Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

Hari/Tgl : Selasa, 4 April 2023 Nama : Joe Naldy Efrain

Acara :5 NIM : D061221093

No. Urut :5

No. Peraga : S9

Warna Lapuk : Coklat Kekuningan

Segar : Biru

Cerat : Biru

Kilap : Logam

Belahan : Tidak Jelas

Pecahan : Uneven

Kekerasan : 2,5-3

Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir


(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

    

Berat Jenis : 4,7

Sifat Kemagnetan : Diamagnetic

Derajat Kejernihan : Opac

Tenacity : Rapuh (Brittle)

Sistem Kristal : Hexagonal

Komposisi Kimia : MoS2

Golongan Mineral : Sulfida

Nama Mineral : MOLYBDENITE


Keterangan :
Pada sampel dengan nomor urut 5 dengan nama peraga S 9 memiliki warna
lapuk kuning kecoklatan sedangkan pada segar mineral ini berwarna biru dan
memiliki cerat biru. yang dapat dilihat saat digores pada perselen, menunjukan
kilap logam pada saat memantulkan cahaya. Belahan dari sampel ini tidak jelas
dengan pecahan uneven. Sampel ini memiliki kekerasan 2,5-3 skala Mohs karena
dapat digores dengan kuku, memiliki berat jenis 4,7 gr/cm3. Sifat kemagnetan
diamagnetik. Derajat kejernihan dari sampel ini yaitu opaq ( tidak dapat
meneruskan cahaya), Tenacity brittle. Sampel ini memiliki sistem kristal
hexagonal dengan komposisi kimia MoS2. Berdasarkan pada komposisi kimianya
maka sampel ini termasuk ke dalam golongan mineral sulfida dengan nama
mineral Molybdenite.
Mineral ini dapat terbentuk pada proses hidrotermal dengan suhu sangat
tinggi. Sering ditemukan dalam rongga-rongga pada batuan granitik dan dioritik.
Juga dapat terjadi pada endapan metamorf kontak yang berasosiasi dengan batu
gamping (Scheelite skarns). Molybdenite biasanya terbentuk di zona
mineralisasi, dimana magma telah mengalami diferensiasi dan telah terjadi
perubahan kimia dan fisik yang dapat memicu deposisi mineral.
Kegunaan mineral molybdenite adalah sebagai sumber molybdenum yang
sangat penting dalam dunia industri seperti bahan pembuatan logam paduan
tahan erosi dan tahan api, pelumas kering yang tahan terhadap suhu tinggi, dan
digunakan juga sebagai bahan pelapis dalam pembuatan kaca dan keramik.
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

Hari/Tgl : Selasa, 4 April 2023 Nama : Joe Naldy Efrain

Acara :5 NIM : D061221093


No. Urut :6

No. Peraga : N5

Warna Lapuk : Coklat Kekuningan

Segar : Abu-Abu Kehitaman

Cerat : Abu- abu

Kilap : Logam

Belahan : Jelas

Pecahan : Uneven

Kekerasan : 3-4

Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir


(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

X    

Berat Jenis : 2,23

Sifat Kemagnetan : Paramagnetic

Derajat Kejernihan : Opac

Tenacity : Rapuh (Brittle)

Sistem Kristal : Hexagonal

Komposisi Kimia :C

Golongan Mineral : Native Elemen

Nama Mineral : GRAPHITE


Keterangan :
Pada sampel dengan nomor urut 6 dengan nama peraga N5 memiliki warna
lapuk kuning kecoklatan sedangkan pada warna segar mineral ini berwarna putih
keabuan dan memiliki cerat abu-abu. Sampel ini memilki cerat berwarna abu-abu
yang dapat dilihat saat digores pada perselen, menunjukan kilap logam pada saat
memantulkan cahaya. Belahan dari sampel ini tidak jelas dengan pecahan
uneven. Sampel ini memiliki kekerasan 3-4 skala Mohs karena dapat digores
dengan kawat tembaga, memiliki berat jenis 2.23 gr/cm3. Pada saat didekatkan
dengan magnet sampel ini memiliki daya tarik yang lemah (paramagnetik).
Derajat kejernihan dari sampel ini yaitu opaq (tidak dapat meneruskan cahaya),
Tenacity brittle. Sampel ini memiliki sistem kristal tetragonal dengan komposisi
kimia C. Berdasarkan pada komposisi kimianya maka sampel ini termasuk ke
dalam golongan mineral native element dengan nama mineral Graphite.
Proses pembentukan mineral ini adalah melalui proses metamorfisme
sedimen karbon dan reaksi senyawa karbon dengan larutan hidrotermal. Proses
ini melibatkan suhu dan tekanan yang tinggi, sehingga unsur karbon pada
sedimen terpecah dan Tarentum menjadi lapisan-lapisan grafit yang halus.
Kegunaan mineral ini dalam dunia industri, seperti pembuatan elektroda dan
pelumas kering, bahan baku dalam pembuatan pensil, tinta, cat hitam, berlian
sintetis dan berlian.
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

Hari/Tgl : Selasa, 4 April 2023 Nama : Joe Naldy Efrain

Acara :5 NIM : D061221093


No. Urut :1

No. Peraga : H1

Warna Lapuk : Kuning

Segar : Putih

Cerat : Putih

Kilap : Kilap kaca

Belahan : Jelas

Pecahan : Even

Kekerasan : 3-3.5

Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir


(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

X    

Berat Jenis : 3,1 – 3,3

Sifat Kemagnetan : Diamagnetic

Derajat Kejernihan : Translucent

Tenacity : Rapuh (Brittle)

Sistem Kristal : Isometric

Komposisi Kimia : CaF2

Golongan Mineral : Halida

Nama Mineral : FLOURITE


Keterangan :

Sampel dengan nomor urut 1 dengan nomor peraga H1 dmemiliki warna


lapuk putih kekuningan dan warna segar berwarna putih. Sampel ini memilki
cerat berwarna putih yang dapat dilihat saat digores pada perselen, menunjukan
kilap kaca pada saat memantulkan cahaya. Belahan dari sampel ini dua arah
(jelas) dengan pecahan even. Sampel ini memiliki kekerasan 3-3.5 skala Mohs
karena dapat digores dengan kawat tembaga, memiliki berat jenis 3,1 – 3,3
gr/cm3. Pada saat didekatkan dengan magnet sampel ini tidak memiliki daya tarik
(diamagnetik). Derajat kejernihan dari sampel ini yaitu translucient (dapat
mentransmisikan cahaya dalam jumlah terbatas). Sifat dalam (tenacity) dari
sampel ini yaitu brittle. Sampel ini memiliki sistem kristal Isometrik dengan
komposisi kimia CaF2. Berdasarkan pada komposisi kimianya maka sampel ini
termasuk ke dalam golongan mineral halida dengan nama mineral Fluorite.
Genesa pembentukan mineral ini yaitu melalui proses hidrotermal, dan
dijumpai dalam urat-urat kuarsa, baik sebagai mineral utama maupun sebagai
mineral geng bersama mineral-mineral bijih metalik, khususnya timbal dan
perak. Umumnya dalam dolomit dan batugamping; dan dapat pula terbentuk
pada lingkungan batuan beku dan pegmatit. Mineral ini berasosiasi dengan
beberapa mineral, antara lain kalsit, dolomit, gipsum, selestit, barit, kuarsa,
galena, sfalerit, kasiterit, topas, turmalin, dan apatit.
Kegunaan secara umum dari mineral ini yaitu banyak digunakan untuk
pembuatan gelas yang tidak tembus cahaya atau yang kurang dapat ditembus
cahaya. Fluorite juga dapat digunakan sebagai alat optik untuk pembuatan lensa-
lensa.
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

Hari/Tgl : Selasa, 4 April 2023 Nama : Joe Naldy Efrain

Acara :5 NIM : D061221093


No. Urut :2

No. Peraga : H2

Warna Lapuk : Kuning Kecoklatan

Segar : Putih keabuan

Cerat : Putih

Kilap : Kilap Kaca

Belahan : Jelas

Pecahan : even

Kekerasan : 5,5 - 6

Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir


(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

X X   

Berat Jenis : 2,1 – 2,2

Sifat Kemagnetan : Diamagnetic

Derajat Kejernihan : Translucent

Tenacity : Rapuh (Brittle)

Sistem Kristal : Isometric

Komposisi Kimia : NaCl

Golongan Mineral : Halida

Nama Mineral : HALITE


Keterangan :

Pada sampel dengan nomor urut 2 dengan nama peraga H 2 memiliki

warna lapuk kuning kecoklatan sedangkan pada warna segar mineral ini
berwarna putih keabuan dan memiliki cerat putih. Mineral ini memiliki kilap

kaca, memiliki belahan jelas, dan pecahan mineral ini even. Mineral ini

memiliki kekerasan 5,5-6 (dapat digores kaca), berat jenis 2,1 – 2,2 gr/cm3,.

Mineral ini bersifat diamagnetik dan memiliki derajat kejernihan translucent.

Mineral ini bersifat brittle, dan memiliki sistem kristal isometrik. Komposisi

kimia mineral ini adalah NaCl dan termasuk ke dalam golongan mineral halida.

Mineral tersebut bernama Halit.

Ganesa pembentukan mineral halite melalui proses pengendapan evaporit

dari larutan air asin atau laut. Proses pengendapan ini terjadi ketika air menguap

dan meninggalkan garam dan mineral lainnya dalam larutan. Mineral ini

biasanya ditemukan di deposit garam besar seperti Great Salt Lake di Amerika

Serikat.

Halit memiliki banyak kegunaan, di antaranya adalah sebagai bahan

baku untuk industri kimia seperti pembuatan natrium hidroksida, natrium

klorida, dan klorin.


PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

Hari/Tgl : Selasa, 4 April 2023 Nama : Joe Naldy Efrain

Acara :5 NIM : D061221093


No. Urut :3

No. Peraga : S7

Warna Lapuk : Putih Kecoklatan

Segar : Hijau

Cerat : Hitam

Kilap : Logam

Belahan : Tidak Jelas

Pecahan : Uneven

Kekerasan : 2,5 - 3

Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir


(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

    

Berat Jenis : 4,2 – 4,3

Sifat Kemagnetan : Paramagnetic

Derajat Kejernihan : Opac

Tenacity : Rapuh (Brittle)

Sistem Kristal : Tetragonal

Komposisi Kimia : CuFeS2

Golongan Mineral : Sulfida

Nama Mineral : CALCOPYIRITE

Keterangan :

Pada sampel dengan nomor urut 3 dengan nama peraga S 7 dimana warna
lapuk Putih kecoklatan dan warna segar yang hijau. Sifat-sifat fisik lainnya dari
mineral ini yaitu warna cerat hitam, kilap logam, belahannya tidak jelas ,
pecahan uneven, kekerasan 2,5-3 (dapat digores dengan kuku), berat jenis 4,2 -
4,3 gr/cm3, sifat kemagnetan paramagnetik, derajat keiernihan opaq, tenacity
brittle, dan termasuk ke dalam sistem kristal tetragonal. Mineral ini tergolong ke
dalam mineral Sulfida dengan komposisi kimia yang dikandungnya CuFeS 2.
Nama mineral ini adalah Chalcopyrite.
Mineral ini terbentuk melalui proses hidrotermal pada suhu yang kondisi
tekanan yang tinggi. Proses ini dapat terjadi pada lingkungan geologi yang kaya
akan unsur belerang dan tembaga, seperti di daerah konvergen yang mengalami
subduksi atau daerah yang mengalami intrusi batuan beku. Mineral ini biasa
ditemukan pada batuan vulkanik mafik yang telah mengalami beberapa
metamorfosis (bijih tembaga porfiri). Chalcopyrite berasosiasi dengan mineral
seperti pyrhotite, sphalerite, dan pirit atau dengan mineral nikel.
Kegunaan mineral ini sebagai bijih tembaga terpenting, menghasilkan
produk sampingan emas dan perak. Sekitar 80% termbaga dunia berasal dari
pengolagan bijih chalcopyrite.
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

Hari/Tgl : Selasa, 4 April 2023 Nama : Joe Naldy Efrain

Acara :5 NIM : D061221093


No. Urut :4

No. Peraga : N6

Warna Lapuk : Hitam

Segar : Cokelat

Cerat : Coklat Kemerahan

Kilap : Logam

Belahan : Tidak Jelas

Pecahan : Uneven

Kekerasan : 6-7

Kuku Kawat Tembaga Kaca Pisau Baja Kikir


(2,5) (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

X X X  

Berat Jenis : 8,93

Sifat Kemagnetan : Paramagnetic

Derajat Kejernihan : Opac

Tenacity : Rapuh (Brittle)

Sistem Kristal : Isometric

Komposisi Kimia : Cu

Golongan Mineral : Native Element

Nama Mineral : COPPER


Keterangan :
Pada sampel dengan nomor urut 4 dengan nama peraga S 7 memiliki warna lapuk
berwarna hitam dan dalam keadaan segar berwarna coklat kemerahan. Sampel
ini memilki cerat berwarna coklat kemerahan yang dapat dilihat saat digores
pada perselen, menunjukan kilap logam pada saat memantulkan cahaya. Belahan
dari sampel ini tidak jelas dengan pecahan uneven. Sampel ini memiliki
kekerasan 6 skala Mohs karena dapat digores dengan pisau baja, memiliki berat
jenis 8,93 gr/cm3. Pada saat didekatkan dengan magnet sampel ini memiliki daya
tarik yang lemah (paramagnetik). Derajat kejernihan dari sampel ini yaitu opaq
( tidak dapat meneruskan cahaya), Tenacity brittle. Sampel ini memiliki sistem
kristal Isometrik dengan komposisi kimia Cu. Berdasarkan pada komposisi
kimianya maka sampel ini termasuk ke dalam golongan mineral native element
dengan nama mineral Copper.
Proses pembentukan mineral ini adalah sejumlah kecil tembaga native dijumpai
pada zona oksidasi dalam deposit tembaga yang berasosiasi dengan kuprit,
malakit dan azurit. Deposit primer umumnya berasosiasi dengan batuan beku
basa ekstrutif, dan tembaga nativ terbentuk dari pengendapan yang dihasilkan
dari reaksi antara larutan hidrotermal dan mineral-mineral oksidasi besi. Mineral
ini berasosiasi dengan khalkosit, bornit, epidot, kalsit, prehnit, datolit, khlorit,
zeolit dan sejumlah kecil perak nativ. Keterdapatan dari mineral ini terdapat di
beberapa jenis batuan vulkanik.
Kegunaan mineral ini secara umum adalah sumber minor bijih tembaga, banyak
digunakan dalam kelistrikan, umumnya sebagai kawat, dan untuk membuat
logam-logam campuran, seperti kuningan (campuran tembaga dan seng),
perunggu (campuran tembaga dan timah dengan sedikit seng) dan perak Jerman
(campuran tembaga seng dan nikel).

Anda mungkin juga menyukai