.5-2.5)Si8O22(OH)2

Golongan Mineral : Silikat

Nama Mineral : Actinolite

Keterangan :
Pada sampel no urut 6 dengan nomor peraga Si7 ini memiliki warna lapuk
Coklat dan warna segar Hijau. Ceratnya berwarna Putih. Memiliki kilap Non-Logam.
Pada peraga ini terdapat belahan, sedangkan pecahannya Uneven. Pada sampel ini
dapat tergores menggunakan pisau baja sehingga kekerasannya adalah 6-6,5 skala
Mohs. Berat jenis peraga ini adalah 3,03 - 3,24 gr/cm 3. Sampel ini tidak dapat ditarik
oleh magnet maka sifat kemagnetannya adalah diamagnetik. Memiliki derajat
kejernihan Opaque dan tenacity Britlle. Sehingga berdasarkan deskripsi yang di
hasilkan sehingga didapatkan nama mineral ini yaitu Actinolite memiliki komposisi
kimia Ca2(Mg4.5-2.5Fe0.5-2.5)Si8O22(OH)2 dan sistem kristal Monoklin sehingga termasuk
golongan Silikat
.
Ganesha:
Actinolite merupakan umumnya ditemukan pada batuan metamorf, seperti
aureoles kontak sekitarnya didinginkan mengganggu batu magma dingin. Itu juga
terjadi sebagai produk metamorfisme batugamping kaya magnesium.

Asosiasi:
Actinolite yang diasosiasikan dengan mineral lain yaitu: Kuarsa(SiO
2),Kalsit(CaCO3), Talk (Mg 3 Si 4 O 10 (OH) 2),Pirit (FeS 2)

Kegunaan:
Actinolite bentuk digunakan sebagai batu permata. Salah satunya adalah
nephrite, salah satu dari dua jenis batu giok. Variasi permata lainnya adalah bentuk
chatoyant yang dikenal sebagai aktinolit mata kucing.

Sumber:
Mahmut, M. (2010). Actinolite Pertama Kali Ditemukan Pada 1888. Diakses pada 9
November 2023, dari
https://geo-student.blogspot.com/2010/01/ Actinolite ne -pertama-kali-ditemukan-
pada-1888.html

Anda mungkin juga menyukai