LAPORAN ACARA 1 PENGENALAN FOSIL 1
LAPORAN ACARA 1 PENGENALAN FOSIL 1
PENDAHULUAN
teori evolusi. Paleontologi adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari fosil.
Seluk-beluk fosil dipelajari oleh seorang paleontologist. Fosil sendiri adalah jejak
kehidupan masa lalu. Banyak yang mengira bahwa fosil Dinosaurus berupa tulang
yang utuh, namun sebenarnya yang sering ditemukan hanyalah bagian dari tulang
atau tulang-tulang yang berserakan. Dahulu teori evolusi diuji dengan melihat fosil-
fosil yang merupakan peninggalan makhluk hidup pada masa lalu. Perkembangan
teori evolusi saat ini sudah menggunakan berbagai metode mutakhir, tetapi jelas
perkembangan kehidupan yang pernah ada di muka bumi sepanjang sejarah bumi,
mengetahui kondisi geografi dan iklim pada zaman saat makhluk hidup tersebut
ada, menentukan umur relatif batuan yang terdapat di alam berdasarkan kandungan
dan ekologi kehidupan fosil yang dikandung dalam batuan tersebut, untuk korelas
antar batuan batuan yang terdapat di alam (biostratigrafi) yaitu dengan dasar
diberikan,
langsung.
praktikum ini dilakukan pengambilan data sebanyak 8 sampel dan metode yang
lingkungan pengendapannya.
2. ATK
3. Hekter
4. Penggaris
5. Kertas HVS
6. Clipboard
7. HCL
8. Jas Lab
membentuk tiruan keras dan tahan lama dari organisme aslinya. Fosil
spesies, dan kondisi lingkungan pada masa itu (Li,Z. & Zhang Z., 2019).
Fosil dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, seperti tulang, kerangka, dan
organisme dari masa ke masa. Selain itu, fosil juga memberikan informasi
tentang kondisi lingkungan pada masa itu, seperti iklim, kondisi laut, dan tanah
1. Fosil harus memiliki bentuk yang keras dan tahan lama, seperti tulang,
2. Fosil harus terbentuk dari material organik yang dengan cara alami, seperti
pengkristalan
3. Fosil harus memiliki usia yang sangat lama, seperti jutaan tahun, untuk
lapisan bumi.
4. Fosil harus ditemukan di lokasi yang sesuai dengan periode geologi yang
5. Fosil harus memiliki informasi tentang kondisi linkungan pada masa itu,
seperti iklim, kondisi laut, dan kondisi tanah (Brown, A.L, 2019).
transformasi menjadi fosil. Proses ini dimulai ketika organisme mati jatuh ke dasar
laut atau danau dan tertimbun oleh sedimen seperti lumpur atau pasir. Saat terkubur,
oksigen dan bakteri pengurai. Secara bertahap, mineral-mineral dari air dan
dengan mineral, membentuk tiruan batuan organik yang disebut fosil. Proses ini
membutuhkan waktu yang sangat lama, biasanya berlangsung jutaan tahun, dan
melibatkan tekanan dan panas yang bertahap dari lapisan sedimentasi di atasnya
1. Replacement
Proses di mana materi organik digantikan oleh mineral. Contohnya adalah
ketika tulang digantikan oleh mineral seperti kalsium karbonat atau silika. (Wahyu
menjadi kristal yang lebih besar dan lebih terorganisir (Wahyu Firdaus Mauliddan,
2021).
3. Permineralisasi
Proses di mana ruang pori dalam organisme diisi dengan mineral,
batuan. Cast terbentuk ketika rongga tersebut kemudian diisi oleh mineral atau
5. Compression Fossil
Proses di mana organisme tertanam dalam lapisan sedimen yang tebal,
Mauliddan, 2021).
6. Bioimmuration
Proses di mana organisme lain tumbuh di atas atau di sekitar organisme
mati, meninggalkan jejak atau rekaman fosil. Contohnya adalah ketika cangkang
organisme laut tertanam di bawah organisme lain yang mati (Wahyu Firdaus
Mauliddan, 2021).
7. Karbonisasi
Karbonisasi adalah proses di mana kandungan gas-gas atau zat lain yang
Proses ini merupakan bagian dari proses pemfosilan yang penting dalam
antara lain:
1. Penimbunan
Organisme mati terkubur di dalam lapisan sedimen seperti lumpur, pasir,
atau tanah. Proses ini dapat melindungi organisme dari dekomposisi dan kerusakan
lain yang menguraikan materi organik. Seiring waktu, material organik digantikan
oleh mineral dari air dan larutan yang meresap ke dalam jaringan organisme. Proses
ini dikenal sebagai mineralisasi atau penggantian mineral. (Allwood, A.C,dkk,
2020).
3. Penguatan
Mineralisasi menguatkan struktur organisme, yang kemudian membentuk
fosil. Proses ini dapat memakan waktu ribuan hingga jutaan tahun tergantung pada
4. Ekspose
Fosil dapat terbentuk di dalam batuan, dan proses erosi atau aktivitas
Fosil berupa organisme itu sendiri adalah hasil dari proses mineralisasi di
mana jaringan organisme tertanam dalam batuan dan digantikan oleh mineral.
tubuhnya. Sebagai contoh, fosil tulang dinosaurus yang telah diidentifikasi dan
dipelajari secara ekstensif oleh para ahli paleontologi (Briggs, D.E.G & Bottjer D.
J, 2020).
bekas gigitan yang ditinggalkan oleh makhluk hidup di permukaan tanah atau dalam
lapisan batuan. Jejak fosil dapat memberikan wawasan tentang perilaku, habitat,
dan pola migrasi makhluk hidup masa lampau (Briggs, D.E.G & Bottjer D. J, 2020).
3. Fosil Hidup
Fosil hidup, atau juga dikenal sebagai fosil yang belum matang, mengacu
pada organisme yang ada hari ini dan memiliki ciri-ciri khas yang menyerupai fosil
organisme yang telah mati. Contoh fosil hidup termasuk coelacanth, ikan primitif
3. Fosil nano (nannofossil), berukuran sangat halus dengan skala nano meter
2. Plate, merupakan entuk fosil yang menyerupai bentuk seperti piring yang
adalah spesies, sedangkan unit tertinggi adalah kingdom. Diantara unit-unit baku
dapat ditambahkan super jika terletak di atas unit baku, contoh: super kingdom,
merupakan unit yang lebih tinggi dari kingdom. Jika ditambahkan sub terletak di
bawah unit baku, contoh: sub filum, terdapat di bawah unit filum. (Dr. Akmaluddin,
dkk, 2019)
2. 10 Manfaat Fosil
Fosil merupakan sisa-sisa makhluk hidup yang telah terawetkan secara
alami dalam jangka waktu yang cukup lama. Terdapat beberapa kegunaan
yang terpengaruhi oleh aspek fisik, kimia dan biologi yang dapat mempengaruhi
peristiwa-peritiwa yang terjadi di bumi, hal ini pastinya memiliki sebuah umur atau
yang sering disebut sebagai umur geologinya. Setiap umur tersebut dapat diketahui
dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan mempelajari fosil yang terdapat
pada lapisan atau batuan tersebut dan secara tidak langsung kita akan dapat
3. Fosil sebagai Indikator Tektonik Fosil yang telah didapat sebelumnya akan
mengalami transpotasi yang pada akhirnya akan mencari kedudukan yang stabil.
Dalam suatu lapisan batuan, fosil yang telah tertransportasi akan memperlihatkan
orientasi ke satu arah. Dari orientasi dan kedudukanya, maka dapat direkontruksi
bagian atas dan bawah dari suatu lapisan (Choiriah, dkk, 2022).
BAB III
METODE PENELITIAN
laboratorium, meliputi studi tentang fosil. Studi pendahuluan ini juga termasuk
studi literatur yaitu untuk mempelajari karakteristik dari setiap fosil sehingga
pendahuluan, membaca jurnal referensi materi dari praktikum yang akan dilakukan,
ini, praktikan akan melakukan pengecekan alat terlebih dahulu sebelum melakukan
telah diambil saat praktikum dan untuk menunjang analisis data, pada saat tahapan
3.5 Laporan
Pada tahap ini, laporan yang diibuat berjumlah total 5 bab dengan tambahan
daftar pustaka. Pada saat menyusus laporan praktikum ini, dilakukan asistensi
bersama asisten untuk mengkoreksi kesalahan kesalahan pada laporan ini. Ketika
laporan ini telah mendapatkan asistensi dan telah ACC, laporan ini dapat
dikumpulkan.
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapatkan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut:
Fosil dengan nomor peraga 170 mempunyai sistem taksonomi yang berasal
dari filum Arthropoda dengan kelas Trilobita dan ordo Asaphida. Fosil ini termasuk
asli tubuh organisme fosil yang diamati walaupun didapatkan beberapa mineral
dalam skala kecil yang sudah mengantikan material dari organisme fosil yang di
amati. Sampel ini memiliki bentuk seperti ruas-ruas yang banyak yang disebut
dengan byfuring dan juga sampel ini bersifat karbonatan dikarenakan ketika
diteteskan dengan HCL terdapat reaksi yang terjadi dalam artian fosil ini memiliki
pengendapan fosil ini yaitu laut dangkal yang kaya akan unsur penyusun
karbonatan. Sampel fosil ini berdasarkan skala waktu geologi memiliki umur ± 500-
450 juta tahun yang lalu atau setara dengan Ordovisium Tengah.Fosil ini berasal
dari laut dangkal dikarenakan bereaksi terhadap HCl pada saat diteteskan, pada saat
sedimen berbutir halus dan segera terendapkan selama kira kira 500-450 juta tahun
lamanya (ordovisum tengah). Kemudian karena adanya aktifitas tektonik fosil ini
peneliti.
Fosil ini berperan sangat besar dalam perbaikan kesuburan tanah. Proses
dekomposisi tanah tidak akan mampu berjalan dengan cepat bila tidak ditunjang
oleh kegiatan makrofauna tanah. Fosil ini mempunyai peranan penting dalam
proses dekomposisi bahan organik tanah dalam penyediaan unsur hara. Fosil ini
akan merombak substansi nabati yang matik, kemudian bahan tersebut akan
4.2.2 Peraga 2
Fosil dengan nomor peraga 807 mempunyai sistem taksonomi yang berasal
dari filum Cnidaria dengan kelas Anthozoa dan ordo Cystyphyllida. Fosil ini
asli tubuh organisme fosil yang diamati walaupun didapatkan beberapa mineral
dalam skala kecil yang sudah mengantikan material dari organisme fosil yang di
amati. Sampel ini memiliki bentuk seperti tabung yang memanjang yang disebut
dengan tabular dan juga sampel ini bersifat non-karbonatan dikarenakan tidak
adanya reaksi ketika diteteskan dengan HCL dalam artian fosil ini tidak memiliki
pengendapan fosil ini yaitu laut dalam yang minim akan unsur penyusun
karbonatan. Sampel fosil ini berdasarkan skala waktu geologi memiliki umur ± 370-
360 juta tahun yang lalu atau setara dengan Devon tengah.
ini tidak bereaksi dengan HCl. Berdasarkan pengmatan, fosil ini diduga berasal dari
koral laut dalam yang terfosilkan. Setelah koral ini mati, ia kemudian tertutupi oleh
material material sedimen berbutir halus sehingga terhindar dari segala yang
setelah kira kira 370 juta tahun lamanya (devon tengah), fosil ini kembali tersingkap
masa lampau dan juga untuk eksplorasi minyak dan gas dengan karena fosil ini
Fosil dengan nomor peraga 1542 mempunyai sistem taksonomi yang berasal
dari filum Mollusca dengan kelas Cephalopoda dan ordo Ammonitida. Fosi ini
bahwa fosil tersebut sudah tergantikan oleh mineral sehingga tidak ada lagi
ditemukannya jaringan tubuh fosil yang ditemukan. Sampel ini memiliki bentuk
seperti obat nyamuk yang disebut dengan radial dan juga sampel ini bersifat
karbonatan dikarenakan ketika diteteskan dengan HCL terdapat reaksi yang terjadi
dalam artian fosil ini memiliki komposisi kimia yang mengandung karbonatan, Hal
ini dikarenakan lingkungan pengendapan fosil ini yaitu laut dangkal yang kaya
akan unsur penyusun karbonatan. Sampel fosil ini berdasarkan skala waktu geologi
memiliki umur ± 195-176 juta tahun yang lalu atau setara dengan Jura bawah.
bagian tubuh fosil tersebut dapat bereaksi saat ditetesi oleh HCl. Setelah
organisme ini mati, ia kemudian tertutupi oleh material material sedimen berbutir
ini dalam proses pemfosilannya. Kemudian setelah kira kira 195 juta tahun
lamanya (jura bawah) , fosil ini kembali tersingkap di permukaan yang kemudian
Beberapa kegunaan dari fosil ini yakni fosil ini sangat memainkan peran
yang masih hidup, serta dalam memahami perubahan dalam struktur tubuh,
morfologi, dan adaptasi selama rentang waktu yang panjang (Allwood, A. C.dkk,
2019).
4.2.4 Peraga 4
Fosil dengan nomor peraga 841 mempunyai sistem taksonomi yang berasal
dari filum Cnidaria dengan kelas Anthozoa dan ordo Staurida. Fosil ini termasuk
asli tubuh organisme fosil yang diamati walaupun didapatkan beberapa mineral
dalam skala kecil yang sudah mengantikan material dari organisme fosil yang di
amati. Sampel ini memiliki bentuk seperti kerucut yang disebut dengan konikal dan
juga sampel ini bersifat karbonatan dikarenakan ketika diteteskan dengan HCL
terdapat reaksi yang terjadi dalam artian fosil ini memiliki komposisi kimia yang
yaitu laut dangkal yang kaya akan unsur penyusun karbonatan. Sampel fosil ini
berdasarkan skala waktu geologi memiliki umur ± 370-360 juta tahun yang lalu
Adapun proses pemfosilan yang terjadi pada fosil ini adalah permineralisasi.
Fosil ini berbentuk konikal. Bereaksi ketika ditetesi HCl yang menandakan bahwa
fosil ini memiliki komposisi kimia berupa karbonatan (CaCO 3), sehingga dapat
diketahui bahwa lingkungan pengendapan dari fosil ini adalah laut dangkal, serta
berdasarkan skala waktu geologi fosil ini berumur ± 370-395 juta tahun lalu (Devon
Tengah).
Kegunaan fosil ini dalam geologi yakni memiliki kegunaan sebagai sumber
data penting bagi para paleontologis untuk mempelajari kehidupan laut pada masa
petunjuk tentang paleogeografi, yaitu kondisi geografis dan geologi Bumi pada
masa lampau. Informasi ini membantu memahami perubahan bentuk benua, lokasi
4.2.5 Peraga 5
Fosil dengan nomor peraga 1722 mempunyai sistem taksonomi yang berasal
dari filum Mollusca dengan kelas Cepholopoda dan ordo Belemnitida. Fosil ini
tubuh organisme fosil yang diamati walaupun didapatkan beberapa kristal dalam
skala cukup besar yang sudah mengantikan material dari organisme fosil yang di
amati. Sampel ini memiliki bentuk seperti kerucut yang disebut dengan konikal dan
juga sampel ini bersifat karbonatan dikarenakan ketika diteteskan dengan HCL
terdapat reaksi yang terjadi dalam artian fosil ini memiliki komposisi kimia yang
yaitu laut dangkal yang kaya akan unsur penyusun karbonatan. Sampel fosil ini
berdasarkan skala waktu geologi memiliki umur ± 141-100 juta tahun yang lalu
atau setara dengan Kapur atas Fosil ini terbentuk di daerah lingkungan pengendapan
laut dangkal karena bagian tubuh fosil tersebut dapat bereaksi saat ditetesi oleh HCl.
Setelah organisme ini mati, ia kemudian tertutupi oleh material material sedimen
fosil ini dalam proses pemfosilannya. Kemudian setelah kira kira 100 juta tahun
lamanya (kapur atas), fosil ini kembali tersingkap di permukaan yang kemudian
memahami evolusi dan distribusi organisme laut pada masa lampau. Fosil ini juga
memberikan informasi tentang lingkungan dan ekologi laut di masa lalu, serta dapat
lainnya yang memengaruhi kehidupan laut pada periode tertentu. Studi tentang fosil
ini juga dapat memberikan wawasan tentang peristiwa kepunahan masa lalu dan
4.2.6 Peraga 6
Fosil dengan nomor peraga 1838 mempunyai sistem taksonomi yang berasal
filum Brachiopoda dengan kelas Artikulata dan ordo Orthida. Fosil ini termasuk
famili Haustatoridae dalam genus Haustator, sehingga digolongkan ke dalam
asli tubuh organisme fosil yang diamati walaupun didapatkan beberapa mineral
dalam skala kecil yang sudah mengantikan material dari organisme fosil yang di
amati. Sampel ini memiliki bentuk seperti kerang dengan keterdapatan kedua sisi
kerang tersebut yang disebut dengan biconvex dan juga sampel ini bersifat
karbonatan dikarenakan ketika diteteskan dengan HCL terdapat reaksi yang terjadi
dalam artian fosil ini memiliki komposisi kimia yang mengandung karbonatan, Hal
ini dikarenakan lingkungan pengendapan fosil ini yaitu laut dangkal yang kaya akan
unsur penyusun karbonatan. Sampel fosil ini berdasarkan skala waktu geologi
memiliki umur ± 55-50 juta tahun yang lalu atau setara dengan Eosen bawah.Fosil
ini terbentuk di daerah lingkungan pengendapan laut dangkal karena bagian tubuh
fosil tersebut dapat bereaksi saat ditetesi oleh HCl. Setelah organisme ini mati, ia
kemudian tertutupi oleh material material sedimen berbutir halus sehingga terhindar
pemfosilannya. Kemudian setelah kira kira 55 juta tahun lamanya (eosen bawah),
fosil ini kembali tersingkap di permukaan yang kemudian diambil oleh peneliti
untuk diteliti.
umur relatif dari suatu lapisan geologi. Ketika organisme ini mati, fosil Haustator
dalam studi paleontologi untuk memahami sejarah kehidupan pada masa lampau.
mereka hidup dan fosil ini digunakan juga untuk memberikan kontribusi yang
signifikan dalam pemahaman tentang evolusi dan distribusi organisme laut pada
masa lalu, khususnya selama periode geologis tertentu di Bumi. Melalui studi
fosil ini, para ilmuwan dapat melacak perubahan dalam morfologi, distribusi, dan
ekologi spesies ini seiring waktu, memberikan wawasan yang berharga tentang
4.2.7 Peraga 7
Fosil dengan nomor peraga 1964 mempunyai sistem taksonomi yang berasal
dari filum Foraminifera dengan kelas Globothalamea dan ordo Rotaliida. Fosil ini
asli tubuh organisme fosil yang diamati walaupun didapatkan beberapa mineral
dalam skala kecil yang sudah mengantikan material dari organisme fosil yang di
amati. Sampel ini memiliki bentuk seperti benda datar yang disebut dengan plate
dan juga sampel ini bersifat karbonatan dikarenakan ketika diteteskan dengan HCL
terdapat reaksi yang terjadi dalam artian fosil ini memiliki komposisi kimia yang
yaitu laut dangkal yang kaya akan unsur penyusun karbonatan. Sampel fosil ini
berdasarkan skala waktu geologi memiliki umur ± 50-44 juta tahun yang lalu atau
bagian tubuh fosil tersebut tidak dapat bereaksi saat ditetesi oleh HCl. Setelah
organisme ini mati, ia kemudian tertutupi oleh material material sedimen berbutir
halus sehingga terhindar dari segala yang berkemungkinan menghancurkan fosil ini
dalam proses pemfosilannya. Kemudian setelah kira kira 50 juta tahun lamanya
(eosen tengah), fosil ini kembali tersingkap di permukaan dan kemudian diambil
aspek. Pertama-tama, sebagai organisme yang sangat melimpah pada masa lampau,
fosil ini membantu paleontolog dan geolog memahami sejarah kehidupan laut dan
lingkungan di mana mereka hidup. Studi tentang fosil ini dapat memberikan
informasi tentang iklim, kedalaman laut, dan kondisi lingkungan lainnya pada masa
itu.
4.2.8 Peraga 8
Fosil dengan peraga 805 mempunyai sistem taksonomi yang berasal dari
filum Echinodermata dengan kelas Echinoidea dan ordo Cidaroida. Fosil ini
asli tubuh organisme fosil yang diamati walaupun didapatkan beberapa mineral
dalam skala kecil yang sudah mengantikan material dari organisme fosil yang di
amati. Sampel ini memiliki bentuk seperti bola atau membulat yang disebut dengan
grobular dan juga sampel ini bersifat karbonatan dikarenakan ketika diteteskan
dengan HCL terdapat reaksi yang terjadi dalam artian fosil ini memiliki komposisi
fosil ini yaitu laut dangkal yang kaya akan unsur penyusun karbonatan. Sampel fosil
ini berdasarkan skala waktu geologi memiliki umur ± 100-65 juta tahun yang lalu
bagian tubuh fosil tersebut dapat bereaksi saat ditetesi oleh HCl. Setelah organisme
ini mati, ia kemudian tertutupi oleh material material sedimen berbutir halus
dalam proses pemfosilannya. Kemudian setelah kira kira 100 juta tahun lamanya
(kapur atas), fosil ini kembali tersingkap di permukaan yang kemudian diambil oleh
pemahaman kita tentang sejarah kehidupan laut. Melalui analisis fosil ini, para
ilmuwan dapat melacak evolusi dan diversifikasi urchin laut selama periode
geologis tertentu, serta merekonstruksi lingkungan laut pada masa lalu berdasarkan
distribusi fosil ini di berbagai lapisan batuan. Selain itu, fosil Cidaris vesicularis
dan menentukan usia relatif batuan. Studi tentang fosil ini membantu memperkaya
pemahaman kita tentang komunitas biologis laut pada masa lampau dan peran
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan pada praktikum ini adalah
2. Daerah pengendapan fosil dari peraga yang diberikan adalah di daerah laut
suatu batuan tertentu, menentukan iklim pada saat terjadi pemfosilan, dan
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Laboratorium
1. Lebih memerhatikan kebersihan sample.
praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Allwood, A. C., dkk. 2020. Stromatolite reef from the Early Archaean era of
Australia. Nature.
Briggs, D. E. G., & McMahon, S. 2019. The role of experiments in investigating the
Review.
Li, Z., & Zhang, Z. 2019. Fosil: Pengertian, Proses Pembentukan, dan Manfaatnya
Smith, J., & Jones, M. 2019. Fosil: Pengertian, Proses Pembentukan, dan
Hasanuddin.