PENDAHULUAN
teori evolusi. Paleontologi adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari fosil.
jejak kehidupan masa lalu. Banyak yang mengira bahwa fosil Dinosaurus berupa
tulang yang utuh, namun sebenarnya yang sering ditemukan hanyalah bagian
Dahulu teori evolusi diuji dengan melihat fosil- fosil yang merupakan
peninggalan makhluk hidup pada masa lalu. Perkembangan teori evolusi saat ini
sudah menggunakan berbagai metode mutakhir, tetapi jelas tidak hanya ke arah
bumi, mengetahui kondisi geografi dan iklim pada zaman saat makhluk hidup
tersebut ada, menentukan umur relatif batuan yang terdapat di alam berdasarkan
didasarkan pada sifat dan ekologi kehidupan fosil yang dikandung dalam batuan
tersebut, untuk korelasi antar batuan batuan yang terdapat di alam (biostratigrafi)
yaitu dengan dasar kandungan fosil yang sejenis atau seumur.Oleh karena itu,
laporan ini merupakan bukti fisik dari praktikum pengenalan fosil yang telah
kami lakukan.
mengenali organisme yang terfosilkan dari beberapa filum. Adapun tujuan dari
hayati
ilmiah.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu:
1. Buku Penuntun Praktikum Paleontologi
5. Sampel fosil
TINJAUAN PUSTAKA
Fosil, dari bahasa Latin fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam
tanah”. Fosil adalah semua sisa, jejak, ataupun cetakan dari manusia, binatang,
dan tumbuh- tumbuhan yang telah terawetkan dalam suatu endapan batuan dari
masa geologist atau prasejarah yang telah berlalu. Fosil makhluk hidup terbentuk
ketika makhluk hidup pada zaman dahulu (lebih dari 500.000.00 tahun) terjebak
dalam lumpur atau pasir dan kemudian jasadnya tertutup oleh endapan lumpur.
hidup yang terkubur tersebut. Dari fosil yang ditemukan, yang paling banyak
jumlahnya adalah yang sangat lembut ukurannya seperti serbuk sari, misalnnya
Kira-kira 550 juta tahun yang lalu longsoran lumpur yang terjadi di dasar
laut purba. Tumbuhan dan binatang terangkut pada proses tersebut ke dasar laut
yang lebih dalam lapisan sedimen lumpur yang kemudian mengalami litifikasi
menjadi serfih. Selanjutnya serpih mengalami pengangkatan membentuk
organisme tadi yang beberapa jenis diantaranya masih tetap hidup sampai
disebut fosil. Fosil yang tertua adalah jejak yang sangat kecil dari organisme
yang menyerupai bakteri yang pernah hidup sekitar 3.000 juta tahun lalu. Cabang
ilmu geologi yang pernah dipelajari tentang kehidupan yang pernah ada di masa
Bentuk fosil ada dua macam, yaitu fosil cetakan dan jejak fosil. Fosil
cetakan terjadi jika kerangka makhluk hidup yang terjebak di endapan lumpur
cetakan. Jika cetakan tersebut berisi lagi dengan endapan lumpur maka akan
kerangka aslinya.
dimulai ketika organisme itu mati setelah itu terbawa oleh media geologi, seperti
air dan angin. Setelah terbawa kemudian organisme itu akan terendapkan dalam
komposisi kimia mineral yang terdapat pada fosil, sedangkan untuk mineralisasi
adalah proses pergantian keseluruhan dari komposisi kimia mineral dari fosil itu
sendiri.
Proses ini terjadi jika tumbuhan atau bahan organik setelah mati kemudian
dengan cepat tertutupi oleh lapisan tanah. Karena panas yang ada pada bumi,
maka gas di dalam tumbuhan atau bahan organik lainnya akan menguap dan
tapak dari abgian fosil itu yang dapat terpelihara dengan jelas dalam batuan.
3. Replacement
tanpa mengubah struktur aslinya, menjaga bentuk dan struktur asli organisme.
4. Rekristalisasi
tersebut.
menjadi dua, yaitu external mold dan internal mold. Sedangkan cast merupakan
Track merupakan jejak dari hasil pergerakan yang besar (jejak kasar) dan
berikut:
b. Mengalami pengawetan
itu sebdiri yang terdapat fosil di dalamnya. Fosil terbagi menjadi dua jenis yaitu
1. Fosil tubuh, fosil jenis ini terdiri dari sisa-sisa material organisme
aslinya. Misalnya cangkang, tulang, dan gigi. Di mana tulang sebagai bagian
keras dan jaringan organik sebagai bagian lunak. Para ahli paleontologi juga
2. Fosil jejak, fosil jenis ini terbentuk oleh aktivitas atau perilaku organisme
pada masa lampau, seperti jejak, jalur, liang, pergerakan, sarang dan koprolit
(fosil kotoran).
alami dalam jangka waktu yang cukup lama. Terdapat beberapa kegunaan
sedimen yang terpengaruhi oleh aspek fisik, kimia dan biologi yang dapat
peristiwa-peritiwa yang terjadi di bumi, hal ini pastinya memiliki sebuah umur
atau yang sering disebut sebagai umur geologinya. Setiap umur tersebut dapat
diketahui dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan mempelajari fosil
yang terdapat pada lapisan atau batuan tersebut dan secara tidak langsung kita
3. Fosil sebagai Indikator Tektonik Fosil yang telah didapat sebelumnya akan
mengalami transpotasi yang pada akhirnya akan mencari kedudukan yang stabil.
Dalam suatu lapisan batuan, fosil yang telah tertransportasi akan memperlihatkan
orientasi ke satu arah. Dari orientasi dan kedudukanya, maka dapat direkontruksi
dengan tempat lain, kita dapat mengadakan korelasi. Fosil yang terdapat di suatu
batuan sedimen, baik sedimen kontinen maupun marin. Suatu kehidupan akan
diendapkan pada batuan tertentu bila batuan tersebut mengalami pelapukan dan
tererosi, maka fosil yang berasal dari kontinen mungkin tertransport dan menjadi
endapan marin, jadi dengan melihat fosil yang dikandung suatu sedimen, kita
memisah dari air. Pasir dan endapan lumpur yang sudah lapuk dan tererosi dari
tanah dibawah ke sungai menuju ke laut atau rawa, di mana bagian sedimen
menekan endapan yang lebih tua untuk menjadi batu.Ketika ada kehidupan
organisme air atau organisme darat yang terbawa dari ke lautan atau rawa itu
dan akan terawetkan menjadi fosil. Catatan fosil merupakan susunan teratur di
mana fosil mengendap dalam lapisan, atau strata, pada batuan sedimen yang
menandai berlalunya waktu geologist. Fossil record memiliki data yang tidak
lengkap. Hal ini dikarenakan banyaknya di periode masa lalu namun tidak
lingkungan pengendapan, fosil sangat berperan penting yang mana fosil dapat
bentuk fisik suatu daerah di masa lampau. Fosil dapat merekonstruksi suatu
daerah ke zaman umur fosil ditemukan. Dengan ditemukannya fosil tersebut,
dilakukan dengan meneliti fosil. Lapisan yang mana fosil ditemukan dapat
menjadi indikator umur fosil. Dengan mengetahui umur fosil, geolog dapat
Proses Sejarah Geologi. Fosil dapat menunjukkan proses geologi suatu wilayah.
tesebut maupun proses geologi lainnya yang mengubah bentuk fisik daerah
proses perubahan secara kimiawi, meliputi tubuh lunak maupun tubuh keras dan
bersifat insitu.
sebagian.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode
metode yang dilakukan adalah menganalisis sampel fosil secara langsung untuk
Pada tahap ini, praktikan akan diberi tugas pendahuluan. dimana pada tahap
fosil.
Pada tahap ini, Pada tahapan ini akan dilakukan analisis data deskripsi yang
telah diambil saat praktikum. Untuk menunjang analisis data, akan diberi
Pada tahap ini, praktikan akan membuat laporan dari hasil analisis data tadi
sebagai hasil akhirnya dalam bentuk jurnal. Dan dilakukan asistensi terhadap
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
ini adalah pada zona laut dalam dengan kedalaman lebih dari 200 meter.
Adapun bagian tubuh yang masih dapat diamati dari fosil itu sendiri
adalah test yaitu bagian keseluruhan dari suatu fosil. Berdasarkan skala
waktu geologi umur fosil ini adalah Jura bawah ± 195 - 176 juta tahun
yang lalu.
geologi berupa air angin atau es. Selama transportasi, material organik
Setelah itu akan tertutupi oleh material sedimen, lama kelamaan akan bertambah
dan menekan tubuh organisme tersebut sehingga air yang terkandung akan keluar
dan terisi oleh material sedimen. Seiring berjalannya waktu, akan terjadi proses
dialami oleh fosil tersebut adalah replacement dimana seluruh material organik
tergantikan sepenuhnya oleh mineral lain karena sisa organisme asli telah terbawa
pada batuan yang selanjutnya terisi oleh mineral baru berupa mineral sulfida yaitu
pyrite (FeS2), juga struktur halus dari fosil tersebut masih tetap terjaga dengan
baik. Proses ini berlangsung sekitar ± 195 – 176 juta tahun yang lalu sehingga
fosil ini berumur jura bawah pada lingkungan pengendapan laut dalam dengan
kedalaman lebih dari 200 meter. Diperkirakan karena adanya gaya endogen dan
permukaan.
Fosil ini memiliki manfaat dimana sebagai bukti adanya kehidupan pada
masa jura bawah, untuk menentukan umur relatif batuan dan menentukan
dan mempunyai spesies Heliophyllum halli EDW. & H. Fosil ini mengalami
fosil ini adalah pada zona laut dangkal dengan kedalaman 0 hingga 200 meter.
Adapun bagian tubuh yang masih dapat diamati dari fosil itu sendiri adalah test
yaitu bagian keseluruhan dari suatu fosil. Berdasarkan skala waktu geologi umur
fosil ini adalah devon tengah (± 395 - 370 juta tahun yang lalu).
Proses yang dilalui organisme ini hingga menjadi fosil dimulai dari
organisme yang mati, kemudian tertransportasikan oleh media geologi berupa air
angin atau es. Selama transportasi, material organik yang tidak resisten akan
hancur dan menyisakan bagian-bagian keras yang akan berubah ke bentuk yang
lebih stabil. Kemudian akan terendapkan pada daerah cekungan relative lebih
stabil. Setelah itu akan tertutupi oleh material sedimen, lama kelamaan akan
bertambah dan menekan tubuh organisme tersebut sehingga air yang terkandung
akan keluar dan terisi oleh material sedimen. Seiring berjalannya waktu, akan
sebagian atau bagian dari fosil diganti oleh satu jenis mineral karena masuknya
mineral kedalam rongga atau cangkang sehingga menyebabkan fosil ini lebih
ini berlangsung sekitar ± 395 – 370 juta tahun yang lalu sehingga fosil ini berumur
hingga 200 meter. Diperkirakan karena adanya gaya endogen dan proses uplifting
Fosil ini memiliki manfaat dimana sebagai bukti adanya kehidupan pada
masa devon tengah, untuk menentukan umur relatif batuan dan menentukan
Fosil dengan nomor peraga 170 ini termasuk dalam filum Coelenterata,
adalah pada zona laut dangkal dengan kedalaman 0 hingga 200 meter . Adapun
bagian tubuh yang masih dapat diamati dari fosil itu sendiri adalah test yaitu
bagian keseluruhan dari suatu fosil. Berdasarkan skala waktu geologi umur fosil
ini adalah ordovisium tengah (± 500 - 449 juta tahun yang lalu).
Proses yang dilalui organisme ini hingga menjadi fosil dimulai dari
organisme yang mati, kemudian tertransportasikan oleh media geologi berupa air
angin atau es. Selama transportasi, material organik yang tidak resisten akan
hancur dan menyisakan bagian-bagian keras yang akan berubah ke bentuk yang
lebih stabil. Kemudian akan terendapkan pada daerah cekungan relative lebih
stabil. Setelah itu akan tertutupi oleh material sedimen, lama kelamaan akan
bertambah dan menekan tubuh organisme tersebut sehingga air yang terkandung
akan keluar dan terisi oleh material sedimen. Seiring berjalannya waktu, akan
pemfosilan yang dialami oleh fosil tersebut adalah internal mold yakni cetakan
bagian dalam organisme yang terbentuk Ketika organisme mati menekan sedimen
pada lingkungan pengendapannya. Proses ini berlangsung sekitar ± 500 – 449 juta
tahun yang lalu sehingga fosil ini berumur ordovisium tengah pada lingkungan
karena adanya gaya endogen dan proses uplifting serta erosi mengakibatkan fosil
masa ordovisium tengah, untuk menentukan umur relatif batuan dan menentukan
Fosil dengan nomor peraga 841 ini termasuk dalam filum Protozoa, kelas
tabung). Memiliki komposisi kimia non karbonatan karena ketika ditetesi HCl
kesimpulan bahwa lingkungan pengendapan fosil ini adalah pada zona laut dalam
dengan kedalaman lebih dari 200 meter . Adapun bagian tubuh yang masih dapat
diamati dari fosil itu sendiri adalah test yaitu bagian keseluruhan dari suatu fosil.
Berdasarkan skala waktu geologi umur fosil ini adalah devon tengah (± 395 - 370
Proses yang dilalui organisme ini hingga menjadi fosil dimulai dari
organisme yang mati, kemudian tertransportasikan oleh media geologi berupa air
angin atau es. Selama transportasi, material organik yang tidak resisten akan
hancur dan menyisakan bagian-bagian keras yang akan berubah ke bentuk yang
lebih stabil. Kemudian akan terendapkan pada daerah cekungan relative lebih
stabil. Setelah itu akan tertutupi oleh material sedimen, lama kelamaan akan
bertambah dan menekan tubuh organisme tersebut sehingga air yang terkandung
akan keluar dan terisi oleh material sedimen. Seiring berjalannya waktu, akan
pemfosilan yang dialami oleh fosil tersebut adalah mineralisasi dimana rongga
rongga yang ada pada bagian organisme tersebut terisi oleh mineral silikat dan
terkena oleh suhu atau tekanan sehingga fosil tersebut agak berat kemungkinan
organisme tersebut terbawa oleh arus dan terendapkan pada lingkungan laut
dalam. Proses ini berlangsung sekitar ± 395 – 370 juta tahun yang lalu sehingga
fosil ini berumur devon tengah pada lingkungan pengendapan laut dalam dengan
kedalaman lebih dari 200 meter. Diperkirakan karena adanya gaya endogen dan
permukaan.
Fosil ini memiliki manfaat dimana sebagai bukti adanya kehidupan pada
masa devon tengah, untuk menentukan umur relatif batuan dan menentukan
Fosil dengan nomor peraga 1964 ini termasuk dalam filum Foraminifera,
adalah pada zona laut dangkal dengan kedalaman 0 hingga 200 meter. Adapun
bagian tubuh yang masih dapat diamati dari fosil itu sendiri adalah test yaitu
bagian keseluruhan dari suatu fosil. Berdasarkan skala waktu geologi umur fosil
Proses yang dilalui organisme ini hingga menjadi fosil dimulai dari
organisme yang mati, kemudian tertransportasikan oleh media geologi berupa air
angin atau es. Selama transportasi, material organik yang tidak resisten akan
hancur dan menyisakan bagian-bagian keras yang akan berubah ke bentuk yang
lebih stabil. Kemudian akan terendapkan pada daerah cekungan relative lebih
stabil.
Setelah itu akan tertutupi oleh material sedimen, lama kelamaan akan bertambah
dan menekan tubuh organisme tersebut sehingga air yang terkandung akan keluar
dan terisi oleh material sedimen. Seiring berjalannya waktu, akan terjadi proses
terjadi pada fosil ini adalah permineralisasi dimana sebagian atau bagian dari fosil
oleh satu jenis mineral karena masuknya mineral kedalam rongga atau cangkang
sehingga menyebabkan fosil ini lebih berat dan akan lebih tahan pelapukan,
mineral yang mengisi juga dapat berupa mineral karbonatan. Proses ini
berlangsung sekitar
± 50 – 44 juta tahun yang lalu sehingga fosil ini berumur eosen tengah pada
Diperkirakan karena adanya gaya endogen dan proses uplifting serta erosi
Fosil ini memiliki manfaat dimana sebagai bukti adanya kehidupan pada
masa eosen tengah, untuk menentukan umur relatif batuan dan menentukan
fosil ini adalah pada zona laut dangkal dengan kedalaman 0 hingga 200 meter.
Adapun bagian tubuh yang masih dapat diamati dari fosil itu sendiri adalah test
yaitu bagian keseluruhan dari suatu fosil. Berdasarkan skala waktu geologi umur
fosil ini adalah kapur atas (± 141 - 100 juta tahun yang lalu).
Proses yang dilalui organisme ini hingga menjadi fosil dimulai dari
organisme yang mati, kemudian tertransportasikan oleh media geologi berupa air
angin atau es. Selama transportasi, material organik yang tidak resisten akan
hancur dan menyisakan bagian-bagian keras yang akan berubah ke bentuk yang
lebih stabil. Kemudian akan terendapkan pada daerah cekungan relative lebih
stabil. Setelah itu akan tertutupi oleh material sedimen, lama kelamaan akan
bertambah dan menekan tubuh organisme tersebut sehingga air yang terkandung
akan keluar dan terisi oleh material sedimen. Seiring berjalannya waktu, akan
pemfosilan yang terjadi pada fosil ini adalah permineralisasi dan rekristalisasi
dimana sebagian atau bagian dari fosil oleh satu jenis mineral karena masuknya
mineral karbonatan kedalam rongga atau cangkang, tidak hanya sampai disitu
terdapat kristal yang mengkilap kemungkinan disebabkan oleh suhu atau tekanan
yang tinggi sehingga mineral awal yang mengisi fosil tersebut berubah struktur
kristalnya kearah yang lebih stabil. Proses ini berlangsung ± 141 - 100 juta tahun
yang lalu sehingga fosil ini berumur kapur atas pada lingkungan pengendapan laut
dangkal dengan kedalaman 0 hingga 200 meter. Diperkirakan karena adanya gaya
endogen dan proses uplifting serta erosi mengakibatkan fosil tersebut tersingkap
ketas permukaan.
Fosil ini memiliki manfaat dimana sebagai bukti adanya kehidupan pada
masa kapur atas, untuk menentukan umur relatif batuan dan menentukan
Fosil dengan nomor peraga 1722 ini termasuk dalam filum Mollusca, kelas
fosil ini adalah pada zona laut dangkal dengan kedalaman 0 hingga 200 meter.
Adapun bagian tubuh yang masih dapat diamati dari fosil itu sendiri adalah test
yaitu bagian keseluruhan dari suatu fosil. Berdasarkan skala waktu geologi umur
fosil ini adalah kapur atas (± 141-100 juta tahun yang lalu)
Proses yang dilalui organisme ini hingga menjadi fosil dimulai dari
organisme yang mati, kemudian tertransportasikan oleh media geologi berupa air
angin atau es. Selama transportasi, material organik yang tidak resisten akan
hancur dan menyisakan bagian-bagian keras yang akan berubah ke bentuk yang
lebih stabil. Kemudian akan terendapkan pada daerah cekungan relative lebih
stabil. Setelah itu akan tertutupi oleh material sedimen, lama kelamaan akan
bertambah dan menekan tubuh organisme tersebut sehingga air yang terkandung
akan keluar dan terisi oleh material sedimen. Seiring berjalannya waktu, akan
pemfosilan yang terjadi pada fosil ini adalah rekristalisasi dimana sisa fosil
terkena suhu dan tekanan yang lebih tinggi, sehingga material - material penyusun
fosil tersebut berubah ke bentuk yang lebih stabil, mineral awal yang mengisi fosil
tersebut berubah struktur kristalnya. Proses ini berlangsung sekitar kapur atas ±
140 - 100 juta tahun yang lalu sehingga fosil ini berumur jura bawah pada
ketas permukaan.
Fosil ini memiliki manfaat dimana sebagai bukti adanya kehidupan pada
masa kapur atas untuk menentukan umur relatif batuan dan menentukan
Fosil dengan nomor peraga 1838 ini termasuk dalam filum Bracciopoda,
utuh). Memiliki komposisi kimia karbonatan ( CaCO 3 ) karena ketika ditetesi HCl
adalah pada zona laut dangkal dengan kedalaman 0 hingga 200 meter. Adapun
bagian tubuh yang masih dapat diamati dari fosil itu sendiri adalah test yaitu
bagian
keseluruhan dari suatu fosil. Berdasarkan skala waktu geologi umur fosil ini adalah
yang mati, kemudian tertransportasikan oleh media geologi berupa air angin atau es.
Selama transportasi, material organik yang tidak resisten akan hancur dan menyisakan
bagian-bagian keras yang akan berubah ke bentuk yang lebih stabil. Kemudian akan
terendapkan pada daerah cekungan relative lebih stabil. Setelah itu akan tertutupi oleh
material sedimen, lama kelamaan akan bertambah dan menekan tubuh organisme
tersebut sehingga air yang terkandung akan keluar dan terisi oleh material sedimen.
Seiring berjalannya waktu, akan terjadi proses litifikasi (pembatuan) dan proses
pemfosilan. Adapun proses pemfosilan yang terjadi pada fosil ini adalah permineralisasi
dimana sebagian atau bagian dari fosil oleh satu jenis mineral karena masuknya mineral
karbonatan kedalam rongga atau cangkang sehingga menyebabkan fosil ini lebih berat
dan akan lebih tahan pelapukan, mineral yang mengisi juga dapat berupa mineral
karbonatan Proses ini berlangsung sekitar ± 55 – 50 juta tahun yang lalu sehingga fosil
ini berumur eosen bawah pada lingkungan pengendapan laut dangkal dengan kedalaman
0 hingga 200 meter. Diperkirakan karena adanya gaya endogen dan proses uplifting
Fosil ini memiliki manfaat dimana sebagai bukti adanya kehidupan pada masa
eosen bawah, untuk menentukan umur relatif batuan dan menentukan lingkungan
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Fosil (bahasa latin : fossa yang berarti “menggali keluar dari dalam tanah”). Untuk
menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus segera tertutup sedimen. Oleh
para pakar dibedakan beberapa macam fosil. Ada fosil batu biasa, fosil terbentuk
dalam batu amber, fosil ter, seperti yang terbentuk di sumur ter La Brea di
California. Hewan atau tumbuhan yang dikira sudah punah tetapi ternyata masih ada
disebut fosil hidup dan ilmu yang mempelajari fosil adalah paleontologi.
2. Biologi, pada faktor ini adalah adanya kehidupan yang menjadi mangsa organisme
terawetkan.
sedimentasi yang sangat berpengaruh untuk terjadi atau tidaknya proses pemfosilan.
Sedimentasi dari material yang kasar biasanya akan merusak tubuh organisme,
Kimiawi, tubuh keras dari organisme biasanya mengandung unsur-unsur kimia yang
mudah larut dalam air. Terlarutkannya unsur-unsur tersebut kadang ikut merusak
3. Kegunaan fosil pada bidang geologi, diimana untuk menentukan umur relatif batuan,
menentukan korelasi batuan antara tempat yang satu dengan tempat lain, mengetahui
pengendapan fosil yang dipraktikumkan terdapat pada laut dangkal dan terdapat pula
5.2 Saran