Anda di halaman 1dari 10

Nama` : ALFI RIZKINA LUBIS

NIM : 8196141002
KELAS :Pendidikan Kimia A 2019
A. Kestabilan atom
Berdasarkan hasil pengamatan ilmuan Amerika serikat, Gilbert N.
Lewis suatu unsur akan bersifat stabil jika kulit teruarnya terisi penuh
elektron. Jadi, kestabilan suatu atom bergantug pada elektron valensinya.
Atom-atom gas mulia bersifat stabil karena kulit terluarnya terisi penuh oleh
elektron.
Dari gambar di samping terlihat bahwa kulit terluar atom-atom gas
mulia terisi penuh oleh 8 elektron yang disebut oktet, sedangkan gas mulia
He kulit terluarnya terisi penuh oleh 2 elektron yang disebut duplet.
Bagaimana dengan atom-atom selain gas mulia?

Kulit terluar pada atom-atom logam dan nonlogam tidak terisi penuh,
sehingga tidak stabil.Untuk mencapai kestabilan seperti gas mulia, dapat
dilakukan dengan cara membentuk ion atau membentuk pasangan elektron
bersama.

1. Pembentukan ion
Dalam membentuk ion, atom akan melepas atau menangkap elektron.
a. Dengan cara melepas elektron
Atom-atom dengan energi ionisasi rendah (seperti pada golongan IA,dan IIA,) cenderung
melepas elektron
b. Dengan cara menangkap elektron
Atom-atom dengan affinitas elektron tinggi akan
cenderung menangkap elektron. Contoh : 17Cl= 2 8 7 untuk mencapai
kestabilan maka Cl memerlukan tambahan 1
elektron sehingga menjadi Cl- = 2 8 8 (oktet)

2. Penggunaan pasangan elektron Bersama


Atom-atom yang sukar melepas elektron (energi ionisasi tinggi) dan atom yang sukar menarik
elektron (affinitas elektron rendah) mempunyai kecenderungan untuk membentuk pasangan elektron
bersama. Pasangan elektron yang dibentuk oleh atom-atom yang berikatan bisa berasal dari kedua
atom yang bergabung atau dapat pula berasal dari salah satu atom yang bergabung.

B. Lambang Lewis
Gambaran terjadinya interaksi antar unsur diperkenalkan oleh Gilbert N. Lewis dengan nama
Struktur Lewis. Struktur Lewis didefinisikan sebagai lambang molekul disertai elektron valensi di
sekitar atom – atomnya yang menunjukkan terjadinya serah terima atau penggunaan bersama
pasangan elektron.
Struktur Lewis dilambangkan dengan memberikan sejumlah titik yang mengelilingi atomnya
(biasanya dilambangkan dengan x atau •). Lewis menggambarkan suatu unsur terdiri atas lambang
kimia dikelilingi oleh sejumlah silang atau titik yang melambangkan elektron valensinya. Setiap
silang atau titik mewakili satu elektron yang ada pada kulit terluar unsur tersebut.

No Unsur Lambang Lewis

1 Golongan IA (contoh K) K
2 Golongan IIA (contoh Ca) Ca
3 Golongan IIIA (contoh Al) Al
4 Golongan IVA (contoh Si) Si
5 Golongan VA (contoh P) P

6 Golongan VIA (contoh S) S


7 Golongan VIIA (contoh Cl) Cl

8 Golongan VIIIA (contoh Ar) Ar

C. Ikatan Ion
Kamu tentu tidak asing lagi dengan garam dapur. Senyawa yang mempunyai rumus NaCl
tersebut berwujud padat, namun mudah rapuh.Apakah yang menyebabkan garam dapur mempuyai
sifat seperti itu? Sifat garam dapur tidak terlepas dari enis ikatan kimia yang dimilikinya. Apakah
jenis ikatan yang dimiliki garam dapur? Bagaimanakah proses pembentukan ikatan tersebut?

Atom 11Na (2 8 1) melepaskan 1 elektron agar stabil sehingga membentuk ion Na+,
sedangkan atom 17Cl (2 8 7) memerlukan 1 elektron untuk stabil. Jika Na dan Cl ber ikatan mereka
akan melaka akan melakukan serah terima elektron. Na akan memberi 1 elektron kepada Cl dan Cl
akan menerima 1 elektron dari Na.
Ikatan ion terjadi antara ion positif dengan ion negatif karena adanya transfer elektron.
Seperti pada senyawa NaCl, ion positif dan ion negatif diikat oleh suatu gaya elektrostatik. Senyawa
yang dihasilkan adalah senyawa ion. Ikatan ion disebut juga dengan ikatan elektron. Ion-ion pada
senyawa ion berikatan membuat suatu susunan, yaitu ion positif dikelilingi beberapa ion negatif dan
demikian ssebaliknya.

Contoh lain dari NaCl seperti pembentukan ikatan ion pada senyawa MgCl2
Atom Mg dengan nomor atom 12 sehingga memiliki konfigurasi 2 8 2 harus melepaskan 2
elektron membentuk ion positif Mg2+,,sedangkan Cl dengan nomor atom 17 memiliki konfigurasi
elektron 2 8 7 harus menerima 1 elektron membentuk ion negatif Cl-.
D. Sifat Senyawa Ion
Berikut adalah sifat-sifat senyawa ion:
1. Kristalnya keras, tetapi rapuh.
Apabila senyawa ion dipukul, akan terjadi
pergeseran posisi ion positif dan negatif, dari yang
semula beselang-seling menjadi berhadapan
langsung. Hal ini menyebabkan ion positif bertemu
muka dengan ion positif dan terjadi gaya tolak-
menolak. Inilah yang menyebabkannya menjadi
rapuh.
2. Memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi
Senyawa Titik Didih (0C) Titik Leleh (0C) Secara umum , titik didih dan
NaI 661 1304 titik lebur yag tinggi pada senyawa ion
MgCl2 714 1412 disebabkan oleh kuatnya gaya
KBr 734 1435 elektrostatis yang ditimbulkan ion
CaCl2 782 >1600 positif dan ion negatif.

3. Kebanyakan senyawa ion larut dalam air


Pada saat kristal ion dimasukkan dalam air, maka
molekul-molekul air akan menyusup di antaa ion positif dan ion
negatf sehingga gaya tarik-menarik elektrostatisnya akan
melemah, dan akibatnya ter pecah.

4. Padatannya tidak menghantarkan arus


listrik, tetapi lelehan dan larutannya dalam air
menghantarkan arus listrik.
Apabila senyawa ion terpecah menjadi ion positif dan
ion negatif dan dapat bergerak secara bebas , maka
senyawa ion dalam keadaan cair dan

E. Ikatan Logam
Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama elektron-elektron
valensi antar atom logam. Contoh: logam besi, seng, dan perak. Ikatan logam bukanlah ikatan ion atau
ikatan kovalen. Salah satu teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan ikatan logam adalah teori
awan elektron atau lautan elektron yang ditemukan oleh Drede dan Lorentz. Menurut teori ini, setiap
atom logam melepaskan elektron valensinya, sehingga terbentuk awan elektron atau

lautan elektron yang mengelilingi ion positif pada atom yang tidak berpindah tempat.
Elektron valensi yang dilepaskan tidak terikat oleh ion-ion logam tetapi dapat bergerak bebas
terdelokasi pada semua ion logam. Menurut teori ini, logam terdiri dari kumpulan ion logam
bermuatan positif di dalam lautan elektron yang mudah bergerak bebas.

Jadi, ikatan logam terbentuk antara ion positif dan elektron yang mudah bergerak. Tempat
kedudukan elektron valensi dari suatu atom besi (Fe) dapat saling tumpang tindih dengan tempat
kedudukan elektron valensi dari atom-atom Fe yang lain. Tumpang tindih antarelektron valensi ini
memungkinkan elektron valensi dari setiap atom Fe bergerak bebas dalam ruang di antara ion-ion Fe+
membentuk lautan elektron. Karena muatannya berlawanan (Fe2+ dan 2e–), maka terjadi gaya tarik-
menarik antara ion-ion Fe+ dan elektron-elektron bebas ini.

F. Sifat Ikatan Logam


Adanya ikatan logam menyebabkan logam bersifat:
1. Berupa padatan pada suhu ruang
Atom-atom logam bergabung karena adanya ikatan logam yang sangat kuat membentuk
struktur kristal yang rapat. Hal itu menyebabkan atom-atom tidak memiliki kebebasan untuk
bergerak. Pada umumnya logam pada suhu kamar berwujud padat, kecuali raksa (Hg) berwujud
cair.
2. Bersifat keras tetapi lentur/tidak mudah patah jika ditempa
Logam memiliki sifat lentur (mudah ditempa, dibengkokkan, tetapi tidak mudah patah). Kisi-
kisi kation bersifat kaku (tetap di tempat), sedangkan elektron valensi logam bergerak bebas. Jika
logam ditempa atau dibengkokkan terjadi pergeseran kation-kation, tetapi pergeseran ini tidak
menyebabkan patah karena selalu dikelilingi oleh lautan elektron.

Logam bersifat kertas tetapi lentur dan dapat ditempa

Sebagai pembanding, tinjaulah kristal ion, misalnya NaCl. Dalam kristal NaCl, kisi kation
maupun elektron valensi tidak dapat bergerak (berada pada posisinya).

Jika kristal ion NaCl ditempa, akan pecah menjadi serbuk.

Tolakan antar
Ditekan disini Kisikation

Terjadi pergeseran antarkisi dan


Kristal ion akan pecah jika ditempa
pecah akibat tolakan antarkisi
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa, pada saat kristal NaCl ditekan, terjadi pergeseran
kisi. Kisi-kisi kation akan bersinggungan dengan kisi-kisi kation lainnya sehingga terjadi
tolakmenolak. Tolakan antarkisi ini menimbulkan perpecahan antarkisi, yang akhirnya kristal
akan pecah menjadi serbuk.
3. Mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi
Diperlukan energi dalam jumlah besar untuk memutuskan ikatan logam yang sangat kuat pada
atom-atom logam.
4. Penghantar listrik yang baik
Daya hantar listrik pada logam disebabkan oleh
adanya elektron valensi yang bergerak bebas dalam
kristal logam. Jika listrik dialirkan melalui logam,
elektron-elektron valensi logam akan membawa
muatan listrik ke seluruh logam dan bergerak menuju
potensial yang lebih rendah sehingga terjadi aliran
listrik dalam logam.
Jika sejumlah kalor (panas) diserap oleh logam,
elektron-elektron valensi logam akan bergerak lebih
cepat dan elektron-elektron tersebut membawa sejumlah
kalor yang diserap. Akibatnya, kalor dapat
didistribusikan oleh logam ke seluruh kristal logam
sehingga logam menjadi panas.
5. Mempunyai permukaan yang mengkilap
Menurut teori Drude-Lorentz, jika cahaya tampak
(visible) jatuh pada permukaan logam, sebagian elektron valensi logam akan tereksitasi. Ketika
elektron yang tereksitasi itu kembali ke keadaan dasar akan disertai pembebasan energi dalam
bentuk cahaya atau kilap. Peristiwa ini menimbulkan sifat mengkilap pada permukaan logam.

G. IKATAN KOVALEN
Ikatan kovalen terbentuk jika atom-atom saling meminjamkan elektronnya untuk
dipakai bersama agar susunan elektronnya lebih stabil (seperti susunan gas mulia). Jika kita
imajinasikan, senyawa kovalen bagaikan 2 orang pebisnis yang saling bekerja sama dan di
dalam kerjasama tersebut mereka saling menyumbangkan modal untuk kemajuan bisnis
mereka.

Untuk mengetahui pembentukan ikatan kovalen, kita harus dapat menuliskan lambang
Lewis untuk tiap atom yang berikatan dengan benar. Perhatikan contoh berikut:

Struktur Lewis untuk menggambarkan pembentukan ikatan kovalen dari HCl

1H : 1 (H memiliki 1 elektron)

17Cl : 2 8 7 (Cl memiliki 1 elektron yang belum berpasangan)


Dari struktur Lewis di atas, terlihat adanya sejumlah pasangn elektron. Pasangan elektron
dapat dibedakan menjadi 2, yakni:

 Pasangan elektron ikatan (PEI) adalah pasangan elektron yang digunakan bersama.
 Pasangan elektron bebas (PEB) adalah pasangan elektron yang tidak digunakan bersama.

H. JENIS Iktn kovalen


Jenis ikatan kovalen dapat dibedakan berdasarkan 3 aspek:

1. Jumlah pasangan elektron yang digunakan bersama


2. Asal pasangan elektron
3. Keelektronegatifan
Berdasarkan jumlah pasangan elektron yang digunakan bersama (pasangan elektron
ikatan), ikatan kovalen yang terbentuk antara dua atom unsur dapat berupa ikatan kovalen
tunggal, ikatan kovalen rangkap dua, dan ikatan kovalen tunggal.

1. Ikatan Kovalen Tunggal ()


Ikatan kovalen tunggal melibatkan penggunaan elektron bersama 1 pasangan elektron
oleh dua atom yang berikatan. Dengan kata lain, hanya terdapat 1 pasangan elektron ikatan.

Contoh:

9F :27
xx xx
x x x
x F
xx
+ F x Fx F
xx
F F
2. IKATAN KOVALEN RANGKAP DUA ()
Ikatan kovalen rangkap dua melibatkan penggunaan bersama 2 pasangan elektron oleh
dua atom yang berikatan.

Contoh:

8O :26
xx xx
O + x
x O xx O xx Oxx O O
3. IKATAN KOVALEN RANGKAP TIGA ()

Ikatan kovalen rangkap tiga melibatkan penggunaan bersama 3 pasangan elektron


oleh dua atom yang berikatan.
x
Contoh:

7N :25

x
x x x x
N + x Nx N x N x N N
x

Berdasarkan asal pasangan elektron, ikatan kovalen dapat berupa ikatan kovalen biasa
(ikatan kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap dua dan ikatan kovalen rangkap tiga) dan
ikatan kovalen koordinasi.

IKATAN KOVALEN KOORDINASI

Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen di mana elektron-elektron dalam


pasangan elektron yang digunakan bersama berasal dari salah satu atom yang berikatan.

Contoh:

1H :1

7N :2 5

8O :2 6

Perkecualian Aturan Oktet

Banyak contoh senyawa kovalen yang gagal mematuhi aturan oktet (konfigurasi gas
mulia). Hal ini dikarenakan atom-atom dalam suatu molekul dapat memiliki jumlah elektron
pada kulit terluarnya kurang atau lebih dari 8. Misalnya molekul PCl5. Ketika unsur phospor
direaksikan dengan klorin akan menghasilkan senyawa PCl3 dan PCl5 bergantung pada
jumlah klorin yang digunakan bereaksi. Melihat konfigurasinya, atom phospor memiliki
elektron valensi 5 dan cenderung menerima 3 elektron untuk mencapai kestabilan. Akan
tetapi untuk PCl5 menyimpang. Untuk setiap atom klorin telah memiliki 8 elektron tetapi
atom Phospor total mempunyai 10 elektron.

SIFAT FISIK KOVALEN

Struktur moleku l dapat dibedakan menajdi struktur kovalen sederhana dan struktur
molekul raksasa. Kebanyakan senyawa kovalen tersusun dari molekul-molekul dengan
struktur kovalen sederhana. Molekul-molekul tersebut terikat oleh gaya elektrostatis yang
lemah, disebut gaya antar-molekul (gaya van der waals). Gaya ini yang menentukan sifat
fisis senyawa kovalen. Untuk struktur kovalen lainnya, yaitu struktur kovalen raksasa, sifat
fisisnya ada yang ditentukan oleh ikatan kovalennya saja; atau oleh ikatan kovalen dan gaya
elektrostatis dalam molekulnya.

Di sini kita akan menyimak sifat fisis senyawa kovalen yang dimiliki molekul-molekul
dengan struktur kovalen sederhana. Beberapa sifat fisis yang penting adalah:

 Berupa gas, cairan, atau padatan lunak pada suhu ruang


Hal ini dikarenakan molekul-molekul dalam senyawa kovalen terikat oleh gaya anta
molekul yang lemah. Jadi, molekul tersebut dapat bergerak relatif lebih bebas.

 Bersifat lunak dan tidak rapuh


Gaya antar molekul yang lemah pada senyawa kovalen dalam fase padat menyebabkan
molekul-molekul dalam struktur kristal mudah bergeser. Hal ini menyebabkan senyawa
kovalen bersifat lunak dna tidak rapuh.

 Mempunyai titik didih dan titik leleh yang rendah


Hal ini dikarenakan gaya antar molekul senyawa kovalen relatif lemah. Pada suhu yang
rendah, molekul-molekul dapat memperoleh energi kinetik yang cukup untuk mengatasi
gaya antar molekul tersebut.

 Umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
Kebanyakan senyawa kovalen tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik.
Pengecualiannya adalah senyawa kovalen yang bersifat polar.

 Umumnya tidak dapat menghantar listrik


Hal ini dikarenakan senyawa kovalen tidak memiliki ion atau elektron yang dapat bergerak
bebas membawa muatan listrik. Akan tetapi, beberapa senyawa kovalen polar yang larut
dalam air dapat terhidrolisis (bereaksi dengan air) membentuk ion-ion sehingga dapat
menghantar listrik.

Anda mungkin juga menyukai