Anda di halaman 1dari 7

ORIZA SATIVA

SMAN 6 ACEH BARAT DAYA


KD 3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen
koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul)
materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

IPK dari KD3 :


3.5.1 Menganalis kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya (C4)
3.5.2 Menentukan lambang lewis suatu unsur (C2)
3.5.3 Menganalisis proses pembentukan ikatan ion (C4)

- Fakta
a. NaCl merupakan ikatan ion
b. Sifat fisika senyawa ion
- Konsep
a. Ikatan ion merupakan ikatan yang terjadi antara kation dengan anion
b. Struktur Lewis adalah penggambaran ikatan kimia, yang terdiri dari lambang
unsur dan titik-titik yang setiap titiknya menggambarkan setiap electron valensi
dari atom-atom unsur
c. Konfigurasi elektron seperti gas mulia dapat dicapai suatu unsur dengan
melakukan serah terima elektron dari atom unsur satu dengan atom unsur yang
lain atau dengan menggunakan elektron secara bersama-sama oleh dua atom atau
lebih.
- Prosedural
Menggambarkan proses terbentuknya ikatan ion

1. Kestabilan Unsur Kimia di Alam


Pada umumnya unsur-unsur di alam ditemukan dalam bentuk senyawa seperti natrium
dan klor ditemukan sebagai natrium klorida dalam air laut; silikon dan oksigen sebagai silica
dalam pasir; serta karbon, hidrogen, dan oksigen sebagai karbohidrat dalam tumbuhan. Hanya
beberapa unsur yang ditemukan tidak sebagai senyawa seperti emas, belerang, dan gas mulia
(Devi, dkk., 2009)
Konfigurasi elektron gas mulia adalah konfigurasi elektron yang paling stabil.
Kestabilan unsur gas mulia disebabkan oleh elektron valensinya yang berjumlah delapan
(kecuali helium yang mempunyai dua elektron valensi). Konfigurasi elektron gas mulia
disebut konfigurasi oktet atau duplet (Goldberg, 2007). Maka dari itu, dalam pembentukan
ikatan kimia, atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron seperti pada unsur gas mulia.
Kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti gas
mulia terdekat dikenal dengan istilah Aturan Oktet
Tabel 1.
Nomor
Periode Unsur K L M N O P
Atom
1 He 2 2
2 Ne 10 2 8
3 Ar 18 2 8 8
4 Kr 36 2 8 18 8
5 Xe 54 2 8 18 18 8
6 Rn 86 2 8 18 32 18 8
(sumber :Johari dan Rachmawati,2007)

2. Struktur Lewis
G.N Lewis menjelaskan bahwa atom bergabung dengan atom dari unsur lainnya
membentuk senyawa untuk mencapai konfigurasi elektron yang lebih stabil melalui ikatan
yang dikenal dengan ikatan kimia. Untuk mempelajari ikatan kimia disusunlah sistem titik
untuk menggambarkan electron valensi dari atom-atom yang terlibat dalam pembentukan
ikatan kimia. (Chang, 2005)

a. Penulisan Struktur Lewis


Langkah-langkah penulisan struktur Lewis :
1). Tulislah kerangka struktur dari senyawa bersangkutan, yang terdiri dari lambang kimia
atom-atom yang terlibat.
2). Hitunglah jumlah total elektron valensi dari semua atom yang terlibat, semua elektron
valensi harus muncul dalam struktur Lewis.
3). Semua elektron dalam struktur Lewis umumnya berpasangan dan dilambangkan dengan
titik
4). Semua atom umumnya mencapai konfigurasi oktet (khusus untuk H, duplet)
5). Kadang-kadang terdapat ikatan rangkap 2 atau 3 (umumnya ikatan rangkap 2 atau 3 hanya
dibentuk oleh atom C, N, O, P dan S
(Chang, 2005)
Contoh :
( sumber : Hermawan, 2009)

b. Pengecualian dan Kegagalan Aturan Oktet


1). Pengecualian Aturan Oktet
a) Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet
Meliputi senyawa kovalen biner sederhana dari Be, B dan Al yaitu atom-atom yang
elektron valensinya kurang dari empat (4).
Contoh : BeCl2, BCl3 dan AlBr3
b) Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil
Contohnya : NO2 mempunyai jumlah elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17

c) Senyawa dengan oktet berkembang


Unsur-unsur periode 3 atau lebih dapat membentuk senyawa yang melampaui aturan
oktet / lebih dari 8 elektron pada kulit terluar (karena kulit terluarnya M, N dst dapat
menampung 18 elektron atau lebih).
Contohnya : PCl5, SF6, ClF3, IF7 dan SbCl5

2). Kegagalan Aturan Oktet


Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur transisi maupun post
transisi.
Contoh :
 atom Sn mempunyai 4 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan
tingkat oksidasi +2
 atom Bi mempunyai 5 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan
tingkat oksidasi +1 dan +3

Penyimpangan dari Aturan Oktet dapat berupa :


1) Tidak mencapai oktet
2) Melampaui oktet ( oktet berkembang )

Berdasarkan perubahan konfigurasi elektron yang terjadi pada pembentukan ikatan,


maka ikatan kimia dibedakan menjadi 4 yaitu : ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen
koordinat / koordinasi / dativ dan ikatan logam.
3. Ikatan Ion ( elektrovalen )
Ikatan ion terbentuk akibat kecenderungan atom-atom menerima atau melepas elektron
agar memiliki konfigurasi electron agar memiliki konfigurasi electron seperti gas mulia.
Ikatan ion umumnya terbentuk antara atom unsure logam dan nonlogam. (Johari dan
Rachmawati, 2007)

Contoh :

Ikatan antara 11
Na dengan 17 Cl
Konfigurasi elektronnya :
Na
11 :281 melepas 1 elektron, membentuk Na+ : 2 8
17Cl :287 menerima 1 elektron, membentuk Cl– : 2 8 8

Na Na+ + e–
Cl + e– Cl–
–––––––––––––––––––– +
Na + Cl Na+ + Cl–
Na + Cl membentuk ikatan ion NaCl (natrium klorida)
+ –

Senyawa yang mempunyai ikatan ion antara lain :


a) Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan halogen (VIIA)
Contoh : NaF, KI, CsF
b) Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan oksigen (VIA)
Contoh : Na2S, Rb2S,Na2O
c) Golongan alkali tanah (IIA) dengan golongan oksigen (VIA)
Contoh : CaO, BaO, MgS
Sifat-sifat ion sebagai berikut
a. Dalam bentuk padatan tidak menghantarkan listrik karena partikel-partikel
ionnya terikat kuat pada kisi, sehingga tidak ada elektron yang bebas bergerak
b. Leburan dan larutannya menghantarkan listrik
c. Umunya berupa zat padat kristal yang permukaanya keras dan sukar digores.
d. Titik leleh dan titik didihnya tinggi.
e. Larutan dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut nonpolar
Atom-atom membentuk ikatan ion karena masing-masing atom ingin
mencapai keseimbangan/kestabilan seperti struktur elektron gas mulia. Ikatan ion
terbentuk antara:
a. Ion positif dengan ion negatif
b. Atom-atom berenergi potensial ionisasi kecil dengan atom-atom berafinitas
elektron besar (Atom-atom unsur golongan IA, IIA dengan atom-atom unsur
golongan VIA, VIIA),
c. Atom-atom dengan keelektronegatifan kecil dengan atom-atom yang
mempunyai keelektronegatifan besar.

Sifat-sifat Senyawa Ion


Selain bersifat relatif kuat, ikatan ion juga memiliki sifat-sifat yang lain, diantaranya
adalah sebagai berikut:

a. Memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi. Ion positif dan negatif dalam
kristal senyawa ion tidak bebas bergerak karena terikat oleh gaya elektrostatik
yang kuat. Diperlukan suhu yang tinggi agar ion-ion memperoleh energi
kinetik yang cukup untuk mengatasi gaya elektrostatik.
b. Keras tetapi rapuh. Bersifat keras karena ion-ion positif dan negatif terikat
kuat ke segala arah oleh gaya elektrostatik. Bersifat rapuh dikarenakan
lapisan-lapisan dapat bergeser jika dikenakan gaya luar, ion sejenis dapat
berada satu di atas yang lainnya sehingga timbul tolak-menolak yang sangat
kuat yang menyebabkan terjadinya pemisahan.
c. Berupa padatan pada suhu ruang.
d. Larut dalam pelarut air, tetapi umumnya tidak larut dalam pelarut organik
e. Tidak menghantarkan listrik dalam fasa padat, tetapi menghantarkan listrik
dalam fasa cair. Zat dikatakan dapat menghantarkan listrik apabila terdapat
ion-ion yang dapat bergerak bebas membawa muatan listrik.

Anda mungkin juga menyukai