Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

KRISTALOGRAFI DAN INERALOGI

NAMA : MUH.ALANSAR
NIM : D061231028

1. Jelaskan tujuan mempelajari kimia kristal dalam ilmu geologi

2. Tuliskan komposisi kimia utama yang menyusun kerak bumi.

3. Mengapa suatu unsur dapat membentuk ikatan ion & jelaskan sifat mineral yang
terbentuk

karena ikatan ion.

4. Berikan contoh dan jelaskan sifat mineral yang terbentuk dari ikatan kovalen.

5. Jelaskan bagaimana ikatan logam dapat terbentuk dan tuliskan sifat mineral dari ikatan
tsb.

6. Jelaskan perbedaan ikatan hydrogen dengan ikatan Van der Waals.

JAWAB

1. Tujuan mempelajari kimia kristal dalam geologi adalah menambah pemahaman mengenai
Komposisi Mineral, Kimia kristal memungkinkan kita untuk mempelajari komposisi kimia
mineral yang terdapat dalam batuan dan material geologi lainnya. Dengan menganalisis
komposisi kimia mineral, kita dapat memahami sifat fisik, asal-usul, dan proses pembentukan
batuan tersebut. Informasi ini penting dalam memahami sejarah geologi, lingkungan
pembentukan batuan, dan evolusi bumi. Yang kedua Identifikasi Mineral, Kimia kristal juga
digunakan untuk mengidentifikasi mineral yang ada dalam sampel geologi. Setiap mineral
memiliki susunan kimia kristal yang khas, dan dengan menganalisis komposisi kimia kristal,
geolog dapat menentukan jenis mineral yang ada dalam sampel. Identifikasi mineral penting
karena setiap mineral memiliki sifat fisik dan karakteristik unik, dan dapat memberikan petunjuk
penting tentang kondisi lingkungan dan sejarah geologi di area tersebut. Yang ketiga
Rekonstruksi Kondisi Lingkungan, Kimia kristal dapat membantu kita dalam merekonstruksi
kondisi lingkungan di masa lampau. Beberapa mineral dapat merekam informasi tentang suhu,
tekanan, dan komposisi kimia dari lingkungan di mana mereka terbentuk. Dengan menganalisis
mineral tersebut, geolog dapat mengidentifikasi kondisi lingkungan yang ada pada saat
pembentukan batuan atau mineral tersebut. Informasi ini dapat digunakan untuk memahami
proses geologis, seperti pembentukan gunung berapi, sedimentasi, atau metamorfisme.yang ke
empat Penelitian Sumber Daya Alam, Kimia kristal juga penting dalam penelitian dan eksplorasi
sumber daya alam, seperti mineral dan logam berharga. Dalam pengeksplorasian deposit mineral,
penting untuk memahami kimia kristal mineral tersebut, karena hal ini dapat memberikan
petunjuk tentang kualitas, kuantitas, dan potensi ekonomi dari deposit tersebut. Selain itu,
memahami kimia kristal juga membantu dalam pengembangan teknik ekstraksi yang efisien dan
ramah lingkungan.yang kelima Pemahaman Proses Geologi, Kimia kristal adalah alat yang
penting dalam memahami berbagai proses geologi, termasuk pembentukan batuan, transportasi
mineral, dan reaksi kimia di dalam kerak bumi. Dengan mempelajari kimia kristal, geolog dapat
memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang proses-proses ini dan mengembangkan model
yang lebih baik untuk menjelaskan fenomena geologi yang terjadi.

2. Kerak bumi terdiri dari berbagai elemen kimia yang membentuk berbagai mineral.
Komposisi kimia utama yang menyusun kerak bumi dapat dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok utama, yaitu:

Oksigen (O): Oksigen adalah unsur kimia paling melimpah dalam kerak bumi, membentuk
sekitar 46,6% massa kerak bumi. Sebagian besar oksigen terikat dalam mineral seperti silikat,
oksida, dan sulfat, Silikon (Si): Silikon adalah unsur kimia yang penting dalam kerak bumi
karena membentuk kerangka silikat yang kompleks. Silikon membentuk sekitar 27,7% massa
kerak bumi. Mineral silikat, seperti kuarsa, feldspar, dan amfibol, mengandung silikon,
Aluminium (Al): Aluminium merupakan unsur kedua terbanyak dalam kerak bumi dan
membentuk sekitar 8,1% massa kerak bumi. Aluminium terutama terikat dalam mineral seperti
feldspar, leusit, dan mika, Besi (Fe): Besi adalah unsur penting dalam kerak bumi dan
membentuk sekitar 5% massa kerak bumi. Besi terdapat dalam berbagai mineral, termasuk
oksida besi seperti hematit dan magnetit, serta dalam mineral sulfida besi seperti pirit, Kalsium
(Ca): Kalsium membentuk sekitar 3,6% massa kerak bumi. Kalsium terdapat dalam mineral
seperti kalsit, dolomit, dan plagioklas, Natrium (Na) dan Kalium (K): Natrium dan kalium adalah
unsur alkali yang penting dalam kerak bumi. Natrium membentuk sekitar 2,8% massa kerak
bumi, sedangkan kalium membentuk sekitar 2,6% massa kerak bumi. Natrium terutama terikat
dalam mineral seperti plagioklas, sedangkan kalium terdapat dalam mineral seperti ortoklas dan
mika.

3. Unsur dapat membentuk ikatan ion karena sifat-sifat elektronik mereka. Ikatan ion terjadi
ketika satu atau lebih elektron ditransfer dari satu atom ke atom lain, sehingga terbentuk ion
positif (kation) dan ion negatif (anion). Beberapa alasan mengapa unsur dapat membentuk ikatan
ion antara lain, Kestabilan, Dalam ikatan ion, atom berusaha mencapai konfigurasi elektron
yang lebih stabil. Atom cenderung menyerahkan elektron jika mereka memiliki beberapa
elektron valensi yang berlebihan, atau menerima elektron jika mereka memiliki beberapa
elektron valensi yang kurang. Dengan cara ini, atom mencapai konfigurasi elektron yang lebih
stabil yang menyerupai konfigurasi gas mulia yang sangat stabil, Potensial ionisasi, Potensial
ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk menghilangkan satu elektron dari atom netral.
Unsur dengan afinitas elektron rendah atau potensial ionisasi rendah cenderung kehilangan
elektron dengan lebih mudah, membentuk kation. Sebaliknya, unsur dengan afinitas elektron
tinggi atau potensial ionisasi tinggi cenderung menerima elektron dengan lebih mudah,
membentuk anion, Elektronegativitas, Elektronegativitas adalah kemampuan suatu unsur untuk
menarik elektron dalam suatu ikatan kimia. Unsur dengan elektronegativitas tinggi cenderung
menarik elektron dengan lebih kuat, sementara unsur dengan elektronegativitas rendah
cenderung kehilangan elektron. Perbedaan elektronegativitas antara dua unsur dapat
menyebabkan transfer elektron, membentuk ikatan ionik, Interaksi elektrostatik: Setelah elektron
ditransfer, kation dan anion yang terbentuk saling tertarik secara elektrostatik karena muatan
listrik yang berlawanan. Interaksi ini menghasilkan gaya ikatan yang kuat antara ion-ion tersebut.

Ikatan ion dalam mineral mempengaruhi sifat-sifat fisik dan kimia mineral tersebut.
Berikut adalah beberapa sifat mineral yang dapat dipengaruhi oleh ikatan ion, Kekerasan,
Mineral yang terbentuk melalui ikatan ion cenderung memiliki kekerasan yang berbeda-beda.
Misalnya, mineral yang terdiri dari ikatan ion kuat, seperti berbagai jenis garam, umumnya
memiliki kekerasan yang tinggi. Contohnya adalah halit (NaCl) yang memiliki kekerasan 2,5
pada skala Mohs. Namun, mineral yang terdiri dari ikatan ion yang lebih lemah, seperti mineral
halida seperti fluorit (CaF2), dapat memiliki kekerasan yang lebih rendah, Titik Leleh, Mineral
dengan ikatan ion kuat cenderung memiliki titik leleh yang tinggi. Ini disebabkan oleh kebutuhan
energi yang tinggi untuk memisahkan ion-ion yang saling terikat secara kuat dalam jaringan
kristal. Contohnya adalah mineral seperti kuarsa (SiO2) yang memiliki titik leleh yang tinggi.
Kelarutan dalam Air, Mineral yang terbentuk melalui ikatan ion dapat memiliki kelarutan yang
bervariasi dalam air. Kelarutan mineral dalam air dipengaruhi oleh kekuatan ikatan antara ion-
ion yang membentuk mineral tersebut. Misalnya, mineral seperti garam dapur (NaCl) sangat
mudah larut dalam air karena ikatan ioniknya yang lemah, sedangkan mineral seperti kalsit
(CaCO3) memiliki kelarutan yang lebih rendah karena ikatan ioniknya yang lebih kuat.
Kondutivitas Listrik, Mineral yang terbentuk melalui ikatan ion dapat memiliki sifat
konduktivitas listrik yang berbeda-beda. Mineral yang memiliki ikatan ion yang dapat dengan
mudah menghantarkan arus listrik, seperti bijih logam, umumnya memiliki konduktivitas listrik
yang tinggi. Contohnya adalah mineral seperti emas (Au) dan tembaga (Cu) yang memiliki
konduktivitas listrik yang baik. Namun, mineral yang terdiri dari ikatan ion yang lebih kuat,
seperti kuarsa, biasanya memiliki konduktivitas listrik yang rendah atau hampir tidak ada.
Warna, Ikatan ion dalam mineral juga dapat mempengaruhi warna mineral tersebut. Warna
mineral dapat disebabkan oleh adanya ion-ion tertentu yang memberikan warna khas. Misalnya,
ion besi (Fe2+ dan Fe3+) dapat memberikan warna kuning, merah, atau hijau pada beberapa
mineral, seperti hematit (Fe2O3) yang berwarna merah dan klorit (Fe2+, Mg, Al)3(Si,
Al)4O10(OH)8 yang berwarna hijau.

4. Terkadang, beberapa senyawa mineral yang memiliki ikatan kovalen yang kuat dapat
dianggap sebagai mineral. Beberapa contoh mineral yang terbentuk melalui ikatan kovalen
adalah Berlian (C): Berlian adalah mineral yang terdiri dari karbon murni yang terikat dalam
struktur kovalen tiga dimensi. Setiap atom karbon dalam berlian terikat kuat dengan empat atom
karbon lainnya melalui ikatan kovalen. Ikatan kovalen yang kuat ini memberikan berlian sifat-
sifat yang unik, termasuk kekerasan tinggi, kekuatan mekanik yang baik, dan konduktivitas
termal yang tinggi, Grafit (C): Grafit juga terdiri dari karbon, tetapi memiliki struktur kovalen
yang berbeda dari berlian. Dalam grafit, atom karbon membentuk lapisan-lapisan datar yang
terikat melalui ikatan kovalen dalam lapisan yang sama, sementara ikatan antar lapisan lemah.
Struktur ini memungkinkan lapisan grafit dapat meluncur satu sama lain, memberikan grafit sifat
pelumasan dan kekerasan yang lebih rendah daripada berlian. Grafit juga memiliki konduktivitas
listrik yang baik karena adanya elektron yang bebas bergerak di antara lapisan karbon,Silika
(SiO2): Silika adalah mineral yang terdiri dari silikon dan oksigen yang terikat dalam ikatan
kovalen. Atom silikon terhubung dengan empat atom oksigen, dan setiap atom oksigen
terhubung dengan dua atom silikon. Struktur ini membentuk kristal padat dan keras yang dikenal
sebagai kuarsa. Kuarsa memiliki kekerasan yang tinggi, titik leleh yang tinggi, dan ketahanan
terhadap keasaman.

5. Ikatan logam terjadi ketika atom logam saling berbagi elektron dalam suatu jaringan
kristal. Dalam logam, elektron valensi bebas bergerak di antara atom-atom logam yang positif
terionisasi, membentuk "laut elektron" yang melibatkan semua atom dalam struktur kristal.
Proses ini menghasilkan ikatan logam yang kuat dan menghasilkan beberapa sifat khas mineral
yang terbentuk. Berikut adalah beberapa sifat mineral yang terbentuk dari ikatan logam:

1. Kekerasan: Mineral yang terbentuk melalui ikatan logam cenderung memiliki kekerasan yang
bervariasi. Beberapa mineral logam, seperti timah hitam (Sn) dan besi (Fe), memiliki kekerasan
yang cukup tinggi. Namun, kekerasan mineral logam dapat bervariasi tergantung pada struktur
kristal dan kehadiran impuritas.

2. Konduktivitas Listrik dan Termal: Salah satu sifat yang paling khas dari mineral yang
terbentuk melalui ikatan logam adalah konduktivitas listrik dan termal yang tinggi. Karena
adanya elektron bebas yang dapat bergerak dengan mudah, mineral logam mampu
menghantarkan arus listrik dan panas dengan baik. Contoh mineral logam yang terkenal karena
konduktivitasnya adalah tembaga (Cu) dan perak (Ag).

3. Kepadatan: Mineral yang terbentuk melalui ikatan logam cenderung memiliki kepadatan yang
tinggi. Ini disebabkan oleh padatnya jaringan kristal dan keberadaan atom logam yang berat.
Misalnya, mineral logam seperti platina (Pt) dan emas (Au) memiliki kepadatan yang jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan mineral non-logam.
4. Kilap: Mineral logam sering memiliki kilap yang khas. Beberapa mineral logam, seperti perak
dan emas, memiliki kilap logam yang cerah dan mengkilap. Kilap ini disebabkan oleh refleksi
cahaya oleh permukaan mineral yang halus dan reflektif.

5. Ductility dan Malleability: Mineral logam umumnya memiliki sifat ductility (kemampuan
untuk ditarik menjadi kawat) dan malleability (kemampuan untuk ditempa atau dipukul menjadi
lembaran tipis). Ini disebabkan oleh kemampuan atom logam untuk bergeser dalam jaringan
kristal tanpa merusak ikatan logam yang kuat.

6. Perbedaan utama antara ikatan hidrogen dan ikatan van der Waals adalah kekuatan dan
sifatnya. Ikatan hidrogen lebih kuat dan lebih spesifik karena melibatkan ikatan antara atom
hidrogen dan atom elektronegatif yang khusus. Ikatan hidrogen memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap sifat-sifat senyawa dan interaksi di dalam sistem biologis. Di sisi lain, ikatan
van der Waals lebih lemah dan lebih umum terjadi antara molekul-molekul netral. Gaya van der
Waals gaya London terjadi pada semua molekul, sementara ikatan van der Waals gaya kutub
terjadi pada molekul-molekul polar. Ikatan van der Waals memainkan peran penting dalam
menentukan sifat fisik dan kimia senyawa, termasuk titik didih, titik leleh, dan kekerasan.

Anda mungkin juga menyukai