Anda di halaman 1dari 20

NAMA : ALPI SAHRIN

NIM :F1D215031

1. Jelaskan konsep komposisi bumi secara fisika dan kimia ?

2. Jelaskan pergerakan dari masing-masing pergerakan lempeng (8) Indonesia jelaskan lebih detail
?

3. Jelaskan Interaksi pada batas lempeng tektonik bumi (cari gambar)

4. Jelaskan proses sistem hydrothermal – Magmatik (subduksinya, alas an mengapa mineral yang
ada disitu).

JAWABAN

1. Komposisi kimia penyusun bumi

Menurut pendapat ahli geologi bahwa unsur kimia terbesar yang ada pada struktur
lapisan bumi adalah zat besi. Kira-kira sekitar 35% unsur penyusun bumi adalah zat besi
yang banyak ditemukan di dalam inti bumi. Pada lapisan mantel penyusun utamanya
adalah senyawa magnesium silikat yang mengandung magnesium, silikon, dan oksigen.
Unsur kimia terbanyak kedua adalah oksigen yang menyebabkan planet bumi dihuni
oleh banyak makhluk hidup dan adanya proses fotosintesis oleh tumbuhan yang
memproduksi oksigen. Komposisi kimia lainnya adalah magnesium 17%, silikon 13%,
nikel 2,7%, belerang 2,7%, kalsium 0,6% alumunium 0,4%, dan unsur-unsur kimia
lainnya.

Ahli geokimia berpendapat sekitar 47% struktur lapisan bumi pada bagian
kerak terdiri dari oksigen. Jenis bebatuan yang paling umum dijumpai di dalam kerak
bumi hampir semuanya terdiri dari unsur kimia oksida dan kurang dari 1% mengandung
klorin, sulfur dan florin. Unsur oksida seperti silika, aluminium, oksida besi, kapur,
magnesium, potas dan soda.
Fungsi utama silika adalah sebagai asam, yang membentuk batu silikat. Unsur ini
biasanya menjadi dasar dari berbagai bentuk batuan mineral beku. Hal ini berdasarkan
hasil perhitungan dari 1,672 pengamtan berbagai jenis batu-batuan, sehingga
disimpulkan bahwa 99,22% batuan terdiri dari 11 jenis oksida. Sedangkan unsur-unsur
kimia lainnya hanya ada dalam jumlah yang sedikit.

Berdasarkan sifat – sifat kimia, lapisan Bumi dapat dibagi menjadi :

1.Crust (Kerak Bumi), merupakan bagian terluar Bumi, memiliki komposisi dan
ketebalan berbeda dan beragam dari satu tempat ke tempat lain. Tebal kerak Bumi sekitar
70 km. Bagian atas kerak Bumi disebut lapisan SiAL yang penyusun utamanya berupa
oksigen, silika, dan alumunium, sedangkan lapisan bawahnya terdiri atas lapisan SIMA,
mineral utama yang dikandungnya adalah Silika dan magnesium. Terdapat dua jenis kerak
Bumi:
a. Continental Crust (Kerak Benua), tebalnya 10 – 70 km, terdiri dari batuan yang ringan
mengandung banyak silika (SiO2). Terdiri dari batuan kristalin dengan unsur – unsur Si
(silika) dan Al (aluminium).
b. Oceanic Crust (Kerak Samudra), ketebalannya 8 – 13 km, terdiri dari batuan yang sangat
padat, berwarna gelap, tersusun dari unsur Si (silika) dan Mg (magnesium).
2. Mantle ( Mantel ), merupakan lapisan di bawah kerak Bumi, dicirikan oleh adanya
peningkatan gelombang – gelombang panas, memiliki ketebalan 3.488 km. Pada lapisan
ini bersifat semi cair, banyak mengandung mineral dan ferromagnesian (campuran besi dan
magnesium). Mantel dapat dibagi menjadi 2 bagian:
a. Upper Mantle (mantel bagian atas), memiliki ketebalan 400 km, bersifat plastis (padat
tapi kenyal) atau semiplastis, mempunyai zona transisi dengan ketebalan 670 km.
b. Lower Mantle (mantel bagian bawah), terdiri dari bahan yang kaya unsur nikel dan besi,
berada pada kedalaman antara 1000 – 2900 km.
3. Core ( Inti ), terletak di bawah mantel Bumi pada kedalaman 2.900 – 6730 km, tersusun
atas besi (Fe) dan Nikel (Ni), yang datanya diketahui dari gelombang seismik, eksperimen,
dan komposisi iron meteorites ( besi meteorit ). Inti Bumi dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Inti luar , kedalaman 2900 – 5100 km tersusun oleh komposisi silika, belerang dan O2
bersifat cair.
b. Inti dalam, kedalaman 5100 – 6730 km. Komposisi besi padat (Fe) dan nikel (Ni) bersifat
padat.

B. Fisik bumi
1. Inti (core)
Lapisan inti disebut juga barisfer. Lapisan inti terdiri dari inti dalam yang padat dan inti
luar yang berbentuk likuid. Inti dalam komposisinya berupa besi (ferrum) dan nikel
(niccolum) sehingga disebut juga lapisan nife. Inti luar komposisinya berupa besi dan
silikat. Inti bumi memiliki jari-jari setebal 3.470 km dan batas luarnya kurang lebih 2.900
km. Inti dalam dan inti luar dipisahkan oleh lapisan peralihan setebal 140 km. Inti bumi
dibungkus oleh mantel yang berkomposisi kaya magnesium. Inti dan mantel dibatasi oleh
Gutenberg Discontinuity.
2. Mantel atau Selimut
Lapisan mantel terletak di bawah lapisan kerak bumi. Sesuai dengan namanya, lapisan ini
berfungsi untuk melindungi bagian dalam bumi. lapisan mantel tebalnya mencapai 2.900
km dan merupakan lapisan batuan padat yang mengandung silikat dan magnesium. Suhu
di bagian bawah mantel mencapai 3.000 °C, tetapi tekanannya belum mempengaruhi
kepadatan batuan.

Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun bumi. Pada gambar tersebut, terlihat bahwa
lapisan mantel terdiri dari 3 lapisan, yaitu: litosfer, astenosfer, dan mesosfer. Ketiga lapisan
tersebut memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda. Penjelasan mengenai ketiga lapisan
tersebut, secara lengkap diuraikan sebagai berikut.
a. Litosfer
Litosfer merupakan lapisan terluar dari mantel bumi dan tersusun atas materi-materi padat,
terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 100 km. Bersama-sama dengan kerak
bumi, kedua lapisan ini disebut lempeng litosfer. Litosfer tersusun atas dua lapisan utama,
yaitu lapisan sial dan lapisan sima.
 Lapisan sial adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silium dan alumunium.
Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO2dan Al2O. Batuan yang terdapat dalam
lapisan sial antara lain: Granit, Andesit, dan batuan metamorf.
 Lapisan sima adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silium dan magnesium.
Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO2 dan MgO. Berat jenis lapisan sima lebih
besar daripada lapisan sial. Hal itu karena lapisan sima mengandung besi dan magnesium.
b. Astenosfer
Astenosfer merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan litosfer. Lapisan ini tebalnya
100-400 km. Lapisan ini diduga sebagai tempat formasi magma (magma induk). Tingginya
suhu di lapisan ini (mencapai antara 1.400oC sampai 3.000oC) menyebabkan semua materi
dalam keadaan cair atau semicair.

c. Mesosfer
Mesosfer merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan astenosfer. Lapisan ini
tebalnya 2.400 sampai 2.700 km. Mesosfer tersusun dari campuran batuan basa dan besi.
Secara fisik, material mesosfer bersifat padat. Gambar di bawah ini dapat menjelaskan
tentang karakteristik lapisan mantel.

Gambar di atas menunjukkan pembagian lapisan penyusun bumi yang didasarkan pada
sifat fisik dan kimia materialnya. Secara kimia, bumi terbagi dalam 3 lapisan, yaitu: lapisan
inti, mantel, dan kerak. Silikat merupakan material penyusun kerak dan mantel, sedangkan
besi sebagai material penyusun inti. Sebaliknya, secara fisik bumi terbagi menjadi 5
lapisan, yaitu: lapisan inti dalam, inti luar, mesosfer, astenosfer, dan litosfer. Kelima
lapisan tersebut dibedakan bentuk fisiknya, yaitu: padat dan cair

3. Kerak
Kerak bumi merupakan lapisan kulit bumi paling luar (permukaan bumi). Lapisan kerak
bumi tebalnya mencapai 70 km dan tersusun atas batuan basa dan asam. Tebal lapisan ini
berbeda antara di darat dan di dasar laut. Di darat tebal lapisan kerak bumi mencapai 20-
70 km, sedangkan di dasar laut mencapai sekitar 10-12 km. Suhu di bagian bawah kerak
bumi mencapai 1.100°C. Kerak dengan mantel dibatasi oleh Mohorovivic Discontinuity
Kerak bumi terdiri dari dua jenis, yaitu kerak samudera dan benua.

2.) a. lempeng pasific


Lempeng Pasifik ialah lempeng tektonik samudra di dasar Samudra Pasifik. Ke utara di sisi timur
ada batas divergen dengan Lempeng Penjelajah, Juan de Fuca dan Gorda yang berturut-
turut membentuk Punggung Penjelajah, Juan de Fuca dan Gorda. Ke tengah di bagian sisi
timur ada batas peralihan dengan Lempeng Amerika Utara sepanjang Patahan San
Andreas dan batas dengan Lempeng Cocos. Ke selatan di bagian timur ada batas
divergen dengan Lempeng Nazca yang membentuk Tanjakan Pasifik Timur. Di bagian
selatan ada batas divergen dengan Lempeng Antartika yang membentuk Punggung
Pasifik-Antartika. Di bagian barat ada batas konvergen yang mensubduksi di
bawah Lempeng Eurasia ke utara dan Lempeng Filipina di tengah yang membentuk Parit
Mariana. Di selatan, Lempeng Pasifik memiliki batas yang kompleks namun umumnya
konvergen dengan Lempeng Indo-Australia, yang mensubduksi di bawahnya ke
utara Selandia Baru. Patahan Alpen menandai batas peralihan antara 2 lempeng, dan lebih
lanjut ke utara Lempeng Indo-Australia mensubduksi di bawah Lempeng Pasifik. Di
bagian utara ada batas konvergen yang mensubduksi di bawah Lempeng Amerika
Utara yang membentuk Parit Aleut dan Kepulauan Aleut di dekatnya.lempeng Pasifik
memuat interior hot spot dalam yang membentuk Kepulauan Hawaii.
B. Lempeng afrika adalah lempeng tektonik yang meliputi benua Afrika , maupun kerak
samudera yang terletak di antara benua dan berbagai pegunungan laut sekitarnya. Sisi barat
adalah batas divergen dengan Lempeng Amerika Utara di utara dan Lempeng Amerika
Selatan ke selatan membentuk bagian tengah dan selatan dari Mid-Atlantic Ridge .
Lempeng Afrika dibatasi di timur laut oleh Lempeng Arab, tenggara oleh Lempeng Indo-
Australia , di utara dengan Lempeng Eurasia dan Lempeng Anatolia , dan di selatan oleh
Lempeng Antartika . Semua ini adalah batas divergen atau menyebar dengan pengecualian
dari batas utara dengan Lempeng Eurasia (kecuali untuk segmen pendek dekat Azores Rift
Terceira ).
C. Lempeng Antartika adalah sebuah lempeng tektonik yang meliputi benua
Antartika serta bentangan samudra yang melingkupinya. Lampang Antartika berbatasan
dengan Lempeng Nazca, Lempeng Amerika Selatan, Lempeng Afrika, Lempeng Indo-
Australia, Lempeng Scotia, serta perbatasan yang memanjang dengan Lempeng
Pasifik yang membentuk Punggung laut Pasifik-Antartika. Luas Lempeng Antartika kira-
kira mencapai 60.900.000 kilometer persegi. Ia merupakan lempeng kelima terbesar di
dunia. Pergerakan Lempeng Antartika diperkirakan setidaknya mencapai 1 cm/per tahun,
menuju ke arah Samudra Atlantik.
D. Lempeng Eurasia adalah lempeng tektonik terbesar ketiga yang berada di
daerah Eurasia, daratan yang terdiri dari benua Eropa dan Asia kecuali di
daerah India, Jazirah Arab, dan timur Pegunungan Verkhoyansk di Siberia Timur. Sisi
timurnya dibatasi Lempeng Amerika Utara dan Lempeng Filipina. Sisi selatannya
dibatasi Lempeng Afrika. Sisi baratnya dibatasi oleh Lempeng Amerika Utara. Lempeng
Sunda merupakan bagian dari Lempeng Eurasia yang rumit secara tektonik dan aktif secara
seismik.
E. Lempeng Amerika Utara adalah lempeng tektonik yang meliputi seluruh Amerika
utara, Greenland dan sebagian Siberia dan Islandia. Lempeng ini berbatasan
dengan Pegunungan Mid-Atlantik di timur dan Pegunungan Chersky di barat. Lempeng ini
meliputi baik lempeng kontinental maupun lempeng samudera.
F. Lempeng Amerika Selatan adalah sebuah lempeng tektonik benua yang
meliputi benua Amerika Selatan dan wilayah Samudra Atlantik yang cukup luas yang
melingkupinya, yang meluas ke arah timur hingga mencapai Punggungan Tengah Atlantik.
Sisi timur lempeng ini memiliki batas divergen dengan Lempeng Afrika, yang merupakan
bagian selatan dari Punggungan Tengah Atlantik. Sisi selatan lempeng ini berbatasan
dengan Lempeng Antartika dan Lempeng Scotia. Sisi barat memiliki batas
konvergen dengan Lempeng Nazca yang tersubduksi ke bawah lempeng ini. Sisi utara
mimiliki batas dengan Lempeng Karibiadan kerak samudera dari Lempeng Amerika
Utara. Pada tempat bertemunya tiga lempeng tektonik di lepas pantai Semenanjung
Taitao dan Tres Montes, terdapat Punggungan Chili (berada di bawah permukaan laut)
yang juga tersubduksi ke bawah Lempeng Amerika Selatan ini. Lempeng Amerika Selatan
bergerak ke arah barat, yaitu menjauhi Punggungan Tengah Atlantik. Sedangkan Lempeng
Nazca yang lebih padat dan bergerak ke arah timur tersubduksi ke bawah tepi barat
Lempeng Amerika Selatan di sepanjang pantai Pasifik dari benua tersebut, dengan
kecepatan 77 mm per tahun. Perbenturan lempeng-lempeng ini adalah penyebab
terangkatnya Pegunungan Andes yang besar itu serta keberadaan gunung-gunung berapi
yang bertebaran di sepanjang pegunungan tersebut
G. Lempeng India adalah sebuah lempeng tektonik utama yang membentangi khatulistiwa
di belahan bumi timur. Awalnya merupakan bagian dari benua purba Gondwana, India
memisahkan diri dari fragmen-fragmen Gondwana lainnya 100 juta tahun silam dan mulai
bergerak ke utara. Setelah menyatu dengan Australia yang berdekatan untuk membentuk Lempeng
Indo-Australia tunggal, studi terbaru menunjukkan bahwa India dan Australia telah menjadi
lempeng yang terpisah setidaknya 3 juta tahun dan mungkin lebih lama. Lemepng India mencakup
sebagian besar Asia Selatan-yakni anak benua India-dan sebagian dari cekungan di
bawah Samudra Hindia, termasuk bagian dari Tiongkok Selatan dan Indonesia bagian barat, dan
membentang sampai, namun tidak termasuk Ladakh, Kohistan, dan Balochistan. Hingga kira-
kira 140 juta tahun silam, Lempeng India membentuk bagian dari superbenua
Gondwana bersama dengan Afrika, Australia, Antartika, dan Amerika Selatan saat ini.
Gondwana terpecah karena benua-benua ini bergerak terpisah pada kecepatan yang
berbeda, suatu proses yang menyebabkan terbukanya Samudra Hindia. Pada
masa Cretaceous akhir, sekitar 100 juta tahun silam dan setelah terpecahnya Madagas
kardan India yang sebelumnya tergabung dengan Gondwana, Lempeng India memisahkan
diri dari Madagaskar. Lempeng ini mulai bergerak ke utara, pada sekitar 20 sentimetres
(7,9 in) per tahun, dan diyakini mulai bertumbukan dengan Asia setidaknya sejak 55 juta
tahun silam, pada zaman Eosen dari Senozoikum. Namun, beberapa penulis berpendapat
bahwa tumbukan antara India dan Eurasia terjadi masih lama kemudian, sekitar 35 juta
tahun silam. Jika tumbukan terjadi antara 55 dan 50 juta tahun silam, Lempeng India akan
menempuh jarak 3.000 to 2.000 kilometres (1.900 to 1.200 mi), bergerak lebih cepat
daripada lempeng lain yang diketahui. Pada tahun 2012, data paleomagnetik dari Himalaya
Raya digunakan untuk mengusulkan dua tumbukan untuk merekonsiliasi perbedaan antara
ukuran penyusutan kerak bumi di Himalaya (~ 1300 & nbsp; km) dan ukuran konvergensi
antara India dan Asia (~3600 km). Para penulis ini mengusulkan sebuah fragmen
kontinental dari Gondwana bagian utara yang bergerak terpisah dari India, melakukan
perjalanan ke utara, dan memulai "tumbukan lembut" antara Himalaya Raya dan Asia pada
~ 50 juta tahun silam. Ini diikuti oleh "tumbukan keras" antara India dan Asia yang terjadi
pada ~ 25 juta tahun silam. Subduksi dari cekungan samudra yang dihasilkan yang
terbentuk di antara fragmen Himalaya Raya dan India menjelaskan perbedaan yang jelas
antara perkiraan penyusutan kerak bumi di Himalaya dan data paleomagnetik dari India
dan Asia.

H. Lempeng Indo-Australia adalah nama untuk dua lempeng tektonik yang


termasuk benua Australia dan samudra di sekelilingnya yang memanjang ke barat laut
sampai termasuk anak benua India dan perairan di sekelilingnya. Terbagi atas 2 lempeng
sepanjang perbatasan yang kurang aktif: lempeng Australia dan lempeng India yang lebih
kecil. Kedua lempeng itu bergabung bersama antara 50 sampai 55 juta tahun abad, sebelum
masa itu, kedua lempeng itu bergerak sendiri-sendiri. India, Meganesia (Australia, Nugini,
dan Tasmania), Selandia Baru, dan Kaledonia Baru adalah fragmen benua
kuno Gondwana. Penyebaran dasar lautan memisahkan benua-benua itu satu sama lain,
namun seperti pusat penyebaran ini tidak aktif yang diperkirakan telah bergabung menjadi
lempeng tunggal. Penelitian terkini mengindikasikan bahwa lempeng-lempeng itu sedang
memisah, namun akan memakan waktu untuk mempublikasikan fakta ini dengan benar.
Pengukuran GPS terkini di Australia menyatakan bahwa gerakan lempeng sebesar 35
derajat timur utara dengan kecepatan 67 mm/th. Catat juga arah dan kecepatan yang sama
untuk titik di Auckland, Pulau Natal dan India selatan. Kemungkinan perubahan kecil ke
arah Auckland karena lengkungan kecil lempeng di sana, di mana lengkungan itu
ditekan lempeng Pasifik. Bagian timur ialah batas konvergen dengan lempeng
Pasifik yang mensubduksi. Lempeng Pasifik yang mensubduksi di bawah lempeng
Australia membentuk Parit Kermadec, busar laut Tonga dan Kermadec. Selandia
Baru membujur sepanjang batas tenggara lempeng. Selandia Baru dan Kaledonia Baru
ialah ujung selatan dan utara bekas benua Tasmantis, yang berpisah dari Australia 85 juta
tahun lalu. Bagian tengah Tasmantis tenggelam di laut, dan kini merupakan Tanjakan Lord
Howe. Bagian selatannya ialah batas divergen dengan lempeng Antartika. Batas barat
dibatasi dengan lempeng India yang membentuk perbatasan dengan lempeng Arab ke
utara dan lempeng Afrika ke selatan. Batas utara lempeng India ialah batas
konvergen dengan lempeng Eurasia yang membentuk pegunungan Himalaya dan Hindu
Kush. Bagian timur laut lempeng Australia membentuk batas subduksi dengan lempeng
Eurasia di batas Lautan Hindia dari Bangladesh, ke Myanmar (bekas Burma) ke barat
daya pulau Sumatera dan Kalimantan di Indonesia. Batas subduksi yang melalui Indonesia
dibelokkan di garis Wallace biogeografis yang memisahkan fauna asli Asia dari
Australasia.

SEGMENTASI INDO-AUSTRALIA
Dahulunya, daratan india dan australia disatukan dalam super continent atau disebut juga
sebagai gondwana. Pada awal cretaceous keduanya terpisah akibat rifting. Penyebaran
dasar lautan memisahkan benua-benua itu satu sama lain. Produk dari aktivitas tersebut
menghasilkan kerak samudera yang berumur relatif lebih muda dibandingkan dengan kerak
india dan australia karena baru terbentuk ketika rifting terjadi. Hal tersebutlah yang
menyebabkan terjadi adanya segmentasi pada lempeng indo australia. Dimana pada satu
bagian merupakan kerak samudera dan dibagian satunya merupkan kerak benua. Kerak
samudera tersebut merupakan yang kita sebut sebagai samudera hindia yang menunjam ke
arah indonesia, dan kerak benua tersebut merupakan pulau papua dan daratan australia
yang bergerak ke arah utara. Kerak samudra memiliki komposisi batuan utama yaitu Basalt
dan kerak benua memiliki komposisi batuan utama yaitu Granit. Dari segmentasi tersebut
akibatnya lempeng yang bergerak merupakan lempeng samudera menuju indonesia bagian
barat sehingga terjadi subduksi. Implikasi dari proses subduksi yang terjadi tersebut,
produk yang dihasilkan dari proses subduksi adalah berupa sederetan gunung api. Dari
gunung api tersebut dihasilkan material material tambang seperti pasir, silica dan mineral
lain nya. Serta akibat subduksi tadi brerkaitan dengan pergerakan lempeng di atas maka
akan terkait dengan terbentuknya cekungan wilayah Indonesia itu sendiri, cekungan-
cekungan busur muka terbentuk sepanjang batas tumbukan lempeng-lempeng, yang
keterdapatannya dekat zona penunjaman, dan letaknya antara busur luar non vulkanik dan
busur dalam vulkanik. Dimana cekungan tersebut dapat menjadi sourcerock yang kaya
akan hidrokarbon. Dari segi kebencanaan, seperti yang telah dikatakan sebelumnya,bahwa
terdapat sederetan gunung api yang menempatkan Indonesia dalam kawasan Ring of Fire
sehingga potensi kebencanaan di kawasan Indonesia sangatlah tinggi. Akan sering terjadi
gempa karena secara tektonik Indonesia terletak pada 3 lempeng aktif.

TEKTONIK INDONESIA
Pada 50 juta tahun yang lalu (Awal Eosen), setelah benua kecil India bertubrukan
dengan Himalaya, ujung tenggara benua Eurasia tersesarkan lebih jauh ke arah tenggara
dan membentuk kawasan Indonesia bagian barat. Saat itu kawasan Indonesia bagian timur
masih berupa laut (laut Filipina dan Samudra Pasifik). Lajur penunjaman yang bergiat sejak
akhir Mesozoikum di sebelah barat Sumatera, menyambung ke selatan Jawa dan melingkar
ke tenggara – timur Kalimantan – Sulawesi Barat, mulai melemah pada Paleosen dan
berhenti pada kala Eosen. Pada 45 juta tahun lalu. Lengan Utara Sulawesi terbentuk
bersamaan dengan jalur Ofiolit Jamboles. Sedangkan jalur Ofiolit Sulawesi Timur masih
berada di belahan selatan bumi. Pada 20 jutatahun lalu benua-benua mikro bertubrukan
dengan jalur Ofiloit Sulawesi Timur, dan Laut Maluku terbentuk sebagai bagian dari Lut
pilipina. Laut Cina Selatan mulai membuka dan jalur tunjaman di utara Serawak – Sabah
mulai aktif.pada 10 juta tahun lalu, benua mikro Tukang Besi – Buton bertubrukan dengan
jalur Ofiolit di Sulawesi Tenggara, tunjaman ganda terjadi di kawasan Laut Maluku, dan
Laut Serawak terbentuk di Utara Kalimantan. pada 5 juta tahun lalu, benua mikro Banggai-
Sula bertubrukan dengan jalur ofiolit Sulawesi Tim ur, dan mulai aktif tunjangan miring di
utara Irian Jaya-Papua Nugini

3). interaksi pada batas lempeng tektonik

Batas-batas dari ke 13 lempeng tersebut diatas dapat dibedakan berdasarkan interaksi antara
lempengnya sebagai berikut (gambar ):
(1) Batas Konvergen:
Batas konvergen adalah batas antar lempeng yang saling bertumbukan. Batas lempeng konvergen
dapat berupa batas Subduksi (Subduction) atau Obduksi (Obduction). Batas subduksi adalah batas
lempeng yang berupa tumbukan lempeng dimana lsalah satu empeng menyusup ke dalam perut
bumi dan lempeng lainnya terangkat ke permukaan. Contoh batas lempeng konvergen dengan tipe
subduksi adalah Kepulauan Indonesia sebagai bagian dari lempeng benua Asia Tenggara dengan
lempeng samudra Hindia
Australia di sebelah selatan Sumatra-Jawa-NTB dan NTT. Batas kedua lempeng ini berupa suatu
zona subduksi yang terletak di laut yang berbentuk palung (trench) yang memanjang dari Sumatra,
Jawa, hingga ke Nusa Tenggara Timur. Contoh lainnya adalah kepulauan Philipina, sebagai hasil
subduksi antara lempeng samudra Philipina dengan lempeng samudra Pasifik. Obduksi adalah
batas lempeng yang merupakan hasil tumbukan lempeng benua dengan benua yang membentuk
suatu rangkaian pegunungan. Contoh batas lempeng tipe obduksi adalah pegunungan Himalaya
yang merupakan hasil tumbukan lempeng benua India dengan lempeng benua Eurasia.
(2) Batas Divergen:
Batas divergen adalah batas antar lempeng yang saling menjauh satu dan lainnya. Pemisahan ini
disebabkan karena adanya gaya tarik (tensional force) yang mengakibatkan naiknya magma
kepermukaan dan membentuk material baru berupa lava yang kemudian berdampak pada lempeng
yang saling menjauh. Contoh yang palingterkenal dari batas lempeng jenis divergen adalah
Punggung Tengah Samudra (Mid OceanicRidges) yang berada di dasar samudra Atlantik,
disamping itu contoh lainnya adalah riftingyang terjadi antara benua Afrika dengan Jazirah Arab
yang membentuk laut merah.
(3) Batas Transform: Batas transform adalah batas antar lempeng yang saling berpapasan
dansaling bergeser satu dan lainnya menghasilkan suatu sesar mendatar jenis Strike Slip
Fault .Contoh batas lempeng jenis transforms adalah patahan San Andreas di Amerika Serikatyang
merupakan pergeseran lempeng samudra Pasifik dengan lempeng benua
AmerikaUtara.Berdasarkan teori tektonik lempeng, lempeng-lempeng yang ada saling bergerak
danberinteraksi satu dengan lainnya. Pergerakan lempeng lempeng tersebut juga secara
tidaklangsung dipengaruhi oleh rotasi bumi pada sumbunya. Sebagaimana diketahui bahwa
kecepatan rotasi yang terjadi bola bumi akan akan semakin cepat ke arah ekuator
TATANAN TEKTONIK
Tatanan tektonik yang ada disuatu wilayah sangat dipengaruhi oleh posisi tektonik
yangbekerja di wilayah tersebut. Sebagaimana sudah dijelaskan pada sub bab sebelumnya,
interaksiantar lempeng yang terjadi pada batas-batas lempeng konvergen, divergen dan
transform akanmenghasilkan tatanan tektonik tertentu (gambar 5-3)

(Gambar 5.3 Tatanan Tektonik pada Batas Lempeng Divergen, BatasLempeng Konvergen, dan Batas Lempeng
Transform)

(Gambar 5.4Tatanan Tektonik pada Batas Lempeng Konvergen (lempeng samudra


dan lempeng samudra)

Tatanan tektonik yang terjadi pada batas lempeng konvergen, dimana lempeng
samudradan lempeng samudra saling bertemu akan menghasilkan suatu rangkaian busur
gunungapi(volcanic arc) yang arahnya sejajar / simetri dengan arah palung (trench).
Cekungan Busur Belakang(Back Arc Basin) berkembang dibagian belakang busur gunung
api Contoh kasus darimodel ini adalah rangkaian gunungapi (gambar 5-4) di kepulauan
Philipina yang merupakan hasil tumbukanlempeng laut Philipina dengan lempeng samudra
Pasifik.
Pada batas lempeng konvergen, dimana terjadi tumbukan antara lempeng samudra
danlempeng benua (gambar 5-5), maka tatanan tektoniknya dicirikan oleh Palung (Trench),
PrismaAkresi (Accretion Prism), Cekungan Busur Muka (Forearc Basin), Busur
Kepulauan Gunungapi(Volcanic Island Arc), dan Cekungan Busur Belakang (Backarc
Basin Contoh klasik dari batas lempeng konvergen, dimana terjadi tumbukan antara
lempengsamudra dan lempeng benua adalah kepulauan Indonesia, khususnya jalur pulau-
pulau: Sumatra,Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan berakhir di
kepulauan Banda. Padagambar 5-6 diperlihatkan batas konvergensi antara lempeng India-
Australia dan lempeng benuaEurasia (pulau Sumatra). Kedua lempeng dibatasi oleh suatu
lajur yang dikenal sebagai Palung LautSubduksi (Subduction Trench) yang merupakan
hasil subduksi antara kedua lempeng tersebut diatas

Gambar 5-5 Komponen komponen pada Zona Subduksi (lempeng samudra danlempeng benua) : Palung (Trench),
Struktur Tinggian / PrismaAkresi (Structural High); Cekungan Busur Muka (Forearc Basin),Jalur Busur Gunungapi
(Volcanic Arc); dan Cekungan BusurBelakang (Back arc Basin

Gambar 5-7 memperlihatkan tatanan tektonik pulau Sumatra yang tersusun dari
PrismaAkrasi/Accretionary Wedge (Pulau Siemelue, P.Nias, P. Telo, P.Engganau, P. Batu, P.
Mentawai);Cekungan Busur Luar / Muka (Forearc Basin); Busur Gunungapi (Volcanic Arc) dan
Cekungan BusurBelakang (Backarc Basin). Batas lempeng konvergen yang berupa batas suture
dapat kita lihatantara pertemuan lempeng benua India dengan lempeng benua Eurasia. Kedua
lempeng tersebutdibatasi oleh suatu jalur pegunungan yang dikenal dengan pegunungan
Himalaya. Pada gambar 5-8ditandai oleh garis warna biru.Tatanan tektonik pada batas lempeng
Divergen, dimana lempeng benua mengalamipemekaran (continental rifting) dengan terbentuknya
laut baru dapat kita lihat terutama diPematang Tengah Samudra (Pemisahan Benua Amerika dan
Afrika), Laut Merah (Benua Afrika danSemenanjung Sinai / Jazirah Arab) serta Rifting yang
terjadi di Afrika Timur Bagian Utara (gambar 5-9)

Gambar 5-6 Batas Lempeng Konvergen (Lempeng Benua India-Australia danLempeng Benua Eurasia diwakili oleh
pulau Sumatra)

Gambar 5-7. Tatanan Tektonik Pulau Sumatra: Palung Sunda (Sunda Trench),Jalur Prisma Akresi (P.Simelue, P. Nias, P. Nias, P.
Enggano),Cekungan Busur Muka (Forearc Basin), Jalur Gunungapi(Volcanic Arc), dan Cekungan Busur Belakang (Backarc
Basin).
Gambar 5-9 Pembentukan rift di benua Afrika Timur Bagian Utara(Ethiopian Rift; East African Rift)

Gambar 5-8. Zona Suture sebagai batas lempeng konvergen(Lempeng Benua India dan Lempeng Benua Eurasia)

4.) Hidrotermal berkaitan dengan air panas yang biasa dipakai dalam pembentukan logam melalui
pemanasan (dengan cairan panas yang naik dari magma yang mendingin). mineral yang terbentuk
di lingkungan hidrotermal adalah hasil presipitasi dari larutan air panas. Pada pelepasan material
lama dan pengendapan material baru menjadi ciri aktivitas hidrotermal, serta banyak mineral
pembentuk proses yang melibatkan solusi, termasuk pelapukan dan diagenesa.
Hidrotermal merupakan suatu proses pembentukan mineral yang terjadi disekitar sumber dari
panas bumi didalam kulit bumi yang terjadi akibat adanya injeksi dari magma terhadap air dengan
kata lain terjadi pelarutan oleh magma sisa yang bercampur dengan air tanah sehingga mengalami
pengkristalan.ada beberapa situasi geologi yang dinamis di mana air "dingin" menjadi panas. Air
di atas sekitar 50oC dianggap sebagai cairan hidrotermal. Dalam beberapa situasi, pemanasan
dilakukan pada suhu di atas titik kritis H2O (374oC untuk H2O murni). Karakteristik air yang
berubah sama saat itu, jadi suhu tinggi H2O lebih tepat disebut sebagai fase air. Air terjebak dalam
ruang pori akumulasi sedimen dan dalam mineral hidrat dan bantalan-hidroksil dari akumulasi
sedimen dipanaskan selama penimbunan di cekungan sedimen.

● Proses Hidrotermal
1. Dihasilkan oleh presipitasi larutan air panas (hidrothermal).
2. Larutan hidrotermal bisa berupa air magmatik, air meteorik atau air magmatik bercampur
dengan air meteorik.
3. Misalnya: kalsit terbentuk melalui 2 tahap secara berulang-ulang:
(1) pelarutan Ca2+ dan CO32- ke dalam larutan,
(2) presipitasi (kristalisasi) kalsit (CaCO3) dari larutan.
Lingkungan aktivitas hidrotermal Dapat dikelompokkan berdasarkan proses pembentukan
kumpulan mineralnya:
(1) Lingkungan fumarol: mineral terbentuk oleh proses:

(a) sublimasi dari pendingan gas volkanik,

(b) sublimasi dari pendinginan gas volkanik yang bercampur dengan udara, dan

(c) pada permukaan batuan volkanik.

(2) Lingkungan mataair panas banyak dijumpai didekat gunungapi aktif atau geotermal. Contoh
mineralnya: sinabar, emas, silika, belerang (solfatara), dll.

(3) Lingkungan ekshalatif bawah air, terjadi dibawah laut (submarine exhalative), misalnya
white smokers menghasilkan mineral kalsium sulfat dan silika koloid; sedangkan black smokers
mengandung mineral sulfida yang kalau ekonomis menjadi endapan VMS.

(4) Lingkungan bawah permukaan dangkal, dikenal dalam geologi ekonomi sebagai
lingkungan epitermal. Lingkungan ini menghasilkan endapan-endapan yang ekonomis, seperti
emas, perak, seng, dan timbal.
(5) Lingkungan volkanik endomagmatik adalah lingkungan hidrotermal vesicles, vesicular
cavities, amygdules. Lingkungan ini banyak menghasil mineral zeoa.

Karakteristik Endapan Epitermal Sulfida Rendah / Tipe Adularia-Serisit ( Epithermal Low


Sulfidation )

a. Endapan epitermal sulfidasi rendah dicirikan oleh larutan hidrotermal yang bersifat netral dan
mengisi celah-celah batuan. Tipe ini berasosiasi dengan alterasi kuarsa-adularia, karbonat, serisit
pada lingkungan sulfur rendah dan biasanya perbandingan perak dan emas relatif tinggi. Mineral
bijih dicirikan oleh terbentuknya elektrum, perak sulfida, garam sulfat, dan logam dasar sulfida.
Batuan induk pada deposit logam mulia sulfidasi rendah adalah andesit alkali, dasit, riodasit atau
riolit. Secara genesa sistem epitermal sulfidasi rendah berasosiasi dengan vulkanisme riolitik. Tipe
ini dikontrol oleh struktur-struktur pergeseran (dilatational jog).

b. Genesa dan Karakteristik Endapan ini terbentuk jauh dari tubuh intrusi dan terbentuk melalui
larutan sisa magma yang berpindah jauh dari sumbernya kemudian bercampur dengan air meteorik
di dekat permukaan dan membentuk jebakan tipe sulfidasi rendah, dipengaruhi oleh sistem boiling
sebagai mekanisme pengendapan mineral-mineral bijih. Proses boiling disertai pelepasan unsur
gas merupakan proses utama untuk pengendapan emas sebagai respon atas turunnya tekanan.
Perulangan proses boiling akan tercermin dari tekstur “crusstiform banding” dari silika dalam urat
kuarsa. Pembentukan jebakan urat kuarsa berkadar tinggi mensyaratkan pelepasan tekanan secara
tiba-tiba dari cairan hidrotermal untuk memungkinkan proses boiling. Sistem ini terbentuk pada
tektonik lempeng subduksi, kolisi dan pemekaran (Hedenquist dkk., 1996 dalam Pirajno, 1992).
c. Interaksi Fluida Epithermal Low Sulphidation terbentuk dalam suatu sistem geotermal yang
didominasi oleh air klorit dengan pH netral dan terdapat kontribusi dominan dari sirkulasi air mete
d. Model Konseptual Endapan Emas Epitermal Sulfidasi Rendah merupakan bahwa endapan
ephitermal sulfidasi rendah berasosiasi dengan lingkungan volkanik, tempat pembentukan yang
relatif dekat permukaan serta larutan yang berperan dalam proses pembentukannya berasal dari
campuran air magmatik dengan air meteorit

- Karakteristik Endapan Epitermal Sulfida Tinggi (Epithermal High Sulfidation) atau Acid Sulfat
Endapan epitermal high sulfidation dicirikan dengan host rock berupa batuan vulkanik
bersifat asam hingga intermediet dengan kontrol struktur berupa sesar secara regional atau intrusi
subvulkanik, kedalaman formasi batuan sekitar 500-2000 meter dan temperatur 1000C-3200C.
Endapan Epitermal High Sulfidation terbentuk oleh sistem dari fluida hidrotermal yang berasal
dari intrusi magmatik yang cukup dalam, fluida ini bergerak secara vertikal dan horizontal
menembus rekahan-rekahan pada batuan dengan suhu yang relatif tinggi (200-3000C), fluida ini
didominasi oleh fluida magmatik dengan kandungan acidic yang tinggi yaitu berupa HCl, SO2,
H2S

- Endapan Porfiri Endapan profiri adalah endapan mineral yang terjadi akibat suatu intrusi yang
bersifat intermedier-asam, yang kemudian terjadi kontak dengan batuan samping yang
mengakibatkan terjadinya mineralisasi. Porfiri bersifat epigenetik. Produk utama dari Porfiri
adalah Cu-Au atau Cu-Mo. Porfiri terbentuk dari beberapa aktifitas intrusi, terdiri dari kumpulan
dike dan breksi intrusi. Mineralisasi terjadi akibat alterasi batuan samping, disseminated dan
stockwork mineralization. Alterasi yang terjadi pada host rock intensif dan ektensif akibat dari
fluida hidrotermal yang terbentuk. Pada dasarnya endapan porfiri mempunyai tonnase yang besar
dan grade yang kecil. Endapan Porfiri adalah endapan penghasil tembaga (Cu) terbesar, lebih dari
50 %. Endapan porfiri umumnya terbentuk pada jalur orogenic.

- Endapan Greisen System endapan greisen merupakan system endapan bijih yang terbentuk pada
fase post magmatik suatu pembekuan magma. Fase post magmatik merupakan fase dimana batuan
sudah membeku dan mengahasilkan fluida sisa pembekuan magma yang didominasi fase gas,
kemuadian fluida inilah yang akan bereaksi dengan batuan samping. Proses ini juga diistilahkan
sebagai fase Penumatolitis. Lebih jauh dalam suatu endapan mineral dimana fluidahidrotermal
menjadi salah satu faktor pengontrolnya maka fluidahidrotermal ini dapat di bagi menjadi dua
yaitu fase gas dan fase cair. Pada fase gas inilah yang disebut sebagai fase penumatolitis dan fase
cair sebagai fase hidrotermal. Sistem endapan greisen biasanya beraosiasi dengan beberapa unsur
yaitu Sn, W, Mo, Be, Bi, Li dan F. Sistem ini dapat terbentuk dalam dua tipe yaitu endogreisen
dimana fluida tetap didalam batuan granitiknya tipe ini juga disebut sistem tertutup. Kemudian
tipe eksogreisen dimana fluida keluar melalui rekahan-rekahan yang ada pada batuan samping tipe
ini juga disebut sebagai sistem terbuka.
DAFTAR PUSTAKA

Alfred Wegener (1966). The Origin of Continents and Oceans. Courier Dover. hlm. 246.

Alfred Wegener (1966). The Origin of Continents and Oceans. Courier Dover. hlm. 246.

Boedihardi, M., Suranto, Sudarman, S., 1991. Evaluation of he Dieng Geothermal Field;

Review of Deveopment Strategy, Proceeding Indonesian Petroleum Association

Twentieth Annual Convention Vol. 1, pp. 347-351.

Badgley, P.C. 1959. Structural Methot For The Exploration Geologist. Oxford Book

Company. New Delhi.

Compton, Robert. R. 1962. Manual Of Field Geologi. John Wiley and Sons, Inc. New York.

Halliday., Resnick andWalker.,(2001), Fundamental of Physics,6th Edition, JohnWiley &

HSon.olmes Arthur (1978). Principles of Physical Geology (ed. 3rd). Wiley. hlm. 640.

Anda mungkin juga menyukai