TINJAUAN PUSTAKA
A. Kaleng
Kaleng aluminium sering kita jumpai pada kaleng minuman ringan, kaleng
menjadi tawas yang kemudian dapat digunakan untuk menjernihkan air (Purnawan
Kaleng termasuk salah satu limbah yang sangat berlimpah jumlahnya. Masa
dewasa sekarang ini, keberadaan limbah menjadi permsalahan pokok bagi kehidupan
karena jumlahnya yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Penelitian terhadap
merupakan logam yang memiliki beberapa keunggulan yaitu lebih ringan dari pada
baja, mudah dibentuk, tidak berasa, tidak berbau, tidak beracun, dapat menahan
masuknya gas, mempunyai konduktivitas panas yang baik dan dapat didaur ulang.
bahan baku aluminium, selain itu akan lebih menghemat sumber daya alam yang ada
3
4
B. Kristal
Padatan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu kristal dan amorf. Es
merupakan padatan kristal (crystalline solid), yang memiliki keteraturan yang kaku
menempati tempat tertentu. Susunan atom, molekul atau ion dalam padatan kristal
adalah sedemikian rupa sehingga gaya tarik menarik antar molekul neto pada keadaan
maksimumnya. Gaya yang menyebabkan kestabilan kristal dapat berupa gaya ion,
ikatan kovalen, gaya van der waals, ikatan hidrogen, atau kombinasi gaya-gaya ini.
Padatan amorf seperti gelas tidak memiliki susunan yang tertata baik dan keteraturan
Menurut Thoifa dan Frida (2007: 1), bahwa terdapat tiga faktor yang
tingkat keterlautan bahan, derajat keasaman dan tingkat kejenuhan. Kedua suhu,
meliputi suhu Iingkungan dan suhu larutan yang salah satunya adalah suhu
membentuk inti. Proses pengintian (nucleation) akan lebih cepat terjadi pada suhu
2. Suhu saturasi (saturation temperature), yaitu suhu ketika larutan tepat akan jenuh.
Kristal akan terbentuk ketika Iautan tepat jenuh. Ketidak jenuhan mungkin terjadi
ketika suhu satu rasi meningkat walaupun sedikit, bergantung pada jernih 1arutan.
3. Suhu pertumbuhan (growth temperature) yaitu suhu pada saat kristali tumbuh.
4. Suhu ketidak larutan (dissolution temperature) yaitu suhu ketika bahan terlatut
Menurut Brady (2000: 576 578), bahwa akibat dari suatu rancangan khusus
sifat-sifat fisik zat padat ditentukan oleh jenis partikel yang pada titik-titik kisi dan
sifat dari gaya tarik-menarik antara partikel-partikelnya, maka ada beberapa jenis
1. Kristal Molekuler
Gaya tarik antarmolekul atau atomnya adalah jauh lebih lemah daripada ikatan
dalam kristal-kristal zat yang nonpolar seperti Ar, O 2, naftalena (kapur varus) dan CO
(es kering). Pada kristal molekul polar seperti SO 2 terdapat juga gaya tarik dipol-dipol
dan pada zat padat seperti es (H2O), NH3 dan HF, maka molekul-molekulnya terikat
terutama oleh adanya ikatan hidrogen. Oleh karena gaya-gaya ini relatif lemah
(dibandingkan dengan gaya tarik kovalen atau ion), kristal molekul mempunyai kisi
yang terendah dan mudah sekali rusak. Kristal molekul merupakan konduktor listrik
yang buruk sebab semua elektronnya terikat pada molekulnya sendiri dan tidak bebas
2. Kristal Ionik
Pada kristal ionik seperti NaCl, ada ion-ion yang letaknya pada daerah kisi
dan ikatan antara ion-ion tersebut umumnya secara elektrostatik (yang benar-benar
tidak terarah). Hasilnya, jenis kisi yang terbentuk kebanyakan ditentukan oleh ukuran
relatif dari ion-ion dan muatannya. Ketika kristal terbentuk, ion-ion menyusun dirinya
minimum. Oleh karena gaya elektrostatik itu kuat, kristal-kristal ion mempunyai
energi kisi yang besar. Biasanya kristal adalah zat yang keras dan mempunyai ciri
khas, yaitu titik lelehnya relatif tinggi dan sangat rapuh. Pada keadaan padat, senyawa
ion merupakan konduktor listrik yang buruk dikarenakan ion-ionnya diikat kuat pada
tempatnya. Apabila dilelehkan, ion-ionnya bergerak sehingga zat ionik ini menjadi
3. Kristal Kovalen
Pada kristal ini terdapat jaringan ikatan kovalen antara atom-atomnya yang
diperluas ke seluruh zat padat. Contoh zat seperti adalah berlian. Berlian adalah
bentuk unsur karbon yang tiap atomnya terikat secara kovalen dengan empat tetangga
terdekatnya. Contoh lain yang umum adalah karborundum yakni silikon karbida
(SiC) dan kuarsa yakni silikon dioksida (SiO2) yang biasa dikenal sebagai penyusun
utama pasir. Oleh karena ikatan kovalen saling mengunci, kristal kovalen mempunyai
titik leleh yang sangat tinggi dan biasanya sangat keras. Berlian merupakan zat yang
paling keras dan digunakan sebagai alat untuk menggiling dan memotong. Silikon
karbida juga seperti berlian, kecuali setengah dari atom karbon dalam struktur berlian
diganti oleh atom-atom silikon. Zat ini juga sabgat keras dan dipakai sebagai bahan
penggosok dalam kertas amplas dan alat gerinda serta pemotong lainnya. Kristal
kovalen merupakan konduktor listrik yang lemah karena elektron-elektron pada zat
padatnya berada pada ikatan kovalennya sehingga tidak bebas bergerak dalam
kristalnya.
4. Kristal Logam
Gambaran paling sederhana dari sebuah kristal logam adalah mempunyai ion
positif yang terletak pada titik-titik kisi dengan elektron valensi kristal tersebut secara
7
keseluruhan. Zat padat terikatt satu sama lain karena adanya gaya tarik-menarik
elektrostatik antara kisi ion positif dengan larutan elektron. Elektron ini dapat
C. Tawas
Tawas adalah garam rangkap sulfat aluminium sulfat, yang dipakai untuk
menjernihkan air atau campuran bahan celup Al 2(SO4)3 Tawas berupa kristal putih
gelap, tembus cahaya, rasanya agak asam kalau dijilat, bersifat menguatkan warna
tetapi juga dapat digunakan sebagai penjernih air keruh (Kusriniati, 2008: 9).
Aluminium adalah unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi dan
terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika. Kandungan yang mudah diperoleh
adalah oksida terhidrat seperti bauksit, Al2O3.nH2O dan kryolit Na3AlF6. Gallium dan
In terdapat hanya dalam runutan pada batuan Al dan Zn. Thallium, juga merupakan
unsur yang jarang diperoleh kembali dari debu asap yang berasal dari pemanggangan
pyrit dan batuan sulfida lainnya (Cotton dan Wilkinson, 2013: 287).
Senyawa yang dikristalkan dari larutan airnya, maka beberapa kristal akan
mengalami ionnya membentuk hidrat. Hidrat merupakan zat yang rumus molekulnya
megandung sejumlah molekul air. pada beberapa kasus molekul air merupakan ligan
yang terikat langsung pada ion logam. Senyawa koordinasi [Co(H2O)6] (ClO4)2 dapat
berhubungan dengan tembaga pada ion kompleks [Cu(H2O)4]2+ dan yang kelima
dengan anion SO42- melalui ikatan hidrogen. Kemungkinan lain untuk membentuk
hidrat ialah bahwa molekul air dapat bergabung dalam posisi tertentu pada kristal
padat tetapi tidak berhubungan dengan kation dan anion tertentu. Hidrat seperti ini
disebut air kisi (latice water), seperti pada BaCl22H2O. Akhirnya, sebagian air dapat
8
juga terkordinasi pada sebuah ion dan sebagian lagi berupa air kisi contohnya pada
tersusun dari ikatan sulfat ganda aluminium dan kalium. Ikatan dari sulfat dan kalium
dapat digantikan dengan ammonium bahkan tanpa ikatan ganda atau dengan kata lain
hanya ikatan aluminium dengan sulfat saja. Secara umum alum yang paling banyak
Menurut Purnawan dan Budi (2014: 112), tawas atau alum dapat dibuat
1. Proses bauksit
Pada proses ini, tawas dibuat langsung dari bauksit dan asam sulfat. Bauksit
mengandung kurang lebih 50% Al(OH)3. Bauksit dari silo penyimpan bahan baku
diangkut dengan konveyor dan dilarutkan dalam satu tangki yang dilapisi timah
2. Proses Al(OH)3
Pada proses ini, tawas dibuat dari Al(OH) 3 yang direaksikan dengan asam
sulfat membentuk alum sulfat. Aluminium sulfat dibuat dengan cara melarutkan
bahan yang mengansung Al2O3 dengan asam sulfat 80% dalam suatu reaktor pada
D. Manfaat Tawas
memanfaatkannya. Berikut contoh aplikasi menurut Purnawan dan Budi (2014: 112),
1. Menghilangkan rambut
2. Pemutih kulit
3. Deodoran
4. Bahan pengawet
Dalam industri makanan, tawas digunakan sebagai zat aditif dan bahan pengawet.
5. Krim cukur
mencukur.
6. Pengolahan air
Tawas mampu membuat air lebih berkualitas. Cara kerja tawas ialah menangkap
partikel halus dalam air kemudian endapan aluminium hidroksida akan terbentuk