Anda di halaman 1dari 3

Sobat Pintar, dalam kehidupan sehari-hari kita sering memanfaatkan bahkan

mengkonsumsi senyawa kimia, salah satunya adalah garam dapur. Jika kamu
mempunyai kesempatan untuk berlibur ke Jepang saat musim dingin, cobalah untuk
berjalan keluar ruangan. Meskipun suhu dingin akan menyergapmu, kamu sebaiknya
tetap keluar ruangan untuk menyaksikan peristiwa yang tidak kamu jumpai di indonesia.
Kamu akan melihat petugas yang sedang menebar garam di atas salju. Tujuan dari
penyebaran garam ini adalah untuk mencegah terbentuknya es yang berpotensi
membuat jalanan jadi licin.

Garam dapur memiliki rumus kimia NaCl yang terdiri dari unsur Natrium (Na)
merupakan logam dan unsur klorin (Cl) memiliki unsur non logam. Kedua senyawa ini
memiliki unsur yang berbeda dan membentuk suatu ikatan kimia. Ikatan kimia adalah
ikatan yang dapat terjadi karena unsur–unsur dalam keadaan tidak stabil berusaha
menjadi stabil seperti gas mulia dengan cara membentuk ikatan dengan unsur lain.
Berdasarkan jenisnya ikatan kimia dibagi menjadi 2 yaitu, ikatan kovalen dan ikatan
ionik. Ikatan kimia yang dibentuk oleh unsur Na dan Cl dalam garam dapur adalah jenis
ikatan ion. Nah, apa kamu tahu mengapa ikatan pada NaCl termasuk ikatan ion?
Bagaimana pula bisa terjadi adanya ikatan ion dan pembentukannya? Jika Sobat Pintar
masih bingung dan belum memahaminya, mari simak sama-sama ya penjelasan di
bawah ini.

Pengertian Ikatan Ion


Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat adanya serah terima elektron sehingga
membentuk ion positif dan ion negatif yang konfigurasi elektronnya sama dengan gas
mulia. Ion positif dan ion negatif diikat oleh suatu gaya elektrostatik. Senyawa yang
dihasilkan disebut senyawa ion. Salah satu contoh yang sering kita jumpai sehari-hari
adalah garam dapur. Nah, garam dapur itu rumus kimianya adalah NaCl (Natrium
klorida). Dalam NaCl padat terdapat ikatan antara ion Na+ dan ion Cl- dengan gaya
elektrostatik, sehingga disebut ikatan ion.

Pada ikatan ionik, terjadi transfer elektron dari satu atom ke atom lainnya. Oleh karena
berpindahnya elektron, maka atom yang mendapatkan elektron menjadi bermuatan
negatif, sedangkan atom yang kehilangan elektron akan bermuatan positif. Jika atom
ketambahan elektron, maka atom tersebut menjadi ion negatif atau dikenal dengan
istilah anion. Sedangkan jika atom kehilangan elektron, maka atom tersebut menjadi ion
positif atau kation. Karena adanya perbedaan muatan antar ion (ion positif dan ion
negatif), maka ion positif dan negatif akan saling tarik menarik oleh gaya elektrostatik.
Kejadian inilah yang merupakan dasar dari ikatan ionik.

Proses Pembentukan Ikatan Ion


Seperti yang telah dibahas pada kaidah oktet sebelumnya, setiap unsur harus berusaha
memiliki konfigurasi elektron seperti gas mulia, bisa dengan melepaskan elektron
ataupun menerima elektron, supaya stabil. Peristiwa serah terima elektron ini terjadi
pada senyawa NaCl alias garam dapur. Natrium (Na) dengan konfigurasi elektron
(2,8,1) akan lebih stabil jika melepaskan 1 elektron sehingga konfigurasi elektron
berubah menjadi (2,8). Sedangkan Klorin (Cl), yang mempunyai konfigurasi (2,8,7),
akan lebih stabil jika mendapatkan 1 elektron sehingga konfigurasinya menjadi (2,8,8).
Jadi agar keduanya menjadi lebih stabil, maka natrium menyumbang satu elektron dan
klorin akan kedapatan satu elektron dari natrium. Ketika natrium kehilangan satu
elektron, maka natrium menjadi lebih kecil. Sedangkan klorin akan menjadi lebih besar
karena ketambahan satu elektron. Oleh karena itu ukuran ion positif selalu lebih kecil
daripada ukuran sebelumnya, namun ion negatif akan cenderung lebih besar daripada
ukuran sebelumnya. Ketika pertukaran elektron terjadi, maka Na akan menjadi
bermuatan positif (Na+) dan Cl akan menjadi bermuatan negatif (Cl-). Kemudian terjadi
gaya elektrostatik antara Na+ dan Cl- sehingga membentuk ikatan ionik. Untuk lebih
jelasnya perhatikan gambar berikut:

Proses Pembentukan Ikatan Ion pada NaCl

Perbedaan Ikatan Ion dan Ikatan Kovalen


- Ikatan ion dapat terjadi karena perpindahan elektron dari kation ke anion sedangkan
ikatan kovalen terjadi karena penggunaan bersama pasangan elektron dari atom yang
sama-sama kurang elektron.

- Ikatan ion terjadi pada atom logam dengan non logam sementara ikatan kovalen
terjadi antar atom non logam.

- Ikatan ion memiliki titik didih dan titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan dengan
ikatan kovalen.

- Ikatan ion dapat menghantarkan listrik dalam bentuk lelehan maupun larutan
sedangkan ikatan kovalen hanya larutan saja.

Contoh Ikatan Ion


Ikatan ion umumnya terjadi pada atom logam dan non logam. Atom logam seperti
golongan IA dan IIA akan berperan sebagai kation sedangan atom-atom non logam
seperti golongan VIIA dan VIA akan berperan sebagai anionnya. Contoh senyawa yang
mengandung ikatan ion yaitu:

a. KF memiliki ikatan ionik, karena K termasuk logam (golongan IA) dan F termasuk non
logam (golongan VIIA).
b. K2O memiliki ikatan ionik, karena K termasuk logam (golongan IA) dan O termasuk
non logam (golongan VIA).

c. MgCl2 memiliki ikatan ionik, karena Mg termasuk logam (golongan IIA) dan Cl
termasuk non logam (golongan VIIA)

d. BaCl2 memiliki ikatan ionik, karena Ba termasuk logam (golongan IIA) dan Cl
termasuk non logam (golongan VIIA)

e. LiF memiliki ikatan ionik, karena Li termasuk logam (golongan IA) dan F termasuk
non logam (golongan VIIA)

Nah, Bagaimana Sobat belajar tentang ikatan ion? Lebih menarik mana, ikatan ion atau
ikatan cinta nih? Agar dapat memahami materi reaksi kimia lebih dalam atau
memahami materi lainnya.

Sobat Pintar jangan lupa download aplikasi Aku Pintar di Play Store atau App Store, ya!
Ada fitur Belajar Pintar yang bakal nemenin Sobat belajar di rumah. Simak juga artikel-
artikel lainnya, yaa.

Writer: Firda Faradila Sholikhah

Editor: Muhammad Fahmi Ridlo

Anda mungkin juga menyukai