Ikatan ion terjadi karena adanya serah terima elektron. Atom-atom membentuk suatu ikatan ion
karena masing-masing atom ingin mencapai keseimbangan/kestabilan seperti struktur elektron gas
mulia.
Karena dari kenyataan bahwa logam cenderung kehilangan elektron dan non-logam
cenderung untuk mendapatkan elektron, ikatan ion yang umum antara logam dan non-logam.
Oleh sebab itu, tidak seperti ikatan kovalen yang hanya bisa terbentuk antara non-logam,
ikatan ion bisa terbentuk antara logam dan non-logam.
Sementara penamaan senyawa ion, nama logam selalu datang pertama dan nama non-
logam datang kedua. Misalnya, dalam kasus natrium klorida (NaCl), natrium adalah logam
sedangkan klorin adalah non-logam.
Senyawa yang mengandung ikatan ion mudah larut dalam air serta beberapa pelarut polar
lainnya. Ikatan ion, dengan demikian, mempunyai efek pada kelarutan senyawa yang
dihasilkan.
Ketika senyawa ion dilarutkan dalam pelarut untuk membentuk larutan homogen, larutan
cenderung untuk menghantarkan listrik.
Ikatan ion mempunyai efek pada titik leleh senyawa juga, karena senyawa ion cenderung
mempunyai titik leleh yang lebih tinggi, yang berarti bahwa ikatan ion tetap stabil untuk
rentang suhu yang lebih besar.
Dengan demikian, kita melihat bahwa sebuah atom klorin membutuhkan satu elektron untuk
mencapai konfigurasi terdekat yakni gas mulia Argon (2,8,8). Sebuah atom natrium, di sisi lain,
membutuhkan untuk menyingkirkan elektron tunggal di kulit terluar untuk memperoleh konfigurasi
terdekat mulia yaitu gas Neon (2,8).
Dalam skenario seperti itu, atom natrium menyumbangkan elektron terluar pada atom klorin, yang
hanya membutuhkan satu elektron untuk mencapai konfigurasi oktet. Ion natrium menjadi bermuatan
positif karena kehilangan elektron, sedangkan ion klorida menjadi bermuatan negatif karena
penambahan sebuah elektron tambahan. Ion yang bermuatan berlawanan terbentuk, tertarik satu
sama lain dan mengakibatkan membentuk ikatan ion.
Pengertian Ikatan Ion
Ikatan ion atau ikatan elektrovalen merupakan ikatan yang terjadi karena
adanya gaya tarik-menarik elektrostatik antara ion positif dan ion negatif. Gaya
tarik-menarik ini terjadi karena kedua ion tersebut memiliki perbedaan
keelektronegatifan yang besar.
Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron dengan atom yang
menerima elektron. Atom yang melepas elektron berubah menjadi ion positif
(kation) dan atom yang menerima elektron menjadi ion negatif (anion).
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa:
Ikatan ion adalah ikatan yang terbentuk karena adanya serah terima
elektron atau perpindahan elektron dari satu atom ke atom lainnya. Atom
yang menyerahkan/melepas elektron membentuk ion positif sedangkan atom
yang menerima/menangkap elektron membentuk ion negatif, sehingga timbul
gaya elektrostatik antara kedua ion yang bermuatan.
2 Atom-atom berenergi ionisasi kecil (atom unsur golongan IA IIA dan IIIA)
dengan atom-atom berafinitas elektron besar (atom unsur golongan VA, VIA
dan VIIA).
IKATAN KIMIA
Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antara atom-atom yang membentuk molekul-molekul.
1. KESTABILAN UNSUR
1. Kestabilan Unsur Gas Mulia
Atom-atom dapat dikelompokkan menjadi atom logam, nonlogam, metaloid, dan gas mulia. Atom-
atom gas mulia bersifat stabil, sedangkan atom-atom lainnya bersifat tidak stabil. Atom-atom gas
mulia bersifat stabil karena kulit terluarnya terisi penuh oleh electron.
₂He 2 2
₁₀Ne 28 8
₁₈Ar 288 8
₃₆Kr 2 8 18 8 8
₅₄Xe 2 8 18 18 8 8
₈₆Rn 2 8 18 32 18 8 8
Untuk memudahkan kita dalam mempelajari ikatan kimia antar atom,dengan digunakannya simbol
Lewis yang menggambarkan elektron valensi suatu atom. Cara penulisannya adalah:
2. Tempatkan titik mengelilingi simbol atomnya maksimum sampai dengan 4 titik. Titik
selanjutnya ditempatkan dengan titik sebelumnya sampai mencapai konfigurasi oktet (8 elektron)
3. Setiap titik mewakili 1 elektron yang ada pada kulit terluar atom tersebut. Tanda titik (.) bisa
diganti oleh tanda silang (x), lingkaran (o) dsb.
Contoh:
₁₁Na : 2 8 1 = Na⁺ + e⁻
Contoh:
₆C : 2 4 = C + 4 e⁻ -> C⁴⁻
₇N : 2 5 = N + 3 e⁻ -> N³⁻
= O + 2 e⁻ -> O²⁻
1. Na dengan Cl
₁₁Na : 2 8 1
₁₇Cl : 2 8 7
2. Al dengan O
₁₃Al : 2 8 3
₈O : 2 6
Hasilnya:
3. Al dengan F
₁₃Al : 2 8 3
₉F = 2 7
4. K dan He
₁₉K : 2 8 8 1
₂He : 2
Hasilnya: tidak dapat membentuk senyawa ion karena K dan He sama-sama melepas e⁻.
5. Ca dengan N
₂₀Ca : 2 8 8 2
₇N : 2 5
Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya penggunaan elektron secara bersama-
sama
Atom Na memberikan 1 elektronnya pada atom Cl, sehingga Na bermuatan positif dan Cl
bermuatan negatif. Keduanya telah memenuhi kaidah oktet.
Penggambaran
Langkah – langkah dalam menggambarkan struktur Lewis:
1. Menghitung valensi atom yang akan dibuat struktur Lewisnya, contoh NH3.
2. Membuat kerangka strukturnya, di mana atom pusatnya biasanya adalah atom pertama dalam rumus
kimia molekultersebut.
3. Menempatkan satu elektron pada sisi di mana terdapat atom lain. Jika terdapat sisa elektron, letakkan elektron-
elektron tersebut secara berpasangan.
4. Menulis semua elektron valensi dari atom-atom yang terlibat dengan menggunakan lambang titik (•).
5. Melengkapi bentuk duplet atau oktet dari ikatan atom ke atom pusat.
6. Bila atom pusat masih belum memenuhi kaidah oktet maka dapat digunakan ikatan rangkap agar setiap atom dapat
memenuhi oktet.
7. Jika sudah sesuai, ganti setiap pasangan elektron tersebut dengan garis tunggal (ikatan tunggal). Apabila terdapat
dua pasangan elektron, maka ganti dengan garis rangkap dua (ikatan rangkap dua). Jika terdapat 3 pasangan elektron, ganti
dengan garis rangkap tiga (ikatan rangkap tiga).
Ikatan Kovalen Koordinasi
Adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang
berikatan [Pasangan Elektron Bebas (PEB)], sedangkan atom yang lain hanya menerima pasangan elektron yang digunakan
bersama.
Pasangan elektron ikatan (PEI) yang menyatakan ikatan dativ digambarkan dengan tanda anak panah kecil yang arahnya dari
atom donor menuju akseptor pasangan elektron.
Rumus Lewis
Struktur kimia