Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kaleng

Kaleng aluminium sering kita jumpai pada kaleng minuman ringan, kaleng

susu, makanan kaleng dan lain-lain. Banyaknya kaleng bekas menyebabkan


penimbunan sampah yang bisa menjadi masalah bagi lingkungan. Kaleng-kaleng

bekas tersebut dapat dimanfaatkan dengan mengekstrak kandungan aluminiumnya

menjadi tawas yang kemudian dapat digunakan untuk menjernihkan air (Purnawan

dan Budi, 2014: 110).

Kaleng termasuk salah satu limbah yang sangat berlimpah jumlahnya. Masa

dewasa sekarang ini, keberadaan limbah menjadi permsalahan pokok bagi kehidupan

karena jumlahnya yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Penelitian terhadap

kaleng ini dikarenakan kaleng diketahui memiliki kandungan aluminium. Aluminium

merupakan logam yang memiliki beberapa keunggulan yaitu lebih ringan dari pada

baja, mudah dibentuk, tidak berasa, tidak berbau, tidak beracun, dapat menahan

masuknya gas, mempunyai konduktivitas panas yang baik dan dapat didaur ulang.

Melalui keunggulan tersebut, maka pemanfaatan material aluminium pada beberapa

sektor industri menjadi semakin meningkat. Sehingga pemanfaatan kembali

aluminium bekas merupakan salah satu alternatif untuk menanggulangi kelangkaan

bahan baku aluminium, selain itu akan lebih menghemat sumber daya alam yang ada

(Mulyadi dan Fenima, 2011: 68).

3
4

B. Kristal

Padatan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu kristal dan amorf. Es

merupakan padatan kristal (crystalline solid), yang memiliki keteraturan yang kaku

dan menjangkau-jauh; atom-atomnya, molekul-molekulnya atau ion-ionnya

menempati tempat tertentu. Susunan atom, molekul atau ion dalam padatan kristal

adalah sedemikian rupa sehingga gaya tarik menarik antar molekul neto pada keadaan

maksimumnya. Gaya yang menyebabkan kestabilan kristal dapat berupa gaya ion,

ikatan kovalen, gaya van der waals, ikatan hidrogen, atau kombinasi gaya-gaya ini.

Padatan amorf seperti gelas tidak memiliki susunan yang tertata baik dan keteraturan

molekul yang menjangkau-jauh (Chang, 2003: 378).

Menurut Thoifa dan Frida (2007: 1), bahwa terdapat tiga faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan kristalyaitu: Pertama sifat zat itu sendiri, meliputi

tingkat keterlautan bahan, derajat keasaman dan tingkat kejenuhan. Kedua suhu,

meliputi suhu Iingkungan dan suhu larutan yang salah satunya adalah suhu

pertumbuhan (Growth Temperatrue). Terakhir gangguan mekanik. Adapun beberapa

suhu yang berkaitan dengan proses penumbuhan Kristal antara 1ain:

1. Suhu nukleasi (nucleation temperature), yaitu suhu ketika suatu larutan

membentuk inti. Proses pengintian (nucleation) akan lebih cepat terjadi pada suhu

tinggi bergantung pada jenis bahan.

2. Suhu saturasi (saturation temperature), yaitu suhu ketika larutan tepat akan jenuh.

Kristal akan terbentuk ketika Iautan tepat jenuh. Ketidak jenuhan mungkin terjadi

ketika suhu satu rasi meningkat walaupun sedikit, bergantung pada jernih 1arutan.

3. Suhu pertumbuhan (growth temperature) yaitu suhu pada saat kristali tumbuh.

Setelah proses nukleasimakakristalitu akan tumbuh


5

4. Suhu ketidak larutan (dissolution temperature) yaitu suhu ketika bahan terlatut

sudah tidak dapat larut dalam larutan 1agi.

Menurut Brady (2000: 576 578), bahwa akibat dari suatu rancangan khusus

sifat-sifat fisik zat padat ditentukan oleh jenis partikel yang pada titik-titik kisi dan

sifat dari gaya tarik-menarik antara partikel-partikelnya, maka ada beberapa jenis

kristal dengan sifat tertentu sebagai berikut:

1. Kristal Molekuler

Baik molekul maupun atom secara sendiri-sendiri mengisi tempat-tempat kisi.

Gaya tarik antarmolekul atau atomnya adalah jauh lebih lemah daripada ikatan

kovalen yang terdapat di dalam molekul-molekulnya sendiri. Gaya London terdapat

dalam kristal-kristal zat yang nonpolar seperti Ar, O 2, naftalena (kapur varus) dan CO

(es kering). Pada kristal molekul polar seperti SO 2 terdapat juga gaya tarik dipol-dipol

dan pada zat padat seperti es (H2O), NH3 dan HF, maka molekul-molekulnya terikat

terutama oleh adanya ikatan hidrogen. Oleh karena gaya-gaya ini relatif lemah

(dibandingkan dengan gaya tarik kovalen atau ion), kristal molekul mempunyai kisi

yang terendah dan mudah sekali rusak. Kristal molekul merupakan konduktor listrik

yang buruk sebab semua elektronnya terikat pada molekulnya sendiri dan tidak bebas

bergerak dalam zat padat.

2. Kristal Ionik

Pada kristal ionik seperti NaCl, ada ion-ion yang letaknya pada daerah kisi

dan ikatan antara ion-ion tersebut umumnya secara elektrostatik (yang benar-benar

tidak terarah). Hasilnya, jenis kisi yang terbentuk kebanyakan ditentukan oleh ukuran

relatif dari ion-ion dan muatannya. Ketika kristal terbentuk, ion-ion menyusun dirinya

agar gaya tarik-menarik menjadi maksimum dan gaya tolak-menolak menjadi


6

minimum. Oleh karena gaya elektrostatik itu kuat, kristal-kristal ion mempunyai

energi kisi yang besar. Biasanya kristal adalah zat yang keras dan mempunyai ciri

khas, yaitu titik lelehnya relatif tinggi dan sangat rapuh. Pada keadaan padat, senyawa

ion merupakan konduktor listrik yang buruk dikarenakan ion-ionnya diikat kuat pada

tempatnya. Apabila dilelehkan, ion-ionnya bergerak sehingga zat ionik ini menjadi

konduktor listrik yang baik.

3. Kristal Kovalen

Pada kristal ini terdapat jaringan ikatan kovalen antara atom-atomnya yang

diperluas ke seluruh zat padat. Contoh zat seperti adalah berlian. Berlian adalah

bentuk unsur karbon yang tiap atomnya terikat secara kovalen dengan empat tetangga

terdekatnya. Contoh lain yang umum adalah karborundum yakni silikon karbida

(SiC) dan kuarsa yakni silikon dioksida (SiO2) yang biasa dikenal sebagai penyusun

utama pasir. Oleh karena ikatan kovalen saling mengunci, kristal kovalen mempunyai

titik leleh yang sangat tinggi dan biasanya sangat keras. Berlian merupakan zat yang

paling keras dan digunakan sebagai alat untuk menggiling dan memotong. Silikon

karbida juga seperti berlian, kecuali setengah dari atom karbon dalam struktur berlian

diganti oleh atom-atom silikon. Zat ini juga sabgat keras dan dipakai sebagai bahan

penggosok dalam kertas amplas dan alat gerinda serta pemotong lainnya. Kristal

kovalen merupakan konduktor listrik yang lemah karena elektron-elektron pada zat

padatnya berada pada ikatan kovalennya sehingga tidak bebas bergerak dalam

kristalnya.

4. Kristal Logam

Gambaran paling sederhana dari sebuah kristal logam adalah mempunyai ion

positif yang terletak pada titik-titik kisi dengan elektron valensi kristal tersebut secara
7

keseluruhan. Zat padat terikatt satu sama lain karena adanya gaya tarik-menarik

elektrostatik antara kisi ion positif dengan larutan elektron. Elektron ini dapat

bergerak bebas, sehingga logam merupakan konduktor listrik yang baik.

C. Tawas

Tawas adalah garam rangkap sulfat aluminium sulfat, yang dipakai untuk

menjernihkan air atau campuran bahan celup Al 2(SO4)3 Tawas berupa kristal putih

gelap, tembus cahaya, rasanya agak asam kalau dijilat, bersifat menguatkan warna

tetapi juga dapat digunakan sebagai penjernih air keruh (Kusriniati, 2008: 9).

Aluminium adalah unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi dan

terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika. Kandungan yang mudah diperoleh

adalah oksida terhidrat seperti bauksit, Al2O3.nH2O dan kryolit Na3AlF6. Gallium dan

In terdapat hanya dalam runutan pada batuan Al dan Zn. Thallium, juga merupakan

unsur yang jarang diperoleh kembali dari debu asap yang berasal dari pemanggangan

pyrit dan batuan sulfida lainnya (Cotton dan Wilkinson, 2013: 287).

Senyawa yang dikristalkan dari larutan airnya, maka beberapa kristal akan

mengalami ionnya membentuk hidrat. Hidrat merupakan zat yang rumus molekulnya

megandung sejumlah molekul air. pada beberapa kasus molekul air merupakan ligan

yang terikat langsung pada ion logam. Senyawa koordinasi [Co(H2O)6] (ClO4)2 dapat

dituliskan sebagai Co(ClO4)26H2O. Pada hidrat CuSO45H2O, empat molekul H2O

berhubungan dengan tembaga pada ion kompleks [Cu(H2O)4]2+ dan yang kelima

dengan anion SO42- melalui ikatan hidrogen. Kemungkinan lain untuk membentuk

hidrat ialah bahwa molekul air dapat bergabung dalam posisi tertentu pada kristal

padat tetapi tidak berhubungan dengan kation dan anion tertentu. Hidrat seperti ini

disebut air kisi (latice water), seperti pada BaCl22H2O. Akhirnya, sebagian air dapat
8

juga terkordinasi pada sebuah ion dan sebagian lagi berupa air kisi contohnya pada

tawas, KAl(SO4)212H2O (Petrucci, 1985: 202).

Alum lebih dikenal di masyarakat dengan sebutan tawas. Senyawa ini

tersusun dari ikatan sulfat ganda aluminium dan kalium. Ikatan dari sulfat dan kalium

dapat digantikan dengan ammonium bahkan tanpa ikatan ganda atau dengan kata lain

hanya ikatan aluminium dengan sulfat saja. Secara umum alum yang paling banyak

digunakan adalah potash alum (Kurisari, dkk., 2014: 29).

Menurut Purnawan dan Budi (2014: 112), tawas atau alum dapat dibuat

melalui 2 cara, yaitu:

1. Proses bauksit

Pada proses ini, tawas dibuat langsung dari bauksit dan asam sulfat. Bauksit

mengandung kurang lebih 50% Al(OH)3. Bauksit dari silo penyimpan bahan baku

diangkut dengan konveyor dan dilarutkan dalam satu tangki yang dilapisi timah

hitam untuk memperoleh dosis larutan.

2. Proses Al(OH)3

Pada proses ini, tawas dibuat dari Al(OH) 3 yang direaksikan dengan asam

sulfat membentuk alum sulfat. Aluminium sulfat dibuat dengan cara melarutkan

bahan yang mengansung Al2O3 dengan asam sulfat 80% dalam suatu reaktor pada

suhu 105-110C dan tekanan 1 atm.


9

D. Manfaat Tawas

Tawas memiliki beberapa keunggulan sehingga terdapat aplikasi dalam

memanfaatkannya. Berikut contoh aplikasi menurut Purnawan dan Budi (2014: 112),

dalam kehidupan sehari-hari diantaranya:

1. Menghilangkan rambut

Tawas dapat menghilangkan rambut pada beberapa bagian, misalya ketiak.

2. Pemutih kulit

Tawas menjadi bahan utama untuk mencerahkan kulit.

3. Deodoran

Deodoran yang mengandung tawas dapat menghambat perkembangbiakan bakteri

penyebab bau badan pada ketiak.

4. Bahan pengawet

Dalam industri makanan, tawas digunakan sebagai zat aditif dan bahan pengawet.

Akan tetapi, kadar tawas yang berlebihan dapat menyebabkan keracunan.

5. Krim cukur

Tawas memiliki sifat astringen. Digunakan untuk mengurangi pendarahan saat

mencukur.

6. Pengolahan air

Tawas mampu membuat air lebih berkualitas. Cara kerja tawas ialah menangkap

partikel halus dalam air kemudian endapan aluminium hidroksida akan terbentuk

sehingga air akan menjadi lebih jernih.

Anda mungkin juga menyukai