OLEH :
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................i
A. Pengertian Ikatan Kimia.............................................................................................................1
B. Kesetabilan Atom........................................................................................................................1
C. Ikatan ion.....................................................................................................................................2
1. Pengertian ikatan ion..............................................................................................................2
2. Ciri-ciri ikatan ion......................................................................................................................4
D. Ikatan kovalen...............................................................................................................................6
1. Pengertian ikatan kovaalen......................................................................................................6
2. Karakteristik Ikatan Kovalen.....................................................................................................7
3. Jenis-Jenis Ikatan Kovalen.........................................................................................................7
a. Ikatan Kovalen Tunggal.........................................................................................................7
b. Ikatan Kovalen Rangkap....................................................................................................9
3. Ikatan Kovalen Koordinat................................................................................................10
4. Ikatan Kovalen Polar dan Non Polar...............................................................................11
E. Ikatan logam..............................................................................................................................12
1. Pengertian ikatan logam.......................................................................................................12
2. Sifat-sifat Ikatan Logam.......................................................................................................12
3. Klasifikasi Ikatan Logam...........................................................................................................15
4. Fakta Eksperimen Ikatan Logam..............................................................................................15
5. Faktor Yang Mempengaruhi Ikatan Logam..............................................................................16
F. Ikatan hidrogen.........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19
i
IKATAN KIMIA
Selain gas mulia di alam unsur-unsur tidak selalu berada sebagai unsur bebas
(sebagai atom tunggal), tetapi kebanyakan bergabung dengan atom unsur lain. G.N.
Lewis dan W. Kossel (1916) menjelaskan hubungan kestabilan gas mulia dengan
konfigurasi elektron. Kecuali He ; mempunyai 2 elektron valensi; unsur-unsur gas
mulia mempunyai 8 elektron valensi sehingga gas mulia bersifat stabil. Atom-atom
unsur cenderung mengikuti gas mulia untuk mencapai kestabilan.
Jika atom berusaha memiliki 8 elektron valensi, atom disebut mengikuti aturan
oktet. Unsur-unsur dengan nomor atom kecil (seperti H dan Li) berusaha mempunyai
elektron valensi 2 seperti He disebut mengikuti aturan duplet. Cara yang diambil
unsur supaya dapat mengikuti gas mulia, yaitu:
1
Xe 54 2 8 18 18 8 8
Rn 86 2 8 18 32 18 8 8
(Sumber: Sutresna, 2007)
1) Unsur gas mulia sangat stabil. Kecuali He, unsur gas mulia memiliki 8 elektron
valensi. Untuk mencapai kondisi stabil, unsur-unsur selain gas mulia berupaya
memperoleh konfigurasi elektron seperti gas mulia terdekatnya. Hal ini
dirumuskan menjadi aturan oktet, yaitu atom-atom cenderung untuk memiliki 8
elektron pada kulit terluarnya.
2) Unsur gas mulia He memiliki 2 elektron valensi. Untuk mencapai kestabilan,
unsur-unsur lainnya dengan nomor atom kecil, seperti H dan Li, berusaha
memiliki konfigurasi elektron seperti He. Ini dirumuskan menjadi aturan
duplet, yaitu atom-atom dengan nomor atom kecil cenderung untuk memiliki 2
elektron pada kulit terluarnya. Untuk memenuhi aturan oktet atau duplet, atom-
atom dapat menerima/melepas elektron atau menggunakan elektron bersama.
Peristiwa ini akan menyebabkan terbentuknya ikatan kimia.
Atom-atom yang menerima atau melepas elektron akan membentuk
ikatan ion.
Atom-atom yang menggunakan elektron bersama akan membentuk
ikatan kovalen.
Di dalam ikatan kovalen, elektron-elektron yang digunakan bersama
dapat berasal dari satu atom saja. Ikatan kovalen demikian disebut
ikatan kovalen koordinasi.
Atom-atom unsur logam juga menggunakan elektron bersama
membentuk ikatan logam.
C. Ikatan ion
1. Pengertian ikatan ion
2
setelah melepaskan elektron berubah menjadi ion positif. edangkan atom
bukan logam, setelah menerima elektron berubah menjadi ion negatif. Antara
ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya elektrostastis)
yang disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen). Senyawa yang memiliki ikatan
ion disebut senyawa ionik. Senyawa ionik biasanya terbentuk antara atom-
atom unsur logam dan nonlogam.
Ikatan ion adalah ikatan yang terbentuk karena adanya serah terima elektron atau
perpindahan elektron dari satu atom ke atom lainnya. Atom yang
menyerahkan/melepas elektron membentuk ion positif sedangkan atom yang
menerima/menangkap elektron membentuk ion negatif, sehingga timbul gaya
elektrostatik antara kedua ion yang bermuatan.
2 Atom-atom berenergi ionisasi kecil (atom unsur golongan IA IIA dan IIIA) dengan
atom-atom berafinitas elektron besar (atom unsur golongan VA, VIA dan VIIA).
Karena unsur golongan IA, IIA dan IIIA merupakan unsur logam
sedangkan unsur golongan VA, VIA dan VIIA merupakan unsur nonlogam jadi
bisa dikatakan bahwa ikatan ion adalah ikatan antara unsur logam dengan unsur
nonlogam.
3
Proses terbentuknya ikatan ionik dicontohkan dengan pembentukan
NaCl. Natirum (Na) dengan konfigurasi elektron (2,8,1) akan lebih stabil jika
melepaskan 1 elektron sehingga konfugurasi elektron berubah menjadi (2,8).
Sedangkan Klorin (Cl), yang mempunyai konfigurasi (2,8,7), akan lebih stabil
jika mendapatkan 1 elektron sehingga konfigurasinya menjadi (2,8,8). Jadi agar
keduanya menjadi lebih stabil, maka natrium menyumbang satu elektron dan
klorin akan kedapatan satu elektron dari natrium.
Keberadaan ikatan ion mempengaruhi sifat kimia dan fisik dari senyawa yang
dihasilkan. Ada ada beberapa karakteristik menonjol dari ikatan ion dan di sini
yaitu daftar dari beberapa karakteristik berikut:
4
ikatan kovalen yang hanya bisa terbentuk antara non-logam, ikatan ion
bisa terbentuk antara logam dan non-logam.
Senyawa yang mengandung ikatan ion mudah larut dalam air serta
beberapa pelarut polar lainnya. Ikatan ion, dengan demikian,
mempunyai efek pada kelarutan senyawa yang dihasilkan.
Ikatan ion mempunyai efek pada titik leleh senyawa juga, karena
senyawa ion cenderung mempunyai titik leleh yang lebih tinggi, yang
berarti bahwa ikatan ion tetap stabil untuk rentang suhu yang lebih
besar.
1. Ikatan ionik hanya dapat terjadi antara kation dan anion sederhana
2. Senyawa ionik hanya dapat terbentuk secara langsung dari ion-ion, dll
Pada formula atau rumus ionik. Senyawa ion itu tidak ada sebagai
molekul, sehinga kita tidak dapat mengetahui tentang rumus molekul dari
senyawa ion. Sebagai gantinya, rumus ionik suatu senyawa ialah rumus empiris
senyawa tersebut. Seperti contoh, natrium klorida rumusnya NaCl.
5
Ikatan ion terbentuk antara:
D. Ikatan kovalen
6
Pembentukan ikatan kovalen dengan cara pemakaian bersama pasangan
elektron tersebut harus sesuai dengan konfigurasi elektron pada unsur gas mulia
yaitu 8 elektron (kecuali He berjumlah 2 elektron).
Memiliki energi ikat yang besar sehingga sangat keras dan tembus cahaya,
titik leleh tinggi,
Tidak larut dalam zat cair biasa dan hampir semua pelarut,
Energi kohesi 16-12 eV.
7
dapat berikatan dengan atom H dengan cara pemakaian elektron bersama
sehingga 1 atom.
8
b. Ikatan Kovalen Rangkap
Dalam mencapai konfigurasi stabil gas mulia, dua atom tidak saja dapat
memiliki ikatan melalui sepasang elektron tetapi juga dapat 2 atau 3 pasang.
1. Ikatan kovalen rangkap dua
Ikatan kovalen rangkap dua yaitu suatu ikatan dengan dua pasang elektron
milik bersama. Ikatan ini digambarkan dengan tanda berupa dua garis
ikatan (2 pasang =).
2. Ikatan kovalen rangkap tiga
Ikatan kovalen rangkap tiga yaitu suatu ikatan dengan memakai tiga
pasang elektron milik bersama. Ikatan rangkap tiga diberi tanda 3 garis.
Perhatikan contoh berikut:
Ikatan kovalen rangkap dua pada molekul O2
Atom O memiliki konfigurasi elektron 2 6 sehingga elektron
valensinya 6. Untuk mencapai kestabilannya, atom O cenderung
menerima 2 elektron. Jika 2 atom O saling berikatan, setiap atom O
harus menyumbangkan 2 elektron untuk digunakan bersama sehingga
elektron yang digunakan bersama jumlahnya 4.
9
menyumbangkan 3 elektron untuk digunakan bersama sehingga elektron
yang digunakan bersama berjumlah 6.
10
satu atom lebih kuat menarik elektron ke arahnya (atom yang lebih
elektronegatif), sehingga pada atom itu terkumpul elektron dan
terbentuk kutub negatif, sedangkan atom yang elektronnya tertarik
membentuk kutub positif, serta bentuk molekulnya asimetris atau tidak
simetris. Contoh: Dalam pembentukan molekul HF, kedua elektron
dalam ikatan kovalen digunakan tidak seimbang oleh inti atom H dan
inti atom F sehingga terjadi pengutuban atau polarisasi muatan.
E. Ikatan logam
1. Pengertian ikatan logam
Ikatan logam merupakan ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-
menarik yang terjadi antara ion-ion positif dengan elektron-elektron pada kulit
terluar (valensi) dari sebuah atom unsur logam.
11
2. Sifat-sifat Ikatan Logam
Mempunyai Permukaan Yang Mengkilap
Menurut teori Drude-Lorentz bila cahaya tampak (visible) jatuh pada
permukaan logam, sebagian elektron valensi logam akan tereksitasi. Saat
elektron yang tereksitasi itu kembali ke keadaan dasar akan disertai
pembebasan energi dalam bentuk cahaya atau kilap. Peristiwa inilah yang
menimbulkan sifat mengkilap terhadap permukaan logam.
Penghantar Listrik Yang Baik (Konduktor)
Daya hantar listrik pada logam karena adanya elektron valensi yang bergerak
bebas dalam kristal logam. Kalau listrik dialirkan lewat logam, elektron-
elektron valensi logam akan membawa muatan listrik ke seluruh logam serta
bergerak menuju potensial yang lebih rendah sampai terjadi aliran listrik
dalam logam.
Penghantar Panas Yang Baik
Sama kasusnya dengan daya hantar listrik, daya hantar panas pun disebabkan
adanya elektron yang bisa bergerak dengan bebas. Kalau bagian tertentu
dipanaskan, maka elektron-elektron pada bagian logam itu akan menerima
sejumlah energi sehingga energi kinetis (energi yang dimiliki suatu pertikel
karena gerakannya) bertambah yang membuat gerakannya sangat cepat.
Elektron-elektron yang bergerak sangat cepat itu menyerahkan sebagian energi
kinetisnya pada elektron lain sampai seluruh bagian logam menjadi panas dan
naik suhunya.
Dapat ditempa, Dibengkokkan dan Ditarik
Logam bersifat lentur (mudah ditempa, dibengkokkan namun tidak mudah
patah). Karakteristik ini bisa terjadi karena kisi-kisi kation (ion positif) bersifat
kaku (diam ditempat), sementara elektron valensi logam bergerak bebas. Kalau
12
logam ditempa atau dibengkokkan akan terjadi pergeseran kation-kation,
namun pergeseran ini tak menyebabkan patah karena selalu dikelilingi oleh
lautan elektron.
Berupa Padatan Pada Suhu Ruang
Atom-atom logam tergabung sebab adanya ikatan logam yang sangat kuat
membentuk kristal yang rapat. Hal tersebut menyebabkan atom-atom tidak
mempunyai kebebasan untuk bergerak. Biasanya logam pada suhu kamar
berwujud padat kecuali raksa (Hg) yang berwujud cair.
Memiliki Titik Didih dan Titik Leleh Yang Tinggi
Diperlukan energi dalam jumlah yang besar untuk dapat memutuskan ikatan
logam yang sangat kuat pada atom-atom logam, hingga dengan adanya ikatan
yang sangat kuat ini menyebabkan logam mempunyai titik didih dan titik leleh
yang tinggi.
Memberi Efek Fotolistrik dan Efek Termionik
Jika elektron bebas pada ikatan logam memperoleh energi yang cukup dari
luar, maka akan bisa menyebabkan terlepasnya elektron pada permukaan
logam itu. Kalau energi yang datang berasal dari berkas cahaya maka disebut
efek foto listrik, namun kalau dari pemanasan maka disebut efek termionik.
Contoh Logam :
a. Emas
Unsur logam emas memiliki struktur sifat yang lunak dan memiliki warna
bentuk kuning terang yang biasa dipakai untuk perhiasan dan juga alat-alat
elektonik.
b. Perak
Logam perak adalah sebuah logam yang mudah untuk dibentuk,
mempunyai warna dasar putih abu-abu adalah konduktor panas dan listrik
yang sangat baik. Logam ini biasanya dipakai sebagai perhiasan dan
peralatan berbahan perak
c. Perunggu
Perunggu adalah sebuah campuran dari tembaga dan timah, yang telah
dikenal sejak jaman kuno. Campuran ini mempunyai sifat tahan korosi dan
juga mudah untuk dibentuk. Dari kebanyakan negara, logam ini biasanya
13
dipakai sebagai mata uang berbentuk koin yang mempunyai nilai tukar
rendah .
d. Tembaga
Logam tembaga adalah logam yang mudah untuk dibentuk dan mempunyai
warna putih keperakan. Jenis logam yang paling baik dipakai untuk
membuat kawat listrik adalah tembaga. Tembaga biasa dipakai sebagai
bahan tangki air panas, kebel listrik, dan campuran kuningan dan
kupronikel.
e. Kuningan
Kuningan adalah campuran dari tembaga dan juga seng. Kuningan
dimanfaatkan sebagai hiasan, sekrup, paku-paku kecil dan alat-alat musik,
yang memakai tembaga sebagai komponennya.
f. Besi
Besi adalah logam yang dihasilkan dari peleburan biji hematit di dalam
tanur sembur. Besi biasa dipakai sebagai bahan bangunan dan juga sebagai
campuran baja.
g. Aluminium
Aluminium adalah logam yang memiliki sifat ringan dan tahan korosi.
Alumunium terbuat dari biji bauskit lewat proses elektrolisis. Aluminium
biasanya dipakai pada kabel-kabel listrik, badan pesawat terbang, mobil,
kapal serta kaleng aluminium.
h. Timah
Timah adalah logam lunak serta mudah untuk dibentuk. Timah memiliki
warna putih keperakan . Logam timah biasa dipakai untuk solder.
Ikatan logam pada unsur golongan utama relatif lebih lemah dibandingkan
dengan dengan unsur golongan transisi. Contohnya kristal besi lebih kuat
dibandingkan dengan kristal logam magnesium.
14
b) Ikatan Logam Pada Logam Golongan Transisi
Logam transisi cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi.
Alasannya adalah logam transisi dapat melibatkan elektron 3d yang ada dalam
kondisi delokalisasi seperti elektron pada 4s. Lebih banyak elektron yang
dapat terlibat, kecenderungan daya tarik akan semakin lebih kuat. Contoh
ikatan logam pada unsur transisi transisi adalah Ag, Fe, Cu dan lain-lain.
Sifat fisika ikatan pada logam tidak dapat di jelaskan dengan teori ikatan ionik dan
ikatan kovalen. Untuk menjelaskan sifat fisika ikatan logam , di kemukakan
beberapa teori yang sejalan dengan perkembangan teori mengenai struktur atom
dan teori ikatan utuk senyawa kovalen.
Teori ini dikemukakan oleh Drude dan Lorentz pada awal abad ke-20.
Menurut teori ini, didalam Kristal logam, setiap atom melepaskan elektron
valensinya sehingga terbentuk awan elektron dan ion bermuatan positif yang
tersusun rapat dalam awan elektron awan tersebut. Karena elektron valensi
tidak terikat pada salah satu ion logam, tetapi terdelokalisasi terhadap semua
ion logam, maka elektron valensi tersebut bebas bergerak keseluruh bagian
dari kristal logam, sama halnya dengan molekul gas yang dapat bergerak
bebas dalam ruangan tertentu.
b. Teori Resonansi
15
c. Teori Pita
Dikenal logam yang tidak begitu baik menghantarkan listrik yang disebut
semikonduktor, di samping logam yang menghantarkan listrik dengan baik
yaitu konduktor. Sifat logam konduktor, semikonduktor dapat dijelaskan
melalui Teori Pita. Teori Pita yang menggunakan pendekatan Teori Orbital
Molekul, mulai dikembangkan pada tahun 1970. Melelui pendekatan tersebut
dianggap orbital atom logam dalam kisi kristalnya, membentuk orbital
molekul berupa pita.
Logam-logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena
kekuatan ikatan logam. Kekuatan ikatan berbeda antara logam yang satu
dengan logam yang lain. Titik leleh dan titik didih logam berkaitan langsung
dengan kekuatan ikatan logamnya. Titik didih dan titik leleh logam makin
tinggi bila ikatan logam yang dimiliki makin kuat. Contohnya pada logam
alkali semakin kebawah titik didih semakin rendah sehingga ikatan logamnya
akan semakin lemah.
b) Jari-Jari Atom
Dalam sistem periodik unsur, pada satu golongan dari atas kebawah, ukuran
kation logam dan jari-jari atom logam makin besar. Hal ini menyebabkan
jarak antara pusat kation-kation logam dengan awan elektronnya semakin
jauh, sehingga gaya tarik elektrostatik antara kation-kation logam dengan
awan elektronnya semakin lemah
16
d) Bilangan Koordinasi
F. Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom lain
yang memiliki hubungan elektron bebas (keelektronegatifan tinggi) seperti Cl, F,
O, dan N. Ikatan hidrogen dapat terjadi dengan baik dalam satu molekul maupun
antar molekul. Ikatan hidrogen dalam satu molekul sering terjadi pada senyawa
organik yang, misalnya yang mengandung dua gugus -OH, dengan jarak yang
tidak terlalu jauh, misalnya asam oksalat (H 2 C 2 O 4 ). Adanya ikatan hidrogen
membuat titik didih suatu senyawa menjadi lebih tinggi. Kekuatan ikatan hidrogen
lebih lemah dibanding dengan ikatan ion dan kovalen tetapi lebih kuat dibanding
gaya van der Waals. Contoh Ikatan Hidrogen
Ikatan digambarkan dengan garis putus-putus. Ikatan hidrogen antar molekul
terjadi pada senyawa-senyawa berikut.
1. H 2 O, ikatan hidrogen terjadi melalui atom H dengan atom O molekul lain
2. HF, ikatan hidrogen terjadi melalui atom H dengan atom F molekul lain
3. CH 3 COOH, ikatan hidrogen terjadi melalui atom O dari C = O dengan atom
H dari gugus -OH molekul lain.
17
Ikatan hidrogen pada alkohol terjadi antar atom O pada gugus -OH dengan
atom H pada gugus -OH molekul lain. Ikatan hidrogen dalam molekul terjadi
pada senyawa organik dengan rantai panjang seperti protein. Protein
menggandung ikatan peptida yang mengandung gugus C = O NH. Ikatan terjadi
antara H dengan O yang membentuk struktur alfa-heliks (rantai spiral) pada
protein.
DAFTAR PUSTAKA
https://rumuspintar.com/ikatan-hidrogen/
https://duniapendidikan.co.id/ikatan-logam/
18