Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

OLEH:
MUH.RISKY FATHAHILLA W
D061231096

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA
2023
LATIHAN SOAL

1. Jelaskan tujuan mempelajari kimia kristal dalam ilmu geologi

2. Tuliskan komposisi kimia utama yang menyusun kerak bumi.

3. Mengapa suatu unsur dapat membentuk ikatan ion & jelaskan sifat mineral
yang terbentuk karena ikatan ion.

4. Berikan contoh dan jelaskan sifat mineral yang terbentuk dari ikatan kovalen.

5. Jelaskan bagaimana ikatan logam dapat terbentuk dan tuliskan sifat mineral dari
ikatan tsb.

6. Jelaskan perbedaan ikatan hydrogen dengan ikatan Van der Waals.

JAWAB

1. Studi kimia kristal dalam ilmu geologi memiliki beberapa tujuan penting yang
berkaitan dengan pemahaman sifat dan proses geologi. Berikut adalah beberapa
tujuan utama mempelajari kimia kristal dalam ilmu geologi:
Identifikasi Mineral:
Kimia kristal membantu geologis dalam mengidentifikasi mineral-mineral yang
ditemukan dalam batuan dan endapan geologi.
Sifat-sifat kimia kristal, seperti komposisi unsur dan struktur kristal, digunakan
untuk membedakan mineral satu dari yang lain.
Memahami Proses Pembentukan Batuan:
Studi kimia kristal membantu memahami proses pembentukan batuan dan
mineral, termasuk suhu, tekanan, dan kondisi kimia yang mempengaruhi
pembentukan mineral dan kristal tertentu.
Menentukan Sumber Daya Alam:
Pengetahuan tentang kimia kristal digunakan untuk menentukan kandungan
mineral dalam suatu area geologi.
Penentuan sumber daya alam seperti logam, batu bara, minyak, dan gas seringkali
melibatkan analisis kimia kristal.
Memprediksi Perubahan dalam Batuan dan Mineral:
Kimia kristal membantu dalam memprediksi perubahan mineral dan batuan
seiring waktu. Proses metamorfosis, kristalisasi, dan rekristalisasi dapat dipahami
melalui perubahan kimia kristal.
Studi Evolusi Bumi:
Memahami kimia kristal membantu dalam studi evolusi geologi dan sejarah
perkembangan Bumi.
Analisis kimia mineral dapat memberikan wawasan tentang kondisi lingkungan
dan proses-proses geologi yang terjadi selama berbagai periode waktu.
Eksplorasi Sumber Daya Alam:
Penelitian kimia kristal digunakan dalam eksplorasi sumber daya alam dan
pertambangan untuk menilai kualitas dan jumlah mineral berharga yang dapat
diekstraksi dari suatu area.
Memprediksi Perilaku Mineral dalam Reaksi Kimia:
Kimia kristal membantu memprediksi perilaku mineral dalam reaksi kimia, seperti
reaksi di lingkungan asam atau basis.
Informasi ini penting untuk memahami dampak lingkungan dari aktivitas manusia
di bidang pertambangan dan pembangunan.
Dengan memahami kimia kristal, ilmuwan geologi dapat memperoleh wawasan
yang lebih mendalam tentang proses-proses geologi dan sumber daya alam yang
terdapat di Bumi, serta dapat memberikan informasi yang berguna dalam
menjelaskan evolusi geologi dan memahami lingkungan alam.
2. Kerak Bumi terdiri dari berbagai jenis batuan dan mineral yang memiliki
komposisi kimia yang berbeda. Secara umum, kerak Bumi terutama terdiri dari
batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Berikut adalah beberapa
elemen utama dan senyawa yang umumnya ditemukan dalam komposisi kimia
kerak Bumi:
Silikon (Si): Sebagian besar kerak Bumi terdiri dari silikat, yang merupakan
senyawa silikon yang membentuk kerangka struktural batuan.
Oksigen (O): Oksigen umumnya terikat dengan silikon untuk membentuk oksida
silikon (silika) dalam mineral-mineral seperti kuarsa dan feldspar.
Aluminium (Al): Ditemukan dalam mineral-mineral seperti feldspar, kaolinit, dan
gibbsite.
Besi (Fe): Terdapat dalam mineral-mineral seperti magnetit dan hematit.
Kalsium (Ca): Umumnya ditemukan dalam mineral kalsit dan feldspar.
Natrium (Na) dan Kalium (K): Terdapat dalam mineral feldspar dan mineral-
mineral yang membentuk kelompok mika.
Magnesium (Mg): Ditemukan dalam mineral-mineral seperti olivin dan piroksen.
Titanium (Ti): Dapat ditemukan dalam mineral ilmenit dan rutile.
Hidrogen (H) dan Karbon (C): Meskipun jumlahnya kecil, dapat terdapat dalam
senyawa seperti air (H₂O) dan karbonat.
Fosforus (P) dan Klor (Cl): Umumnya terkandung dalam mineral fosfat dan
klorida.
Komposisi kimia kerak Bumi dapat bervariasi tergantung pada jenis batuan dan
wilayah geografis tertentu. Namun, silikon dan oksigen (dalam bentuk silikat)
adalah unsur dominan dalam kerak Bumi.

3. Suatu unsur dapat membentuk ikatan ion karena elektron pada kulit terluarnya
dapat ditransfer kepada atau diterima dari unsur lain, sehingga membentuk ion.
Proses ini terjadi karena unsur memiliki kecenderungan untuk mencapai
konfigurasi elektron yang lebih stabil, mirip dengan konfigurasi gas mulia.
Contoh paling umum adalah pembentukan ion positif (kation) oleh unsur logam
dan ion negatif (anion) oleh unsur non-logam. Logam cenderung kehilangan
elektron dari kulit terluarnya, sementara non-logam cenderung menerima elektron
untuk mencapai konfigurasi gas mulia.
Sifat mineral yang terbentuk karena ikatan ion dapat dijelaskan sebagai berikut:
Karakteristik Elektrik:
Mineral yang terbentuk melalui ikatan ion seringkali memiliki karakteristik
elektrik karena adanya muatan listrik pada ion-ion yang membentuk struktur
kristal.
Mineral ini dapat memiliki konduktivitas listrik ketika larut dalam air atau dalam
bentuk leburan.
Titik Lebur dan Titik Didih Tinggi:
Ikatan ion yang kuat menyebabkan titik lebur dan titik didih mineral ini relatif
tinggi.
Energi yang diperlukan untuk mengatasi gaya ikatan ion yang kuat menyebabkan
titik lebur dan titik didihnya meningkat.
Sifat Kristalin:
Mineral yang terbentuk melalui ikatan ion memiliki struktur kristal yang teratur.
Gaya elektrostatik yang kuat antara ion-ion dalam struktur kristal menyebabkan
mineral ini membentuk bentuk kristal yang jelas dan teratur.
Sifat Magnetik:
Beberapa mineral yang mengandung ion besi (Fe²⁺ atau Fe³ ⁺) dapat menunjukkan
sifat magnetik karena peran muatan listrik dan spin elektron ion besi.
Keuletan yang Rendah:
Meskipun mineral yang terbentuk melalui ikatan ion memiliki struktur kristal
yang teratur, keuletannya biasanya lebih rendah dibandingkan dengan mineral
yang terbentuk melalui ikatan kovalen atau logam.
Gaya ikatan ion yang mudah terganggu oleh pengaruh luaran seperti tekanan atau
pukulan.
Contoh mineral yang terbentuk melalui ikatan ion antara lain halit (NaCl), kalsit
(CaCO₃), dan galena (PbS). Ikatan ion memberikan karakteristik unik pada sifat
mineral ini, dan pemahaman tentang ikatan ion penting dalam ilmu geologi dan
kimia mineral.
4. Unsur-unsur di sebelah kanan periodik tabel cenderung berikatan satu sama
lain secara kovalen ikatan untuk membentuk molekul yang ditemukan
dalam kristal struktur. Misalnya Si dan O membentuk molekul SiO4-4 yang
dapat mengikat atom atau molekul lain secara kovalen atau ionik. Karbon
memiliki empat elektron di kulit terluarnya dan membutuhkan 4 lagi untuk
mencapai konfigurasi elektronik yang stabil. Jadi atom Karbon dapat
berbagi elektron dengan 4 atom karbon lainnya untuk membentuk ikatan
kovalen. Hal ini menghasilkan senyawa seperti intan atau grafit yang
disatukan melalui ikatan kovalen yang kuat antar atom Karbon. Ikatan
kovalen juga dapat dianggap sebagai ikatan elektron bersama. Ikatan
kovalen berkembang ketika atom dapat mencapai konfigurasi elektron kulit
terluar yang stabil dengan berbagi elektron dengan atom lain. Hal ini
menyebabkan masing-masing atom memiliki konfigurasi elektronik yang
stabil sepanjang waktu.

5. Jelaskan bagaimana ikatan logam dapat terbentuk dan tuliskan sifat mineral
dari ikatan tersebut!
Jawab :
Ikatan logam adalah ikatan yang terbentuk karena adanya gaya tarik inti
atom-atom logam dengan lautan elektron. Adapun sifat fisik mineral dari
ikatan logam yaitu :

➢ Tingkat kekerasan mineral ini yaitu rendah hingga sedang.


➢ Biasanya mineral ini mudah ditempa dan dapat ditarik (diulur seperti
kawat), dimana jika mineral ditarik dapat bertambah Panjang.
➢ Konduktor termal dan konduktor listrik yang baik.
➢ Mineral ini hanya larut dalam asam
➢ Memilili kristal dengan simetri tinggi.
6. Jelaskan perbedaan ikatan hydrogen dengan ikatan Van der Waals!
Jawab :
➢ Ikatan Hydrogen
Adalah sejenis gaya tarik antarmolekul atau antar dipol-dipol yang
terjadi antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan.
Walaupun lebih kuat dari kebanyakan gaya antarmolekul, ikatan hidrogen
jauh lebih lemah dari ikatan kovalen dan ikatan ion. Dalam makromolekul
seperti protein dan asam nukleat, ikatan ini dapat terjadi antara dua bagian
dari molekul yang sama dan berperan sebagai penentu bentuk molekul
keseluruhan yang penting.
Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O, atau
F yang mempunyai pasangan elektron bebas (lone pair electron). Hidrogen
dari molekul lain akan berinteraksi dengan pasangan elektron bebas ini
membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi mulai
dari yang lemah (1-2 kJ mol−1) hingga tinggi (>155 kJ mol−1).
Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan
elektronegativitas antara atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin
besar perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang terbentuk.
Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar
ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air
(H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah

total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang
seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi
perbedaan elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi
daripada asam florida.
Ikatan hidrogen juga sangat berpengaruh pada spektroskopi. Contoh
yang paling nyata adalah pada spektroskopi inframerah, di mana adanya
ikatan hidrogen akan memperlebar stretching.

➢ Ikatan Van Der Waals


Gaya van der Waals dalam ilmu kimia merujuk pada salah satu jenis
gaya antara molekul. Istilah ini pada awalnya merujuk pada semua jenis
gaya antar molekul, dan hingga saat ini masih kadang digunakan dalam
pengertian tersebut, tetapi saat ini lebih umum merujuk pada gaya-gaya
yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol.
Hal ini mencakup gaya yang timbul dari dipol tetap (gaya Keesom),
dipol rotasi atau bebas (gaya Debye) serta pergeseran distribusi
awan elektron (gaya London).
Nama gaya ini diambil dari nama kimiawan Belanda Johannes van der

Waals, yang pertama kali mencatat jenis gaya ini. Potensial Lennard-
Jones sering digunakan sebagai model hampiran untuk gaya van der

Waals sebagai fungsi dari waktu.


Interaksi van der Waals teramati pada gas mulia, yang amat stabil dan
cenderung tak berinteraksi. Hal ini menjelaskan sulitnya gas mulia untuk
mengembun. Tetapi, makin besar ukuran atom gas mulia (makin banyak
elektronnya) makin mudah gas tersebut berubah menjadi cairan.
Gaya van der waals : gaya tarik di antara atom atau molekul, gaya ini
jauh lebih lemah dibandingkan gaya yang timbul karena ikatan valensi dan
besarnya ialah 10-7

kali jarak antara atom-atom atau molekul-molekul.


Gaya ini menyebabkan sifat tak ideal pada gas dan menimbulkan energi
kisi pada kristal molekular.

Anda mungkin juga menyukai