PENDAHULUAN
1
2
1. Kerak
Merupakan lapisan terluar yang tipis, terdiri batuan yang lebih ringan
dibandingkan dengan batuan mantel di bawahnya. Densitas rata-rata 2.7 gr/cc.
Ketebalannya tidak merata, perbedaan ketebalan ini menimbulkan perbedaan
elevasi antara benua dan samudera. Pada daerah pegunungan ketebalannya
lebih dari 50 km dan pada beberapa samudera kurang dari 5 km. Berdasarkan
data kegempaan dan komposisi material pembentuknya, para ahli membagi
menjadi kerak benua dan kerak samudera.
a. Kerak benua, terdiri dari batuan granitik, ketebalan rata-rata 45 km,
berkisar antara 30–50 km. Kaya akan unsur Si dan Al, maka disebut
juga sebagai lapisan SiAl.
b. Kerak samudera, terdiri dari batuan basaltik, tebalnya sekitar 7 km.
Kaya akan unsur Si dan Mg, maka disebut juga sebagai lapisan SiMa.
Tabel 1.1 Unsur-unsur utama penyusun kerak bumi
Unsur % Massa
Oksigen (O) 47%
Silikon (Si) 28%
Aluminium (Al) 8.%
Besi (Fe) 5%
Kalsium (Ca) 4%
Natrium (Na) 3%
Kalium (K) 3%
Magnesium (Mg) 2%
pada tekanan di tempat tersebut. Selain itu, komposisi penyusun inti bumi
juga diketahui dengan mendasarkan pada komposisi meteorit yang dijumpai
mengandung logam besi 90% dan nikel sebanyak sekitar 7% sampai 8%.
Sehingga diperkirakan material logam penyusun inti bumi adalah unsur besi
dan nikel.
1.2. Mineral
Mineral merupakan suatu zat padat homogen yang terdiri dari unsur atau
persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik,
mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan
atom-atom secara beraturan didalamnya atau dikenal sebagai strukutur kristal.
Dalam keadaan padat mineral (kecuali beberapa jenis) memiliki sifat dan bentuk
tertentu sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Berikut ini
adalah beberapa definisi mineral oleh para ahli:
1. A.W.R. Potter dan H.Robinso, 1977
Mineral adalah suatu zat atau bahan yang homogen mempunyai komposis
kimia tertentu atau dalam batas-batas tertentu dan mempunyai sifat-sifat tetap,
dibentuk dialam dan bukan hasil suatu kehidupan.
2. L.G. Berry dan B.Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat dialam
terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas
tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.
3. D.G.A. Whitten dan J.R.V. Brooks,1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktur homogen
mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang
anorganik. Berdasarkan beberapa sifat-sifat tertentu yang dimiliki oleh
mineral, maka mineral-mineral yang ada di alam ini dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok mineral. Bedasarkan hal tersebut, James D.
Dana, seorang Professor Yale University pada tahun 1873 mengelompokkan
mineral dalam beberapa kelompok berdasarkan kemiripan komposisi kimia dan
struktur kristal menjadi 8 kelompok, yaitu mineral sulfida, sulfat, karbonat, silika,
oksida, halida, posfat, native mineral atau unsur murni.
5
1. Mineral silika
Hampir 90% mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang
merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur
metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90% dari berat kerak bumi
terdiri dari mineral silika. Silikat merupakan bagian utama yang membentuk
batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan (metamorf).
Kebanyakan mineral-mineral silikat terbentuk ketika cairan magma mulai
mendingin.
Proses pendinginan ini dapat terjadi dekat permukaan bumi atau jauh di
bawah permukaan bukit dimana tekanan dan temperatur lingkungannya
sangat tinggi. Lingkungan pengkristalan dan komposisi kimia dari magma
sangat mempengaruhi macam mineral yang terbentuk.
Contoh, mineral olivin mengkristal pada temperatur tinggi. Sebaliknya
kuarsa mengkristal pada temperatur yang rendah. Silikat pembentuk batuan
yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan komposisi
kimianya, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.
a. Mineral ferromagnesian: mengandung unsur Fe atau Mg, berwarna
gelap. Contohnya, olivin, hornblende, biotit.
b. Mineral non feromagnesian: mineral silikat yang tidak mengandung
unsur besi dan magnesium, berwarna terang. Contohnya, muscovite,
feldspar, kuarsa
2. Mineral oksida
Terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan
unsur tertentu. Banyak oksida berwarna hitam tetapi yang lain bisa sangat
berwarna-warni. Keragaman oksida diakibatkan oleh kelimpahan oksigen di
kerak bumi. Oksida mengandung ikatan ionik tertentu yang bisa dijadikan
patokan untuk membedakan golongan mineral oksida dengan kelompok
mineral lain di alam. Secara umum mineral oksida selalu berkesinambungan
dengan mineral hidroksida. Unsur yang paling utama dalam golongan oksida
adalah besi, mangan , timah dan alumunium. Beberapa mineral oksida yang
paling umum adalah hematit (Fe2O3), kasiterit (SnO2), dan korundum (Al2O3).
3. Mineral oksida
Kelompok sulfida merupakan kombinasi antara logam atau semilogam
dengan sulfur/belerang (S). Biasanya terbentuk di sekitar wilayah gunung api
yang memiliki sulfur yang tinggi. Pembentukan mineral sulfida berawal dari
proses hidrotermal atau lokasi pembentukannya dekat dengan gunung api
yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Pembentukan mineralnya biasa
terjadi di bawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Contoh
mineralnya, argentite (Ag2S), kalkosit (Cu2S), pirit (FeS3), galena (PbS),
sphalerite (ZnS), dan cinnabar (HgS).
7
4. Mineral sulfat
Mineral sulfat adalah kombinasi dari logam atau semi logam dengan anion
sulfat tersebut membentuk mineral sulfat. Pembentukan mineral
sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar
airnya, contohnya adalah danau atau pesisir, kemudian perlahan-lahan
menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi.
Mineral sulfat jenisnya ada lebih dari 200 jenis dan merupakan mineral
yang langka. Beberapa mineral yang sering ditemukan yaitu, anhidrit
(CaSO4), barit (BaSO4), celestite (SrSO4), dan gipsum (CaSO4.2H20).
Perbedaan yang membedakan satu mineral dan mineral lainnya terletak pada
lingkungan pembentukannya.
5. Mineral karbonat
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut karbonat.
Seumpama persenyawaan Ca dinamakan kalsium karbonat CaCO3 dikenal
sebagai mineral kalsit. Merupakan mineral utama pembentuk batuan sedimen.
Karbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton.
karbonat juga terbentuk pada daerah evaporitik dan pada daerah karst yang
membentuk gua, stalaktit dan stalagmit. Dalam kelas karbonat ini juga
termasuk nitrat dan borat. Beberapa contoh mineral yang termasuk dalam
kelompok karbonat adalah dolomit (CaMg(CO3) 2, kalsit (CaCO3), dan
magnesit (MgCO3).
7. Mineral phospat
Mineral phospat terbuat dari adanya proses persenyawaan logam phospat.
Kelompok mineral ini sering dicirikan berkilap serta memiliki struktur kristal
berwarna yang indah. Contoh phospat, yakni apatit, monasit dan turqoise.
b. Menyerat (fibrous)
Bentuk kristal menyerupai serat-serat kecil. Contohnya, asbestos dan
gipsum.
d. Membilah (bladed)
Bentuk kristal yang panjang dan tipis menyerupai bilah kayu dengan
perbandingan antara lebar dengan tebal sangat jauh. Contohnya, kyanit
dan kalaverit.
e. Memapan (tabular)
Bentuk kristal pipih menyerupai bentuk papan, dimana lebar dengan
tebal tidak terlalu jauh. Contohnya, barit dan hematit.
13
f. Membutir (granular)
Merupakan kelompok kristal kecil yang berbentuk butiran. Contohnya,
olivin, anhidrit, rhodochrosite, dan chromite.
3. Kilap (Luster)
Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan sebuah
mineral, yang erat hubungannya dengan sifat pemantulan refleksi dan
pembiasan (refraksi). Intensitas kilap tergantung dari indeksi bias dari
mineral, apabila makin besar indeks bias mineral, makin besar pula jumlah
cahaya yang dipantulkan.
a. Kilap logam (metallic luster), yaitu apabila mineral tersebut
mempunyai kilap atau kilapan seperti logam. Contoh mineral yang
mempunyai kilap logam adalah emas dan galena.
14
5) Kilap tanah, kilap yang ditunjukkan oleh mineral yang porous dan
sinar yang masuk tidak dipantulkan kembali. Contohnya, kaolinit
dan pirolusit.
4. Kekerasan (Hardness)
Kekerasan mineral pada umumnya diartikan sebagai daya tahan mineral
terhadap goresan. Penentuan kekerasan relatif mineral adalah dengan
menggoreskan permukaan mineral pada mineral standar kekerasan dari skala
mohs yang sudah diketahui kekerasannya, seperti baja yang kekerasannya 6,5
SM.
Tabel 1.2. Skala Mohs
Skala Mohs Mineral
1 Talk
2 Gipsum
3 Kalsit
4 Fluorit
5 Apatit
6 Feldspar Ortoklas
7 Kuarsa
8 Topaz
9 Korundum
10 Intan
5. Gores (Streak)
Gores adalah warna asli dari mineral yang tampak apabila mineral
ditumbuk sampai halus. Gores ini dapat lebih dipertanggungjawabkan karena
stabil dan penting untuk membedakan dua mineral yang warnanya sama tapi
17
6. Belahan (Cleavage)
Apabila mineral mendapat tekanan yang melampaui batas elastisitas dan
plastisitasnya, maka pada akhirnya mineral akan pecah mengikuti arah
belahannya. Belahan mineral akan selalu sejajar dengan bidang permukaan
kristal. Belahan tersebut akan menghasilkan kristal menjadi bagian-bagian
yang kecil, yang setiap bagian kristal dibatasi oleh bidang yang rata. Setiap
mineral memiliki arah belahan tersendiri.
a. Belahan sempurna
Yaitu jika mineral mudah terbelah melalu arah belahannya yang
merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang
belahannya. Contohnya, kalsit dan muskovit.
b. Baik
Apabila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya yang rata,
tetapi dapat juga terbelah memotong atau tidak melalui bidang
belahannya. Contohnya, feldspar dan augit.
c. Jelas
Yaitu apabila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas, tetapi
mineral tersebut sukar membelah melalui bidang belahannya dan
tidak rata. Contohnya hornblende dan scheelite.
18
d. Tidak Jelas
Yaitu apabila arah belahan mineral masih terlihat, tetapi kemungkinan
untuk membentuk belahan dan pecahan sama besar. Contohnya, beryl,
emas, dan platina.
e. Tidak sempurna
Apabila mineral sudah tidak terlihat arah belahnnya, dan mineral akan
pecah dengan permukaan yang tidak rata. Contohnya, kasiterit, sulfur,
dan apatit.
7. Pecahan (Fracture)
Apabila suatu mineral mendapat tekanan yang melampaui batas plastisitas
dan elastisitasnya, maka mineral tersebut akan pecah, pecahan dapat dibagi
menjadi:
a. Conchoidal, yaitu pecahan mineral yang menyerupai pecahan botol
atau kulit bawang. Contohnya, kuarsa.
b. Hackly, pecahan mineral runcing-runcing tajam serta kasar tak
beraturan seperti bergerigi. Contohnya, emas, perak, dan tembaga.
c. Even, pecahan mineral dengan permukaan bidang pecah kecil-kecil
dengan ujung pecahan masih mendekati bidang datar. Contohnya.
Muscovite, talk, biotite.
d. Uneven, pecahan mineral yang menunjukkan permukaan bidang
pecahnya kasar dan tidak teratur. Contohnya, kalsit dan chromite.
21
22
23
Bentuk intrusi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Bentuk konkordan, yaitu tubuh batuan yang mempunyai hubungan
struktur batuan intrusi dengan batuan sekelilingnya sedemikian rupa
sehingga batas/bidang kontaknya sejajar dengan bidang perlapisan
batuan sekelilingnya. Macam-macamnya sebagai berikut:
1) Sill: intrusi yang melembar sejajar dengan lapisan batuan
sekitarnya dengan ketebalan beberapa milimeter hingga beberapa
kilometer.
3) Lopolith: bentuk lain dari sill dengan ketebalan 1/10 sampai 1/12
dari lebar tubuhnya dengan bentuk seperti lensa dimana bagian
tengahnya melengkun ke arah bawah karena batuan di bawahnya
lentur.
c. Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya lubang jejak gas maupun
fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku.
dari total volume kerak bumi. Tetapi karena batuan sedimen terbentuk pada
permukaan bumi, maka meskipun jumlahnya relatif sedikit akan tetapi dalam
hal penyebaran batuan sedimen hampir menutupi batuan beku dan metamorf.
Batuan sedimen menutupi sekitar 75% dari permukaan bumi.
4. Tekstur
Tekstur pada batuan sedimen merupakan kenampakan yang
berhubungan dengan ukuran dan bentuk butir serta susunanya.
a. Pemilahan (sortasi)
Pemilahan merupakan keseragaman ukuran besar butir penyusun
batuan sedimen. Dalam pemilahan digunakan pengelompokan sebagai
berikut:
1) Terpilah baik (well sorted), kenampakan ini diperlihatkan ukuran
besar butir yang seragam pada semua komponen batuan sedimen.
2) Terpilah sangat baik (very well sorted)
3) Terpilah sedang (moderately sorted)
4) Terpilah buruk (poorly sorted),
5) Terpilah sangat buruk (very poorly sorted), merupakan
penampakan pada batuan sedimen yang memiliki besar butir yang
beragam.
b. Ukuran butir
Didasarkan pada pembagian besar butiran. Dapat menggunakan
skala wentworth sebagai acuan.
c. Kebundaran (Roundness)
Kebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya bagian tepi
butiran pada batuan sedimen klastik sedang sampai kasar. Kebundaran
dibagi menjadi:
1) Membundar sempurna (well rounded): permukaannya cenderung
cembung dan halus.
2) Membundar (rounded): pada umunya mempunyai permukaan
bundar ujung-ujung dan bundaran tepi cekung.
3) Agak membundar (subronded): permukaan umunya datar dengan
ujung- ujung yang membundar.
4) Agak menyudut (sub angular): permikaan datar dengan ujung-
ujung yang tajam
5) Menyudut (angular): permukaan kasar dengan ujung-ujung butir
meruncing tajam
41
d. Kemas
Kemas adalah banyak sedikitnya rongga antar butir pada batuan
sedimen. Batuan sedimen memiliki dua macam kemas, yaitu:
1) Kemas terbuka, banyaknya ruang atau rongga antara butir yang
cenderung tertutup yang memiliki ukuran butir pasir halus,
hubungan antara butiran materialnya tidak saling bersinggungan.
2) Kemas tertutup, mempunyai sedikit ruang antara butir. Hubungan
antara butiran materialya saling bersinggungan.
5. Komposisi Mineral
Komposisi mineral pada batuan sedimen klastik dapat dibedakan menjadi:
a. Fragmen: bagian butiran yang berukuran lebih besar, dapat berupa
pecahan-pecahan batuan, mineral, cangkang fosil, dan zat organik.
42
6. Petrogenesa
Petrogenesa adalah proses pembentukan suatu batuan tertentu, dari asal-
usul atau sumber, proses-proses yang menyebabkan batuan terbentuk dan
daerah pembekuannya dapat diketahui.
7. Nama Batuan
Berdasarkan deskripsi unsur-unsur pemerian batuan sedimen klastik di
atas, kemudian dapat disimpulkan nama batuannya.
3.3.2. Cara Pemerian Batuan Sedimen Non Klastik
1. Jenis Batuan
2. Warna
a. Warna segar merupakan warna dari batuan yang belum tercampur
dengan lingkungan sekitarnya. Warna segar ini warna di dalam
batuan yang tidak terkena udara luar, biasanya batuan harus dipecah
terlebih dahulu untuk melihat warna segarnya.
b. Warna lapuk merupakan warna dari batuan yang sudah tercampur
dengan lingkungan sekitarnya sehingga mengalami pelapukan
43
5. Tekstur
Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitan dengan ukuran,
bentuk, dan susunan butir mineral dalam batuan. Terbagi menjadi:
a. Lepidoblastik
Tekstur dimana mineral-mineral penyusun berbentuk pipih.
Contohnya pada sekis mika.
b. Nematoblastik
Tekstur di mana mineral-mineral penyusun batuannya berbentuk
prismatiatik (piroksen, hornblenda), contoh: Sekis hornblenda.
c. Granoblastik
Tekstur di mana mineral-mineral penyusun membutir/ granular
(kuarsa, felspar, kalsit). Contohnya adalah hornfelsik, tekstur yang
tidak menunjukkan penjajaran, tetapi mineral mineral penyusun
membutir/granular. Contoh: Hornfels.
3. Komposisi Batuan
Komposisi pada batuan metamorf terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Mineral stress: mineral yang stabil atau terbentuk karena tekanan,
dimana mineral ini dapat berbentuk pipih, tabular, maupun
prismatik. Contohnya, mika, klorit, zeolit.
b. Mineral anti stress: mineral yang terbentuk atau stabli bukan karena
tekanan yang umumnya berbentuk equidimensional, seperti kuarsa,
kalsit, dan feldspar.
Tabel 4.1 Batuan metamorf beserta asalnya
Batuan Derajat
Tekstur Batuan Asal
Metamorf Metamorfosa
Slate Foliasi Rendah Serpih (Shale)
Phyllite Foliasi Rendah-sedang Serpih (Shale)
Mica Schisst Foliasi Sedang-Tinggi Serpih (Shale)
Gneiss Foliasi Tinggi Granit, Andesit
Batugamping,
Marble Non-Foliasi Rendah-Tinggi
Dolomit
Quartzite Non-Foliasi Sedang-Tinggi Batu pasir, kuarsa
Amphibolite Non-Foliasi Sedang-Tinggi Basalt, Gabro
Clorite Schist
Foliasi Rendah Basalt
(Green Schist)
Metamorfosa
Hornfels Non-Foliasi Semua jenis batuan
Kontak
52
4. Petrogenesa
Petrogenesa adalah proses pembentukan suatu batuan tertentu, dari asal-
usul atau sumber, proses-proses yang menyebabkan batuan terbentuk dan
daerah pembekuannya dapat diketahui.
5. Nama batuan
Berdasarkan deskripsi unsur-unsur pemerian batuan sedimen klastik di
atas, kemudian dapat disimpulkan nama batuannya.
BAB 3
PENGENALAN FOSIL
53
54
Gambar 5.1 Fosil mammoth
(Sumber: Purnamawati, 2022)
55
56
Burrow Corpolite
58
59
2) Tension joint
60
3) Release joint
Rekahan yang berpola tegak lurus dengan arah gaya utama dan
bentuk rekahan umumnya terbuka. Kekar jenis merupakan campuran
dari kekar gerus dan kekar tarikan dan pada umunya rekahannya terisi
oleh mineral sekunder. Kekar ini disebabkan oleh gaya tarik dan
kompresi.
b. Lipatan (Fold)
Lipatan adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya
tegasan sehingga batuan bergerak dari kedudukan semula membentuk
lengkungan. Berdasarkan bentuk lengkungannya lipatan dapat dibagi dua,
yaitu:
1) Lipatan sinklin
Bentuk lipatan yang cekung ke arah bawah, lipatan di mana
batuan yang lebih muda berada di bagian luar maupun tengah
lapisan.
61
2) Lipatan antiklin.
Lipatan yang cembung ke atas, dimana batuan yang lebih tua
berada di bagian dalam lipatan.
c. Sesar/Patahan (Fault)
Sesar adalah rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran
yang signifikan. Suatu sesar jarang yang terdapat soliter (satu bidang),
tetapi pada umumnya berupa satu zona sesar yang di dalamnya terdiri dari
banyak sesar-sesar minor. Berdasarkan arah pergeserannya atau
berdasarkan hanging wall (bidang yang relatif bergerak) dan footwall
(bidang yg relatif diam), struktur sesar dibedakan menjadi:
1. Antiklin
Dalam eksplorasi minyak bumi, struktur antiklin sampai sekarang
banyak dicari karena dapat bertindak sebagai perangkap minyak bumi
asalkan ada batuan penutupnya (seal) agar minyak dapat terperangkap
dengan baik. Keberadaan struktur tersebut dapat diketahui pada peta
struktur kontur. Jebakan yang antiklinnya melipat ke atas pada lapisan
batuan, yang memiliki bentuk menyerupai kubah pada bangunan. Minyak
dan gas bumi bermigrasi pada lipatan yang sarang dan pada lapisan yang
permeabel, serta naik pada puncak lipatan. Disini, minyak dan gas sudah
terjebak karena lapisan yang diatasnya merupakan batuan impermeabel.
2. Sesar
Sama halnya dengan antiklin, pergeseran pada bidang sesar juga dapat
menghasilkan adanya perangkap minyak bumi. Jebakan minyak bumi,
banyak ditemukan berasosiasi dengan sesar. Agar minyak dapat
terperangkap, maka harus ada batuan yang bertindak sebagai seal seperti
batulempung. Daerah mineralisasi yang merupakan jebakan mineral yang
bernilai ekonomis kebanyakan penempati zona sesar, sehingga pencarian
jebakan mineral dilakukan di sepanjang zona sesar.
Letak mata air tidak jarang ditemukan pada daerah zona sesar,
sehingga pencarian sumber-sumber mata air tanah perlu pula dilakukan
pada daerah zona sesar. Zona sesar adalah merupakan zona di kulit bumi
yang batuannya hancur, sehingga batuannya tidak kompak, mudah
mengalami geseran kalau terjadi gempa bumi yang kuat. Lokasi
pembangunan bendung untuk waduk hendaknya tidak direkomendasikan
melalui zona sesar tersebut.
Jebakan patahan merupakan patahan yang terhenti pada lapisan
batuan. Jebakan ini terjadi bersama dalam sebuah formasi dalam bagian
patahan yang bergerak, kemudian gerakan pada formasi ini berhenti dan
pada saat yang bersamaan minyak bumi mengalami migrasi dan terjebak
pada daerah patahan tersebut, lalu sering kali pada formasi yang
impermeabel yang pada satu sisinya berhadapan dengan pergerakan
65
patahan yang bersifat sarang dan formasi yang permeabel pada sisi yang
lain. Kemudian, minyak bumi bermigrasi pada formasi yang sarang dan
permeabel. Minyak dan gas disini sudah terperangkap karena lapisan tidak
dapat ditembus pada daerah jebakan patahan ini.
3. Kekar
Kekar dapat meningkatkan porositas batuan sehingga kandungan
fluida di dalamnya menjadi bertambah. Karena itu, keberadaan kekar
sangat diperlukan pada pembentukan batuan reservoir minyak bumi atau
air tanah pada sumur dalam atau dangkal.
Keberadaan kekar juga sangat membantu sekali untuk mempermudah
penambangan batu untuk bahan bangunan. Dengan adanya kekar pada
batuan beku yang masif maka batuan menjadi lebih mudah di belah-belah
sehingga para pekerja penambang batu beku dapat melakukan
pengambilan batu dengan lebih mudah.
Aplikasi struktur geologi dalam tahap eksplorasi sangat bermanfaat
untuk menemukan adanya sumber daya alam yang tersembunyi di dalam
perut bumi ini. Dari struktur lipatan, rekahan, dan patahan dapat
ditemukan adanya sumber daya alam yang dapat bermanfaat untuk
keperluan hidup sehari-hari. Dalam dunia pertambangan struktur geologi
sangat berpengaruh dalam usaha pertambangan khususnya dalam tahap
eksplorasi dan usaha perencanaan tambang.
BAB 5
PENGENALAN PERALATAN GEOLOGI
66
67
yang tegak lurus jurus. Pengukuran jurus dan kemiringan bidang pada
bidang miring curam dan landai berbeda. Pada bidang miring curam
caranya:
1) Letakkan kompas yang bersisi East (E) pada permukaan bidang dan
dibaca.
2) Gunakan kompas sebagai klinometer untuk mengukur besarnya
kemiringan bidang itu. Tepatkan tepi kompas pada bagian West (W)
dengan arah tegak lurus jurus dan putar tuas klinometer sampai
keadaan level dan dibaca. Pada bidang miring landai (kurang dari 10° )
caranya:
a) carilah jurus bidang yang diukur (garis mendatar pada bidang itu)
dengan menggunakan kompas sebagai klinometer, yaitu dengan
meletakkan arah kemiringan nol pada bidang itu. Beri tanda
dengan garis pada permukaan bidang itu ditepi kompas dengan
pensil. Garis itu adalah bidang yang diukur.
b) Selanjutnya tempelkan sisi kompas yang tertulis East (E) tepat
pada garis itu, baca dan catat angka yang ditunjukkan oleh jarum
Utara kompas.
c) gunakan kompas sebagai klinometer, letakkan tepi kompas
dengan arah tegak lurus jurus, kemudian putar tuas klinometer
sampai keadaan level
d. Menentukan kedudukan struktur garis, cara pengukurannya sebagai
berikut:
1) Tempatkan tepi bunu catatan lapangan atau mapboard sepanjang
struktur garis yang diukur, pegang buku secara tegak, kemidian
tempelkan sisi East (E) kompas pada buku, baca angka yang
ditunjukkan jarum utara dan dicatat, ini adalah trend struktur garis.
2) Gunakan kompas sebagai klinometer, dengan tempatkan kompas
sepanjang struktur, putar tuas klinometer sampai level dan dibaca
angka kemiringannya.
69
4. Kaca Pembesar
Kaca pembesar disebut pula dengan kata loupe, atau lensa. Ukuran loupe
sangat bervariasi, namun semuanya dibuat ramping, mudah dibawa mudah
digantungkan pada leher dengan seutas tali tanpa menambah beban.
Berdasarkan jumlah lensa yang ada pada suatu rangkaian loupe, dibedakan;
loupe satu lensa (single lens), dengan tingkat perbesaran 10x, 15x, sampai 40x
dan loupe dua lensa (double lenses), dengan tingkat pembesaran 5x dan 5x.
71
73
74
maupun dari unsur buatan seperti jalan, jembatan, perkampungan, bendungan dan
sebagainya yang digambarkan dengan garis bayangan berupa garis kontur.
6.2 Bagian-Bagian Peta Topografi
Peta topografi yang baik dan yang lengkap didpatkan bagian bagian sebagai
berikut:
1. Judul peta, umumnya memakai nama daerah atau pulau yang
digambarkan oleh peta tersebut dan dituliskan pada bagian atas peta.
2. Nomor lembar peta/ indeks peta, ditilis pada bagian atas peta. Contoh;
Peta topografi skala 1:25.000; nomor lembar peta 45/XLI-a Peta topografi
skala 1:50.000; nomor lembar peta 46/XLI-A Peta topografi skala
1:100.000; nomor lembar peta 45/XLII.
3. Skala peta, yaitu angka yang menunjukkan perbandingan antara jarak
pada peta dengan jarak sebenarnay di lapangan. Jarak yang dukur pada
peta adalah merupakan jarak horizontal, sehingga untuk mengetahui jarak
yang sebenarnya harus dilihat kemiringan lerengnya. Skala peta biasanya
ditulis di bagian bawah peta.
4. Legenda, yaitu menerangkan tanda-tanda atau simbol-simbol yang ada
pada peta topografi.
5. Arah utara, petunjuk arah utara dapat dilihat pada sisi kiri bawah bagian
bawah peta. Dalam hal ini dikenal 3 macam arah utara yaitu:
a. Arah Utara sebenarnya (True North/TN): adalah arah yang sesuai
dengan arah utara geografis (sumbu bumi).
b. Arah Utara magnetik (Magnetik North/MN) adalah arah yang sesuai
dengan arah Utara kutub magnet bumi dan biasanya ditunjukkan
dengan arah Utara jarum kompas.
c. Arah Utara kotak (Grid North/GN) adalah arah yang sesuai dengan
arah Utara tepi peta. Sudut ayang dibentuk antara TN dengan MN
disebut deklinasi magnetik. Sedangkan sudut antara TN dengan GN
desebut deklinasi grid. Deklinasi ini penting dalam penyusaian
kompas geologi yang kan dipergunakan untuk pengamatan lapangan
75
BAB 7
PENGENALAN GEOMORFOLOGI
teratur.
Topografi dengan lereng
menengah – sangat curam,
bergelombang kuat – berbukit,
K5 Conical Karst Zone
perbukitan membundar bentuk
conic & pepino & depresi
polygonal (cockpits & glades).
Perbukitan terisolir dengan
Tower Karst Hills or Hills
lereng sangat curam – amat
K6 Zone/Isolated Limestone
sangat curam (towers, hums,
Remnant
mogots atau haystacks).
Topografi datar – hampir datar
mengelilingi sisa batugamping
K7 Karst Aluvium Plains terisolasi / zona perbukitan
menara karst atau perbukitan
normal atau terajam lemah.
Lereng hampir datar – landai,
Karst Border/Marginal Plain
K8 terajam dan jarang atau sangat
(Tepian Kars)
jarang banjir.
Sering ditamukan depresi
polygonal atau hasil pelarutan
K9 Major Uvala/Glades dengan tepi lereng curam
menengah – curam, jarang
banjir.
Bentuk depresi memanjang dan
luas, sering berkembang pada
K10 Poljes sesar dan kontak litologi, sering
banjir oleh air sungai, air hujan
& mata air karst.
Lembah dengan lereng landai
curam – menengah, sering
dijumpai sisi lembah yang
K11 Dry Valleys (Major)
curam – sangat curam, depresi
hasil pelarutan (ponors) dapat
muncul.
Lembah berlereng landai curam
– menengah dengan sisi lembah
Karst Canyons/Collapsed
K12 sangat curam – teramat curam,
Valleys
dasar lembah tak teratur dan
jembatan dapat terbentuk.
Topografi bergelombang-
melingkar dengan bukit-
A1 Sateurated dune fields berbukit rendah berbagai
bentuk, berkembang dicover
pasir kontinyu
Topografi bergelombang-
melingkar dengan bukit rendah-
A2 Non-satureted dune fields berbukit rendah dari berbagai
bentuk, berkembang dicover
pasir non-kontinyu
Relative kecil, daerah terisolasi
dengan topografi
Terpencil, bukit pasir minor
bergelombang-melingkar, bukir
A3 kompleks gundukan kecil atau
rendah ke bukit rendah berbagai
bukit besar terisolasi
bentuk atau besar, gumuk
terisolasi
Topografi hampir datar-
bergelombang dengan benjolan
A4 Lembar pasir
rendah berbentuk kubah dan
depresi dangkal
Hampir datar untuk topografi
A5 Reg/serir bergelombang ditutupi oleh
trotoar gurun
Topografi bergelombang
sedang hingga
Rendah sampai cukup miring.
S1 bergelombang kuat dengan
Tersayat menengah.
pola aliran berhubungan
dengan kekar, dan patahan
Topografi bergelombang
sedang hingga Rendah sampai topografi tebing
bergelombang kuat dengan yang cukup miring dengan
S2
pola aliran berkaitan berbentuk linear. Tersayat
dengan singkapan batuan menengah – kuat.
berlapis
Topografi bergelombang
kuat hingga perbukitan
Sedang sampai topografi tebing
S3 dengan pola aliran
yang cukup miring. Tersayat kuat.
berkaitan dengan kekar dan
patahan
Topografi perbukitan
hingga pegunungan dengan Cukup curam sampai topografi
S4 pola aliran berkaitan tebing yang sangat miring curam
dengan singkapan batuan dengan berbentuk linear. Tersayat
berlapis menengah sampai kuat.
Topografi datar hingga
Mesas / Dataran Tinggi bergelombang lemah di atas
S5
yang Dikontrol Struktur plateau dan perbukitan di bagian
tebing.
Bergelombang lemah di bagian
lereng belakang dan perbukitan
S6 Cuestas
pada lereng depan. Tersayat
lemah.
Tinggian berupa topografi
S7 Hogbacks & Flatirons
perbukitan tersayat.
Topografi bergelombang lemah
Teras Denudasional
S8 hingga perbukitan. Tersayat
Struktural
menengah.
Perbukitan Antiklin & Topografi bergelombang kuat
S9
Sinklin hingga perbukitan.
Lereng yang cukup curam hingga
rendah / topografi landai sampai
S10 Depresi Sinklin & Combes
bergelombang. Tersayat lemah –
menengah.
Topografi bergelombang kuat
S11 Kubah / Perbukitan Sisa
hingga perbukitan.
S12 Dykes Topografi bergelombang kuat
hingga perbukitan. Tersayat
menengah.
86
V1 Kepundan
V2 Kerucut Vulkanik
V6 Kaki Vulkanik
V7 Dataran Kaki Vulkanik
K3 Kubah Karst
K6 Uvala, Doline
K7 Polje
K8 Lembah Karst
K9 Ngarai