Anda di halaman 1dari 20

TUGAS RUTIN 1

OLEH :

NAMA MAHASISWA : ARIA NANDA


NIM : 4183131021
PROGRAM STUDI : KIMIA DIK I 2018
DOSEN PENGAMPU : Drs. Jasmidi, M.Si.
MATA KULIAH : KAJIAN MANDIRI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................................i
A. Pengertian Ikatan Kimia.............................................................................................................1
B. Kesetabilan Atom........................................................................................................................1
C. Ikatan ion.....................................................................................................................................2
1. Pengertian ikatan ion..............................................................................................................2
2. Ciri-ciri ikatan ion......................................................................................................................4
D. Ikatan kovalen...............................................................................................................................6
1. Pengertian ikatan kovaalen......................................................................................................6
2. Karakteristik Ikatan Kovalen.....................................................................................................7
3. Jenis-Jenis Ikatan Kovalen.........................................................................................................7
a. Ikatan Kovalen Tunggal.........................................................................................................7
b. Ikatan Kovalen Rangkap....................................................................................................9
3. Ikatan Kovalen Koordinat................................................................................................10
4. Ikatan Kovalen Polar dan Non Polar...............................................................................11
E. Ikatan logam..............................................................................................................................12
1. Pengertian ikatan logam.......................................................................................................12
2. Sifat-sifat Ikatan Logam.......................................................................................................12
3. Klasifikasi Ikatan Logam...........................................................................................................15
4. Fakta Eksperimen Ikatan Logam..............................................................................................15
5. Faktor Yang Mempengaruhi Ikatan Logam..............................................................................16
F. Ikatan hidrogen.........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19

i
IKATAN KIMIA

A. Pengertian Ikatan Kimia


Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggungjawab dalam
interaksi gaya tarik menarik anatara dua atom atau molekul yang menyebabkan
sutu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil.

Selain gas mulia di alam unsur-unsur tidak selalu berada sebagai unsur bebas
(sebagai atom tunggal), tetapi kebanyakan bergabung dengan atom unsur lain. G.N.
Lewis dan W. Kossel (1916) menjelaskan hubungan kestabilan gas mulia dengan
konfigurasi elektron. Kecuali He ; mempunyai 2 elektron valensi; unsur-unsur gas
mulia mempunyai 8 elektron valensi sehingga gas mulia bersifat stabil. Atom-atom
unsur cenderung mengikuti gas mulia untuk mencapai kestabilan.

Jika atom berusaha memiliki 8 elektron valensi, atom disebut mengikuti aturan
oktet. Unsur-unsur dengan nomor atom kecil (seperti H dan Li) berusaha mempunyai
elektron valensi 2 seperti He disebut mengikuti aturan duplet. Cara yang diambil
unsur supaya dapat mengikuti gas mulia, yaitu:

1. Melepas atau menerima elektron,


2. Pemakaian bersama pasangan elektron.
B. Kesetabilan Atom
Di alam, gas mulia (golongan VIIIA) berada sebagai atom tunggal atau
monoatomik. Hal ini menunjukkan bahwa gas mulia sulit bereaksi dengan atom-atom
dari golongan yang sama ataupun berbeda. Dengan kata lain, gas mulia adalah unsur-
unsur yang stabil. Menurut Lewis dan Kossel, atom-atom berikatan untuk
mendapatkan konfigurasi elektron yang stabil seperti konfigurasi elektron gas mulia,
yang ditunjukkan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Konfigurasi Elektron Gas Mulia

Unsur gas mulia Nomor atom, Z Konfigurasi Elektron valensi


elektron
He 2 2 2
Ne 10 2 8 8
Ar 18 2 8 8 8
Kr 38 2 8 18 8 8

1
Xe 54 2 8 18 18 8 8
Rn 86 2 8 18 32 18 8 8
(Sumber: Sutresna, 2007)

Dari konfigurasi elektron gas mulia di atas, terlihat bahwa:

1) Unsur gas mulia sangat stabil. Kecuali He, unsur gas mulia memiliki 8 elektron
valensi. Untuk mencapai kondisi stabil, unsur-unsur selain gas mulia berupaya
memperoleh konfigurasi elektron seperti gas mulia terdekatnya. Hal ini
dirumuskan menjadi aturan oktet, yaitu atom-atom cenderung untuk memiliki 8
elektron pada kulit terluarnya.
2) Unsur gas mulia He memiliki 2 elektron valensi. Untuk mencapai kestabilan,
unsur-unsur lainnya dengan nomor atom kecil, seperti H dan Li, berusaha
memiliki konfigurasi elektron seperti He. Ini dirumuskan menjadi aturan
duplet, yaitu atom-atom dengan nomor atom kecil cenderung untuk memiliki 2
elektron pada kulit terluarnya. Untuk memenuhi aturan oktet atau duplet, atom-
atom dapat menerima/melepas elektron atau menggunakan elektron bersama.
Peristiwa ini akan menyebabkan terbentuknya ikatan kimia.
 Atom-atom yang menerima atau melepas elektron akan membentuk
ikatan ion.
 Atom-atom yang menggunakan elektron bersama akan membentuk
ikatan kovalen.
 Di dalam ikatan kovalen, elektron-elektron yang digunakan bersama
dapat berasal dari satu atom saja. Ikatan kovalen demikian disebut
ikatan kovalen koordinasi.
 Atom-atom unsur logam juga menggunakan elektron bersama
membentuk ikatan logam.
C. Ikatan ion
1. Pengertian ikatan ion

Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu


atom ke atom lain (James E. Brady, 1990). Ikatan ion terjadi karena adanya
gaya tarik-menarik antar ion yang bermuatan positif dan ion yang bermuatan
negative. Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan electron (logam)
dengan atom yang menangkap elektron (bukan logam). Atom logam,

2
setelah melepaskan elektron berubah menjadi ion positif. edangkan atom
bukan logam, setelah menerima elektron berubah menjadi ion negatif. Antara
ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya elektrostastis)
yang disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen). Senyawa yang memiliki ikatan
ion disebut senyawa ionik. Senyawa ionik biasanya terbentuk antara atom-
atom unsur logam dan nonlogam.

Ikatan ion adalah ikatan yang terbentuk karena adanya serah terima elektron atau
perpindahan elektron dari satu atom ke atom lainnya. Atom yang
menyerahkan/melepas elektron membentuk ion positif sedangkan atom yang
menerima/menangkap elektron membentuk ion negatif, sehingga timbul gaya
elektrostatik antara kedua ion yang bermuatan.

Jadi pada dasarnya atom-atom membentuk ikatan ion karena masing-


masing ingin mencapai kesetimbangan/kestabilan seperti struktur elektron gas
mulia (kaidah oktet). Ikatan ion dapat terbentuk antara:

1 Ion positif dengan ion negatif.

2 Atom-atom berenergi ionisasi kecil (atom unsur golongan IA IIA dan IIIA) dengan
atom-atom berafinitas elektron besar (atom unsur golongan VA, VIA dan VIIA).

3 Atom-atom dengan kelektronegatifan kecil dengan atom-atom yang memiliki


keelektronegatifan besar.

Karena unsur golongan IA, IIA dan IIIA merupakan unsur logam
sedangkan unsur golongan VA, VIA dan VIIA merupakan unsur nonlogam jadi
bisa dikatakan bahwa ikatan ion adalah ikatan antara unsur logam dengan unsur
nonlogam.

Ikatan Ion = Unsur Logam + Unsur Nonlogam

3
Proses terbentuknya ikatan ionik dicontohkan dengan pembentukan
NaCl. Natirum (Na) dengan konfigurasi elektron (2,8,1) akan lebih stabil jika
melepaskan 1 elektron sehingga konfugurasi elektron berubah menjadi (2,8).
Sedangkan Klorin (Cl), yang mempunyai konfigurasi (2,8,7), akan lebih stabil
jika mendapatkan 1 elektron sehingga konfigurasinya menjadi (2,8,8). Jadi agar
keduanya menjadi lebih stabil, maka natrium menyumbang satu elektron dan
klorin akan kedapatan satu elektron dari natrium.

Ketika natrium kehilangan satu elektron, maka natrium menjadi lebih


kecil. Sedangkan klorin akan menjadi lebih besar karena ketambahan satu
elektron. Oleh karena itu ukuran ion positif selalu lebih kecil daripada ukuran
sebelumnya, namun ion negatif akan cenderung lebih besar daripada ukuran
sebelumnya. Ketika pertukaran elektron terjadi, maka Na akan menjadi
bermuatan positif (Na+) dan Cl akan menjadi bermuatan negatif (Cl–). Kemudian
terjadi gaya elektrostatik antara Na+ dan Cl– sehingga membentuk ikatan ionik.

2. Ciri-ciri ikatan ion

Keberadaan ikatan ion mempengaruhi sifat kimia dan fisik dari senyawa yang
dihasilkan. Ada ada beberapa karakteristik menonjol dari ikatan ion dan di sini
yaitu daftar dari beberapa karakteristik berikut:

 Karena dari kenyataan bahwa logam cenderung kehilangan elektron


dan non-logam cenderung untuk mendapatkan elektron, ikatan ion
yang umum antara logam dan non-logam. Oleh sebab itu, tidak seperti

4
ikatan kovalen yang hanya bisa terbentuk antara non-logam, ikatan ion
bisa terbentuk antara logam dan non-logam.

 Sementara penamaan senyawa ion, nama logam selalu datang pertama


dan nama non-logam datang kedua. Misalnya, dalam kasus natrium
klorida (NaCl), natrium adalah logam sedangkan klorin adalah non-
logam.

 Senyawa yang mengandung ikatan ion mudah larut dalam air serta
beberapa pelarut polar lainnya. Ikatan ion, dengan demikian,
mempunyai efek pada kelarutan senyawa yang dihasilkan.

 Ketika senyawa ion dilarutkan dalam pelarut untuk membentuk larutan


homogen, larutan cenderung untuk menghantarkan listrik.

 Ikatan ion mempunyai efek pada titik leleh senyawa juga, karena
senyawa ion cenderung mempunyai titik leleh yang lebih tinggi, yang
berarti bahwa ikatan ion tetap stabil untuk rentang suhu yang lebih
besar.

Menurut Wibowo (2013) ada beberapa yang perlu diperhatikan, biasanya


terjadi kesalahan konsep dalam materi ikatan kimia ini, seperti contoh sebagai
berikut :

1. Ikatan ionik hanya dapat terjadi antara kation dan anion sederhana
2. Senyawa ionik hanya dapat terbentuk secara langsung dari ion-ion, dll

Pada formula atau rumus ionik. Senyawa ion itu tidak ada sebagai
molekul, sehinga kita tidak dapat mengetahui tentang rumus molekul dari
senyawa ion. Sebagai gantinya, rumus ionik suatu senyawa ialah rumus empiris
senyawa tersebut. Seperti contoh, natrium klorida rumusnya NaCl.

Menurut Saunders (2007) ada beberapa jumlah yang sama dengan ion


tersebut dalam kisi ioniknya, seperti contoh : magnesium

a. Oksida berisi Mg2+ dan O2- ion, dan rumusnya itu MgO


b. Kalsium Klorida berisi Ca2+ dan cl2- ion, dan rumusnya itu CaCl2
c. Alumunium Oksida berisi Al3+ dan O2- ion, dan rumusnya itu Al2O3

5
Ikatan ion terbentuk antara:

1) ion positif dengan ion negatif,


2) atom-atom berenergi potensial ionisasi kecil dengan atom-atom
berafinitas elektron besar (Atom-atom unsur golongan IA, IIA dengan
atom-atom unsur golongan VIA, VIIA),
3) atom-atom dengan keelektronegatifan kecil dengan atom-atom yang
mempunyai keelectronegatifan besar.

D. Ikatan kovalen

1. Pengertian ikatan kovaalen

Ikatan Kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan


elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi akibat
ketidak mampuan salah 1 atom yang akan berikatan untuk melepaskan elektron
(terjadi pada atom-atom non logam).

Pembentukan ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki


afinitas elektron tinggi serta beda keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan
ikatan ion. Atom non logam cenderung untuk menerima elektron sehingga jika
tiap-tiap atom non logam berikatan maka ikatan yang terbentuk dapat dilakukan
dengan cara mempersekutukan elektronnya dan akhirnya terbentuk pasangan
elektron yang dipakai secara bersama.

6
Pembentukan ikatan kovalen dengan cara pemakaian bersama pasangan
elektron tersebut harus sesuai dengan konfigurasi elektron pada unsur gas mulia
yaitu 8 elektron (kecuali He berjumlah 2 elektron).

2. Karakteristik Ikatan Kovalen

Berikut ini terdapat beberapa karakteristik ikatan kovalen, terdiri atas:

 Memiliki energi ikat yang besar sehingga sangat keras dan tembus cahaya,
 titik leleh tinggi,
 Tidak larut dalam zat cair biasa dan hampir semua pelarut,
 Energi kohesi 16-12 eV.

3. Jenis-Jenis Ikatan Kovalen

Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis ikatan kovalen, terdiri atas:

a. Ikatan Kovalen Tunggal

Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan yang terbentuk dari penggunaan


bersama sepasang elektron (setiap atom memberikan satu elektron untuk
digunakan bersama). Pemakaian bersama pasangan elektron pada ikatan
kovalen dapat digambarkan melalui struktur lewis. Contoh:

 Ikatan kovalen tunggal pada molekul CH4

Atom C memiliki konfigurasi elektron 2 4 , sehingga elektron valensinya


4. Adapun konfigurasi elektron atom H adalah 1 sehingga elektron
valensinya adalah 1. Jadi, dapat digambarkan struktur Lewis berikut:

Untuk mencapai kestabilannya, atom C cenderung menerima 4


elektron, sedangkan atom H cenderung menerima 1 elektron. Atom C

7
dapat berikatan dengan atom H dengan cara pemakaian elektron bersama
sehingga 1 atom.

Dan struktur ikatan kovalen tunggal yang terbentuk dapat dituliskan


sebagai berikut:

 Ikatan kovalen tunggal pada molekul H2


Atom H memiliki konfigurasi elektron 1 sehingga elektron valensinya 1.
Untuk mencapai kestabilannya, atom H cenderung menerima 1 elektron.
Jika 2 atom H saling berikatan, setiap atom H menyumbangkan 1 elektron
untuk digunakan bersama sehingga elektron yang digunakan bersama
jumlahnya 2.

 Ikatan kovalen tunggal pada molekul HCl

8
b. Ikatan Kovalen Rangkap
Dalam mencapai konfigurasi stabil gas mulia, dua atom tidak saja dapat
memiliki ikatan melalui sepasang elektron tetapi juga dapat 2 atau 3 pasang.
1. Ikatan kovalen rangkap dua
Ikatan kovalen rangkap dua yaitu suatu ikatan dengan dua pasang elektron
milik bersama. Ikatan ini digambarkan dengan tanda berupa dua garis
ikatan (2 pasang =).
2. Ikatan kovalen rangkap tiga
Ikatan kovalen rangkap tiga yaitu suatu ikatan dengan memakai tiga
pasang elektron milik bersama. Ikatan rangkap tiga diberi tanda 3 garis.
Perhatikan contoh berikut:
 Ikatan kovalen rangkap dua pada molekul O2
Atom O memiliki konfigurasi elektron 2 6 sehingga elektron
valensinya 6. Untuk mencapai kestabilannya, atom O cenderung
menerima 2 elektron. Jika 2 atom O saling berikatan, setiap atom O
harus menyumbangkan 2 elektron untuk digunakan bersama sehingga
elektron yang digunakan bersama jumlahnya 4.

 Ikatan kovalen rangkap dua pada molekul CO2

 Ikatan kovalen rangkap tiga pada molekul N2


Atom N memiliki konfigurasi elektron 2 5 sehingga elektron
valensinya 5. Untuk mencapai kestabilannya, atom N cenderung
menerima 3 elektron. Jika 2 atom N saling berikatan, setiap atom N harus

9
menyumbangkan 3 elektron untuk digunakan bersama sehingga elektron
yang digunakan bersama berjumlah 6.

3. Ikatan Kovalen Koordinat


Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terbentuk dari pemakaian
pasangan elektron bersama yang berasal dari salah satu atom yang memiliki
pasangan elektron bebas. Contoh senyawa yang memiliki ikatan kovalen
koordinasi adalah HNO3, NH4Cl, SO3, dan H2SO4. Ciri dari ikatan kovalen
koordinasi adalah pasangan elektron bebas dari salah satu atom yang dipakai
secara bersama-sama, seperti pada contoh senyawa HNO3 berikut ini. Tanda
panah ( → ) menunjukkan pemakaian elektron dari atom N yang digunakan
secara bersama oleh atom N dan O.

4. Ikatan Kovalen Polar dan Non Polar


Kepolaran atau pengkutuban dalam ikatan kimia adalah suatu keadaan
yang disebabkan distribusi (penyebaran) elektron tidak merata atau
elektron lebih cenderung tertarik pada salah satu atom. Kepolaran erat
kaitannya dengan keelektronegatifan dan bentuk molekul.
1) Ikatan Kovalen Polar
Senyawa kovalen dikatakan polar jika senyawa tersebut memiliki
perbedaan keelektronegatifan. Dengan demikian, pada senyawa yang
berikatan kovalen terjadi pengutuban muatan. Ikatan kovalen tersebut
dinamakan ikatan kovalen polar. Pada ikatan kovalen polar, distribusi
elektron pada dua atom yang berikatan tidak merata. Artinya, salah

10
satu atom lebih kuat menarik elektron ke arahnya (atom yang lebih
elektronegatif), sehingga pada atom itu terkumpul elektron dan
terbentuk kutub negatif, sedangkan atom yang elektronnya tertarik
membentuk kutub positif, serta bentuk molekulnya asimetris atau tidak
simetris. Contoh: Dalam pembentukan molekul HF, kedua elektron
dalam ikatan kovalen digunakan tidak seimbang oleh inti atom H dan
inti atom F sehingga terjadi pengutuban atau polarisasi muatan.

2) Ikatan Kovalen Nonpolar


Pada ikatan kovalen nonpolar, distribusi elektron pada kedua atom
yang saling berikatan merata. Artinya, tarikan elektron dari tiap-tiap
atom sama besar (harga keelektronegatifan sama), sehingga tidak
membentuk polarisasi muatan serta bentuk molekul akan menjadi
simetris. Contoh: Dalam pembentukan molekul I2, kedua elektron
dalam ikatan kovalen digunakan secara seimbang oleh kedua inti atom
iodin tersebut. Oleh karena itu, tidak akan terbentuk muatan (tidak
terjadi pengutuban atau polarisasi muatan).

E. Ikatan logam
1. Pengertian ikatan logam
Ikatan logam merupakan ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-
menarik yang terjadi antara ion-ion positif dengan elektron-elektron pada kulit
terluar (valensi) dari sebuah atom unsur logam.

11
2. Sifat-sifat Ikatan Logam
 Mempunyai Permukaan Yang Mengkilap
Menurut teori Drude-Lorentz bila cahaya tampak (visible) jatuh pada
permukaan logam, sebagian elektron valensi logam akan tereksitasi. Saat
elektron yang tereksitasi itu kembali ke keadaan dasar akan disertai
pembebasan energi dalam bentuk cahaya atau kilap. Peristiwa inilah yang
menimbulkan sifat mengkilap terhadap permukaan logam.
 Penghantar Listrik Yang Baik (Konduktor)
Daya hantar listrik pada logam karena adanya elektron valensi yang bergerak
bebas dalam kristal logam. Kalau listrik dialirkan lewat logam, elektron-
elektron valensi logam akan membawa muatan listrik ke seluruh logam serta
bergerak menuju potensial yang lebih rendah sampai terjadi aliran listrik
dalam logam.
 Penghantar Panas Yang Baik
Sama kasusnya dengan daya hantar listrik, daya hantar panas pun disebabkan
adanya elektron yang bisa bergerak dengan bebas. Kalau bagian tertentu
dipanaskan, maka elektron-elektron pada bagian logam itu akan menerima
sejumlah energi sehingga energi kinetis (energi yang dimiliki suatu pertikel
karena gerakannya) bertambah yang membuat gerakannya sangat cepat.
Elektron-elektron yang bergerak sangat cepat itu menyerahkan sebagian energi
kinetisnya pada elektron lain sampai seluruh bagian logam menjadi panas dan
naik suhunya.
 Dapat ditempa, Dibengkokkan dan Ditarik
Logam bersifat lentur (mudah ditempa, dibengkokkan namun tidak mudah
patah). Karakteristik ini bisa terjadi karena kisi-kisi kation (ion positif) bersifat
kaku (diam ditempat), sementara elektron valensi logam bergerak bebas. Kalau

12
logam ditempa atau dibengkokkan akan terjadi pergeseran kation-kation,
namun pergeseran ini tak menyebabkan patah karena selalu dikelilingi oleh
lautan elektron.
 Berupa Padatan Pada Suhu Ruang
Atom-atom logam tergabung sebab adanya ikatan logam yang sangat kuat
membentuk kristal yang rapat. Hal tersebut menyebabkan atom-atom tidak
mempunyai kebebasan untuk bergerak. Biasanya logam pada suhu kamar
berwujud padat kecuali raksa (Hg) yang berwujud cair.
 Memiliki Titik Didih dan Titik Leleh Yang Tinggi
Diperlukan energi dalam jumlah yang besar untuk dapat memutuskan ikatan
logam yang sangat kuat pada atom-atom logam, hingga dengan adanya ikatan
yang sangat kuat ini menyebabkan logam mempunyai titik didih dan titik leleh
yang tinggi.
 Memberi Efek Fotolistrik dan Efek Termionik
Jika elektron bebas pada ikatan logam memperoleh energi yang cukup dari
luar, maka akan bisa menyebabkan terlepasnya elektron pada permukaan
logam itu. Kalau energi yang datang berasal dari berkas cahaya maka disebut
efek foto listrik, namun kalau dari pemanasan maka disebut efek termionik.
Contoh Logam :
a. Emas
Unsur logam emas memiliki struktur sifat yang lunak dan memiliki warna
bentuk kuning terang yang biasa dipakai untuk perhiasan dan juga alat-alat
elektonik.
b. Perak
Logam perak adalah sebuah logam yang mudah untuk dibentuk,
mempunyai warna dasar putih abu-abu adalah konduktor panas dan listrik
yang sangat baik. Logam ini biasanya dipakai sebagai perhiasan dan
peralatan berbahan perak
c. Perunggu
Perunggu adalah sebuah campuran dari tembaga dan timah, yang telah
dikenal sejak jaman kuno. Campuran ini mempunyai sifat tahan korosi dan
juga mudah untuk dibentuk. Dari kebanyakan negara, logam ini biasanya

13
dipakai sebagai mata uang berbentuk koin yang mempunyai nilai tukar
rendah .
d. Tembaga
Logam tembaga adalah logam yang mudah untuk dibentuk dan mempunyai
warna putih keperakan. Jenis logam yang paling baik dipakai untuk
membuat kawat listrik adalah tembaga. Tembaga biasa dipakai sebagai
bahan tangki air panas, kebel listrik, dan campuran kuningan dan
kupronikel.
e. Kuningan
Kuningan adalah campuran dari tembaga dan juga seng. Kuningan
dimanfaatkan sebagai hiasan, sekrup, paku-paku kecil dan alat-alat musik,
yang memakai tembaga sebagai komponennya.
f. Besi
Besi adalah logam yang dihasilkan dari peleburan biji hematit di dalam
tanur sembur. Besi biasa dipakai sebagai bahan bangunan dan juga sebagai
campuran baja.
g. Aluminium
Aluminium adalah logam yang memiliki sifat ringan dan tahan korosi.
Alumunium terbuat dari biji bauskit lewat proses elektrolisis. Aluminium
biasanya dipakai pada kabel-kabel listrik, badan pesawat terbang, mobil,
kapal serta kaleng aluminium.
h. Timah
Timah adalah logam lunak serta mudah untuk dibentuk. Timah memiliki
warna putih keperakan . Logam timah biasa dipakai untuk solder.

3. Klasifikasi Ikatan Logam

Berdasarkan golongannya ikatan logam dapat di klasifikasikan menjadi ikatan


logam pada logam golongan utama dan ikatan logam pada logam golongan
transisi .

a) Ikatan Logam Pada Logam Golongan Utama

Ikatan logam pada unsur golongan utama relatif lebih lemah dibandingkan
dengan dengan unsur golongan transisi. Contohnya kristal besi lebih kuat
dibandingkan dengan kristal logam magnesium.

14
b) Ikatan Logam Pada Logam Golongan Transisi

Logam transisi cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi.
Alasannya adalah logam transisi dapat melibatkan elektron 3d yang ada dalam
kondisi delokalisasi seperti elektron pada 4s. Lebih banyak elektron yang
dapat terlibat, kecenderungan daya tarik akan semakin lebih kuat. Contoh
ikatan logam pada unsur transisi transisi adalah Ag, Fe, Cu dan lain-lain.

4. Fakta Eksperimen Ikatan Logam

Sifat fisika ikatan pada logam tidak dapat di jelaskan dengan teori ikatan ionik dan
ikatan kovalen. Untuk menjelaskan sifat fisika ikatan logam , di kemukakan
beberapa teori yang sejalan dengan perkembangan teori mengenai struktur atom
dan teori ikatan utuk senyawa kovalen.

a. Teori Awan Elektron

Teori ini dikemukakan oleh Drude dan Lorentz pada awal abad ke-20.
Menurut teori ini, didalam Kristal logam, setiap atom melepaskan elektron
valensinya sehingga terbentuk awan elektron dan ion bermuatan positif yang
tersusun rapat dalam awan elektron awan tersebut. Karena elektron valensi
tidak terikat pada salah satu ion logam, tetapi terdelokalisasi terhadap semua
ion logam, maka elektron valensi tersebut bebas bergerak keseluruh bagian
dari kristal logam, sama halnya dengan molekul gas yang dapat bergerak
bebas dalam ruangan tertentu.

b. Teori Resonansi

Pada tahun 1965 Pauling mengemukakan ikatan logam dengan menetapkan


konsep resonansi.Menurut teori ini ikatan logam merupakan ikatan kovalen
dan sesuai dengan struktur kristal logam yang dapat diamati pada eksperimen
maka dapat diperkirakan terjadi resonansi.Dalam mengembangkan teorinya
Pauling meninjau kristal logam Li.Dari tafsiran analisis terhadap pola difraksi
sinar-X oleh kristal logam Li dapat diketahui bahwa setiap atom Li dikelilingi
oleh 8 atom Li yang lain.Karena elekton valensi Li adalah 1,maka tidak
mungkin 1 atom Li nmengikat 8 atom Li lainnya. Bila atom Li menggunakan
elektron valensinya,maka resonansi pasangan ikatan Li-Li terjadi secara
serempak didalam kisi kristalnya.

15
c. Teori Pita

Dikenal logam yang tidak begitu baik menghantarkan listrik yang disebut
semikonduktor, di samping logam yang menghantarkan listrik dengan baik
yaitu konduktor. Sifat logam konduktor, semikonduktor dapat dijelaskan
melalui Teori Pita. Teori Pita yang menggunakan pendekatan Teori Orbital
Molekul, mulai dikembangkan pada tahun 1970. Melelui pendekatan tersebut
dianggap orbital atom logam dalam kisi kristalnya, membentuk orbital
molekul berupa pita.

5. Faktor Yang Mempengaruhi Ikatan Logam

a) Titik leleh dan Titik Didih

Logam-logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena
kekuatan ikatan logam. Kekuatan ikatan berbeda antara logam yang satu
dengan logam yang lain. Titik leleh dan titik didih logam berkaitan langsung
dengan kekuatan ikatan logamnya. Titik didih dan titik leleh logam makin
tinggi bila ikatan logam yang dimiliki makin kuat. Contohnya pada logam
alkali semakin kebawah titik didih semakin rendah sehingga ikatan logamnya
akan semakin lemah.

b) Jari-Jari Atom

Dalam sistem periodik unsur, pada satu golongan dari atas kebawah, ukuran
kation logam dan jari-jari atom logam makin besar.  Hal ini menyebabkan
jarak antara pusat kation-kation logam dengan awan elektronnya semakin
jauh, sehingga gaya tarik elektrostatik antara kation-kation logam dengan
awan elektronnya semakin lemah

c) Jumlah Elektron Valensi (Elektron Yang Terdelokalisasi)

Logam-logam golongan 1 seperti natrium dan kalium memiliki ikatan logam


yang relatif rendah karena tiap atomnya hanya memiliki satu elektron untuk
dikontribusikan pada ikatan. Sedangkan pada logam golongan II seperti
magnesium memiliki dua elektron untuk dikontribusikan pada ikatan sehingga
logam golongan II  memiliki ikatan yang relatif lebih kuat dibanding logam
golongan I.

16
d) Bilangan Koordinasi

Logam natrium dikelilingi oleh delapan logam natrium yang lainnya,


sedangkan logam magnesium dikelilingi oleh dua belas logam magnesium
lainnya. Hal ini menyebabkan ikatan logam pada magnesium lebih besar
dibandingkan dengan ikatan logam pada natrium.

F. Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom lain
yang memiliki hubungan elektron bebas (keelektronegatifan tinggi) seperti Cl, F,
O, dan N. Ikatan hidrogen dapat terjadi dengan baik dalam satu molekul maupun
antar molekul. Ikatan hidrogen dalam satu molekul sering terjadi pada senyawa
organik yang, misalnya yang mengandung dua gugus -OH, dengan jarak yang
tidak terlalu jauh, misalnya asam oksalat (H 2 C 2 O 4 ). Adanya ikatan hidrogen
membuat titik didih suatu senyawa menjadi lebih tinggi. Kekuatan ikatan hidrogen
lebih lemah dibanding dengan ikatan ion dan kovalen tetapi lebih kuat dibanding
gaya van der Waals. Contoh Ikatan Hidrogen
Ikatan digambarkan dengan garis putus-putus. Ikatan hidrogen antar molekul
terjadi pada senyawa-senyawa berikut.
1. H 2 O, ikatan hidrogen terjadi melalui atom H dengan atom O molekul lain

2. HF, ikatan hidrogen terjadi melalui atom H dengan atom F molekul lain
3. CH 3 COOH, ikatan hidrogen terjadi melalui atom O dari C = O dengan atom
H dari gugus -OH molekul lain.

Ikatan hidrogen umum terjadi pada senyawa-senyawa organik dengan gugus


fungsi tertentu. Salah satunya pada alkohol yang memiliki gugus fungsi -OH.
Perhatikan gambar berikut ini.

17
Ikatan hidrogen pada alkohol terjadi antar atom O pada gugus -OH dengan
atom H pada gugus -OH molekul lain. Ikatan hidrogen dalam molekul terjadi
pada senyawa organik dengan rantai panjang seperti protein. Protein
menggandung ikatan peptida yang mengandung gugus C = O NH. Ikatan terjadi
antara H dengan O yang membentuk struktur alfa-heliks (rantai spiral) pada
protein.

DAFTAR PUSTAKA

Hasan,M.,Dkk.,(2018). Ikatan Kimia. Banda Aceh : Syiah Kuala University Press

https://rumuspintar.com/ikatan-hidrogen/

https://duniapendidikan.co.id/ikatan-logam/

18

Anda mungkin juga menyukai